×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
  • Writer
    safinatun naja
    safinatun naja
    Safinatun Naja, lahir di Medan,pada 03 februari 2002. Ia adalah alumni SMKN Binaan provsu,medan. Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswa baru Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
    Sedari duduk di bangku Sekolah Menengah pertama, ia menyadari betapa pentingnya organisasi disamping kegiatan formal belajar. Sejak SMP, ia aktif di kegiatan OSIS dan sering di minta untuk menjadi Bagian jurnalistik madding.Berlanjut ketika SMA, ia tidak bosan-bosannya mengikuti kegiatan organisasi yaitu Palang Merah Remaja. Pada organisasi inilah ia terlatih mentalnya untuk bersikap dewasa dan disiplin waktu serta memberikan pertolongan pertama pada teman-teman yang terluka,ia juga mengikuti beberapa kali perlombaan cerdas cermat kepalangmerahan dan meraih juara 1 se sumatera utara dan lomba menulis digital antarkelas.
    Kritik dan saran sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dan penulisan selanjutnya. Untuk itu, silahkan kirim kritik dan saran ke : [email protected].
    See more
AYAH
R
3.9K
0
1
1.0K
0

swap_vert

Dipagi hari yang indah ini,aku memutuskan untuk berangkat kesekolah dengan berjalan kaki saja.entah mengapa hari ini rasanya aku ingin sesekali memandang keindahan pesona alam yang ada di kampung ini dan ternyata sepertinya keputusanku ini tidak sia-sia sebab hari ini cuaca begitu sangat bersahabat denganku ditambah lagi angin-angin yang seakan-akan menari-nari di hadapanku bersamaan dengan indahnya kilauan cahaya mentari yang menghangatkan tubuhku.

entah mengapa hari ini rasanya aku ingin sesekali memandang keindahan pesona alam yang ada di kampung ini dan ternyata sepertinya keputusanku ini tidak sia-sia sebab hari ini cuaca begitu sangat bersahabat denganku ditambah lagi angin-angin yang s...

oh iya,kalian juga perlu tahu jika disepanjang jalan sebelah kanan maupun kiriku terdapat barisan sawah yang membentang luas dengan warna hijau yang sangat indah dan sehat untuk penglihatan mata kita dan tak lupa pula beberapa burung yang sedang bernyanyi ria bersama-sama.sungguh pemandangan ini mungkin saja tidak akan kalian jumpa di daerah perkotaan.

"Aneh ya,gak ada hujan tapi bidadari kok udah turun sih.".sebuah suara laki-laki yang sama sekali tak asing bagiku terdengar tepat disebelah sisi kananku.

"apaan sih kamu al,pagi-pagi udah mulai gombal.".jawabku kecut setelah tahu kalau suara itu berasal dari alka namun dengan pandangan tetap lurus kedepan,ya sekali lagi aku terlalu takut untuk menatap kedua pasang bola matanya yang indah itu.

"kangen gak sama suasana kota?".tanyanya sembari tersenyum lebar padaku.aku hanya diam saja mengacuhkan ucapannya tapi sepertinya ia tidak menyerah begitu saja padahal sudah jelas-jelas aku mengacuhkan keberadaannya.

"meskipun kamu diem seribu bahasa tapi itu gak akan melunturkan pesona kecantikanmu kok sha.".kali ini ia tidak menatap kearahku,ya tampak terlihat jelas dari raut wajahnya jikalau perkataannya kali ini teramat sangat tulus tanpa sebuah kepalsuan,entahlah saat ini rasanya aku pengen tahu semua yang ada didalam pikiran dan hati alka saat ini.

"boleh aku minta sesuatu ke kamu?.".ia menghetikan langkahnya sejenak kemudian kembali mengikuti langkah kakiku.

"bolehlah sha,setiap manusia kan punya hak untuk berbicara dan mengemukakan keinginannya.".astaga senyuman itu kembali membuatku merinding hebat,aduh kenapa sih aku begitu sangat grogi saat didekatnya padahal sebelumnya aku gak pernah merasakan hal seperti ini.

"tapi kalau kamu minta aku buat berhenti untuk mendapatkan hatimu kayaknya sih gak bisa sha sebab setiap perbuatan pasti ada pertanggung jawabannya sha.".

