“ disebuah tempat seperti di kolong jembatan sebuah mobil berhenti disana dan mendekat kearah para gelandangan yang tidur disana , orang di dalam mobil keluar mereka seperti preman dan mulai menggeledah para gelandangan . salah satu gelandangan sibuk menulis sesuatu . saat salah satu dari para preman tersebut mendekatinya dan menyuruhnya menunjukan wajahnya , preman itu merasa wajah si gelandangan tak asing baginya , ia lalu meminta si gelandangan untuk membuka kacamatnya , tapi si gelandangan malah melawan si preman dan merekapun berkelahi . saat si preman hendak memukul si gelandangan teman si preman berteriak bahwa ia sudah menumukan orang yg mereka cari1198Please respect copyright.PENANArT2JfoOnwI
si preman hendak berjalan menuju teman temannya tapi si gelandangan memukul kakinya dengan kruk dan si gelandangan berdiri sambil berjalan terpincang pincang memakai kruk walaupun begitu dengan mudah ia mengalahkan para preman tersebut .
para preman itu bertanya siapa si gelandangan , si gelandangan meminta mereka untuk membaca buku jika memiliki waktu luang , dan saat ia melangkah pergi kakinya tidak pincang ia juga membuka kumis dan jenggot palsunya. " ujarnya lalu di sahut lagi olehnya " seorang penulis tidak hanya menulis dengan otaknya tapi juga dengan tangan , kaki dan bokongnya , kadang dia bahkan menyamar menjadi karakter yang ada dalam tulisannya “ ucap seorang yang sedang berdiri di depan ruang kelas tersebut dengan wajah yang tak asing bagi pelajar disana ya dia adalah penulis dirgantara sambrani namanya , penulis cerita-cerita fiksi romantis dan hari ini dia menjadi mentor untuk pelajaran sastra di suatu fakultas di Jakarta
tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan semua mata tertuju pada pintu tersebut dan masuklah seseorang dengan senyum malu-malu menatap seluruh mata yang ada di ruang kelas tersebut, sambil tertunduk malu iya melewati tara panggilan singkatnya lalu kemudian tara menarik tangan wanita itu dan membuat iya menghentikan langkahnya tepat di hadapan tara waktu itu, entah mengapa tiba-tiba saja air mata keluar dari mata wanita tersebut iya menatap mata tara sambil menangis, kemudian di dalam bayangan wanita tersebut terlintas kejadian yang sudah berlangsung lama sekali , bayangan tersebut semakin nyata saat iya menatap mata tara dengan hasrat dan dengan tatapan sendu
saat itu pun mereka melihat jauh ke masa lalu tergambar seseorang pemuda dan pemudi yang sedang duduk menikamati sore di bawah rindangnya pohon kala itu
“ aku menyukai mu “ ujar laki-laki itu
“ aku yang lebih menyukaimu. Jangan coba untuk menjadi penjahat untuk sengaja meninggalkan aku” ucap wanita tersebut sambil terus menyulam di bawah pohon tersebut
“ hahaha aku pemuda yang sedang berjuang untuk mermerdekakan negaraku, dan memerdekakan hatiku “ ucap nya sambil mencoba bangun dari pangkuan wanita tersebut
“ maka dari itu kamu, harus kembali dengan selamat itu perintah” ujar wanita tersebut sambil mengusap wajahnya yang tersapu angin sore kala itu
Lalu pengelihatan lain terjadi saat terjadi pemberontakan di sebuah kota di batavia pada waktu itu , ruangan gelap dengan tali terikat ke tubuh si wanita tersebut menangis sambil berteriak di depan seorang laki-laki yang di pukul dan di siksa di hadapannya waktu itu.
Lalu kemudian kembali kemasa saat ini, dimana tangan tarra dan gita masih saling bersalaman dan saling menatap dengan waktu yang lama melihat sesuatu yang seharusnya mereka tidak lihat.
“ maaf “ ujar gita sambil mengusap air matanya1198Please respect copyright.PENANAQVcgzIdm3V
“ haha it’s oke, saya rasa semua penulis memiliki fans kaya kamu kok termasuk saya “ ujar tarra sambil tertawa
Namun gita tidak bergeming dengan ucapan tarra dan tetap berjalan ke kursi di bagian depan di samping jen yang sedang memegang novel yang di tulis oleh tarra
“ hai “ ujar jen namun tidak mengalihkan sekalipun tatapan matanya dari tarra yang sedang mengajar itu
“ hmm” gumam gita sambil mengeluarkan buku catatan, kemudian jen menatap matanya dengan terheran-heran lalu kemudian jen bertanya ke gita
“ kamu liat apa lagi sekarang? “ ujar jen sambil menatap kearah gita yang sedang memerhatikan pulpen di meja yang ia mainkan
“ engga kok, hehehe “ ucap gita sambil tertawa
“ aduh, salaman lama sambil nangis segala hmm hebat juga yah kamu jadi seorang fans dari dirgantara “ ujar jen sambil terus memasang tatapan sinis ke hadapan gita
“ itu, tatapan macam apa itu? “ ujar gita sambil memegang novel pertama yang ditulis oleh tarra
“ aku udah lama ngefans sama dia tapi kalo liat dia itu kaya ada rasa bersalah yang gak bisa aku ungkapin gitu ke dia “ ujar gita lagi
“ hmm .. Aku rasa kamu di masa lalu adalah penghianat Negara “ ujar jin
Kelaspun berakhir dan di luar ruangan kampus berdiri seorang wanita dengan menggunakan jas putih dan hak tinggi menunggu tarra keluar ruangan
“ apakah baik-baik saja kali ini ?” ujar sekretaris mina
“ hmm aku rasa sampai saat ini aku masih baik-baik saja, tapi aku masih belum mendapatkan ide yang bagus untuk ceritaku selanjutnya. Jadi aku minta kamu jangan meminta aku untuk melakukan ini lagi . paham? “ ujar tarra sambil berjalan masuk kedalam mobil nya
“ baik, lain kali akan saya tolak dengan alasan apapun, tuan hari ini anda memiliki jadwal wawancara dengan penerbit ” ucap sekretaris mina1198Please respect copyright.PENANAbOgO35twT5
“ baik sampai ketemu disana sekretaris mina “ ujarnya saat hendak masuk kedalam mobil1198Please respect copyright.PENANAOdBaDkVi3e
“ baik tuan “ ucap sekretaris mina sebelum mobil melaju pergi meninggalkan halaman parkir kampus tersebut
***********
Tarra sedang melakukan wawancara dengan penerbit, dan ditempat pertemuan ternyata sudah ramai dengan para reporter yang memenuhi ruangan konferensi pers , lalu reporter tersebut bertanya kepada tarra apa yang akan iya lakukan jika idenya buntu dan tarra dengan santainya menjawab iya tidak tau apa yang akan dia lakukan jika sampai hal tersebut terjadi
“ buntu akan ide itu hanyalah bualan para pengeluh yang mereka jadikan alasan agar bisa minum minum , itu bukan ucapanku sih . aku hanya mengutip perkataan steve martin, seorang aktor yang juga penulis , aku sangat setuju dengan ucapannya “ ujar tarra sambil tersenyum di depan kamera
***********
Tarra duduk di meja kerjanya sambil melihat catatannya dan mulai mengetik, tarra mengetik sesuatu di laptopnya lalu di hapus lagi tulisan tersebut.
“ bahkan sekarang aku sedang mengalami kebuntuan ide untuk menulis sesuatu” ujar tarra sambil menunduk di depan layar laptop yang masih kosong tersebut
Di dapur terlihat sekrestaris mina sedang melihat jam di tangannya dan menyampaikan sesuatu kepada seluruh pelayanan yang ada didapur
“ baik, tuan tarra akan selesai bekerja lima menit lagi jadi bergegas lah selesaikan perkerjaan kalian” ujar sekretaris mina
Dan seluruh pelayan tersebut sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
suara lonceng terdengar menggema di setiap ruangan di rumah tarra, seolah memberitahukan bahawa iya telah selesai dengan pekerjaanya dengan tepat waktu. Dan kemudian para pelayan datang membawakan kue dan coklat hangat. Lalu tarra mengambil wafer roll coklat dari laci mejanya serupa seperti rokok namun itu hanya sebuah wafer roll coklat yang iya masukan kedalam coklat hangat.1198Please respect copyright.PENANAcOZk2iBbim
“ aku dirgantara sembrani sudah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu” tuturnya sambil memutar kursi yang ia duduki dan menghadapkannya ke arah jendela dan sambil memandangan warna ruangan kerjanya yang hanya di sinari oleh cahaya matahari sore yang menjingga dan yang masuk lewat sela-sela jendela
kemudian suara ketukan pintu terdengar dan masuklah sekretaris mina kedalam ruangan kerja tarra dengan membawa script novel yang di tulis oleh tarra, yang sudah di rubah kedalam bahasa inggris
“ selamat sore tuan maaf mengganggu” tuturnya lembut sambil membuka handphone yang iya pegang
“ hmm, lanjutkan “ ucap tarra yang masih menghadap kearah jendela
“ untuk jadwal besok, tuan tarra dan CEO damar akan mengadakan konferensi pers di Belanda” ujar sekretaris mina sambil mengecek jadwal di hp nya, lalu tarra membalikan kursi dan menghadap ke sekretaris mina sambil tersenyum
“ aku mau , dihalaman itu ada seekor rusa” tuturnya sambil tersenyum kearah sekretaris mina dan menunjuk ke halaman rumahnya
“ rusa?” ujar nya sekretaris mina kaget
“ seekor rusa yang hidup di halaman depan rumahku yang sepi “ ucap tarra
***********
Di perpustakaan kampus terlihat gita dan jen sedang merapikan buku kembali ke raknya sambil melihat acara televisi yang sedang menyiarkan berita bahwa novel dari dirgantara menjadi salah satu novel best seller di eropa dan sudah di cetak kedalam empat bahasa di seluruh dunia
" idolaku" ujar gita sambil menopang dagunya di atas meja dan melihat acara tersebut
" ck, fans macem apa yang baru salaman sama idolanya udah nangis tersedu-sedu" sahut jen yang masih merapikan buku ke rak
" hmm .. Gua adalah fans nomer satu dari dia kira-kira udah hampir 100 tahun mungkin" ucap gita sambil tersenyum malu-malu
" hahaha 100 tahun emangnya lu siapa ? Punya mukzizat apa?" ucap jen sambil sedikit tertawa
" hmm .. Rasanya gua sama dia tuh udah pernah saling jatuh cinta deh dulu, dulu banget" ucap gita
" hahaha mulai halu, terus kalo kalian emang udah pernah atau sempet jatuh cinta dulu banget . Dia bakal mau gitu jatuh cinta lagi sama lu di masa sekarang ?" ucap jen sambil menjitak kepala gita
" aduh !!! " teriaknya, namun kemudian gita melihat layar hp nya yang menyala dan memastikan dari siapa pesan tersebut " oh .. Ok karna sebentar lagi Inggita harus skripsi jadi mari kita bekerja " ucapnya sambil berdiri dari kursi dan mengambil tas nya lalu berjalan keluar dari ruang perpustakaan
***********
Sementara itu bandara soekarno hatta terlihat ramai dengan wartawan dan juga para fans dari tara yang sudah berkumpul di terminal 3 bandara untuk sekedar melihat tarra atau mungkin sedikit mewawancarainya.
Dari kejauhan dengan jas coklat dan dipadukan dengan kaus putih dengan celana levis beserta kacamata yang selalu iya gunakan tarra berjalan melewati para kerumunan fans dan wartawan dibandara yang sudah menunggunya dan masuk ke sebuah cafe di dalam bandara.
