Telepon di meja Nayyara berdering segera Ia mengangkat gagang teleponnya. Ternyata Diana yang penasaran langsung menelpon. Setelah mendengar beberapa pertanyaan Diana, Nayyara memutuskan untuk bercerita.
141Please respect copyright.PENANAlTgsmMeqsl
"Nanti jam 4 aku telpon lagi," Nayyara memperhitungkan kapan pekerjaannya selesai dan akan bercerita dengan mereka.
141Please respect copyright.PENANALbLDxUGCBh
Nayyara memeriksa setiap data yang ia siapkan untuk meeting besok. Memilih poin-poin penting yang akan dibahas. Dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah semua pekerjaannya selesai ia langsung mengirim hasil kerjanya kepada Kavi.
141Please respect copyright.PENANAATjwXi2GRR
Nayyara memenuhi janjinya untuk bercerita pada temannya. Ia langsung menelpon Diana dan menceritakan semuanya. Tak butuh waktu lama teman-teman lainya sudah mengetahui cerita Nayyara, terbukti dari pesan masuk yang menyemangatinya.
141Please respect copyright.PENANAeKsVKLU6jk
Nayyara merapikan meja karena ia pikir pekerjaan hari ini sudah selesai.
141Please respect copyright.PENANAHLXacxsBoo
Tuti yang seorang office girl mengantar kopi untuk Nayyara, segera setelah Tuti mendapat telepon dari Nayyara yang minta dibuatkan kopi.
141Please respect copyright.PENANANsYjIWxO7e
Belum lama Nayyara menikmati kopi. Tama sudah sampai di depan kantor Nayyara, Tama langsung menelpon Nayara memberitahu keberadaanya.
141Please respect copyright.PENANAJQYSo42eDG
" Ok Bang tunggu sebentar, Nay Turun."
141Please respect copyright.PENANAhN6HMGhU1W
Nayyara meraih tasnya dan bergegas pergi meninggalkan meja dan berjalan ke arah lift untuk menuju lantai dasar. Nayara melihat kearah resepsionis, ia melambaikan tangan pada Diana yang sedang duduk berdua dengan Zya.
141Please respect copyright.PENANAL7Fmi00MNL
Tama duduk di atas motor sportnya, melambaikan tangannya ke arah Nayyara memberikan tanda bahwa dirinya menunggu disana. Nayyara mendengar beberapa gadis di belakangnya sedang mengagumi Tama beserta motor yang ditumpangi Tama.
141Please respect copyright.PENANAdSSDBqcuKa
"Astaga Ducati."
141Please respect copyright.PENANAHgQTJboMst
Terdengar suara kekaguman yang sangat jelas di telinga Nayyara.
141Please respect copyright.PENANAt4xbwoC6yl
Tama mengambil helm yang akan digunakan Nayyara dan memakaikan ke kepala Nayyara.
141Please respect copyright.PENANAGE0SPRGH3X
"Di jemput abang ganteng ko malah cemberut?" Tama tersenyum kepada Nayyara.
141Please respect copyright.PENANARglkf1oBVf
" Beginilah malasnya aku dijemput sama Abang."
141Please respect copyright.PENANAIxgeMGiNRq
Nayyara melirik deretan para wanita yang sedang memandang kagum pada Tama. Nayyara bukannya cemburu apalagi tidak suka dijemput oleh Tama, Ia hanya tidak suka menjadi pusat perhatian pada saat Tama menjemput.
141Please respect copyright.PENANABX41EQxUox
Tama tertawa. "Hahaha, tenang neng hati abang cuman untuk neng seorang!" Tama malah menggodanya.
141Please respect copyright.PENANA2f9qkTam2o
Nayyara memukul bahu tama pelan "tau ah" kemudian duduk di atas motor. Tama menyalakan mesin motor dan melesat meninggalkan kantor tempat Nayyara bekerja.
141Please respect copyright.PENANAych6bbKNFn
Tama mengendarai motor melewati jalanan komplek perumahan elit di tengah kota, jalanan yang sepi membuatnya menurunkan kecepatan menikmati perjalan dengan Nayyara.
