×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Karena Kutelah Mencintainya
R
662
0
0
73
0

swap_vert

Ku tak mengerti bagaimana kuharus menceritakan ini dari awal tentang dia yang sekarang tengan memasuki hatiku, hampir seluruhnya.

Ya dia adalah seorang cowok bersifat dingin, tak banyak bicara. Sekali dia bicara akan membuatku melayang jika mendengarnya. Dia bernama ‘Arka Aditya Cahya’. Dibalik sifat cueknya ada sifat badboy yang membuatku tak mengerti mengapa dia bisa bersifat demikian.

Kalau dilihat dari postur tubuh tak kelihatan kalau dia masih bau kencur, anak kecil yang beda dua tahun denganku, yang pantas ku sebut adik. Sekarang malah menjadi orang yang tengah memenuhi sudut hatiku.

Memang benar kata orang cinta itu buta tak memandang baik atau buruk, beda usia tetap saja yang namanya cinta ya cinta. Entah dapat darimana aku teori semacam itu. Ini cerita awalku mengenalnya yang tak ku kenal sebelumnya.


“fah,” suara itu, membuyarkan lamunanku tentang cowok dinginku. Aku pun menoleh pada suara itu, Ibu.

“ada apa bu ?” aku menghampiri ibu.

“Nak, jadi ikut oraganisasi seperti ayahmu ?” Tanya ibu, seperti ingin tau apa jawabanku.

“InsyaAllah, bu” ujarku seraya tersenyum pada ibu.

“ya udah, segera siap – siap ayahmu sudah menunggu didepan.” Terang ibu padaku.

“iya bu.” Jawabku, aku pun melangkahkan kakiku memasuki kamar mandi.


“Bu, ifa berangkat dulu ya bu ?” pamitku tak lupa kumencium tangannya.

“hati – hati nak.” Ibu mengikutiku sampai depan rumah.

Dalam setengah jam ku sampai disana dengan sikapku yang masih malu malu, ku duduk didekat tiang sebelah cowok berjaket abu abu. Acara itu kulakukan sampai hari terakhir menjelang diklat lapangan survival, pada saat itu mencatat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk kesana sekalian pembagian kelompok. Ku agak kecewa, padahal ku ingin satu kelompok dengan ‘Rizky’ laki – laki berdekik yang manis menurutku. Eh, ternyata satu kelompok sama ‘anak ngeselin’ yang gak bisa ngomong nggak seperti kakaknya yang easy going aja saat mengobrol.


Ku marasa nervous saat menjelang acara lapangan, ku sudah berikan surat ijin tidak masuk sekolah pada guru disekolah. Ternyata ku tak bisa hadir dalam acara yang ku tunggu, karena berbarengan dengan pra UKK kejuruanku, ku diberi pilihan yang sulit. Memilih sekolahku yang belum tentu terulang lagi atau hobi yang pasti akan ada lagi.

Dan akhirnya kumemilih sekolahku, tapi ku masih berpikir apakah Arka dan mas Hadi baik baik saja ? apa sudah diubah anggota kelompoknya? Itu masih memenuhi pikiranku.


Tak terasa sudah 1 bulan ku tak tahu kabar kabar tentang acara itu. Saat itu, ku membuat snap tentang juara kelasku yang memenangkan lomba kebersihan kelas dan keindahan kelas. Tiba-tiba saja cowok ngeselin itu mengomentari snapku,

Arka        : “selamat”

Ifa            : “terimakasih”

Arka         : “ngomong-ngmong juara apa?”

Ifa             : “juara kebersihan kelas, hehehe”

Arka          : “hahaha, kukira juara apa”

Ku terlalu larut dalam percakapan itu, ada perasaan nyambung saat chatting dengannya. Kita pun saling mengomentari snap masing-masing, rasa nyaman pun hadir dalam percakapan itu. Tak terasa sudah 3 minggu aku dekat dengannya, mengobrol lewat chat tapi tak sering karena kendala dariku. Dia mengatakan kata kata manis yang tak kupercaya dia bisa mengatakannya karena menurutku dia orangnya ngeselin.


Pada tanggal 07 september 2018, aku dan dia  sepakat mengikat hubungan ini dan mengubahnya saat aku dan dia akan bertemu pada hari minggu ini. Tapi secara tiba tiba dia menyatakan perasaannya padaku di benda pipih kotak dengan kata kata romantis yang tak pernah kudapatkan.

Arka : “I Love you, I can’t hold this feel anymore. I must tell to you, if I was love you so much. Are you accept my love? Sorry I use English when I feel nervous. Thank you, I feel relieved. After I express this feel.”

Dan akhirnya kita sepakat tanggal 07 september 2018 adalah hari jadian kita. Waktu berlalu begitu cepat, ku tak merasa aneh ketika aku dan dia jarang untuk mengabari. Aneh memang ku menceritakan bagian yang satu ini terasa menyakitkan untukku, terlihat baik baik saja untuknya. Dia menghilang tanpa kabar dan dengan bodohnya aku, ku menunggunya. Percaya akan kehadirannya yang akan kembali, ya memang kembali. Kembali dengan  kenyataan yang pahit untukku, kejujuran dia yang membuatku perlahan sangat rapuh. Selama berbulan bulan aku menunggu kabarnya semua hal ku lakukan meski terlihat bodoh kata ku.

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X