" belanda" ujar damar sebagai CEO dari penerbit buku-buku tarra
" terus " ucap tarra sambil terus meminum susu coklat dingin dimejanya
" kamu berhasil" sahut CEO sambil menepuk-nepuk bahu tarra
Dikejauhan terlihat gita yang sedang berbicara dengan pemilik cafe dan memberikan anak kucing padanya
" terima kasih ka, nanti telpon aku aja ya kalo leo sakit lagi . Kalau gitu aku pamit dulu ka " ujar gita setelah memberikan anak kucing ke pemilik cafe di bandara tersebut, sambil berjalan dan mengambil tas laptop di samping nya namun saat berjalan keluar cafe iya menabrak tarra dan mereka saling beradu pandang lagi dan menjatuhkan laptop tersebut ke lantai
" maaf " ucap gita sambil memalingkan wajahnya dan berusaha secepat mungkin untuk pergi dari hadapan tarra
" selalu dia, anak murid cengeng " ucap tarra sambil mengambil tas laptopnya di lantai
***********
Belanda 2018, tempat pertama dan negara pertama di tahun ini yang dikunjungi oleh tarra. Sambil melihat ruangan restoran yang di jadikan tempat untuk melakukan meet and greet dengan fansnya disini iya kembali ke ingatan 8 tahun lalu, saat iya harus berusaha dengan keras agar novel-novel yang iya kerjakan di akui oleh banyak orang. Iya menatap ruangan restoran yang di jadikan tempat meet and greet tersebut sangat dalam lalu kemudian CEO menepuk bahunya dan menyadarkan tarra dari masa 8 tahun lalu yang sangat ingin dia lupakan itu.
" ayolah .. Jadi melankolis gini come on tarra hari ini kamu harus happy, ini acara disiapin untuk kamu loh . Masa setiap kita ngadain jumpa fans kaya gini, muka kamu selalu kusut terus. Please tarra jaga imagemu ok boy " ujar damar
Tiba saat nya untuk memberikan tanda tangan dan sekaligus meminta photo ke tarra sebagai penulis favorit mereka. Bahkan ruangan restoran tersebut menjadi penuh oleh penggemar tarra.
Saat semuanya selesai dan tempat itu menjadi sepi, tarra duduk sambil membaca novelnya dan tiba-tiba lampu sorot dibagian belakang dan depan saling bertemu membuat tarra menjadi silau karena pantulan cahaya dari lampu tersebut. Padangan mata tarra tertuju pada sebuah mesin ketik kuno yang ada di sudut restoran tersebut, membuat tarra bangun dari tempat duduknya berdiri dan berjalan mendekati mesin ketik kuno tersebut saat iya menatap dekat dengan mesin ketik tersebut tiba-tiba suara muncul
" apakah kau tau julukan pistol ini??" Sontak membuat tarra kaget dan melihat ke sekeliling mencari orang yg berbicara tapi sayang disana hanya ada ia sendiri dan melihat jauh kemasa lalu seseorang sedang mengetik dengan mesin ketik kuno tersebut seorang wanita datang dan meletakan pistol di atas meja
"kau tau apa julukan pistol ini"
" tidak tau" Sambil menatap wanita
" typewriter" ujar wanita tersebut
" hahaha karena suara pistol ini mirip dengan suara mesin ketik" ucapnya sambil mengelap pistolnya "sebuah pena, lebih tajam dari pisau , mesin ketik mempunyai kekuatan lebih dari sebuah pistol .kau harus menulis seuatu yang bagus , jangan menulis hanya kau ingin mendapatkan popularitas dan wanita , tulislah sesuatu yang luar biasa " sambung si wanita sambil tersenyum ke arah laki-laki tersebut
Tarra menatap mesin ketik tersebut, dan membuat pemilik restoran tersebut menyadarinya dan membuatnya menghampiri tarra
" This typewriter was made in Jakarta but was taken away by a young man to the Netherlands in 1930 " ucap pemilik restoran kepada tarra
" what if I buy it" ucap tarra
" sorry !! This item is very valuable to me, I can't sell it " ujar pemilik restoran
" ok thank you " ujar tarra.
Saat hendak ingin pergi meninggalkan restoran tersebut kemudian
" hei, bung?" suara tersebut terdengar dari mesin ketik tersebut, hal itu membuat tarra berbalik arah dan mencari tahu siapa yang memanggilnya dan kembali ia menatap mesin ketik itu sebelun akhirnya benar-benar pergi meninggalkan restoran itu.
malamnya di kafe tersebut suasana seperti sangat menyeramkan dan tiba tiba mesin ketik itu mengetik dengan sendirinya seperti ada orang yang memainkannya dan juga lagu di piring hitam pun berbunyi sendiri dan si pemilik café tersebut terbangun ia mengambil pistol di laci dan berjalan menuju keluar , ia turun ke kafenya dan menemukan lagu berbunyi dengan sendirinya dan benda benda terjatuh ia langsung menembakan pistolnya tapi tak ada orang . dan mesin ketik mengetik sendiri . pria tersebut ketakutan sambil menatap ke arah mesin ketik kuno tersebut , kursi kursi terjatuh dari meja , mesin ketik menulis "KIRIM AKU KE DIRGANTARA”
***********
Disebuah ruangan yang sangat gelap seorang laki laki menembaki foto dirgantara sambil sesekali membaca novel yang di tulis oleh dirgantara, lalu merobek halaman perhalaman dari novel tersebut, lalu dia tersenyum menyeringai tajam
***********
Saat di toko buku terlihat seorang wanita mengambil novel tarra dan melihatnya dan bahkan mencium aroma buku tersebut1198Please respect copyright.PENANANCBRjf0kyx
“ ah aku suka aroma buku baru” ujarnya, ia adalah inggita dan temannya yang memakai kacamata bernama jen
" kamu mau beli buku itu lagi?" ujar jen
" hmm" gita mengangguk dengan mantap dan sambil memeluk novel yang ditulis oleh tarra.
Handphone gita berdering lalu iya melihat layar hpnya memastikan siapa yang membuat panggilan itu, tertulis nama pemilik perpustakaan kampus menelponnya. Lalu iya melempar senyum ke arah jen yang dari tadi cemberut kepadanya.
" jen, aku pergi dulu " ujar gita sambil berjalan keluar dari toko buku tersebut.
Setelah gita berjalan keluar dari toko buku, ada teman jen yang datang mengampirinya.
" kau tau dia" ujar jen sambil memasang tatapan sinis, ke gita yang sudah melaimbaikan tangan dari luar
" dia? Dia siapa memangnya??" ujar temannya itu,
" dia seorang legendaris, penulis fanfict yang legendaris" ujar jen " dan kau tau, seharusnya fanfict itu ditulis penggemar untuk idol yang mereka suka kan, tapi itu gak berlaku untuk gita, dia menulis fanfict untuk penulis kesukaannya, bahkan saat masih kecil gita ingin menikah dengan penulis kesukaannya. Gak cuma itu dia itu juara satu lomba panjat tebing, lomba berkuda, lomba memanah. Dia juga ahli dalam semua jurus bela diri dan hebatnya lagi waktu dia SMA dia itu udah masuk olimpiade tingkat nasional tapi kemudian menyerah" sambung jen ke temannya itu
" penulis kesukaannya itu? Dirgantara?" ucap temannya sambil menatap wajah jen penasaran
" hmm" angguk jen " Dia juga pinter bahasa belanda, terus dia juga pernah di tawarin beasiswa ke belanda tapi dia tolak dan milih sekolah di indonesia, dia juga pekerja paruh waktu di klinik hewan di persimpangan jalan yang terkenal itu, bahkan rumornya dia lebih hebat di banding dokternya" ucap jen dengan nada berbisik kepada temannya itu.
***********
Di jalan menuju perpustakaan, ia melihat iklan dan poster dirgantara dan hal tersebut membuat ia tersenyum senang.
Sesampainya di perpustakaan ia meletakan tas laptopnya di dekat meja baca dan langsung berjalan menghampiri loker untuk mengambil kunci, tanpa iya sadari di perpustakaan tersebut ada tarra yang sedang membaca namun kemudian ia berjalan pergi sambil membawa tas laptop milik gita.
Setelah buku yang gita ambil sudah terkumpul ia duduk di dekat laptopnya lalu membukanya, saat ia membukanya terlihat password yang harus ia masukan untuk bisa login ke dalam layar laptopnya. Gitapun terdiam memastikan sesuatu yang salah terjadi pada laptopnya, ia mengangkat laptop tersebut memastikan bahwa laptop itu adalah miliknya dan saat iya menggeledah tas laptop tersebut, terdapat satu skrip novel cetakan pertama , yang sudah usang dan kertasnya sudah menguning, kemudian gita masukan kembali skrip naskah tersebut ke dalam tas dan saat itu ia sadar bahwa laptopnya sudah tertukar dengan seseorang.
Didalam mobil tarra sibuk menulis, untuk bahan dinovel terbarunya,
" udah dong kerja terus, kamu harus banyak istirahat tarra" ucap CEO damar
" oh ya, emangnya yang buat aku jadi gila kerja kaya gini siapa?" ucap tarra sambil melihat damar dari spion depan. Kemudian damar pura-pura batuk saat matanya di tatap sinis oleh tarra lewat kaca spion itu
" hmm, kamu lapar? Ucapnya pelan
Namun tarra mengabaikan pertanyaannya damar dan terus kembali menulis di noted kecil itu.
" sekretaris mina, apakah kamu bisa membuat reservation untuk tuan muda kita ini, mungkin makanan ala eropa diakan suka" ucap damar dengan nada seperti sedang meledek tarra
" baik, pak" ucap sekretaris mina. Sambil membuka smartphonenya dan mulai mencari restoran eropa di sekitar kota.
Mobil terparkir tepat di sebuah restoran italia dipinggir kota
suasana khas italia terasa saat memasuki restoran tersebut.
Lalu nampak seorang chef yang sedang menunjukan keahlihannya kepada tarra dan juga ke ceo serta sekretaris mina sore itu yang sedang berbincang serius. Sesekali iya nengok kearah meja yang sedang di duduki oleh tarra
"1 steak , 2pasta dan satu menu spesial untuk meja 7 "ucap si chef dengan suara keras
Di meja tersebut tarra terlihat sedang memainkan ponselnya tanpa memperhatikan damar yang sedang berbicara padanya
" gimana untuk novel kamu selanjutnya kita bakal share aja ke aplikasi wattpad??" ujar damar
" hah? Gimana gimana??" ujar tarra kaget sambil melihat kearah damar. Dan chef tersebut mendekat ke meja tarra dan menaruh beberapa makanan yang sekretaris mina pesan diatas meja
" bagus sekali" ujar chef tersebut sambil bertepuk tangan, lalu damar menatap mata chef tersebut dengan tatapan kesal namun disambut dengan senyum oleh chef tersebut
" yah jadi novel terbaru kamu itu kita bikin jadi per-episode, kamu taulah tarra popularitas kamu jadi penulis itu udah ngalahin artis sinetron dan film diindonesia, jadi untuk project besarnya novel yang kamu tulis itu bisa diangkat jadi film, sinetron, drama musikal bahkan mungkin bisa tembus ke webtoon" ucap damar dengan semangat
" huuuuuftttttt" tarra pun menghelakan nafasnya " bisa gak sih, aku berhenti dulu untuk nulisnya. Aku juga mau hidup kaya orang normal" ujar tarra
" tuan tarra saya sudah mengosongkan jadwal untuk tuan hari ini dan besok" ujar sekretaris mina
" tapi tarra" damar belum selesai berbicara namun sekretaris mina sudah memotong pembicaraanya
" tuan tarra, apa hari ini mau saya reservasikan hotel??" ujar sekretaris mina
" hmm, gak perlu aku cuma mau dirumah dan tolong untuk seluruh pekerja jangan datang dulu, dan nikmatilah libur panjangnya. Aku mau sendirian " ujar tarra sambil memutar-mutar spageti yang ada di meja
" sekretaris mina, bisa gak kamu diem dulu. Aku lagi ngomong serius sama tarra nih " ujar damar protes
" maaf , tapi saya hanya memastikan kepada tuan tarra apakah tidak apa-apa dirumah sendirian karena insiden penguntitan yang terjadi minggu lalu itu saya agak sedikit khawatir " jawab sekretaris mina
Tarra melihat kearah sekretaris mina lalu tersenyum mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja
Kemudian chef datang lagi ke meja tarra sambil membawa hidangan spesial untuknya.
