Hangat...
Itulah yang Noel rasakan ketika menyentuh tubuh Yera. Wajahnya terlihat pucat pasi. Kelopak matanya sedikit sembab dan membengkak.108Please respect copyright.PENANAl9pFNUhSvz
108Please respect copyright.PENANAclTCfMbDx5
Pria bangun dengan panik. Setelah menghubungi seseorang, pria itu bergegas pergi dari kamar itu.
***
Yera diam dalam kelemahan dan ketidak berdayaannya. Ia tampak seperti mayat hidup. Perempuan itu tak menunjukkan sikap takut atau perlawanan sama sekali ketika Noel mengurusnya. Sia-sia juga, ia tak punya daya untuk melawan. Selama dua hari sakit, Noel begitu cekatan mengurusnya, menyerka tubuhnya, mengoleskan obat, menyuapinya makan, meminumkannya obat sampai mengompresnya. Semua itu dilakukan dengan penuh perhatian dan ketulusan. Pria itu bahkan tidak tidur dengan baik demi menjaganya.
Saat Noel tertidur lagi, sedu sedan tangisan yang tertahan di dadanya akhirnya bisa ia lepaskan. Yera menangisi perlakuan Noel yang sama sekali belum pernah ia terima selama hidupnya. Yera terharu juga terluka. Biar bagaimanapun, perlakuan itu tentu saja punya maksud. Pria itu sengaja mempertahankannya sedemikian rupa karena ingin memanfaatkan tubuhnya. Kelak jika manis itu tak ia dapatkan lagi, maka dirinya akan dibuang, atau mungkin saja akan dijual ke tempat pelacuran seperti ancamannya.
***
Ketukkan pintu memecah keheningan dan pikiran kusut Yera. Tanpa menunggu jawaban seorang pria berpakaian rapi muncul dari balik pintu. Senyuman yang menghiasi wajahnya dengan segera meluruhkan rasa takut dalam jiwa Yera. Pria itu terlihat baik.
“Hai, aku dokter Chen. Aku diminta sahabatku yang gila itu ke sini untuk memeriksa keadaanmu,” ujarnya ramah. 108Please respect copyright.PENANA7gx9kt6AjQ
Pria itu tanpa sungkan duduk di dekat Yera sembari membuka peralatannya. Ia mengambil termometer dan tanpa permisi mengangkat tangan Yera dan menyelipkan termometernya di bawah ketiaknya.
"Aku yakin resefku sudah bisa mengatasi demammu. Tapi dia tetap saja merengek agar aku datang sendiri memastikan keadaanmu. Dia benar-benar merepotkan." Chen mengomel sendiri. 108Please respect copyright.PENANAsgEGCEI2CD
Setelah terdengar alarm pendeteksi termometer itu. Chen menariknya kembali.
“Lihat ... suhu tubuhmu sudah normal kembali" 108Please respect copyright.PENANAVmjCDFnTwX
Chen juga memeriksa tekanan darah perempuan itu.
"Semuanya normal. Kau baik-baik saja."
"Benar, dirinya memang baik-baik saja, tapi pikiran dan perasaannya yang tidak baik. Saking tidak baiknya ia benar-benar ingin mati sekarang.
"Kau akan baik-baik saja di sini," ujar Chen.
Yera menatap pria itu tajam. Ia tidak terima dengan pernyataan itu dan meminta penjelasan Chen.
"Aku tahu semuanya. Dia sebenarnya baik, hanya caranya yang salah."
"Hanya ... kau bilang hanya? Dia sudah memperkosaku bahkan dalam keadaan terikat dan terluka! Bagaimana memandang perbuatan itu bagai sesuatu yang tak berarti sama sekali?" Marah Yera dalam hatinya.
"Dia senang saat mendapatkanmu. Dia memang selalu bersemangat, tapi kali ini dia terlihat begitu berbeda. Dia bilang ia mendapatkan istri." Ujar Chen sembari tersenyum.
"Pria ini sama menyebalkan. Bisa-bisanya dia tersenyum bangga menanggapi perlakuan bejat sahabatnya. Tampangnya seperti malaikat. Apa mungkin mereka satu komplotan yang suka memperlakukan wanita seperti itu?"
"Jangan menyulitkan diri. Semua sudah terjadi bukan? Meski kau kesal dan membencinya semua tidak akan bisa kembali. Tapi kau bisa memperbaiki. Coba buka hatimu dan terima keadaan yang sudah menjadi takdirmu. Keadaan di luar sana belum tentu lebih baik dibandingkan kau terkurung di sini. Penggemar Mory tidak terima dengan kebebasanmu. Mereka sedang berusaha mencari untuk membalas perlakuanmu. Perbuatan mereka bisa jauh lebih buruk. Bayangkan mereka menyekapmu dan membuatmu diperkosa banyak pria bahkan sampai mati. Bukan kah itu lebih mengerikann?"
Dari tatapan matanya, jelas emosi Yera terlihat menurun. Tampaknya perkataan Chen mampu mempengaruhi pikirannya yang dipenuhi kebencian.
108Please respect copyright.PENANAnjDB8SheCW
"Tapi tetap saja, akan menjadi pelacur di sini? Akh, kenapa hidupnya se sengsara ini?" Yera membatin.