"emang salahku apa?.".tanyaku bingung.

"kamu udah membuat seorang pangeran alka jatuh cinta padamu tepat pada hari kemarin dan peristiwa kemarin dipagi hari,nah sekarang kamu tanggung seniri dong pertanggung jawabannya.".ia mengedipkan mata sebelah kirinya,tentu saja tanpa basa-basi aku langsung berlari menjauhinya hingga membuat ia tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuanku yang pagi ini seperti seorang penjahat yang dikejar polisi.

Aku berlari dan terus berlari sampai kedua langkah kakiku ini berhenti tepat didepan pintu gerbang sekolahku yang telah ditutup,astaga ternyata aku telah terlambat datang kesekolah dan lebih mengesalkannya lagi ini adalah keterlambatan perdanaku.

"Maaf neng,bapak ndak berani bukakan gerbangnya,bagi siswa dan siswi yang terlambat tidak diperbolehkan lagi memasuki kawasan sekolah neng jadi lebih baik neng pulang aja atuh.".satpam itu tampak terlihat sedikit iba dengan kondisiku secara aku ini kan siswi baru disekolah ini.

"ya udah makasih ya pak,selamat pagi pak.".tanpa banayk basa-basi aku langsung berbalik arah meninggalkan gerbang sekolah,entah alasan apa yang akan kukatakan pada mama ataupun papa saat tiba dirumah nanti.

disepanjang jalan pulang aku hanya mampu menundukkan kepalaku dari tatapan warga desa yang tidak habisnya memandangiku,ya mungkin mereka mulai menerka-nerka mengapa seorang siswi sepertiku masih saja berkeliaran dipagi buta seperti ini.

"maaf ya udah buat kamu terlambat".suara alka kembali terdengar lagi tepat dibelakangku,ya suara yang dipenuhi rasa penyelasan itu terdengar amat jelas dan snagat tulus.

"gak apa apa kok,itu kan juga bukan salah kamu.".aku mencoba besikap ramah kali ini padanya.

"ada kesibukan ataupun rencana gak hari ini?".tanyanya,aku hanya menggelengkan kepala saja.

"boleh kan minta waktunya sebentar?.".sekali lagi ia kembali memperlihatkan senyuman manis itu,ya senyuman yang sempurna dibarengin dengan duah buah lubang disela-sela pipinya.

"kemana?".tanyaku yang saat ini terlihat sangat kikuk,tetapi bukannnya menjawab pertanyaanku itu ia malah berjalan mendahuluiku sembari memberikan sedikit kode yang memintaku untuk mengikuti kedua langkah kakinya yang akan membawa ku kesebuah tempat yang sama sekali tidak kuketahui.

hingga akhirnya kami berhenti tepat didepan sebuah pantai yang hanya berjarak 1 meter dari hadapan kami,ya ternyata ia membawaku kesebuah pantai yang masih sangat terpelihara keindahannya.Disepanjang bukit pantai itu masih ditumbuhi oleh pohon-pohon kelap yang berbaris rapi dengan buah yang menggelantung mantap.

sungguh rasanya ingin sekali aku melepaskan selang yang ada dihidungku ini untuk menghirup kesegaran udara yang ada disekitar pantai ini.

"ini benar-benar indah banget al,makasih ya udah ngajak ku kesini.".ucapan ini tiba-tiba saja refleks keluar dari bibir mungilku.

"your welcome tuan putri.".jawabnya singkat sembari menirukan gaya seorang tokoh rome,tentu saja hal itu membuatku tertawa lepas dnegan tingkahnya.aku sama sekali gak bisa membayangkan tentang sosok alka yang biasanya dikenal cowok paling cool dan bijaksana seperti yang dikatakan semua orang tiba-tiba saja hari ini berubah menjadi sesuatu yang berbeda.

"lihat deh diujung sana sha.".ia menunjukkan jarinya kesebuah pulau ditengah pantai yang tampak sangat terawat dan bewarna hijau segar jika dilihat dari sini."indonesia begitu sangat kaya dengan beragam pulaunya yang sangat indah,terkadang setiap aku meminjamkan kedua mataku rasanya ingin sekali menjelajahi seluruh pulau yang ada dinegeri ini.".

