"La?" Yose memanggil dari balik pintu kamar. Ia masuk sambil membawa dua plastik, yang satu plastik kecil, yang satu agak besar. Ia menghampiriku yang sudah meringkuk di balik selimut. Lama menangis ternyata menguras tenaga, terlebih lagi bibirku masih luka dan leherku masih sakit.copyright protection150PENANAjbAi3cXmFG
"Mau yang kecil atau yang besar?" Yose menyodorkan dua bungkusan plastik itu ke arahku. Namun aku terlalu lelah untuk sekedar bersuara.copyright protection150PENANApuK5WMyGzI
"Oke deh, yang kecil dulu." Yose meletakkan plastik yang besar di meja, di atas tumpukkan kertas-kertas penentu masa depanku. Lalu mengeluarkan tube obat dari dalamnya.copyright protection150PENANA5vJVzwsPPV
"Sini bangun dulu bentar." Ia menarik tubuhku dengan lembut lalu menata tumpukkan bantal agar aku bisa bersandar.copyright protection150PENANAhti4nEffb7
Aku hanya bisa menatap matanya sementara Yose mulai mengobati bibir dan juga leherku. Kulihat tadi ada garis merah di leherku. Dan rasanya sangat perih ketika luka itu tersentuh oleh air mataku.copyright protection150PENANAcLuTX8tHYk
Dalam kepalaku, aku mengatakan banyak hal. Tentang bagaimana kacaunya perasaanku, tentang ketidakpahamanku akan perasaanku sendiri, dan kebingunganku pada sikapnya yang cepat sekali berubah-ubah seperti ini.copyright protection150PENANACbGdosptFd
"Maaf gue kasar banget tadi, La." Kepalaku tertunduk begitu mendengar nada bicaranya yang seperti terpidana hukuman mati yang sebentar lagi akan dieksekusi.copyright protection150PENANAjaqiy4K7D5
"Jangan nunduk, nanti salepnya ga meresap dengan baik." Ia mengangkat daguku, ia berkata seolah-olah tau cara kerja obat itu. Aku berani bertaruh ia hanya bertanya pada apoteker tanpa tahu bagaimana cara menggunakannya.copyright protection150PENANAOdmV81Dh5K
"Sakit, La?" Tangannya mengusap pelan kedua pipiku, sementara itu matanya menatap lurus ke arahku.copyright protection150PENANAUtIN8YVWob
Aku hanya mengangguk sekali untuk membenarkan pertanyaannya. Sakit sekali Yos, tapi gue ga tau mana yang lebih sakit. Fisik atau hati?copyright protection150PENANAIZfMXcLzfv
Ia mencium dahi juga pipiku sebelum berkata, "Bibir sama lehernya kan, lagi sakit. Jadi ga di ajak main dulu sampe mereka sembuh. Kalo udah sembuh bilang, ya?" Gurauannya itu membuat senyumanku muncul walau hanya sedikit.copyright protection150PENANApR9Ufwaakq
"Ih, jangan senyum. Nanti salepnya ga meresap dengan baik."copyright protection150PENANAf09h7RZ6aI
Sepertinya benar, apoteker hanya mengatakan jangan begini jangan begitu, biarkan salepnya meresap dengan baik. Pasti hanya itu yang Yose tau.copyright protection150PENANAaUGgI7zxqQ
"Hehe.. bercanda. Tapi bener, La, jangan senyum. Nanti gue pengen nyium. Kan lagi ga di ajak main yang ini." Jarinya menyentuh sudut bibirku dengan hati-hati.copyright protection150PENANAT51A8OZcbe
"Dimaafin." Akhirnya aku ada keinginan untuk berbicara. Ga tega rasanya melihat Yose merasa bersalah seperti ini. Jika ia sedang terlalu banyak bercanda seperti ini, berarti ia sebenarnya sedang kebingungan.copyright protection150PENANAP7eIlgSgGN
"Beneran?"copyright protection150PENANAZ2w81cTkFC
"Iya bawel. Lo jelek banget tau, kalo lagi panik."copyright protection150PENANACLJ7lZz1Ot
"La, gue ga dilahirkan untuk jadi cowo jelek." Jawabnya dengan amat sangat percaya diri.copyright protection150PENANAbwL7ijekOp
"Udah lo istirahat dulu, gue temenin biar lo ga kesepian." Sambung Yose lagi.copyright protection150PENANAHi9hATASIm
"Eh, tunggu dulu. Itu di plastik yang satu martabak, kan?" Aku mengelak ketika ia mencoba membaringkanku. Martabak lebih menggiurkan ketimbang tidur di pelukannya.copyright protection150PENANA5UV94a8dmT
"Iye, martabak coklat kacang. Tapi nanti kalo salepnya udah kering baru boleh makan. Sekarang bobo dulu, gue pengen peluk." Tangannya mendekapku lembut.copyright protection150PENANAcglMjkyByI
Tanpa sadar aku berkata dalam hati, mungkin perlakuan seperti ini yang kuharapkan, namun bukan sebagai sahabat. "Kalo pengen peluk bilang aja pengen peluk, ga usah bawa-bawa salep, sotoy."copyright protection150PENANA3KZcrVYjAx