" apakah tuan suka dengan hidangannya ??" ucap chef tersebut, disahut dengan anggukan dari tarra " boleh saya meminta tanda tangan tuan tarra? Karna teman saya suka sekali dengan tuan tarra" sambungnya lagi sambil menyodorkan kertas dan pulpen ke arah tarra
Tarra hanya melihat ke chef tersebut dengan tatapan kesal, namun ia tetap mengambil pulpen dan kertasnya lalu ia memberikan tanda tangannya disana
" siapa namanya?" ujar tarra
" inggita" ucap si chef
" inggita" tulis nama tersebut di kertas lalu di serahkan lagi kepada si chef tersebut
***********
Sementara itu di perpustakaan kampus gita masih kebingungan karena laptopnya tertukar dengan orang lain, lalu gita berjalan kearah ruangan informasi disana dan menanyakan kepada dosen piket hari ini apakah ada yang melihat seseorang duduk diruang baca sebelumnya namun dari dosen piket itu menggelengkan kepalanya menandakan ia tidak tau.
" tadi kayanya ada dirgantara deh duduk disana" sahut seseorang dari belakang
" dirgantara penulis itu?" ucap gita sambil membalikan badan kearah seseorang itu,
" iya, tadi dia kesini terus langsung pergi lagi. Mungkin sama dia kali " ucapnya lagi
" oke makasih ya" ucap gita, dan ia pun langsung meninggalkan perpustakaan dan berjalan menuju rumah tarra
Sampai dirumah tarra ada seorang wanita yang duduk di bahu jalan didepan sedang menunggu seseorang keluar dari balik pagar rumah tarra itu, gitapun menghampiri si wanita tersebut.
“ hai sedang apa?” Tanya gita, dibalas dengan raut wajah ketakutan tergambar jelas dari wanita itu. Dihadapan wanita itu ada sebuah kardus
“ terlalu lama” ujar si wanita itu dengan raut wajah ketakutan si wanita itu memberikan sambil berdiri dan mengangkat kardus tersebut dan ia memberikannya kepada gita
“ loh ? ini apa ??” ujar gita kebingungan
“ ini hadiah dari pemilik café di belanda” ucap wanita itu, lalu dengan bergegeas ia meninggalkan gita yang sudah memegang kardusnya itu
***********
Didalam rumah tarra duduk di meja kerjanya sambil melihat beberapa tumpukan surat di mejanya lalu ia membuka satu amplop yang di dalamnya ia menemukan photo dirinya yang di tembak di beberapa bagian dan hal itu membuat tarra menjadi kesal
***********
Gita yang dari tadi ada di depan gerbang rumah tarra sambil memegangi kardus terkagum kagum melihat tempat itu,
Didalam tarra membuka kue fortune cookis yang chef berikan padanya lalu ia menarik secarik kertas di dalam kue tersebut tertulis “ dewi inspirasi itu seperti hantu, kadang mereka muncul tanpa di undang” lalu setelah di baca oleh tarra ia langsung membuangnya dan tiba-tiba seperti melihat sesuatu di jendela tapi ternyata tidak ada apa-apa, lalu ia berjalan menuju ke jendela tapi suara bel terdengar terlebih dahulu.
Di luar gita yang sedang membuat kata-kata untuk di ucapkan ke tarra tiba-tiba terdengar suara tarra yang keluar dari bell rumah tersebut
“ siapa?” ujar tarra
“ hallo, saya inggita. Pak sepertinya laptop kita tertukar di perpus tadi, boleh saya meminta kembali laptop saya. Disitu ada skripsi saya “ ujar gita
“ maaf salah orang” ujar tarra,namun bel kembali berbunyi
“ pak dirgantara saya mohon pak, laptop kita tertukar saya butuh laptop itu sekarang dan ini juga ada paket untuk pak tarra a” ujar gita dengan nada sedikit agak marah
“ maaf ya, saya sibuk dan satu lagi kamu pikir saya bodoh sama gak ngenalin laptop saya sendiri. Oh iya satu lagi untk paket yang kamu bawa itu kamu taro aja di luar nanti biar pegawai saya yang ambil “ ucap tarra
“ tapi saya butuh laptop saya pak dirgantara” dengan nada meninggi gita menjawabnya
Gita terlihat frustasi namun tiba-tiba seekor anjing datang, gita mengira anjing tersebut tinggal di rumah tarra.
“ hello , majikanmu galak banget ya” ujar nya sambil mengusap kepala anjing tersebut, di balas dengan gonggongan dari anjing tersebut “ tapi aku iri sama kamu, aku juga mau tinggal disana” ucap gita
Tiba-tiba pntu terbuka dan anjing itu berjalan masuk, anjing itu menoleh kearah gita menginstruksikan agar gita mengikutinya, dan gitapun mengikuti anjing tersebut
Tarra yang hendak melanjutkan pekerjaanya mendengar suara gita yang mengetuk pintu rumahnya lalu ia membukakan pintu dan melihat gita sudah berada di sana. Sambil menengok kanan dan kiri tarra melihat gita yang sedang memegangi kardus menatapnya
“ gimana caranya kamu masuk kesini ??” ucapnya keheranan
“ oh hallo, pak “ ujar gita sambil mengankat tangannya lalu melaimbaikan tangannya kearah tarra
“ gimana caranya kamu bisa masuk kerumah ini?” Tanya tarra
“ dia yang membukakan saya pintu pak” ujar gita sambil menunjuk ke lantai yang sebelumnya anjing itu berada di sana, saat hendak mengenalkan anjing itu pada tarra namun anjing itu menghilang
“ kamu siapa ?” Tanya tarra
Sambil merogoh kantung jaketnya pergelangan tangan gita di pegang oleh tarra
“ saya jago bela diri loh ya” ujar tarra. Lalu gita mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya kepada tarra dan saat gita hendak masuk kedalam rumah namun tubuhnya di tahan oleh tarra
“ taro barangnya disini” ujarnya sambil menarik mundur gita dari pintunya
“ tapi saya harus mengambil laptop saya, ada skripsi saya disana pak” ujar gita
“ keluar atau saya telpon polisi “ teriak tarra membuat gita kaget lalu tarra menghembuskan nafas panjang “ maaf , tapi saya tidak bisa membiarkan orang lain dan barang sembarangan masuk kedalam rumah saya” ucap tarra dengan sedikit tersenyum.
Namun tiba-tiba anjing itu datang lagi dan langsung masuk kedalam rumah tarra.
“ kamu liat apa yang lewat” ujar tarra ke gita
“oh itu, anjing pak dirgantara yang masuk “ jawabnya
“ tapi saya gak punya anjing! Saya juga alergi bulu anjing!!” jawab tarra dengan raut muka keheranan ia melihat kartu nama yang ia pegang tertulis nama gita disana dan ternyata ia adalah asisten dokter hewan “ tolong keluarkan anjing itu dari rumahku “ ucap tarra. Dan dengan senang hati gita masuk kedalam dan mencari kemana anjing itu berada
Tarra masuk dan melihat jejak kaki anjing dan ia pun langsung memegang kepalanya dan mendengar suara gita yang masuk kedalam ruang kerjanya dan melihat anjing itu masuk kesana dan hendak memakan flashdisk tarra yang berbentuk tulang anjing itu.
“ please jangan makan itu “ ucap tarra panik saat melihat anjing itu mendekati mulutnya ke flashdisk itu dan kemudian menjilatnya “ itu bahan novelku” ucapnya
“ ssssttttt jangan teriak-teriak dia bisa kaget nanti malah dia memakan flashdisknya “ ucap gita sambil menatap wajah panik yang keluar dari tarra , namun tarra tidak mengalihkan pandangannya dari si anjing itu. Lalu anjing tersebut memakan flashdisk itu dan lalu anjing itu kabur tarra dan gita mengejarnya hingga anjing tersebut berhenti di belokan, saat tarra ingin teriak tapi gita menutuo mulutnya, terlihat raut wajah kesal dari tarra tapi gita tidak peduli dan menarik tarra untuk berjongkok.
“ pak! Lakukan yang saya lakukan ya tolong lakukan dengan baik ya pak “ ujar gita sambil tersenyum kearah tarra. Tarra mengikuti perkataan gita dan tarra meminta si anjing tersebut kearahnya dengan nada bicara yang sangat lembut hingga akhirnya si anjing berlari ke arah gita dan memeluknya dan tentunya membuat mereka senang.
***********
Tarra dan gita membawa anjing itu ketempat kerja gita yaitu klinik dokter hewan di ujung kota dan saat tarra dan gita masuk kedalam ada seorang dokter. Dokter tersebut adalah atasan gita dan juga kakak dari jen sahabat gita. Gitapun memberitahukan padanya bahwa anjing tersebut sudah menelan flasdisk dan harus segera melakukan tindakan operasi.
Diluar ruangan operasi tarra terlihat resah. Lalu tidak lama kemudian gita datang sambil menunjukan flashdisk milik tarra, dan tarra pun terlihat senang karena flash disknya tidak apa-apa. Tarra meminta gita untuk memberikan flashdisk itu padanya.
“ flashdisk itu keluar waktu anjing itu buang air besar” tarra-pun tampak kaget
“ no!” teriak tarra
“ engga kenapa-kenapa kok pak udah saya bersihkan” ucap gita sambil menunjukan kantong yang ada flasdisknya
“ hmm, saya ada permintaan buat kamu “ ucap tarra sambil tersenyum
Dan permintaan itu adalah menyuruh gita untuk memindahkan semua datanya di rumah tarra.
***********
Saat tiba dirumah tarra pun langsung mengambil laptopnya dari ruang kerja ke ruangan makan yang sudah ada gita disana
“ jadi ini beneran laptop kamu ya? “ ujar tarra
“ hmm “ sambil meminum kopinya dan terus menatap tarra
“ jadi tolong kamu pindahkan semua file yang ada di flasdisk ini ke laptopmu lalu kirim email ke saya” ujar tarra. Lagi-lagi pandangan mata gita tidak berpaling dari tarra ia terus memperhatikanya " kamu kenapa merhatiin saya terus ada yang mau kamu tanyakan kesaya ? Itu cepet kirim emailnya ke saya " ujar tarra
" apakah bapak engga inget sama saya? Kita itu pernah ketemu sebelumnya " tanya gita sambil terus menatap mata tarra
" Hahaha udah 1000 orang yang bilang kaya gitu ke saya" sahut tarra dengan nada tertawa yang di tahan " memangnya kapan kita bertemu?? Sekitar 100 tahun , 1000 tahun yang lalu?