"suatu hari nanti,kamu pasti akan bisa mewujudkan mimpi kamu kok al."aku memberanikan diri menatap kearah wajahnya yang kemudian dibalasnya dengan sebuah senyuman.

"ya,sha boleh aku tahu apa mimpimu?.".

"aku hanya ingin menghirup udara segar pagi hari disetiap mentari kembali menampakkan kilauan cahayanya al.".tanpa kusadari sebuah tetesan air mata mengalir jatuh membasuhi pipiku.tetesan air mataku itu sepertinya membuat alka merasa bersalah,ia kemudian mengambil sebuah sapu tangan dari tasnya dan memberikannya kepadaku.

"maaf sha udah buat kamu sedih seperti ini.".aku melihat jelas dari kedua pasang bola matanya terdapat sebuah penyesalan dan kekahawatiran terhadapku.

"gak apa-apa kok al.".aku mencoba meyakinkannya dengan sebuah senyuman kecil.saat ini kedua mata kami saling memandang satu sama lain,cukup beberapa lama sepertinya hingga akhirnya aku memilih untuk berjalan maju ketepi pantai guna mengalihkan tatapan nya itu.

"bagiku tiada yang sesegar udara pagi selain memandangi wajahmu dibawah kilauan mentari pagi sha.".teriaknya dari kejauhan beberapa meter,sontak saja aku langsung menghentikan langkahku sambil merasakan dinginnya air biru ini yang sudah lama tidak pernah kurasakan karena kesibukanku disekolah yang lama hingga membuaku tidak sempat berlibur ke salah satu pantai yang ada dikota medan.

"Saat pasir tempatmu berpijak saat ini pergi ditelan ombak, mungkin akulah lautan yang akan memeluk pantaimu dengan erat.".sebuah kata kata puitis yang indah itu membuatku memutarbalikkan tubuh ini ke arah belakang sumber suara itu dan betapa kagetnya aku saat kedua tubuh kami saling berhadapan begitu dekatnya namun hal itu tak berlangsung lama sebab dengan segera alka memundurkan tubuhnya menjahui diriku.

"al,boleh aku bertanya?.".

"tentu.".jawabnya singkat yang kemudian ia menjatuhkan tubuhnya yang terduduk santai ditepi pantai.

"boleh gak aku kembali ekstrakulikuler jurnalistik seperti disekolah lamaku.".aku juga menjatuhkan tubuhku seperti yang dilakukannya barusan namun secara perlahan-lahan.

"hahaha....ya tentu boleh lah sha,lagian aku udah tahu kok kalau kamu itu si peri puisi yang tingatannya gak jauh beda sama roman picisan.".ia meledekku untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia selalu saja menggodaku.

"sha,boleh aku mendengarkan beberapa bait kata puitismu mengenai diriku saat ini?.".

"mengenai kamu al?".tanyaku secara refleks yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal setelah melihat ekspresiku.

"oke,baiklah tapi stop deh mentertawakanku.".kali ini aku sedikit marah dan kesal dengannya.

aku memejamkan sejenak kedua mata ini mencoba membayangkan rupa tampan wajahnya sekaligus merasakan hembusan angin pantai yang menari-nari disekujur kulit seakan-akan menyemangatiku dan tidak menunggu beberapa lama akhirnya sebuah bait kata telah terlintas dipikiranku atau lebih tepatnya dari hatiku.

"leonardo da vinci saja tak dapat melukiskan seberapa manis senyuman diwajahmu demikian pula dengan gadis kaku yang ada dihadapanmu saat ini."

"wow,kata-kata itu sangat indah dan kuharap itu adalah ungkapan perasaan nyata mu padaku sha.".ia bangkit dari duduk santainya dan menjulurkan tangan kanannya kepadaku.

"hari sudah mulai terik dan aku tak ingin kulitmu berubah menjadi warna coklat."aku langsung menerima uluran tangannya dengan segera.

"ayo al.".ajakku yang kemudian berjalan mendahuluinya.

sat ditengah perjalanan pulang tiba-tiba saja kami bertemu dengan alisha dan yang lainnya,ya sepertinya mereka juga sedang berjalan pulang.