"Nah itu lo paham." Napasnya terasa menerpa dahiku, Yose mendekapku erat namun tidak kasar seperti tadi. Ia mulai bersenandung, lagu yang hanya ia dan Tuhan yang tahu judulnya. Perlu kalian tahu, musikalitas Yose sangat rendah.copyright protection150PENANAifkFj8Yo2W
"La ngga tidur, kan?" Mungkin karena lama aku tidak bersuara, Yose pikir aku sudah tertidur. Padahal otakku sedang berimajinasi dengan sangat kreatif. Betapa nyaman dan hangatnya pelukan sahabatku ini. Apa akan senyaman ini juga rasanya jika nanti dipeluk oleh pria yang kelak akan menjadi kekasihku?copyright protection150PENANATIVXGMcJur
"Gimana bisa tidur kalo lo nyanyinya fals begitu?"copyright protection150PENANAXBIAL2X4Ur
Yose hanya terkekeh lalu kembali terdiam. Entah apa yang ada di dalam kepalanya saat ini, ia biasanya cerewet.copyright protection150PENANAXRTWO9DJ8v
"La?"copyright protection150PENANAtKGfqAXQ6x
"Ya?"copyright protection150PENANAylBDiU3Md3
"Ada yang aneh." Jawabnya sok misterius.copyright protection150PENANADkMOSMCJ73
"Apaan?"copyright protection150PENANA5gjtUmx4Ox
"Si adek bangun."copyright protection150PENANASQSCVob3ee
"Dih, mesum dasar!" Seruku sambil mencubit pinggangnya.copyright protection150PENANAjw6owsShsr
Ia kembali terkekeh, "Hehehe.. bercanda. Si adek masih bobo, kok. Tenang."copyright protection150PENANApEupSptp2m
"Dasar."copyright protection150PENANAKQtzuQPyBA
"La?" Yose kembali memanggil.copyright protection150PENANAAawqa379HP
"Yose gue hajar, nih!" Seruku kesal karena dari tadi ia cuma La, La, La terus.copyright protection150PENANAzqTEi0gXOc
"Jatuh cinta itu kayak gimana, sih La?" Tiba-tiba Yose bertanya topik yang sejak tadi menjadi pergumulan dalam benakku.copyright protection150PENANA1fZQS9T2yz
"Kan elo yang udah pernah pacaran. Masa nanya ke gue?"copyright protection150PENANAYRYPqJyyxO
"Iya juga sih, lo kan jomblo dari lahir."copyright protection150PENANAnCEQLHaoM5
"Minta disambit nih orang!" Ujarku gemas.copyright protection150PENANAFHDLOFNZGw
"La?"copyright protection150PENANAnYPwzs2dsD
"Bener-bener deh ini orang!"copyright protection150PENANAq4NDN0xRVi
"Gue kayaknya cinta sama lo, La." Bisik Yose dengan sangat pelan.copyright protection150PENANAanFrhDOUDG
Aku tidak mampu merespon sepatah katapun. Karena apa yang Yose bisikkan barusan adalah apa yang sejak tadi berkecambuk dalam benakku.copyright protection150PENANAbB4inpvml4
"Tapi, kan kita sahabat. Mana bisa cinta-cintaan?" Yose berbisik lagi. Ia seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri. Meyakinkan dirinya sendiri lebih tepatnya. "Bisa ga ya, kita sahabatan terus aja sampe tua? Ga usah pacaran ga usah nikah-nikahan."copyright protection150PENANAKbPlbzVYPp
"Kenapa gitu?" Pernyataannya menggelitik indera keingintahuan dalam diriku.copyright protection150PENANAbpUsprhge7
"Karena pacaran dan nikah itu cuma jalan menuju perpisahan." Aku paham. Maksud Yose pasti seperti kedua orang tuanya yang bercerai.copyright protection150PENANABPJbIWbBnT
"Terus kenapa lo pacaran?"copyright protection150PENANA7ikZTKbOiV
"Itu mah cuma supaya gue ga dibilang jomblo kayak lo gini, La."copyright protection150PENANA10HxzwhkeF
Yose makin mempererat pelukannya. "Gue bingung. Karena cemburu gue bisa bikin hal bangsat begitu ke elo, La. Gue ga suka liat lo sama cowo lain, siapapun. Bukan cuma karena Nicko. Ini egois banget sebenarnya, tapi bisa ga lo jangan deket-deket sama cowo lain?"copyright protection150PENANAG3oOepM8FC
"Tapi lo bisa enak-enakan sama cewe lain?"copyright protection150PENANAxNIskRN6a0
"Masa gue mesti jadi jones kayak lo? Males banget."copyright protection150PENANAU701z7DwIn
"Gue serius Yose, jangan ditanggepin bercanda. Gue ini apanya lo sebenernya? Sahabat, budak sex, atau apa?"copyright protection150PENANAEneOYadC1f
Lama Yose terdiam, sebelum ia menjawab, "Sahabat, La."copyright protection150PENANArHxkx3mTL0
"Kalo gitu, perlakukan gue selayaknya sahabat."copyright protection150PENANAxVM7FyPXSP