" saya penggemar pertama bapak" ucap gita dengan serius
" hahaha terima kasih ya penggemar pertama ku " tarra menanggapinya dengan lelucon
Setelah komputer terformat tarra meminta gita untuk membuang flashdisk itu dan tarra memberikan laptopnya ke gita
Setelah semua pekerjaan yang diminta tarra terselesaikan, tarra memaksa gita untuk pulang tapi gita selalu mencari alasan agar bisa kembali masuk kedalam.
" oh iya pak, paket ini harus dibawa kedalam " ucap gita sambil melangkahkan kakinya lagi kedalam namun ditarik oleh tarra, tarra melarang gita untuk membawa paket itu masuk kedalam dan akhirnya paket itu dibawa sendiri olehnya
" siapa yang mengirim paket ini?" tanya tarra
" tadi ada wanita duduk didepan rumah bapak, dan menitipkan paket ini ke saya dia bilang ini hadiah dari pemilik cafe di belanda" ucap gita. Tarra lalu teringat saat ia hendak membeli mesin ketik tapi si pemilik cafe itu tidam menjualnya.
" hmm .. Oke baiklah terima kasih " lalu tarra masuk kedalam rumah meninggalkan gita yang masih berdiri di depan pintu rumah
***********
Dan direstoran teman-teman gita sedang menggosipkannya. Lalu kemudian gita datang dan meminta mereka untuk berhenti menggosipkannya, tiba-tiba temannua yang mempunyai restoran datang dia adalah chef yang meminta tanda tangan tarra tadi siang, chef itu menunjukan tanda tangan tarra ke gita namun gita menanggapinya dengan santai dan semua menjadi heran dengan jawaban gita.
" tadi penulis favoritmu makan disini dan aku meminta tanda tangannya spesial untuk kamu sinorita " ucap si chef
" oh " jawab gita santai.
Kemudian gita mengeluarkan laptop dari tasnya dan mengatakan bahwa laptop ini adalah pemberian dari dirgantara.
" seriusan kok bisa??" ujar jen
" apasih yang gita engga bisa" sahut gita sambil tersenyum lebar dan ia memeluk laptop itu.
Semua terlihat sangat kagum dengan keberhasilan gita yang akhirnya bertemu dengan penulis favoritnya tapi tidak dengan si chef yang terlihat sangat frustasi .
***********
Tarra meletakan mesin ketik kuno tersebut diruang kerjanya iya terlihat sangat senang dan kemudian ia kembali ke mejanya dan melanjutkan pekerjaannya.
Dan saat tarra sedang sibuk mengetik tiba-tiba semuanya berubah. Terlihat tarra di kehidupan sebelumnya juga seorang penulis dan sedang mengetik dengan mesin ketik kuno dan terdengar seseorang berbicara
" jika kita mengajarinya sedikit, dia pasti akan lumayan berguna! Bukankah begitu? " tanya seseorang
Lalu tarra (dahulu) melihat kearah seorang wanita yang sedang merakit pistol, wanita itu terus merakit pistol-pistol di mejanya dengan cepat seperti seorang ahli tembak pada masa itu, lalu pistol rakitan itu diberikan kepada seorang pemuda yang duduk menghadap kejendela dan saat wanita itu berjalan menghadap tarra (dahulu) ternyata wanita remaja itu adalah gita di masa lalu. Laki-laki misterius itu memuji kehebatan gita
" bagus nona" ujar laki-laki misterius itu sambil mematikan waktu di jam sakunya
" tolong lah jangan kau ajarkan hal-hal seperti itu ke dia" ucap tarra di masa lalu itu
" memangnya kenapa?" ujar laki-laki misterius itu, namun diabaikan oleh tarra di masa lalu yang lebih memilih kembali melanjutkan ketikannya. Gita dimasa lalu berjalan mendekati meja tarra dan kemudian menaruh pistol rakitannya itu di samping mesin ketiknya
" kau tau apa julukan dari pistol ini?" ujar gita dimasa lalu sambil mengelap pistolnya " typewriter" sahutnya lagi " karna suara tembakannya mirip dengan mesin ketik. Dan kau tau pena dan mesin ketik lebih kuat dari pada pistol"
" lalu" tanya tarra
" kau harus menulis sesuatu yang bagus, jangan menulis karna kau ingin mendapatkan popularitas dan wanita" ungkap gita
Laki-laki misterius itu berdiri dan berjalan dan tidak sengaja menyenggol topi yang gita gunakan hingga terjatuh. Tarra melihat gita sedang mengibaskan rambutnya. Tapi tiba-tiba tarra bangun dari tidurnya.
Ponsel tarra terus berdering dan tertulis nama damar di layar smartphonenya.
" kenapa? Masih pagi ini" jawab tarra dengan nada kesal " kalo kakak telpon ke aku cuma mau marah-marah aku bakal mutusin kontrak kerjasama " ucap tarra
" hufttttt . Coba kamu liat jam dirumahmu udah jam berapa sekarang dirgantara" sambil menghela nafas dalam CEO coba untuk menjawab pertanyaan tarra dengan santai " baik sudah sadar? Aku cuma mau mastikan saja kamu masih hidup karena semua karyawanmu masih libur" sambungnya
Kemudian tarra langsung mematikan panggilan telponya dengan ceo damar dan kembali menatap lekat-lekat mesin ketik kuno itu. Lalu ia tersadar bahwa hpnya berdering lagi kali ini bukan dari damar tapi dari sekretaris mina
" maaf tuan, apakah tuan menitipkan seekor anjing di klinik hewan dekat kota itu?" ucap sekretaris mina. Nampak wajah kebingungan dari tarra
" tidak" jawabnya
" ada dokter yang menelpon, lalu mengatakan tuan harus mengambil anjingnya " ujar sekretaris mina di telpon
" bilang saja aku tidak mau karena aku alergi bulu anjing" sahut tarra lalu ia langsung mematikan ponselnya
***********
Di dokter hewan gita datang memberikan dokumen yang diminta oleh dokter lalu dokter menanyakan apa yang harus mereka lakukan terhadap anjing itu.
" terus anjing malang itu harus kita kemanain" ujar dokter sambil menunjuk ke kandang anjing itu " tadi aku udah telpon ke tarra, tapi dia bilang dia gak bisa meng adopsi anjing itu karena dia ada alergi . Gimana kalo kamu git yang bawa" ungkap si dokter
" aku gak mungkin, apartemen aku gak ngizinin penghuninya punya peliharaan" ujar gita dengan raut wajah kebingungan
***********
Perpustakaan kampus saat itu sedang sepi dari mahasiswa dan mahasiswinya terlihat tarra sedang sibuk melihat lihat isi sebuah buku, ia lalu mengambil buku itu dan hendak untuk pergi tapi ia melihat sebuah buku yang berjudul fate. Saat hendak pergi seseorang memanggil namanya
" dirgantarra" teriak seseorang laki-laki yang berjalan mendekat kearah tarra. Laki-laki itu adalah adnan priambudi. " tarra, ada waktu? Bisa kita ke cafe?? " ucapnya
" maaf tapi gak bisa" ujar tarra menolak dan ketika hendak pergi banyak mahasiswi yang menyadari kehadirannyam lalu tarra pun berbalik dan menerima ajakan adnan
Mereka pergi kesebuah cafe lalu mereka duduk di kursi samping jendela tarra dan adnan sudah memesan, seperti biasa tarra memesan es susu coklat
" kau tau novel yang sudah aku buat 10 tahun yang lalu sudah di periksa oleh ayah" ucap adnan dengan semangat " lalu tahun ini sudah siap terbit " lanjutnya
Tarra seperti tak memperdulikan hal tersebut. Adnan merasa menyesal karena keluarganya tak bisa berbuat baik pada tarra
***********
Tarra kembali kerumahnya ia seperti mendengar sesuatu hal dan berjalan menuju ruang kerjanya ia melihat gorden jendela yang bergerak karna tertiup angin dan juga suara musik yang di putar dipiringan hitam . Tarra terus berjalan menuju piringan hitam dan mematikan musik, mata sebuah lukisan bergerak. Ia lalu berjalan menuju mejanya dan melihat berita tentang dirinya dan terlihat seperti seseorang sedang melihatnya dari jarak jauh . Ia lalu berjalan menuju jendela lalu menemukan kertaa yang ada di kue fortune cookis yang ia buang
“dewi inspirasi itu seperti hantu kadang mereka datang tanpa di undang , steven king"
" siapa disana??" teriak tarra sambil mengambil kertas tersebut, namun ternyata tidak ada orang dirumah kecuali dirinya . lalu ia mendengar suara bell rumah berbunyi ia pun berjalan kearah pintu dan lalu membukanya
Saat ia membuka pintu luar dan menemukan gita dengan anjing itu,
“ gimana caranya kamu masuk??” Sambil menengok ke kanan dan kiri tarrapun bertanya ke gita
“ pintunya gak ke kunci kok” jawab gita sambil tersenyum
Seperti biasa tarra tak percaya dengan perkataan gita
“ tapi aku gak bohong, emang pintunya gak ke kunci jadi aku bisa masuk “ ucap gita yang sudah mulai menggunakan bahasa formal ke tarra
“ kamu yang suka datang kerumah kan? Kamu stalker!” ucap tarra sambil menuduh gita
“ engga” ucap gita dengan tegas
“ kalo gitu kamu pergi dari sini” ujar tarra yang masih dengan raut wajah yang tidak percaya dengan perkataan gita,” atau saya akan telpon polisi” ucapnya “ saya juga gak butuh penggemar seperti kamu” sahut tarra lagi sambil membanting pintu
“ ck, orang tuamu itu galak banget! Beda sama cerita-cerita yang suka dia tulis di novel “ ucap gita sambil mengelus-elus anjing itu “ kalau gitu ayo kita pergi dari sini, akan aku belikan kamu sosis untuk kamu makan ya “ ucapnya sambil membawa anjing itu keluar halaman rumah tarra
Saat hendak berjalan menuju klinik gitapun berhenti di depan sebuah tempat makan dan melihat seorang pemuda yang sedang sibuk dengan laptopnya sambil memakan burger. Lalu ia teringat saat dulu ia pernah bekerja di tempat makan itu, dan ia pun pernah memberikan tarra pesanan makanannya.
Setelah memberikan pesanan makanan ke meja tarra ia terus menatap tarra
“ kenapa diliatin terus?” ujar teman gita yang ikut memperhatikan tarra yang sedang menulis itu. Lalu dibalas dengan senyuman oleh gita “ oh dia! Dia datang lagi” ucap temannya lagi “ selalu di jam yang sama, pasti burger medium dan coklat panas kan?” Tanyanya ke gita
“ iya “ ucap gita
“ hufftttt, apa jangan-jangan dia gelandangan ya? Soalnya dia suka mengambil makanan sisa dari pengunjung lain untuk dia makan” gerutu temannya
“ bukan! Dia seorang penulis” ucap gita sambil terus tersenyum kearah tarra yang saat itu sedang menulis sesuatu diujung meja sana dengan selembar kertas dan pulpen dan sambil sesekali ia memakan burgernya itu
Dan sekarang gita pun bisa mengingat hal itu.
Namun tiba-tiba anjing itu lepas dan berlari pergi.
***********
Dirumah tarra yang sedang berkonsentrasi dengan laptopnya , tiba-tiba terlihat kilasan masa lalu.
“ aku jadi penggemar pertama novelmu” ucap gita di masa lalu ke tarra yang saat itu sedang sibuk menulis sebuah naskah.
Lalu ingatan itu kembali normal ia melihat dirinya seperti semula. Tarra pun terdiam dan lalu bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke dapur untuk mengambil obat, namun saat hendak berjalan menuju dapur tiba-tiba saja lampu mati.
