×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
AMARAH
G
1.3K
0
1
357
0

swap_vert

Kinanti, nama yang diberikan untuk sang buah hati sepasang suami istri yaitu Jack dan Mia. Jack bekerja di sebuah perusahaan, sedangkan mia hanyalah ibu rumah tangga biasa. 

Keseharian Mia hanya disibukkan dengan pekerjaan rumah dan mengurus anaknya. Karena Jack bekerja dari hari senin sampai sabtu, dan mia lah yang lebih sering menghabiskan waktu bersama anaknya Kinanti. 


Malam hari pada saat Jack pulang bekerja, ia dan istrinya pun bertengkar. Dikarenakan suaminya yang selalu tidak ada waktu luang untuk bersama anaknya. 


"Bwuukkk" sebuah guling mendarat tepat di wajah Jack. 

"Malam ini kamu tidur di luar saja!!" Ucap Mia istri Jack

"Tapi, mas ini capek banget loh. Beberapa hari ini lembur kerjanya!" Jawab Jack mencoba membela diri ajar istrinya mempertimbangkan keputusannya. 

"Ah memang kamu selalu begitu beberapa bulan ini kamu hanya memikirkan diri sendiri dan kepentingan diri kamu sendiri, kamu gak pernah ada waktu untuk Kinanti!!" Ucap Mia dengan penuh kekesalan. 


Belum sempat Jack menjawab omongan dari istrinya, pintu kamar sudah ditutup dan dikunci dari dalam oleh Mia. 

Jack hanya melongo di depan pintu sambil memegang guling. Ia pun beranjak dari depan pintu kamar dan langsung baring di atas sofa sambil menyalakan TV. 

Sepintas terpikir dalam pikiran Jack untuk membalas kemarahan Mia dengan amarah juga. 


Pagi ini Jack kembali bekerja seperti biasanya, ia masuk ke kantor dan mulai melakukan pekerjaanya. Di Kantor pun Jack juga mendapatkan permasalahan dari atasannya. Karena kinerja Jack yang tidak memuaskan untuk kantornya. 


"Jack!! Apa-apaan ini? Proyek besar seperti itu bisa lepas dari tangan kita!! Kamu gimana sih?"

Ucap Pak Dani atasannya dengan penuh emosi pada Jack. 

"Ma... maaf pak, saya kurang fokus karena ada masalah dirumah" Jawab Jack terbata-bata. 

"Kamu ini gak profesional!! Masalah personal jangan sampai mempengaruhi kinerja kamu di kantor. Ini yang terakhir. Saya gak mau dengar hal seperti ini lagi, lebih baik kamu ambil cuti dan selesaikan masalah kamu di rumah supaya bisa lebih fokus lagi dengan pekerjaanmu" Ucap Pak Dani dengan nada yang agak tinggi.

"Baik Pak" Jawab Jack dengan singkat. Pak Dani berlalu meninggalkan Jack yang tertunduk lesu. 


Hari ini hari yang berat bagi Jack. Tadi pagi ketika sarapan, ia kembali ribut dengan istrinya Mia. Mia menyodorkan surat cerai yang sudah kesekian kalinya pada Jack. Mia sudah tidak tahan dengan suaminya yang gila kerja. Tidak punya waktu sama sekali untuk keluarga kecil mereka. Terutama pada anak semata wayangnya Kinanti. Gadis kecil cantik dan lucu yang berusia 7 tahun, yang sedang dalam masa sangat membutuhkan kehadiran seorang Ayah. 

Sering kali Jack dan Mia bertengkar bahkan untuk urusan sepele. Lagi-lagi karena Jack yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sampai akhirnya Mia memutuskan untuk berpisah dengan Jack. 


"Arg…Sial!!" Dengan kesal Jack pada dirinya sendiri setelah tersadar dari lamunannya, dan kilas balik kejadian-kejadian pertengkarannya dengan Mia dan rengekan Kinanti yang mengharapkan kehadirannya. Belum lagi tuntutan pekerjaan di kantor dan proyeknya yang gagal. Pikirannya semrawut, kacau seperti benang kusut. Jack pun melangkahkan kaki masuk ke mobil dan segera pulang ke rumah.


Teeeet...teeeet...teeeet… 

Jack memencet klakson mobilnya, tapi pagar tak kunjung di bukakkan. 

Teeeet...teeeet...teeeet...teeeet….!!!

Dengan penuh emosi dan kesal, Jack kembali menekan klakson mobilnya.

"Mana sih si Joko, goblok bener!! Tuli apa!!" Jack semakin emosi dan ingin menabrakkan pagar itu dengan mobilnya. 


Kinanti si kecil berlari ke halaman rumah ke arah pagar yang tertutup itu. Ingin membukakan pagar untuk ayahnya, tepat ketika Jack yang sedang emosional memutuskan untuk menabrak pagar rumah dengan mobilnya. 

"Braaaak!!!!"

Suara keras terdengar dari luar, membuat seisi rumah berlari keluar untuk melihat keadaan. 

"Tidaaaaakk!!!"

Jerit Mia syok melihat anak tercintanya bersimbah darah tertimpa pagar yang ditabrak oleh ayahnya sendiri.


Jack terperanjat kaget mendengar teriakan istrinya, berlari ke arah pagar yang tumbang menggeleng, menangis sambil berusaha mengangkat runtuhan pagar rumahnya itu dibantu tukang kebunnya Joko. 


Tak dapat berkata-kata ia hanya bisa terpekur memeluk Kinanti yang sudah terkulai lemas dan tak bernyawa. Hanya tersisa sesal yang sangat dalam, yang pasti tak akan hilang hingga menutup mata.

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X