141Please respect copyright.PENANA5dKfd7b7aP
"Nay, kamu tau ga kenapa Abang bawa motor?" Tama melepaskan satu tanganya dari setir dan memegang tangan Nayara yang melingkar di pinggangnya.
141Please respect copyright.PENANAsEbtaCVO45
"Yang tau jawabanya kan Abang," gerutu Nayyara
141Please respect copyright.PENANAE49FBkhVya
Tama tertawa mendengar jawaban Nayyara.
141Please respect copyright.PENANALRlteVMbtk
"Biar kaya gini di peluk kamu."
141Please respect copyright.PENANAWdp5dClMMh
Tama tersenyum dari balik helm.
141Please respect copyright.PENANAkM2DlcJRqB
Tama bahagia dengan perubahan Nayyara, pasalnya pada awal mereka menjalin hubungan jangankan memeluk duduk saja tidak mau berdekatan.
141Please respect copyright.PENANAsDxtI4HN3S
"Abang bahaya!" protes Nayyara
141Please respect copyright.PENANARlgZZzHrTa
Tama tidak menggubris protesan Nayyara dan terus melajukan motornya dengan satu tangan hingga sampai tujuan, angkringan Taman Senopati, walaupun bukan tempat yang khusus tapi itu salah satu tempat favoritnya. Bersantai di bawah pohon-pohon besar dan lampu taman yang temaram. taman yang bersih hanya sedikit kendaraan yang berlalu-lalang membuat suasana taman yang sepi dan nyaman.
141Please respect copyright.PENANAVeeotsyd4W
Sambil menikmati aneka sate yang tersedia dan teh hangat yang membantu melawan rasa dingin akibat hembusan angin malam yang sepoi-sepoi memberikan rasa dingin di kulit.
141Please respect copyright.PENANA1FmMp5NTD9
Nayyara menarik nafas dalam lalu membuangnya sekaligus lewat mulut bermaksud untuk menghilangkan kecemasannya.
141Please respect copyright.PENANA53TfhukBf6
"Abang..."
141Please respect copyright.PENANAYiKA65CNYB
Nayara mulai bersuara sejak dari tadi Memilah kata-kata yang ingin Ia ucapkan.
141Please respect copyright.PENANAFXttc03dSB
"Iya kenapa?" jawab tama setelah menyeruput teh hangatnya
141Please respect copyright.PENANA1XkXlEVZPu
"Nay hari jum'at ada dinas keluar kota…" Nayyara bingung harus berbicara apalagi.
141Please respect copyright.PENANAZPCYQrZdye
Nayyara merasa bersalah karena sudah dari sebulan sebelumnya Tama sangat antusias orang tuanya akan berkunjung di kota perantauan dan ingin memperkenalkan Nayyara seseorang yang sangat spesial di hatinya, seseorang yang ia kejar dengan susah payah, seseorang yang memenuhi dunianya.
141Please respect copyright.PENANAAc966QmMsq
Kini harapannya mempertemukan orang tua dan Kekasihnya terancam gagal.
141Please respect copyright.PENANAVQrT4HjUKB
Tama terdiam dan tak bergeming. Ia pun bingung harus merespon seperti apa jujur dadanya terasa sesak mendengar ucapan Nayyara, tapi ia tak ingin menyakiti wanita yang sedang bertahta di hatinya.
141Please respect copyright.PENANAyd9nMk3RFz
"Orang tua Abang kapan datangnya?" Nayyara sangat takut kalau-kalau ia salah bicara.
141Please respect copyright.PENANAQMw5lwhFFG
"Hari Kamis, Senin siang pulang," jawab Tama, dengan suara yang terdengar sangat putus asa dan kecewa, sambil tertunduk tak ingin menunjukan rasa kecewanya kepada Nayyara
141Please respect copyright.PENANAMZWTynDxk5
"Nay Jumat sore berangkat bang, gimana kalo hari Kamis aku ikut abang ke bandara menjemput Orang tua abang."
141Please respect copyright.PENANA6mjh8nTADA
Nayyara menggapai tangan Tama dan menggenggamnya kemudian menatapnya lekat.