“ hei stalker, ini gak lucu” teriak tarra yang saat itu mengira ini adalah perbuatan gita. Tapi tiba-tiba seseorang memanggilnya
“ dirgantara” ucap seseorang itu dari arah belakang dan terus berjalan maju kearah tarra sambl membawa pistol “ apa kabar?” ujar laki-laki itu yang sepertinya ia sudah mengenal tarra lama “ kabarmu semakin baik rupanya “ ucapnya lagi “ sudah 3 tahun ya kita tidak bertemu “ sahutnya
“ siapa? Kamu siapa? “ ucap tarra sambil berbalik arah dan ia pun melihat laki-laki itu dengan pistol yang diarahkan ke dirinya berdiri Disana “ aku mohon letakan pistol itu” ucap tarra panik
“ hahahaha .. apakah aku sudah mirip dengan pria di tokoh cerita novelmu itu? “ ucapnya sambil tertawa “ kamu, membuat cerita novel itu dari ceritaku kan? Itu kisahku , di novelmu itu adalah ceritaku dan kamu mau tau aku sudah menyingkirkan orang-orang yang membuat hidupku susah “ laki-laki itu terus berbicara ke tarra, namun hanya wajah ke panikan yang terlihat dari tarra
“ aku tidak mengerti apa maksudmu” ujar tarra dengan nada sedikit agak bergetar “ aku menulis itu bukan karena ceritamu atau kisah hidupmu. Ini salah paham” ungkapnya lagi
“ sudahlah kau berbohongkan padaku! Kamu bohongkan dirgantarra padaku!” teriak laki-laki itu ke tarra yang kaget melihat laki-laki itu
Tiba-tiba lampu dirumah tarra menjadi berkedip, lampu menjadi hidup dan mati yang membuat tarra semakin ketakutkan.
“ baiklah aku akan lakukan apa yang kamu minta “ ujar tarra
Namun laki-laki itu tidak mau mendengarnya dan terus mengarahkan pistol itu Kediri tarra dan hendak menembaknya
“ aku mau kamu mati” ucap laki-laki itu, namun tarra mendorong laki-laki itu dan membuatnya terjatuh, laki-laki itu mencekik tarra namun tarra memukul laki-laki itu ketika hendak mengambil pistol itu laki-laki itu menahan kaki tarra dan laki-laki itu mengambil pistol itu duluan dan menembak bola lampu dan membuat tarra semakin ketakutan ia pun hanya bisa berjongkok di pojokan.
Dan tiba-tiba lampu kembali hidup dan terlihat gita disana sambil memegang pistol tersebut dan mengarahannya pada laki-laki itu,
“ tidak ada orang yang membiarkan sebuah novel menghancurkan hidupnya sendiri. Tapi kamu yang sudah menghancurkan hidupmu sendiri “ ujar gita
Di tempat yang berbeda teman-teman gita sedang membicarakannya
“ emangnya dulu gita pernah ikut olimpiade apa ? “ ucap seorang teman jen
“ oliampiade menembak” jawab jen sambil mengambil kentang goreng lalu memakannya
“ terus kenapa dia berhenti?” Tanya temannya lagi
“ karena saat gita pegang pistol dia mulai merasa delusi” jawab jen lagi,
“ apa yang gita lihat ?” Tanya temannya makin penasaran
“ gita melihat kehidupan sebelumnya sedang menembak seseorang hingga mati” ujar jen
Dan sepertinya tarra melihat seseorang yang bersamanya di kehidupan sebelumnya adalah gita.
Gita mengarahkan pistol tersebut ke laki-laki itu, tarra yang sedang takut di pojokan melihat gita disana dan teringat akan kilasan saat seseorang wanita yang sedang merakit pistol itu dan sekarang tarra melihat wajah gita mirip dengan wanita yang ada di jaman dulu itu .
Si laki-laki itu hendak mengambil sesuatu tapi sayang gita langsung menembak benda tersebut dan membuat semua yang ada di sana kaget. Dan si laki-laki itu sontak ketakutan.
Lalu tiba-tiba gita mengingat sesuatu di jaman dulu, lalu terlihat kilasan ingatan gita di jalam dulu waktu ia mengarahkan pistol keseseorang terlihat raut wajah gita jaman dulu yang sangat sedih.
Tangan gita semakin gemetar memegang pistol, si laki-laki itu mengetahui hal tersebut dan memanfaatkan kesempatan untuk memukul gita namun sayang gita langsung membanting tubuh si laki-laki itu ke lantai.
“ cepat telpon polisi” ujar gita yang menyuruh tarra yang sedang takut . tarra hanya bisa tertegun melihatnya
Diluar banyak orang yang penasaran dengan apa yang terjadi, saat polisi membawa penjahat itu keluar.
“ tadi dengerkan ada suara tembakan “ ujar salah seorang ibu-ibu yang sedang berada di luar rumah tarra dan langsung bergosip
Setelah polisi pergi, tarra menghampiri gita yang sedang duduk sambil memegang tembok rumah. Lalu tarra mengajak gita berbicara
" kamu? Pasti kamukan!" ucap tarra dengan nada marah ke gita
" kepala aku pusing" ujar gita,
" halah! Kamu pasti kaki tangannya kan?? Jujur! " dengan nada semakin membentak tarra memojokan gita
" bukan aku! Serius bukan aku" ucap gita sambil terus memastikan ke tarra bahwa dia bukan kaki tangan si pelaku
" kalo sampe kamu bohong! Kamu saya seret ke kantor polisi" teriak tarra sambil masuk kedalam pagar rumah, namun ia mengurungkan niatnya dan berbalik lagi ke gita yang masih dengan keadaan lemas, menerornya dengan beberapa pertanyaan lagi " gimana caranya kamu bisa masuk kerumah saya?" tanya tarra
" pintunya gak terkunci" jawab gita lirih
" aha! Terus gimana kamu tau saya dalam bahaya?" tanya nya lagi,
" kalo itu, anjing ini yang memberi saya petunjuk. Dia berlari kerumahmu lalu menggonggong dan aku mengikutinya saja " jawab gita
" saya gak percaya " ucap tarra yang memang terlihat tidak percaya dengan perkataan gita, namun keadaan gita makin melemah
" aku pusing" tuturnya lirih tiba-tiba ia jatuh pingsan dan tarra berhasil menangkapnya.
Diluar anjing itu terus berjalan tapi tiba tiba ia duduk dan hembusan angin kencang, membuat sesuatu di dalam tubuh anjing itu keluar sepeti sinar putih, sinar putih itu lalu terbang dan sepertinya si anjing tertidur, dan sinar putih itu pergi ke rumah tarra dan tepatnya ia masuk kemesin ketik kuno tarra.
************
Gita pun terbangun dari tidurnya ia melihat kesekeliling dan seperti tak percaya ia berada di kamar rumah tarra. Saat terus menatap sekeliling ponsel gita berdering terlihat jen menelpon
" kau dimana?" ucap jen dengan nada khawatir
" aku dirumah dirgantara" jawab gita sambil berbisik dan diiringi senyum
" hah!!!!! Seriusan kok bisa?? " teriak jen di balik telpon, tentu saja ia kaget bukan main " kenapa kamu ada disana??" ucapnya lagi
" engga inget" jawab gita.
Setelah selesai menelpon gita mengendap-endap turun kebawah, lalu ia melihat sekeliling rumah tarra yang diisi dengan barang antik dan banyak buku tersusun disana, oranamen khas belanda terasa didalam rumah tarra yang rapih ini. Lukisan kuno, pajangan, hingga buku yang tersusun di rak-rak membuat gita tidak berkedip ia masih terus memandangi rumah itu dan baginya hari ini seperti sebuah mimpi. Ia berjalan menuruni tangga namun kemudian ia melihat pintu terbuka lalu ia masuk kedalam ruangan itu dan melihat ruang kerja tarra, gita mendekati mesin ketik milik tarra itu saat ia hendak menyentuh mesin ketik tersebut tiba-tiba tarra masuk
"bagaimana kamu bisa masuk keruangan kerja saya" tanya tarra
" pintunya engga terkunci" jawab gita dengan alasan yang sama ke tarra dan membuat tarra semakin curiga padanya
" apa yang kamu lakukan disini?" gita terus diserang pertanyaan oleh tarra " cepet keluar" lalu tarra menarik tangannya untuk keluar dari ruang kerjanya itu,
" maaf, maaf pak saya lihat pintunya terbuka sendiri" ucap gita sambil menunduk dan tidak berani menatap tarra
" kamu ini sebenernya siapa sih? Setiap pintu yang kamu lewatin selalu terbuka sendiri" ungkap tarra " terus kenapa kamu mendekati mesin ketik saya? Kamu tertarik? " tanyanya
Namun belum sempat dijawab oleh gita tarra pun langsung memotongnya
" itu paket yang kamu bawa dari si wanita yang kamu bilang itu" ujar tarra
Belum sempat gita menjawab perut gita sudah berbunyi karna lapar, lalu tarra mengajaknya ke dapur dan ia membuatkan gita mie instan.
Gita makan dengan lahapnya sampai terdengar suara serupan mie yang cukup kencang didalam ruangan yang sepi itu. Membuat tarra tidak fokus untuk mengetik
" jangan berisik" ucap tarra yang tidak berpaling dari layar laptopnya
" hmm maaf" jawab gita yang didalam mulutnya masih ada makanan itu " kenapa bapak disini ? Bapak gak mau biarin saya makan sendiri ya?" tanyanya sambil sedikit menyeringai
" ck, bukan! Saya disini masih mengawasi kamu!! Saya masih belum sepenuhnya percaya sama kamu!!! " ungkap tarra " kau belajar menembak? " tanyanya
" hmm " dijawab dengan anggukan oleh gita " sudah lama belajar menembak" sahutnya
Namun tarra tidak mengerti dengan ucapan gita yang mengatakan sudah lama belajar menembak itu.
Lalu bayangan masa lalu muncul lagi, ia melihat gita yang sedang memamerkan pistolnya kehadapan tarra sambil tersenyum.
" kapan kamu mulai belajar menembak?" tanyanya lagi
" saat SMA aku pernah menjadi anggota tim penembak nasional " tutur gita, tapi sepertinya tarra tidak mempercayai itu,
" kenapa kamu berhenti?"
" karena. Ah nanti saja aku jelaskan kalo kita semakin dekat" ujar gita sambil tersenyum kearah tarra
" setelah makan kamu pulang!!!" ucap tarra , ia pun ingin melanjutkan ketikannya namun tangannya kirinya sakit dan gita pun menawarkan diri untuk membantu tarra mengetik
" kenapa?" tanyanya
" ya , aku lihat bapak kesulitan mengetik" ucapnya
Dan pada akhirnya gita membantu tarra mengetik , seperti tidak percaya gita mengetik kata perkata dengan selalu tersenyum sedangkan tarra sibuk membaca,
" aku berharap kamu ingat " gita pun terus mengajak tarra berbicara namun tarra hanya memperhatikan hal itu, tapi tiba-tiba gita berhenti mengetik karena tarra terus melihatnya yang terus-terusan tersenyum itu dan tarra pun tersenyum melihat itu
Dan tiba-tiba semuanya berubah ke jaman dulu, gita yang tadinya sedang mengetik di laptop berubah mengetik di mesin ketik dan baik dulu maupun sekarang tarra tetap mengawasinya.
" kau bisa mengetik lebih cepat?" ujar tarra yang saat itu kesal karena gita mengetik lama sekali.