"Anggap saja kau sudah menjadi istrinya, bukan ia sudah mengatakan hal itu? Cobalah menerimanya."
Yera masih terdiam ...
"Asal kau tahu, sebenarnya dia itu istimewa. Ada banyak wanita yang menginginkannya di luar sana, yang menginginkan hubungan yang lebih serius dari sekedar teman kencan semalam. Tapi tak satu pun yang bisa mendapatkannya. Jika kau bisa melenyapkan kebencian itu dari hatimu. Aku yakin dalam 3 hari kau akan menyukainya," ujar Chen sembari menepuk pundak Yera.108Please respect copyright.PENANAPjrtaL5bK0
108Please respect copyright.PENANADWkRR7o374
“Bagaimana keadaannya, dia baik-baik saja?” Noel tiba-tiba masuk ke ruangan itu dengan nampan di tangannya.
“Tentu saja. Kau harus membayarku mahal karena kedatanganku yang sia-sia ke sini.” 108Please respect copyright.PENANA0d6XjKgHbo
“Ambil saja sesukamu.” Noel menyerahkan handphonenya pada Chen.
Chen menyingkir dan membiarkan Noel menghampiri Yera
"Makan!" perintah Noel ketus. Tampaknya pria itu masih kesal pada Yera. 108Please respect copyright.PENANAa3MTymqOly
Chen tersenyum kecut mendengar perkataan Noel.
"Apa begitu caramu merawatnya? Bukankah kau selalu bersikap manis pada perempuan? Pantas saja ia sakit. Dia sudah terluka dan kau menekannya," ujar Chen sembari mengotak-atik handphone Noel.
"Aku sudah memperlakukannya dengan baik, tapi dia malah ingin meloncat dari balkon. Bagaimana aku tidak kesal?"
"Wajar saja ia melakukan itu. Kau menyerangnya tiba-tiba. Apa kau pikir semua wanita sama? Seharusnya kau tebar pesona dulu sama seperti yang biasa kau lakukan."
108Please respect copyright.PENANA38zevS1wmR
"Pembicaraan macam apa ini" Yera mengumpat kesal dalam hatinya. Bagaimana mungkin mereka membicarakan hal seperti itu tanpa memikirkan perasaannya." "Makanlah ... " Suruh Noel dengan suara yang lebih lembut.
Yera menurut, perempuan itu hanya menunduk menyadari Noel yang menatapnya penuh perhatian. Perasaannya masih saja saling bertentangan, antara masih tidak terima dan mulai luruh dengan sikap baik pria itu. Sedikit demi sedikit sikap Noel sudah mempengaruhi perasaannya, di tambah perkataan Chen tadi. Kini yang katanya 'baik' menurut Chen tadi selintas terlihat dari tatapan Noel yang ia sendiri tak berani memastikannya lebih jauh. 108Please respect copyright.PENANAo0EMXUvUoB
“Pekerjaanku sudah selesai. Dia hanya perlu menghabiskan obatnya hari ini. Aku pergi dulu ... Yera, renungkan perkataanku tadi, sampai jumpa lagi,” pamit Chen. 108Please respect copyright.PENANAgvwznRK4qW
”Apa yang kau katakan padanya?” Noel menatap Chen meminta penjelasan. Namun Chen hanya tersenyum sembari menutup pintu. 108Please respect copyright.PENANAcEACuyvw9G
“Apa yang ia katakan padamu? Apa ia mengatakan hal buruk? Pasti dia mengatakan hal yang buruk tentangku. Jangan percaya apa pun yang ia katakan tentangku. Itu tidak benar."
"Aku memang berusaha tidak mempercayainya.” Untuk pertama kalinya Noel mendengar Yera bicara padanya.
Noel menetap Yera, mencoba mereka-reka maksud perkataan perempuan itu. Sepertinya Chen baru saja mengatakan hal yang baik tentangnya dan Yera tidak mempercayai itu. Itulah makna yang ia tangkap dari sorot mata Yera.
Noel salah tingkah. Tapi perkataan Yera barusan mengandung arti tersembunyi yang terasa berharga baginya 'berusaha tidak mempercayainya?' artinya Yera sedang menentang pikiran baik tentangnya. Itu artinya pikiran baik tentangnya sudah ada dalam diri Yera.
"Tak perlu berusaha, lakukan saja yang kau suka selama itu memuaskan hatimu," ujar Noel tenang.
"Habiskan makananmu, aku lupa membawa air minum tadi" ujar Noel seraya beranjak dari sana.
***
Saat kembali ke kamar itu lagi, Noel terkejut. Yera tidak ada di sana. 108Please respect copyright.PENANANKpXuZwi77
Jantung pria itu berdegup kencang. Ia terlalu lengah dengan sikap Yera sehingga membiarkan perempuan itu begitu saja. 108Please respect copyright.PENANAjlPNakqWta
"Yaish!!!!!!!!" umpatnya seraya beranjak dari kamar itu. Marah dan takut campur aduk dalam perasaannya. Ia berlarian keluar mencari Yera. Perempuan itu pasti belum begitu jauh. Dengan perasaan gugup, setengah putus asa Noel mengintari setiap sudut lantai bawah tempat tinggalnya. 108Please respect copyright.PENANAbFy7JyKK8i
"Yeraaaaa ... !!!!!!!!!"