141Please respect copyright.PENANA75G7OV1RmF
Tama membalas genggaman tangan Nayyara. Memastikan apa yang Nayyara bicarakan bisa terjadi,
141Please respect copyright.PENANAMbCihYIkYZ
"hari Kamiskan kamu masih kerja?
141Please respect copyright.PENANAzQ3TYOAAhz
"Nay bisa minta izin."
141Please respect copyright.PENANAUypwn6YQCx
Nayyara tersenyum dan menatap manik mata Tama.
141Please respect copyright.PENANAqvsUcVwhTX
"Nanti Seninnya Nay ikut juga mengantar orang tua Abang ke bandara yah." Nayyara menganggukan kepalanya cepat.
141Please respect copyright.PENANAiHjLUEdq9e
141Please respect copyright.PENANATlWGQpcewZ
"Emangnya kamu ga cape abis dari luar kota, trus ikut abang ke bandara?" tanya Tama cemas.
141Please respect copyright.PENANA1Z1drHgXTg
"Abang ga tau aku siapa? Klo kata Mike, Nanay si batu karang," ujar Nayyara membanggakan diri.
141Please respect copyright.PENANA1NHBAoiMCI
Kata-kata Nayyara malah membuat hati Tama mencelos. Mengingat pernah memergoki Nayyara sedang menangis tanpa Suara. Padahal ia selalu Nayyara seperti wanita kuat dibalik sikap tertutupnya.
141Please respect copyright.PENANAIfjGGux7DA
"Kelak istriku tak diizinkan untuk memikul beban sedikitpun, cukup menikmati peran sebagai seorang istri dan seorang Ibu, Aku yang akan mengatasi semua masalah." Tama lalu menggenggam tangan Nayyara dengan erat seraya menatap intens mata Nayyara, yang teduh namun penuh luka.
141Please respect copyright.PENANA8duSo377w2
"Abang ga butuh sisi sok kuat muh itu. Tunjukan itu ke yang lain, itu ga akan mempan ke Abang, semakin kamu merasa sok kuat, semakin kamu dalam keadaan tertekan..." Ujar Tama lirih
141Please respect copyright.PENANA47Je5njq92
Nayyara hanya terdiam tanpa bisa membalas kata-kata Tama.
141Please respect copyright.PENANAmarA0U1nHN
"Bicarakan semua masalah yang kamu hadapi. Biar Abang tau isi hati kamu, biar Abang tau apa yang sedang kamu rasakan, Abang ngerasa ga berguna kalo liat kamu sok kuat padahal rapuh, kamu tau betapa sakitnya Abang, betapa sesaknya dada Abang liat kamu yang sok kuat, liat kamu yang menangis dalam senyum, liat kamu yang menangis sendiri tanpa suara, tolong jangan siksa aku seperti itu Nay."
141Please respect copyright.PENANAa1yUa5Ps5e
Dengan suara tertahan dan mata yang berkaca-kaca Tama menuntaskan isi hati, dan menuntun tangan Nayyara ke dadanya menunjukan bagian yang sakit pada dirinya.
141Please respect copyright.PENANA8O74AYGGXf
"Iya abang..."
141Please respect copyright.PENANAVOuGCWPQS8
Nayyara menarik tangannya yang berada di dada Tama.
141Please respect copyright.PENANAWMeIdHRZxo
"Besok nay izin sama bos ya jadi Kamis Nay bisa dari pagi sama abang, nanti Nay masakin buat Abang sama orang tua Abang!" Nayyara mengelus pipi halus dan rahang kokoh Tama untuk menghiburnya
141Please respect copyright.PENANAj5izl2G0Dd
Tama tersenyum dan menggenggam tangan Nayyara yang berada di pipinya.
141Please respect copyright.PENANA7m6gtfIg1H
Bersambung
141Please respect copyright.PENANAEVvPIEMuSc
.
141Please respect copyright.PENANA2XBB3Afjkk
.
141Please respect copyright.PENANA3sCbuKw7Ft
.
141Please respect copyright.PENANAAqNbGaukpH
.
141Please respect copyright.PENANAiGHYyg6fWi
.
141Please respect copyright.PENANA34zOyDdjDN
hai hai makasih ya udah mau mampir.
141Please respect copyright.PENANAIu1NwphmOH
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
ns 172.70.130.84da2