" ini tulisan mu. Tidak bisa dibaca" ucap gita yang saat itu malah menyalakan tulisan tarra " siapa suruh kau melukai tangan mu sendiri" ledek gita
Dan sekarang tarra mengayunkan sepedanya dengan terburu-buru dan tanpa sengaja menabrak tumpukan jemari hingga terjatuh, gita yang melihat itu hanya tertawa dan mendekati tarra
" tolong bantu aku " ujar tarra yang masih tergeletak di tumpukan jerami itu
" bantu apa?" jawab gita
" tolong serahkan ini ke penerbit , karena pukul 9 akan di cetak" ucap tarra jaman dulu dan memberikan tas nya ke gita " nanti akan ku berikan setengah gaji ku padamu" ucap tarra
" oke aku setuju " lalu gita mengambil tas itu dan juga sepeda tarra lalu menaikinya, tapi sayang belum apa-apa gita sudah berhenti dan melempar tas tersebut kembali ke tarra
" hei, pemuda sepertinya kau harus menulis lebih giat lagi. Kau seharusnya menulis sesuatu yang menakjubkan bukan hal -hal seperti ini" ucap gita dan pergi mengenderai sepeda tarra
" hei orang netherland! MARIANA" teriak tarra, ya marianna animie gladys adalah nama gita dijaman dulu, ia adalah keluarga bangsawan yang berdarah campuran belanda-indonesia , anne nama panggilannya namun ia lebih suka jika dipanggil anna.
Anna melaimbaikan tangannya dan menoleh kebelakang tarra hanya bisa menatapnya .
Kembali kejaman sekarang tarra dan gita saling menatap.
" kamu ngerasa ada yang aneh gak sih?" tanya tarra ke gita
" iya, kamu ngerasa juga?" tanya gita
" sepertinya waktu dan ruang saling bertabrakan" ucap tarra
" hmm iya, seperti gempa bumi" ucap gita dan kemudian gempa bumi terjadi.
Rumah tarra bergetar merekapun langsung berlindung dibawah meja sambil menutup diri dengan selimut.
" kau takut ya?" tanya gita ke tarra
" diam kau" jawab tarra dengan nada membentak, dalam keadaan bahaya mereka masih sempat bertengkar dan ternyata hanya rumah tarra saja yang terasa ada gempa.
Setelah gampa berhenti mereka keluar dari bawah meja dan terlihat lukisan wajah itu matanya bergerak sepertinya lukisan itu ingin membuat lampu itu benar-benar mati dan mereka pun kembali bersembunyi di bawah meja. Gita menatap tarra sampai membuat tarra takut lalu gita menyalahkan senter didepan wajahnya
" mati aku" teriak tarra kaget serta takut gita hanya menyengir melihat ekspresi itu
Gita melihat ada sinar bulan masuk lewat celah-celah jendela ruang kerja tarra malam itu, tarra pun menatap wajah gita yang terlihat tersenyum melihat sinar bulan itu, lalu gita menengok kearah tarra yang saat itu juga sedang memperhatikannya . Mereka saling berhadapan, saling menatap mata dan kemudian mereka langsung sama-sama memalingkan wajahnya dari pandangan mata masing-masing
" kamu bilang kita pernah ketemukan ? Kapan?" ujar tarra sambil melihat jendela ruanganya kerjanya. Gita terdiam dan saat ia hendak mengatakan sesuatu seseorang memanggil tarra dan itu adalah CEO yang datang . Saat iya hendak memasuki ruang kerja tarra, tarra menyuruh gita untuk bersembunyi dahulu jika semua sudah aman ia menyuruhnya untuk segera meninggalkan rumahnya.
Damar memasang wajah kesal karena lampu mati di rumah tarra ia memasuki ruang kerja tarra, lalu ia menghidupkan lampu dan mereka keluar dari tempat persembunyian.
" kamu paham kan yang aku bilang?" tanya tarra dan dibalas anggukan oleh git. Lalu tarra menyuruh gita pergi tanpa diketahuui oleh damar lalu ia berjalan meninggalkan gita.
Tarra datang menemui damar yang sedang khawatir itu. Berdiri didepan pintu sambil sesekali mengigiti kuku jarinya .
" ahh adik ku" teriak damar saat melihat tarra berjalan menghampirinya
" kau tidak merasakan gempa?" tanya nya
" gempa?" jawab damar sambil kebingungan dan memastikan tidak ada gempa yang terjadi " maaf deh, kalo aku datangnya kelamaan" jawab damar
" iya, lagian tadi gempanya dahsyat. Kau tidak apa-apa kan?" ujar tarra
Damar yang tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh tarra saat itu lalu memegang kening tarra memastikan bahwa ia baik-baik saja
" kau? Kau sudah stres ya?" tanya damar yang saat itu memegang kening tarra lalu dihempaskan olehnya
***********
Di dalam gita terlihat kebingungan mencari jalan keluar ia pun naik lantai atas dan tarra melihat gita yang sedang mengendap-endap di lantai atas, saat damar ingin membalikan tubuhnya tarra mengajaknya bicara lagi dan tiba-tiba mereka mendengar suara ternyata suara itu adalah suara gita.
" kamu denger suara gak?" tanya damar ke tarra
" engga. Engga denger apa-apa" ucap tarra dengan nada membentak. Ternyata suara tadi itu adalah suara gita yang terjatuh.
***********
Dan berita tentang dirgantara sudah keluar, ibu adnan menonton, ia terlihat tersenyum saat menontin berita tersebut. Kemudian adnan datang
" kok balik lagi si sayang?" ujar ibu nya
" ada buku yang tertinggal " jawab adnan
" coba sini kamu lihat dulu, anak itu sedang dalam masalah besar " sahut ibunya sambil menunjukan berita itu ke adnan. Namun adnan tidak memperdulikan hal itu dan langsung meninggalkan rumah.
Diruangan laim terlihat ayah nya adnan juga sedang membaca berita tentang tarra. Namun saat sang ibu masuk ke ruangan itu ia langsung menutup layar laptopnya.
" anak emas mu sedang dalam masalah" ujar ibu adnan sambil tersenyum
" anak ku cuma adnan. Aku sudah melalukan tes DNA apalagi yang ingin kamu tanyakan ? " dengan nada kesal ia bertanya ke ibu adnan
" oh mungkin aja hasilnya kamu tuker kan? " sahut ibu adnan " karna kamu maubterus-terusan ngelindungin anak sial itu" ucap ibu adnan lagi. Hingga membuat sang ayah kesal dan memilih untuk meninggalkannya
" aku belum selesai bicara!!!" teriaknya
Sang ayah pun lebih memilih masuk keruang kerja adnan dan melihat adnan yang sedang merapikan tumpukan buku di mejanya
" oh ayah" ucapnya
" hmm" si ayah hanya membalas dengan bergumam
" aku pamit ya mau mengajar. Oh iya yah, aku sudah satu kantor dengan tarra" ucap nya
Namun ayahnya kurang suka akan hal itu dan memilih untuk diam.
***********
Tumpukan buku yang tersusun rapih menjulang tinggi disana, buku-buku itu tersusun dimasing-masing laci hingga membuat ruangan itu lebih mirip perpustakaan dibanding dengan ruang kerja. Terdapat pula lukisan-lukisan yang terjejer rapih di dinding.
Tarra yang saat itu sedang melanjutkan perkerjaannya kembali teringat tentang gita dan membuatnya menjadi tidak konsen.
" husss huss huss" ucapnyaa kesal " kenapa dia terus yang hadir" gerutunya
" gita ? Anna? Kenapa mereka sama? Terus anna itu siapa? Anna itu gita di masa lalu? Ah tau lah" ucapnya sambil bergerutu.
Lalu suara ketukan pintu terdengar dan disusul suara derit pintu, bunyi suara sepatu semakin mendekati tarra yang sedang berfikir itu, ternyata yang datang itu adalah sekretaris mina
" maaf mengganggu tuan" ucapmya sambil membuka layar ponselnya
" hmm iya ada apa?" jawab tarra
" reporter firman sudah mengeluarkan berita terbaru tentang anda, dan berita itu tentang kejadian semalam. Orang yang berniat menyerang anda. Diartikel tertulis bahwa anda telah menghancurkan hidupnya dan membuat ia menjadi seorang pembunuh karena ia merasa bahwa novel yang tuan tulis adalah kisah hidupnya" ucap sekretaris mina yang membuat tarra semakin kesal. Belum selesai membaca artikel tersebut tarra sudah bangun dari kursinya dengan wajah kesal dan langsung pergi.
***********
Kantor penerbit sangaat ramai pagi itu, telpon berdering disetiap sudut membuat pekerja dan damar kebingungan, hal tersebut terjadi karena berhubungan dengan tarra yang mengalami insiden semalam dan mengenai berita yang di keluarkan oleh reporter firman. Tiba-tiba tarra muncul lalu mengambil gagang telpon yang di pegang oleh damar lalu membantingnya ke pesawat telpon itu.
" suratnya apa benar ada?" tanya tarra ke damar
" aku tidak tau" ucap damar pelan
Lalu terlihat wajah kesal terpancar dari wajah tarra .
" aku benar-benar tidak tau tentang surat yang pria itu kirim ke kantor. Dan aku juga sedang menyelidiki siapa informan yang memberikan firman informasi tentang kejadian semalam" sahut damar namun tarra sudah keburu kesal dan memilih pergi meninggalkan damar.
Saat hendak pergi dari kantor tarra mendengar ada beberapa perempuan yang sedang bergosip tentang dirinya di pantry
" iya jangan-jangan tarra pake ghostwriter" ucap salah tau wanita disitu
" berarti dia bukan real penulis dong" ucap satunya lagi
" iya, makanya tau kan kasus semalem. Dia bahkan gak tau surat yang dimaksud sama si pelaku teror kan"
" hmm ya karna bukan dia yang nerima tapi ghostwriternya iya kan?" ujar si perempuan satunya. Namun tarra masuk ke ruangan itu sambil tersenyum kearah mereka dan mereka langsung terdiam karena malu
" hehehe terima kasih cerita kalian sungguh buat saya terinspirasi" ujar tarra sambil tersenyum
***********
Lalu tarra meninggalkan kantor tersebut dengan mobilnya di jalan ia teringat kata-kata damar dan gita. Ia masih tidak percaya dengan dengan gita dan masih terus mengawasinya.
***********
Gita yang sedang di klinik hewan itu membawa poster anjing nya dan menempelkannya di luar klinik
“ aku kehilangannya” ujar nya ke dokter hewan itu,
“ hmm” ucap si dokter hewan itu, “coba kamu tempel di sepanjang jalan mungkin ada yang menemukannya atau melihat anjing itu “ sahutnya lagi. Namun tiba-tiba pintu klinik terbuka dan terlihat adnan datang
“ anna” teriak adnan, namun tiba-tiba gita menjawab panggilan itu dan datang menghampiri adnan yang ternyata sedang mencari kucingnya itu.
“ iya, ada yang bisa saya bantu” belum selesai berbicara gita lalu terdiam melihat siapa yang datang ke kliniknya, ia terus memastikan bahwa yang datang ke kliniknya itu adalah adnan priambudi penulis favoritnya juga.
“ oh kau anna juga rupanya” jawabnya ke gita yang masih terdiam dan tiba-tiba ia tersadar mengapa nama itu tidak asing baginya. Ia nama “ anna “ terdengar tidak asing di telinga gita
“ oh hahaha maaf bukan, nama saya gita . kamu penulis adnan kan?” Tanya nya
“ wah aku cukup terkenal juga ya “ ujar adnan malu-malu
“ aku fans mu juga , kau juga dosen di kampus ku kan ? “ Tanya gita
“ haha terima kasih, oh kamu jurusan sastra juga ??” jawabnya
“ bukan. Tapi temanku jurusan sastra aku suka main ke kelasnya” ucap gita “ ada yang bisa saya bantu pak?” Tanya gita
“ hahaha jangan bapak, panggil kakak saja “ ucap adnan
“ oh hehe, baiklah ka adnan “ sambil tertawa malu-malu gita menjawabnya
Kemudian dokter membawa kucing adnan keluar dari ruang pemeriksaan, kucing Persia berbulu abu-abu itu terlihat murung .