"asyiknya bisa jalan berduaan,pantesan aja keduanya gak masuk sekolah hari ini.".ejek bianca

"good luck ya sob.".ujar hito sembari menepuk pundak alka yang hanya membalasnya dengan respon senyuman seperti biasanya sedangkan aku hanya mampu tertawa kecil saja saat mereka semua meledekku dan mengira kalau aku dan alka saat ini sedang ngedate atau sejenisnyalah.

"kalian pada mau pulang juga ya?.".tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"rencananya sih mau ngejenguk loe sama alka,kami kira kalian sakit bersamaan gitu eh rupanya malah asyik berduaan dipantai.".alisha kembali meledekku.

"aku sama alka gak seperti kalian pikirkan kok,ceritanya panjang jadi lain kali aja ya aku ceritakan.".aku mencoba meyakinkan mereka semua.

"hahaha....kami bercanda kok sharon sayang,ya udah ayo deh kita pulang.".alisha langsung merangkulku yang diikuti dengan tiara dan bianca,yups saat ini aku merasakan kembali kehangatan seorang teman padahal sebelumnya aku sempat berpikir jikalau kepindahaanku ini akan membawa kejenuhan bagi duniaku namun sepertinya pikiran itu salah.

Disepanjang perjalanan pulang,entah mengapa kedua mata ini tidak bosannya mencuri pandang sosok alka yang saat ini tengah berjalan tepat disampingku,ya memang sebetulnya setiap kali memandangii wajahnya rasanya aku menemukan sebuah kesejukan yang sebelumnya belum pernah kurasakan,entahlah perasaan apa yang saat ii melanda hatiku dan kuharap itu bukan sebuah perasaan cinta.

"hey,kok ngelamun aja sih sha.".lamunanku dengan seketika buyar saat bianca menegurku.

"gak kok bi,aku cuman...".tiba-tiba saja ucapanku dipotong oleh hito.

"menatap alka secara diam-diam kan!.".ujarnya.

"gak kok,apaan sih kamu hito.".secara refleks entah mengapa aku langsung mengejarnya yang tengah berlari cepat kedepan guna menghindari kejaranku namun beberapa kali tatapan ini tak pernah lepas dari sosok alak yang hanya tertawa kecil memandang kami,ya sorot mata sindah itu membuatku seakan benar-benar terhipnotis.

"hahaha....udah ah sha,gue capek nie dikejar-kejar sama loe ntar alka marah lagi.".ia kemudian menjulurkan jari kelingking dihadapanku."mari kita baikan!.".sambungnya.

aku langsung segera mengaitkan jari kelingking ku dikelingkingnya sembari tersenyum kecil."oke,baiklah kita baikan.".

"sudah,jangan lama-lama nanti bianca cemburu.".tiara langsung melepaskan jari kelingking kami yang disusul dengan tawa yang menggelegar disepanjang jalan saat melihat ekspresi bianca yang begitu kecut ditambah lagi hito yang mencoba merayu kekasihnya itu meskipun beberapa kali aku melihatnya mencuri pandang ke arah alisha.

###########

"sha,boleh minta nomor loe?.".tanya hito secara tiba-tiba kepadaku.
"iya sha,supaya lain kali kami lebih mudah menghubungi kamu.".sambung alisha,aku hanya tersenyum tipis saja menatap mereka semua kemudian langsung meraih handphoneku yang ada didalam tas.
"tapi janji ya jangan mengerjai aku?.".tanyaku pada mereka.
"iya loh sha,gak mungkinlah kami tega banget mengerjai kamu bisa-bisa nanti kami habis lagi diserang sama alka.".ledek bianca yang melirikkan matanya kearah alka.
"ya udah ni catatlah.".aku langsung memberikan hpku ke mereka secara bergantian mereka memindahkannya kelayar hp nya namun tidak dengan alka.ia masih hanya berdiam saja menatapku dan beberapa kali tersenyumkearahku bahkan ia sama sekali tidak mengeluarkan hp dari sakunya seperti seakan-akan ia tidak menginginkan nomor handphoneku.

"kamu gak mau al?.".tanyaku.

"sepertinya gak perlu deh jadi lain kali aja ya.".jawabannya benar-benar membuatku sedikit kesal,bagaimana mungkin cowok kayak dia yang tadinya tidak berhenti mendekatiku kini begitu mudahnya mengatakan tidak membutuhkan nomor handphoneku padahal sudah jelas-jelas ini adalah kesempatan emas untuknya.