Kretek... Sepertinya barusan ada bunyi sesuatu yang hancur di dalam diriku. Yose sudah menjawab, sahabat. Maka sekarang aku harus membenahi kebingungan-kebingunganku yang tadi. Aku tidak akan salah paham lagi pada perasaanku sendiri. Kami hanya sahabat, seperti dulu, dan sampai kapanpun tetap sahabat. Jangan berharap lebih, La.copyright protection150PENANAZbZgn3LgX5
"Kok diem? Udah kering nih salepnya, mana martabak gue? Lo beli bukan cuma buat pajangan di meja doang, kan?" Kepalaku mendongak dan melihat Yose sedang memejamkan matanya.copyright protection150PENANAnY0fx9mIlj
"Woi, mikir apaan?" Kusentuh dahinya yang mengernyit. Tempat biasa tanganku melayang itu sekarang sedang mengernyit.copyright protection150PENANA1KH90fKKIG
"Peluk lima menit lagi, ya. Belum full batre gue, mesti di charge dulu sampe penuh." Ia masih tetap memejamkan matanya.copyright protection150PENANAYzwLmkW9ox
No, Lala! Jangan ngeliatin dia lama-lama begitu. Lo harus tegas sama perasaan lo.copyright protection150PENANANFFzcmvOXx
"Ah udah ah, kram nih tangan gue kejepit mulu. Ntar kalo lama-lama pelukan si adek bisa bangun." Jawabku bergurau. Kulebarkan jarak di antara kami, Yose juga tidak memaksa untuk tetap berpelukan.copyright protection150PENANAvcF4DKNqx5
"Udah kering salepnya?" Ia akhirnya membuka mata.copyright protection150PENANAe0Wvw6Qdvj
"Udah." Jawabku bersemangat. Martabak coklat kacangku...copyright protection150PENANA4MfLVEoTU4
"Masih sakit bibirnya?"copyright protection150PENANASUKh1PqeHh
"Enggak, cuma luka kecil gini, lo aja yang berlebihan."copyright protection150PENANAPKiXOpVOTm
"Cakep." Jawab Yose lalu tanpa permisi langsung menciumiku dengan hati-hati, ia pasti masih memikirkan luka di bibirku.copyright protection150PENANAAbsX52moxh
Pernah kukatakan, kan? Aku tidak pernah bisa menolak sentuhannya. Bahkan di saat aku telah memutuskan untuk tegas pada perasaanku, hasrat itu membuat semuanya kabur. Sentuhannya begitu lembut, ciumannya begitu manis, lantas bagaimana bisa aku menolak kenikmatan yang diberikan khusus untukku?copyright protection150PENANAiAVc05vWqT
"Rasa salepnya masih ada." Yose berkata sambil mengernyit tidak suka.copyright protection150PENANAcF0Gl1u0sb
"Kalo gitu jangan dicium, bang. Cium tembok aja sana."copyright protection150PENANAgqL2EEm71o
"Ga apa-apa, deh. Yang penting bibirnya neng geulis." Ia kembali melanjutkan pekerjaannya, kali ini tanpa permisi juga tangannya menjelajah di bawah bra. Tak butuh waktu lama, kait bra itu sudah terbuka. Ia sudah mahir membuka kait bra sekarang. Kalian tidak tahu saja, betapa niatnya ia minta diajarkan 'membuka bra tanpa perlu melihat'.copyright protection150PENANAQl6ZuRcHwg
"Have fun, yuk La?"copyright protection150PENANAORj8WBkTUp
"Martabaknya gimana?" Tanyaku sambil berusaha menggapai plastik di samping tempat tidur. Gagal. Terlalu jauh ternyata.copyright protection150PENANAOexAJAA23k
"Nanti aja. Si adek udah sesak napas di bawah, kasian. Kalo dia pingsan, nanti guenya impoten." Jawab Yose yang kini sudah bergerak semakin ke bawah.copyright protection150PENANAY9up6LLtte
Sebelum kami lanjut ketahap yang lebih intens, Yose berkata, "La, gue tau kita cuma sahabatan. But, I'm really in love with you. Gue ga tau definisi cinta kayak gimana yang sekarang lagi gue rasain, cinta untuk sahabat atau untuk perempuan. Tapi gue ga akan pernah mau kita lebih dari ini yang ujung-ujungnya lo hanya akan berakhir kayak mantan-mantan gue yang ga berkesan sama sekali. Just being best friend like this, ok?"copyright protection150PENANAJ6SlHirb54
Being best friend like 'this'.copyright protection150PENANAYFjuaC1Kxn
Aku hanya menjawabnya dengan senyuman. Memang sakit mendengarnya mengatakan hal itu, namun aku berusaha untuk mengerti mengapa Yose seperti ini, ia sudah bertemu dengan pengkhianatan sejak ia masih kecil. Dan yang bisa kulakukan hanya menjadi sahabat yang baik untuknya. Sahabat seperti ini.copyright protection150PENANAEaOewdiVyl
ns3.221.159.255da2