“ hallo anna” ucap gita sambil mengelus kepala anna dan kemudian anna hanya mengeong pelan
“ apakah kamu ingin mengambil anna??” Tanya dokter ke adnan
“ iya , rasanya aku sudah lama tidak bermain dengannya “ ucap adnan yang saat itu mengambil anna dari tangan si dokter itu, lalu adnan membawa anna keluar klinik dan membawanya pulang namun saat diluar ia terlihat kebingungan karena mobilnya tidak bisa keluar
“ kenapa kak?” Tanya gita
“ kayanya aku harus berlama-lama disini deh, mobil aku gak bisa keluar hehe “ ucap adnan sambil tertawa
“ biar aku bantu kak” ucap gita, kemudian gita meneriaki pemilik mobil itu yang sedang berada di gedung samping klinik.tidak lama kemudian si pemilik mobil pun turun dan memindahkan mobilnya sehingga mobil penulis adnan bisa keluar dari parkiran klinik.
“ terima kasih banyak ya anna “ ucap adnan
“ hehe gita nama saya gita bukan anna “ ucap gita malu-malu
“ berapa biaya yang harus saya bayar?” Tanya adnan
“ bayaran?? Hmm, gimana kalo satu tanda tangan aku rasa itu sudah cukup “ ucap gita
Lalu adnan memberikan tanda tangannya di bukunya,
“ kamu penulis favorit kedua ku “ ucap nya gita
“ pertama?” Tanya adnan
“ dirgantarra” ucap gita sambil tersenyum, “ novel debut mu fate itu termasuk lima novel favoritku “ sahut gita lagi. Namun raut wajah adnan berubah seperti tidak suka mendengar nama tarra di sebut.
“ hahaha kamu tidak pandai berbohong ya “ ucap adnan
“ aku berbohong? Tentang apa ?? “ jawabnya namun sebelum adnan menjawab ponsel gita sudah berdiring dan terlihat ternyata tarra yang menelpon “ hehe maaf ya harus aku potong, tapi aku senang bertemu dengan kakak” ucap nya ke adnan yang sedang tertegun setelah melihat nama di layar ponsel gita, dan mengetahui siapa yang menghubunginya itu . lalu mereka berpisah di depan klinik.
***********
Gita dan tarra pun akhirnya bertemu di taman kota,terlihat tarra ternyata sudah sampai terlebih dahulu dan sedang menunggu gita, ia sedang duduk di bangku taman itu dan sedang memainkan ponselnya. Terlihat dari jauh gita sedang memperhatikannya sambil sesekali tersenyum pada tarra yang tentu saja tarra tidak sadar akan hal itu,
“ senang bertemu lagi denganmu” ucap gita.
Dia berjalan menghampiri tarra kemudian langsung duduk disamping tarra yang membuat tarra terkejut .
“ kita mau nge-date ? kenapa di taman? Kenapa gak dibioskop, café atau dimana gitu ” Tanya gita yang saat itu mengira bahwa tarra mengajaknya untuk berkencan
“ langsung aja, aku gak mau basa-basi ke kamu! Kamu yang melaporkannyakan!” ujar tarra yang langsung terus terang ke gita. Disana gita hanya kebingungan dengan pertanyaan tarra, dan akhirnya ia paham bahwa ternyata tarra belum percaya kedirinya dan masih mengira ia adalah kaki tangan si pelaku.
“ masih mau nuduh saya?” jawab gita
“ apa kau yang melaporkan pembicaraanku dengan laki-laki malam itu ke media ?? Tanya tarra
“ tidak “ gita menjawab namun tetap saja tarra tidak percaya
“ ada aku, kamu dan penjahat itu semalam. Kalau bukan kamu yang melaporkannya lalu siapa? “ jawab tarra “ dan pagi ini berita tentang ku keluar di media, sedangkan si penjahat masih tutup mulut dan tidak mau di Tanya, lalu media bisa tau berita itu dari siapa kalau bukan dari kamu “ ucap tarra lagi
“ hei dirgantarra!! Sudah aku bilang ke kamu berulang-ulang aku bukan kaki tangannya, aku bahkan tidak mengenalnya. Saat malam itu aku hanya membantumu , menyelamatkan hidupmu apa terlalu susah untukmu bilang terima kasih padaku sampai terus-terusan menuduhku “ ucap gita dengan nada yang sedikit agak bergetar dan tiba-tiba ia menangis di depan tarra, air mata itu keluar dari matanya lalu ia mengusapnya kemudian berjalan pergi meninggalkan tarra.
Saat hendak berjalan pergi tarra menarik tangan gita dan sontak saja gita langsung membanting tubuh tarra ke tanah terlihat tarra yang sedang kesakitan masih tersungkur di bawah
“ saharusnya semalam aku tidak menyelamatkan mu! Dan seharusnya semalam aku membiarkan kamu mati” ucap gita yang saat itu sudah menangis dan lalu ia berjalan meninggalkan tarra yang masih tersungkur itu.
“ kamu sudah berubah “ ucap gita sambil berjalan kesal meninggalkan tarra
***********
“ apa gita tidak bisa berhenti menjadi penggemar nya si tarra ya ??” Tanya si chef ke jen
“ tidak bisa!” jawab jen dengan lantang “ bahkan gita sudah tidur di kamar tarra” ucap jen hingga membuat si chef itu menjadi sedih dan kaget saat mendengarnya
Tidak lama kemudian gita datang dengan mata sembab berjalan menghampiri jen dan si chef itu.
“ itu kamar tamu “ ucap gita sambil duduk “ Aku sedang patah hati, aku kira ini adalah akhir diriku sebagai penggemar dirgantarra . hampir 10 tahun aku menjadi penggemarnya dan aku akan kembali menjadi orang normal lagi “ ucap gita sedih
“ aku senang mendengarnya “ ujar si chef dengan nada senang
“ jangan sekarang dong berhenti jadi penggemarnya, baru aku mau minta kamu untuk memberikan skripku pada tarra “ sahut jen menyesal
***********
Tarra pun memberanikan diri untuk pergi ke kantor pollisi untuk menemui si laki-laki itu. Di kantor polisi ternyata sudah ada damar yang sedang menunggunya, lalu tarra berjalan menuju ruang tahanan yang sudah ada si laki-laki itu duduk dengan kedua tangannya di borgol. Tarrapun duduk di depan si laki-laki itu, dan si laki-laki itu pun tersenyum kearah tarra.
“ aku menunggumu “ ucap penjahat itu. Namun tarra tidak menjawab namun hanya diam melihat si laki-laki itu sambil sesekali menyeringai tajam ke arahnya
“ ah! Ini pasti kelakuan adik ku “ ucap si penjahat “ dia melaporkan ini ke media “ sambungnya
Lalu tiba-tiba tarra teringat kepada gita yang sudah berbicara jujur kepadanya dan sudah mengatakan bahwa bukan dia yang melaporkannya. Tarra pun menjadi sangat merasa bersalah.
“ kau yang menginspirasiku untuk melakukan ini. Novel mu yang menginspirasikan itu “ ucap si penjahat
“ bukan aku “ teriak tarra, namun si penjahat hanya tersenyum kearah tarra “ aku juga tidak pernah terima inspirasi menjijikan itu “ sahutnya lagi
“ kau pernah membaca suratku “ jawab si penjahat
“ siapa kamu ?” Tanya tarra
“ aku mirip denganmu, kau di tinggalkan oleh orang tuamu sejak kecil kan? Ketika umurmu 10 tahun ? lalu wali pertamamu yang merupakan kerabat orang tuamu pergi setelah mengambil uang kematian itu dan pergi tanpa memberitahukanmu” ujarnya “ sudah berapa banyak kau tinggal di rumah saudara-saudaramu? Lalu kenapa kau meninggalkan rumah penulis adnan ? kau sudah tinggal di sana 5 tahunkan ? sejak umurmu 16 tahun. Apa kau di tinggalkan lagi? “ Tanya si penjahat itu ke tarra
“ kau diam “ ujar tarra “ kau membunuh karena kamu ingin mendapatkan perhatian. Hidupmu sungguh menyedihkan “ jawab tegas tarra “ aku berbeda denganmu “ jawabnya
“ kau mengkhianatiku “ ucap si penjahat
Lalu tarra berjalan pergi meninggalkan si penjahat itu , sepertinya si penjahat itu kesal lalu ia berteriak di hadapan tarra
“ kau harus merasakan kematian lewat tulisanmu “ bentak si penjahat itu.
Dalam perjalanan tarra seperti tidak tenang ia menghubungi sekretaris mina dan menyuruhnya untuk mencari alamat tempat tinggal gita.
Tarra pun mendapatkan alamat rumah gita dan langsung pergi menuju rumah gita.
Saat ia sudah sampai di depan apartemen gita, ia langsung menghubungi gita namun tidak di angkat. Tidak berapa lama kemudian jen keluar dari dalam apartemen itu. Dan ia pun terkejut saat ia melihat laki-laki yang berdiri di luar adalah tarra .
“ nyari ?” ujar jen terbata-bata “ oh, gita? Dia sedang di klinik “ sambungnya
“ oke thanks ya “ ucap tarra lalu berjalan pergi
“ kamu dekat dengan kematian” ucap jen yang membuat tarra menengok lagi kearahnya
“ maaf ??” Tanya tarra
“ sebentar lagi akan ada 2 pertemuan spesial “ ucap jen lalu ia masuk kerumah sehingga membuat tarra menjadi bingung. Namun saat itu tarra mengabaikan perkataan jen dan segera meninggalkan apartemen itu lalu kembali kerumah. L
***********
Saat tarra kembali kerumah ia tidak bisa menulis sepertinya pikiranya sedang kacau, lalu kata-kata penjahat itu terus muncul di fikiran tarra. Dan ia berusaha untuk tetap tenang tapi tetap saja ia tidak bisa menulis seperti biasa tidak ada satu katapun yang ia tulis di layar laptopnya.
Tanpa tarra sadari ia tertidur dan tiba-tiba ia terbangun karena ponsel nya terus berdering
“ kamu dimana ? “ tanya damar suara itu keluar dari dalam ponsel tarra
“ dirumah, kenapa ?” ucap tarra dengan nada seperti tidak ingin di ganggu
“ jangan buka internet atau menonton tv “ jawab damar
“ ada apalagi ?“ tanya nya
“ sudah dengar dan turuti saja perintah ku, jangan pernah terima telpon kalo bukan dari aku atau sekretaris mina!! Satu lagi jangan pergi kemana-kemana” jawab damar dengan nada sedikit cemas
“ ada apa “ tanya tarra mengulang, lalu tarra mencoba mencari sesuatu di internet dan kemudian dia melihat berita bahwa si penjahat itu melakukan bunuh diri di dalam sel tahanan dan membuat surat wasiat untuk tarra, di berita tertulis bahwa ia menuliskan surat wasiat untuk tarra berupa surat kebencian dan menyuruh tarra untuk segera mati menyusulnya. Tarra tak percaya dengan semua pemberitaan di media lalu ia keluar rumah dan memastikan hal itu namun saat iya hendak keluar dari rumah, rumah tersebut sudah di kelilingi oleh wartawan yang menunggu konfirmasi dari tarra .