"kok gak perlu al,ini kesempatan buat loe kali.".bianca langsung memegang pundak alka seenaknya,eitss..kenapa pula aku begitu kesal seperti ini ya.astaga ayolah sharon jangan terlalu berharapan tinggi padanya sebab kau bukanlah wanita tipenya.

"bukan karena gak mau,tapi bagiku melihat sosoknya saja setiap hari itu sudah cukup selama ia masih bernafas dibumi ini.".

"astaga,aku benar-benar deg-degan mendengar kata rayuan alka.".ledek alisha kepadaku yang langsung menyenggol bahuku dengan manjanya.

"aduh,jantungku seperti ingin berhenti berdetak ni.".ledek tiara yang tidak mau kalahnya dan membuat gelak tawa diantara kami semua termasuk juga alka.

"ah sudahlah,ayo kita pulang nanti sharon dimarahin kalau kelamaan pulang.".bianca langsung menarik tanganku yang kemudian disusul oleh alka dan lainnya.

**********

"kamu dari mana saja sharon?.".tanya papa yang saat ini tengah asyik membaca koran.

"baru pulang sekolah pa.".jawabku ragu.papa langsung melipat korannya dan menyuruh ku duduk disampingnya dengan bahasa tangan.

"kamu yakin nak?.".tanyanya lagi yang saat ini sedang mengintrogasiku.

"maaf pa,sharon tadi gak dikasih masuk kesekolah karena terlambat jadi sharon satu harian berada dipantai.".aku hanya menundukkan kepala saja.

"ya sudah lain kali jangan diulangin ya,kamu kan tahu kalau papa dan mama sayang banget sama kamu jadi lain kali jangan buat papa dan mama khawatir ya.".papa mengelus rambutku."ya sudah ganti baju kamu karena sebentar lagi kita akan segera makan siang.".

"Iya ma"tukasku yang langsung berlari menuju kamar.
saat dikamar tepatnya saat aku tengah menyisir rambutku tiba-tiba sebuah pesan masuk membuat hpku berdering lantas segera aku meraih hpku yang berada tidak jauh dariku dan membaca pesan masuk dengan nomor yang tidak dikenal. 
DARI=0812xxxxxx

Hi sha, lagi apa?

