tubuh terkoyak, jalan merangkak
air mata, meninggalkan kerak
sungguh, ingin ku berteriak
berharap, menemukan pundak
jalan ku panjang, itu yang ku pikir
sambil berlari, agar jejakku terukir
cari peluang, otak memforsir
agar tak rendah dan terusir
ego ku terus terus meninggi
mencari setapak supaya tak terhenti
menanam biji emas berhabahan besi
kugali dalam, dan ku cor kuat berpondasi
ternyata, aku terlalu sombong
hancur lebur, tak ada yang menyongsong
jerih payah terbakar dan gosong
sekarang, raga tanpa jiwa yang kosongg
tak terlihat, terkubur, dengan kekecewaan...