Saat tarra keluar dari rumah ia langsung di serang oleh beberapa wartawan dan para wartawan itu menyerangnya dengan banyak pertanyaan mengenai pemberitaan bunuh diri itu. bunuh diri karna tulisannya itu.
Pemberitaan itu tidak habis dalam satu minggu atau dua minggu, tarra yang sedang mengurung diri didalam rumah terlihat sangat depresi, ia tidak bisa menulis sesuatu di laptopnya ia terus berusaha untuk melawan ketakutannya ketika ia mulai menulis, ia mungkin takut kalau tulisannya itu akan membuat seseorang terluka atau mati bunuh diri lagi.
Waktu terus berlalu, berita tentang si pria itu mulai menghilang dari internet dan dari semua berita di indonesia, satu bulan tarra mengurung diri didalam rumah.
***********
Di kantor penerbit didepan pintu kantor damar berdiri seorang reporter, reporter itu bernama firman saat itu sedang berdiri di depan ruangan damar
“ ya ampun” saat damar membuka pintu ia terkejut melihat reporter firman berdiri disana sambil tersenyum sinis disana
“ hallo “ ucap reporter firman . pura-pura senang melihat wajah reporter firman damar pura-pura tersenyum.
“ wah ada tamu spesial, rupanya kamu banyak waktu ya sampai bisa mampir kekantor kaya gini “ ucap damar yang pura-pura senang itu
“ aku khawatir tentang rumor yang tarra alami, ia aku dengar dia menghilang dan menjadi sangat terpuruk “ ucap reporter firman
“ hahaha, kali ini gosip itu tersebar dari mana? “ jawabnya sambil pura-pura tertawa “ dia ada dan tidak menghilang kok, mungkin dia sedang menghabiskan waktunya sendiri untuk ide baru lagi pula aku baru saja mau kerumahnya hari ini “ ucap damar lalu ia pura-pura mendapat panggilan telpon dari tarra
" nah , panjang umur dia telpon " ujar damar lalu dia meminta izin ke firman untuk meninggalkan pembicarannya.
***********
Damar pergi kerumah tarra, melihat tarra yang sedang duduk di kursi ruang tengah sambil memejamkan matanya . Kemudian ia menghampiri tarra namun sangat pelan dan hati-hati . Ia mendengar dari sekretaris mina bahwa selama ini tarra hanya tertidur dan belum juga menyelesaikan tulisannya.
" apa kata dokter" tanya damar pelan
" aku mengalami *PTSD" jawab tarra
" bangun!!! Ayo bangun" ucap damar sambil memaksa tarra untuk berdiri dan menyeret paksa tarra keruang kerjanya.
" sekarang kamu kerjakan ini " ujarnya marah, namun tarra hanya terdiam dan menatap layar laptop yang masih kosong tidak ada tulisan apapun disana
" aku tidak bisa!!!" ucap tarra
" kamu harus menulis. Tulislah sampai kamu ingin mati " ucap damar
" sekarang aku ingin mati" teriak tarra membuat damar kaget dan lalu terdiam, kemudian tarra hanya menunduk " sekarang kamu gantikan aku menulis atau kamu tutup mulut mu!!" ujar tarra membentak damar
" kau serius? Kau serius menyuruhku??" ujar damar
" iya aku serius!! Bisa kamu diam? Saat ini rasanya aku mau mati!" teriak tarra membalas pertanyaan damar
" kau butuh ghostwriter! Akan aku carikan untukmu" sahut damar
Namun tarra tidak mengerti apa yang dimaksud oleh damar tentang ghostwritter itu.
" kalau sampai saat deadline kamu tidak mengirimkan script itu padaku, maka kita akan kehilangan 10 juta dollar. 10 juta dollar tarra" ucap damar
" ahhh!! Kau tau apa sih tentang aku! Kau tau apa? Kau tau rasanya di tuduh oleh semua orang aku menjadi seorang pembunuh karena novel yang aku tulis ini? Kau tau rasanya kalau aku selalu saja menjadi sasaran pembunuh? Kau tau tidak rasanya aku mau mati ketika aku tidak bisa mengeluarkan ide-ide untuk ceritaku! Kau tau tidak rasanya? Kau tau tidak! Tidak kan? Kau tidak mengerti kan!! Maka dari itu tutup mulutmu dan berhenti membicarakan projek ini kepada ku" ucap tarra, dengan keadaan yang lemah dan mungkin rasa trauma itu masih menghantui tarra. Perkataan itu membuat damar terdiam dan tidak memberanikan diri menjawabnya " apakah kau bercanda tentang ghostwritter itu??" tanya tarra namun dibalas dengan gelengan kepala oleh damar. " lalu bagaimana kalau aku mau?" ungkap tarra lagi
" aku akan menelpon penulis itu" jawab damar
" keluar!" teriak tarra ke damar yang membuat ia kaget " aku akan menulis untukmu. Jadi sekarang kamu keluaaar!!" teriaknya lagi sambil mendorong damar keluar dari ruang kerjanya dan tarra langsung membanting pintu itu dan membiarkan damar kebingungan diluar. Damar mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi dokter pribadi tarra
" kapan kau bisa datang untuk memeriksa tarra lagi?" tanya dokter itu
" 2 minggu lagi" jawab si dokter itu, lalu damar matikan ponselnya dengan perasaan kecewa. Lalu berjalan keluar dan menghubungi raka ghostwritternya.
" hai, raka apa kabar? Bagaimana kabarmu? Apakah kamu masih sering menjadi penulis bayangan??" tanya damar ke seseorang di sebrang telpon itu.
II *(PTSD-Post Traumatic stress Disoder)
***********
Suasana berbeda di dalam rumah terlihar tarra yang terus-terusan terlihat murung didepan laptopnya, ia mencoba menulis sesuatu namun di hapusnya lagi, dan itu sudah terjadi berkali-kali ia terlihat sangat frustasi hingga dia menjatuhkan seluruh isi di mejanya dan membanting laptopnya.
Tidak lama kemudian ia terduduk di kursinya dan menghadapkan dirinya ke depan mesin ketik itu, namun tiba- tiba kilasan masa lalu kembali muncul.
Disebuah bar dikota batavia (jakarta) sangat terkenal bernama " DE ALEANOR" itu sedang ramai pengunjung, didalamnya terlihat banyak orang-orang yang sedang menari dan bersenang-senang dan hanya amar, amar adalah nama tarra di jaman dahulu amar sastrodiharjo seorang aktivis pemuda indonesia, seorang dokter dan juga seorang penulis jaman dulu yang sibuk dengan mesin ketiknya. Tiba-tiba salah satu temannya datang menghampirinya.
" kau lihat dia ? Apakah pemuda sepertimu tidak tertarik untuk bersenang-senang " tanya temannya itu.
" aku sibuk, kau taukan besok ini harus dikirim" ucap amar
" coba kau lihat dia dulu" sahut temannya itu. Sambil membalikan badan amar melihat anna atau gita di jaman dahulu sedang menari, tertawa dan bersenang-senang disana. Lalu temannya itu menarik amar untuk ikut bergabung dengan anna dan akhirnya mereka bertiga menari, tertawa dan bersenang-senang bersama.
Lagi-lagi tarra terbangun karena dering ponselnya dan kali ini dari damar yang menelpon, tarra langsung memasang wajah kesal sambil mengangkat telponnya itu
" sudah selesai dengan naskah mu itu?" tanya damar
" aku masih punya waktu" jawabnya
" apa bisa tepat waktu?" tanya damar memastikan bahwa skrip itu harus tepat waktu
" kau mau berhasil atau tidak!!" ucap tarra dengan nada marah
" kau serius tidak mau menggunakan ghostwritter??" tanya damar lagi, dan ia pun membahas tentang penulia bayangan itu lagi.
" aku hampir selesai" ujar tarra lalu ia mematikan panggilan itu dan kembali duduk di kursi itu, Kemudian ia melihat laptopnya tergeletak di lantai lalu berjalan mengambilnya tapi ia kembali membuangnya. Tarra melihat mesin ketik dan saat iya memegang mesin ketik itu ia melihat ingatannya di masa lalu kembali muncul.
Tarra atau amar, anna dan salah satu temannya itu keluar dari bar itu mereka seperti setengah mabuk, mereka saling merangkul dan bernyanyi sepanjang jalan.
" pemuda mabuk! Bodoh" ucap temannya yang saat itu setengah sadar juga
" kadang pemuda ini harus berhalusinasi, ketika aku mabuk aku melihat negaraku tidak di jajah dan hidup merdeka" ucap amar yang saat itu sedang mabuk
" lalu ketika kamu sadar, kamu taukan bahwa pemuda sepertimu harus siap angkat senjata" sambung anna
" kalau itu, aku bukan kamu yang bisa menembak dengan tepat. Aku akan menyerang mereka dengan tinta di pulpenku. Dan ketika aku sadar di kemudian hari aku akan bangun dengan keadaan negaraku sudah benar-benar tidak di jajah" ucap amar
Tarra mengedipkan mata lalu semua kembali normal dan ia mengira jika itu hanya pengaruh obat penenang dan ia pun tidak memperdulikan itu dan tetap mengambil mesin ketik itu. Ketika ia hendak mengetik tapi ia terus ragu dan hanya memandangi mesin ketik itu, saat ragu itu tarra mengambil batang kayu manis tapi tetap saja ia merasa tidak tenang. Lalu ia mengambil rokok dan saat ia ingin menyalakannya ia melihat ada sebuah korek api antik di lacinya tapi ia tidak merasa pernah mempunyai korek antik itu tapi ia tidak memperdulikannya dan tetap menyalakannya. Kilasan masa lalu kembali muncul saat tarra melihat korek itu bermerek " DE ALEANOR " ia melihat dirinya sedang terluka parah, lalu ia melempar batang korek itu karena ketakutan dan melarikan diri keluar
Tarra pergi dengan mobilnya dan saat itu sedang hujan deras, di setiap perjalanan tarra terus berfikir tentang apa yang terjadi dengan dirinya ia terus teringat perkataan damar yang masih mengatakan jika ia masih terkenal walau sudah tidak menjadi penulis dan saat ia hendak membelok seekor rusa berada di tengah jalan membuat mobil tarra oleh dan masuk kedalam jurang.
Mobil yang di gunakan tarra hancur parah, tarra pun setengah sadar masih terperangkap didalam mobil yang sudah hancur itu dan terus-terusan meminta tolong ia berharap bahwa ada seseorang yang menemukannya di dalam jurang ini.
Tuhan mendengar doa tarra, tiba-tiba datang seseorang menggunakan mantel berwarna hitam dan membawa sekop itu berjalan mendekati mobil tarra yang hancur itu, ia mendekati tarra yang saat itu setengah sadar, di kepalanya sudah banyak darah dan dengan keadaan setengah sadar tarra meminta tolong kepada orang tersebut. orang itu menengok kearah tarra dan dia adalah gita.
***********
Saat hujan turun makin lebat suara ketikan mesin ketik itu terus menggema keseluruh ruangan dirumah itu. Seperti ada seseorang yang sedang mengetik menggunakan mesin ketik itu saat petir menabrakan dirinya kecahaya yang menembus lewat jendela diruang kerja tarra terlihat seseorang sedang menggunakan mejanya dan wajah orang itu terlihat mirip seperti teman tarra di jaman dulu dan dia adalah si ghostwritter itu.
***********
Gita tersenyum kearah tarra, lalu tarra teringat perkataan gita yang waktu itu mengatakan bahwa ia tidak akan menolongnya jika terjadi hal yang sama dan akan membiarkan tarra mati. Lalu kemudian gita menaiki skopnya dan tarra kemudian berteriak.
ns 172.71.191.25da2