“OMG HONEY!” seruan Ola hampir membuat Hannah terjengkang kaget. Pagi – pagi buta begini ngapain tuh anak teriak – teriak, Hannah mengusap – ngusap matanya.
Jam dinding yang menunjukan jarumnya di angka satu, kalo gak karena sinar matahari yang langsung menamparnya dari sela – sela horden, dia pasti masih bisa meyakinkan dirinya kalo ini masih jam satu pagi, atau gak kayaknya abis batere tuh jam. Acara tahun baru tadi malam, memang sukses membuatnya tewas sebagai manusia dan bangun – bangun dia sudah berhasil reinkarnasi menjadi seekor kebo.
Ola sudah berdiri dengan kedua tangan di pinggang di depan ranjang. “HAN!!” bentakannya bisa bikin anak ayam tetangga sebelah langsung kena parkinson.
“Apaaan sih lo.” Hannah menyahut sewot. Tampangnya masih lecek, dia mengucek – ngucek mata untuk mengolah kesadarannya.
Ola berjalan ke arahnya lalu naik ke ranjang dan duduk di sampingnya, senyum jail menyeringai, Hannah menatap sahabatnya itu ngeri. Kontan ia langsung menempelkan punggung tangannya ke jidat Ola, selanjutnya ke pantatnya sendiri, “Panasan jidat elo. Pantesan aja.” kata Hannah.
“Yeee...Geblek. Semalem pulang jam berapeeee???” bibir dower Ola yang maju hingga 3 meter langsung memantapkan Hannah untuk tetap melek. Niatan buat balik ke alam mimpi batal, penyakit kepo Ola emang kalo udah kumat harus di tangani secepatnya. Kalo gak bakalan langsung naik drastis ke stadium selanjutnya.
Hannah mencoba mengingat – ngingat kejadian tadi malam. Gak ingat. “Lupa.”
“Jam 3.” Ola nyeletuk.
“Kok lo tau?”
“Kan kita pulang bareng, perginya aja bareng, ke partybareng.” Cerocos Ola.
Hadehhh..Hannah bener – bener hangover, kepalanya yang berat rasanya pengen di lepas dulu terus di ademinsebentar di freezer biar otak yang berada di dalamnya bisa berfungsi lagi dengan baik. “Dasar wanita penganggu mimpi indah orang lo..Kalo begitu lo ngapain nanya? Ampe kepobegitu muka lo. Salah minum obat?” omel Hannah.
Ola malah cekikikan, “Gue ada kabar baik nihhh.......” dia mengipas – ngipas amplop putih yang sudah terbuka.
“Apaan tuh? THR lo?” alis Hannah terangkat.
“JRENGJENGJENGJENGJENGJENG Taraaaaa.......!” jari lentik Ola dapat membuka amplop itu dengan cepat, lalu melebarkan kertas putih yang terdapat di dalamnya, dan benda berukuran A4 itu sekarang ada di depan mata Hannah sehingga dia bisa membaca tulisan yang tercetak di atasnya dengan sangat jelas.
“Oh..no...no...no...Oh my GOD!” Hannah melonjak, merebut kertas itu dan membacanya lagi dengan teliti. Logo emboss perusahaan berwarna coklat tua yang tercetak di pojok kiri kertas itu menarik penuh pandangannya.
Satu bulan lalu Hannah yang terpaksa jobless, karena bossnya yang merupakan orang kedutaan harus dipindah-dinaskan ke Belanda. Akhirnya dengan pasrah Hannah harus berubah status menjadi unemployed. Setelah satu minggu memanfaatkan break time-nya di Bali, 2 minggu menikmati kemerdekaanya di tempat tidur, dia bertekat mengisi kembali pundi – pundinya yang diyakini lama – lama akan ludeeesss kalo dia masih jobless dua atau tiga bulan lagi.
No...no..no...
Lima bulan lalu sebelum ada tanda – tanda dia bakal jadi pengangguran dia habis gesek kartu kreditnya untuk installment di butik LV.
Kerjaan emang berhenti, tapi cicilan jalan terus bro.
Oke. Cukup..cukup...
Demi menjauhi dirinya di kejar – kejar Ambon, Hannah langsung ngibrit install semua aplikasi untuk para job seeker sampe mencari tukang koran terdekat di apartementnya. Setelah menghabiskan waktu 1 minggu full menyapu halaman koran yang berisi bejibun LOKER, matanya tertuju kepada perkerjaan yang serupa dengan pekerjaan sebelumnya.
PT. EVA Prouds
‘Seeking for personal assitant.’
Salary : Negotiable
Contact : 02193099xxx
Singkat. Padat. Dan tak jelas. Kesan pertama Hannah ketika membaca iklan itu. Perusahaan segede ini masa cuma pasang iklan cari kerja di koran doang, weird.
Tapi apa salahnya dicoba?
Demikan tanpa pikir panjang ia langsung menarik gagang telepon dan mehubungi nomor yang tertera di iklan loker itu. Setelah mendapatkan informasi email perusahaan tersebut, Hannah langsung mengirim CV dan lamarannya.
Dan akhirnya setelah penantian panjang, tepat sehari setelah hari pertama di tahun 2021, Hannah mendapat panggilan interview.
“Akhirnya, impian lo sebagai pembantu elit kesampean juga..” gumaman Ola membuat Hannah pengen ngebakar isi lemari tas branded si nenek gambreng itu.
“Personal assistant.” Ralat Hannah sambil melotot.
“Ah right.” Jawab Ola sok polos.
131Please respect copyright.PENANAXBuS5QBuWA
ns 108.162.216.67da2