Kebenaran sering dikira tinggal di atas lembar kitab.
Namun kita sadari bahwa terkadang, lembar itu telah dilipat sejarah, digunting kekuasaan,
dan disegel dengan tinta yang bukan milik wahyu. Melainkan milik mereka yang ingin terlihat suci.
24Please respect copyright.PENANAW7F0q2AoRu
Apa yang kita sebut “agama” hari ini, benarkah semuanya murni turun dari langit?
Ataukah di dalamnya telah menyusup tafsir, budaya, luka, dan politik manusia?
Sebab sesuatu yang turun dari langit mestinya tidak berubah-rubah. Tapi tafsir manusia, sering kali ditentukan oleh arah angin sejarah.
24Please respect copyright.PENANAB0rPXh2dPq
Aku tumbuh di antara bangku kayu dan suara pengeras masjid.
Menghafal ayat, mengulang doktrin, menunduk pada sistem yang katanya suci.
Tapi semakin aku belajar, semakin kutemukan suara-suara kecil yang dikubur oleh pekikan besar dari podium dan altar.
24Please respect copyright.PENANAnyAWl3EcXf
Mereka bilang itu suara sesat, suara pemberontak, suara kafir, suara musuh iman.
Tapi aku justru merasa: suara itulah yang jujur —
suara tanya yang tidak menghakimi,
suara cinta yang tak bisa berhenti mencari.
24Please respect copyright.PENANAKNS8RzbknW
Tafsir sering lebih nyaring daripada wahyu.
Dan tafsir tidak lahir dari ruang hampa.
Ia tumbuh dari bahasa, dari luka bangsa, dari kejayaan yang ingin dikenang,
lalu dibungkus dengan jubah keagungan agar tak bisa disentuh oleh hati yang merdeka.
24Please respect copyright.PENANAhGtDuR92Q7
Siapa yang pertama kali mengajarkan bahwa Tuhan harus digambarkan begini, bukan begitu?
Siapa yang memutuskan bentuk ibadah, warna kesucian, dan arah kebenaran?
Benarkah semua itu dari Tuhan — atau hasil mufakat mereka yang punya kuasa atas pena dan podium?
24Please respect copyright.PENANAc04LYLg348
Kitab suci tidak turun dalam bahasa Jawa, Batak, atau Bugis.
Tidak dalam bahasa Afrika, Maori, atau Inuit.
Tapi cinta Tuhan — katanya — untuk seluruh umat manusia.
Mengapa wahyunya turun hanya di tempat tertentu,
dan yang lainnya hanya dianggap “penonton sejarah”?
24Please respect copyright.PENANAjHPEJtHrRi
Jika semua mengaku bersumber dari langit,
mengapa arah dan bentuknya begitu beragam dan saling bersilang?
Jangan-jangan, bukan Tuhan, kitab, atau nabi yang berbeda,
melainkan latar para penafsirnya yang tak pernah sama.
24Please respect copyright.PENANASpILLGQW5h
Dan saat doktrin menjadi pagar, bukan penunjuk arah,
Saat itulah aku mulai gelisah.
Apakah yang kita imani masih Tuhan yang hidup,
atau hanya kerangka-Nya yang dibekukan oleh sejarah?
24Please respect copyright.PENANAcfwo6lGO4N
Aku tak sedang menyasar satu agama.
Tidak Islam saja. Tidak Kristen saja. Tidak Hindu, Buddha, Kejawen, atau siapa pun.
Yang ku kritik bukan ruh ajaran, tetapi struktur yang membungkam nurani.
24Please respect copyright.PENANAralZXeTemn
Sebab yang sakral pun bisa dibajak.
Yang suci pun bisa dijual.
Dan yang benar pun bisa dipakai untuk menindas, jika dikuasai oleh tangan yang salah.
24Please respect copyright.PENANAAZ0sx3qSPc
Semua agama membawa cahaya.
Tapi semua agama juga rentan dikotori oleh ambisi manusia.
Ambisi untuk dianggap paling benar.
Paling murni.
Paling dekat dengan Tuhan.
24Please respect copyright.PENANAtU5nAFn1Kw
Bahkan ateisme hari ini pun punya doktrin.
Ia tak lagi hanya “tidak percaya pada Tuhan”.
Tapi telah berubah menjadi sistem kepercayaan baru.
Yang memusuhi pertanyaan, menertawakan keyakinan,
dan merasa unggul karena mengandalkan logika tanpa kasih.
24Please respect copyright.PENANAvhnmfZoWDS
Apa yang kita sebut “agama”, atau bahkan “ilmu pengetahuan”,
sering kali bukan lagi tentang pencarian kebenaran,
melainkan mempertahankan narasi lama yang diberi segel suci
oleh nama-nama besar dan institusi yang mapan.
24Please respect copyright.PENANAQ3Io82jFpZ
Para pemuka, pendeta, ulama, brahmana, raja, guru besar. Semua berdiri sebagai pengatur suara Tuhan.
Seolah mereka punya hak untuk menentukan
mana cinta yang sah, mana doa yang salah,
mana yang suci dan mana yang najis.
24Please respect copyright.PENANAouIbe6Xp7D
Mereka tidak hanya membacakan kitab,
tapi juga membatasi maknanya.
Menjaganya bukan dengan kelembutan,
melainkan dengan pagar-pagar ketakutan.
24Please respect copyright.PENANAkq4e98Id3S
Dan banyak dari kita…
memilih tunduk karena takut disebut sesat.
Padahal sesat bukan soal arah yang berbeda,
tapi soal hati yang sengaja menjauh dari cahaya.
24Please respect copyright.PENANAyfjCUDzhom
Aku tidak ingin menyulut api.
Aku tidak ingin membakar warisan.
Aku hanya ingin menghembuskan udara jernih,
agar nyala nurani tak mati tertutup debu perintah.
24Please respect copyright.PENANArWBuJfQiRW
Aku ingin mencintai Tuhan, bukan institusinya.
Aku ingin mencari kebenaran, bukan sekadar menghafal jawabannya.
Aku ingin meraba cahaya, bukan sekadar mengulang cerita orang lain.
24Please respect copyright.PENANALsiDV2yNZM
Baik agama dari langit, dari hutan, dari kitab, atau dari sunyi batin.
Semua tetap harus diuji oleh cahaya nurani,
bukan hanya oleh suara mayoritas atau label kesucian.
24Please respect copyright.PENANAMPIgxRuHmJ
Karena jika Tuhan itu Maha Luas,
tak mungkin Ia hanya tinggal di satu aksara, satu arah, satu budaya.
Jika cahaya-Nya benar-benar agung,
mestinya Ia tak takut diterangi oleh pertanyaan.
24Please respect copyright.PENANA9jTs3cBl5B
Dan jika kita semua hanyalah para musafir yang kelelahan,
mungkin sudah waktunya kita letakkan pedang kebenaran,
dan mulai berjalan bersama,
dengan hati yang tulus,
dengan doa yang jujur,
dengan langkah yang sunyi untuk
menuju-Nya.