Setelah usai membacanya tentu saja aku langsung meletakkan hpku kembali diatas meja dan berlari menuju ruang makan, lagian sepertinya tak penting juga merespon pesan itu. 
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang makan dan disana tampak terlhat papa dan mama tengah menanti kehadiran putri kesayangannya ini tuk menyantap masakan bersama. 
"Bagaimana masakan baru mama sedap? "Tanya mama, aku dan papa hanya mengangguk saja sambl mengisi perut yang sudah kekosongan ini. 
"Itu sih bukan enak tapi lapar. "Mama memajukan bibirnya, ia benar-benar ngambek kali ini namun sepertinya sosok papa mampu membuat seukir senyuman kembali terlukis dipipi mama. 
"Ah yasudah papa dan sharon cepat habiskan makan malam kalian dan kamu sharon segera meminum susunya ya dan papa ikut mama membereskan barang-barang.".
"Papa dan mama mau kemana?."
"Astaga mama lupa memberitahu kamu kalau besok mama dan pap mau jenguk nenek di Medan,gak apa apa kan sharon?".mama mulai menunjukan wajah bersalah.
"Gak apa apa kok,sharon bisa jaga diri sendiri meskipun sebenarnya sharon gak pandai masak.".ucapnya tersipu malu.
"Oh kalau tentang itu papa udah siap in sayang,disini itu papa punya kawan lama namanya tante elisabeth dan dia merupakan seorang chef sekaligus pemilik restoran terkenal di bandung dan dia bakal suruh orang datang kesini buat anterin makanan buat kamu.".
"Benarkah?makasih papa.".astaga ini benar benar keajaiban,gadis belia sepertiku bakal sering mencicipi masakan dari seorang chef terkenal ya meskipun hanya beberapa hari.
"Ya sudah,mama dan papa duluan ke kamar ya sayang.".mereka langsung bangkit dari kursinya dan mencium menunggu lalu berjalan meninggalkanku yang sedang menyantap masakan buatan namaku tercinta.
Setelah usai menyantap aku langsung membereskan meja makan dan berjalan menuju kamar mungilku tempatku untuk beristirahat dengan tenang sekaligus menuangkan semua kreativitas ku.
Tut....tut.....
Sebuah panggilan masuk dengan tampilan nomor yang tadi mengirimkan pesan kepadaku kembali memecah kebisingan dikamar mungilku yang semulanya terkesan senyap.
"Halo,ini siapa?.".tanyaku pada seseorang diseberang sana.
"Aku kira kalau aku itu adalah seorang cowok populer yang kerap dikenal oleh semua orang tapi sepertinya tidak untuk gadis diseberang sana.".ucapnya yang tidak lain sepertinya seorang lelaki.
"Jangan bercanda,kalau kamu gak kasih tahu dirimu sekarang akan kumatikan panggilan ini.".
"Aku tidak khawatir tentang itu.".
"Ah,kenapa?".tanyaku tercengang.
"Coba kamu lihat tas kamu.".aku segera meraih tasku dan membongkar isinya yang ternyata terdapat sebatang coklat tiruan yang terbuat dari kayu jati dan dibawahnya bertuliskan nama "ALKA".
"Kamu alka?".tanyaku.
"Kamu itu manis kayak coklat tiruan itu,manisnya abadi dan gak pernah luntur dimakan zaman persis kayak coklat tiruan itu.".ucapnya yang membuat bulu tanganku terasa merinding hebat."aku harap cuman akulah satu satunya semut yang berusaha meraihmu.".sambungnya.
"Hehehe...kamu gak bosen apa ngegombal aku terus?".
"Gak ".jawabnya singkat 
"Kenapa coba?."tanyaku seraya mengerutkan kening dan kedua bola mata yang melebar.
"Sebab gak pernah ada kata menyerah untukku buat melunakkan sharon yang kaku.".
"Emang aku kaku banget ya?."tanya ku lagi.
"Kakunya kebangetan deh kayak sebatang kayu".ledeknya dari seberang sana hingga membuatku tertawa karena mendengarkan suaranya yang menirukan donald bebek.
"Hahaha....kamu lucu deh,kalau aku kaku berarti kamu lentur dong.".balasku lagi mencoba meledeknya.
"Si alka itu lentur kayak permen karet.".
"Hahaha....".tawaku 
"Senang deh bisa buat mbak diseberang sana tertawa puas.".
Seketika tawaku terhenti.
"Makasih ya buat hari ini udah mau mengisi hari - hariku.".
"Masama nona cantik."ia kembali menirukan suara donald bebek.
"Hahaha..udah malam ini,lebih baik kita tidur yuk.".tawarku.
"Iya,kalau tidur jangan lupa bangun ya sharon .".
"Ya jelas bangun lah alka,emang kalau gak bangun kenapa?.".tanyaku.
"Gak kenapa-kenapa sih,cuman takutnya karena keasyikan mimpikan aku,kamu malah gak ada waktu buat bangun.".
"Ya udah kalau gitu aku gak tidur deh.".godaku agar membuat ia benar -benar kehabisan akal,namun sepertinya alka sungguh gak pernah kehabisan akal sama sekali.
"Jangan dong sha.".larangnya 
"Kenapa?.".
"Kalau kamu gak tidur nanti kamu sakit terus gak berhenti henti nyebut nama aku.".
"Emang kenapa Kalau aku nyebut nama kamu terus terusan?".
"Ntar mama dan papa kamu ngira aku punya hutang yang belum dilunasi lagi sama kamu karena kamu gak berhenti nyebut nama aku.".candanya yang membuat gelak tawa diantara kami.
"Hahaha....kamu lucu banget alka.".
"Bagus dong,dari lucu lama lama jadi ngangenin.".rayunya lagi yang membuat sekali lagi tawaku terhenti mendadak.
"Udah ah,aku mau tidur.".aku mengakhiri panggilan ini seraya berpura pura menguap.
"Selamat tidur.".ucapku kemudian langsung memutuskan panggilan telepon bersama nya,setelah itu aku langsung meletakkan hpku diatas meja rias milikku lalu menjatuhkan tubuhku diatas ranjang pribadiku bersamaan dengan menutupnya kedua mata ini secara perlahan.

swap_vert

X