×

Penana
search
Loginarrow_drop_down
Registerarrow_drop_down
Please use Chrome or Firefox for better user experience!
Monster Merah dan Biru
G
1.0K
0
1
701
0

swap_vert

Suatu hari di pegunungan yang tinggi, hiduplah dua monster yang berdampingan dengan manusia. Monster pertama bernama Monster Merah, ia memiliki wajah yang seram dan badan besar berwarna merah. Monster kedua bernama Monster Biru, memiliki wajah yang rupawan dan badan berwujud manusia. Monster Biru sangat disukai oleh manusia, selain karena wajah yang tampan, ia memiliki hati yang sangat mulia. Monster Biru selalu membantu manusia yang kesulitan dalam memecahkan sebuah permasalahan di desa mereka. Sedangkan Monster Merah sebaliknya, ia ditakuti oleh manusia karena badannya yang besar dan memiliki rupa yang seram. Namun dibalik semua itu, Monster Merah memiliki hati yang sangat lembut, ia ingin menjadi Monster Biru, bisa membantu penduduk desa yang dalam kesulitan.

Monster Merah mencoba berkali-kali berbuat baik kepada manusia di desa dekat tempat mereka tinggal, tapi selalu saja di hujani tombak dan obor api yang menyala. Apapun yang dilakukan oleh Monster Merah di anggap salah dan hanya menimbulkan kekacauan. Hal tersebut membuat Monster Merah sedih, ia berniat untuk mengurung diri untuk waktu yang lama. Monster Biru merasa kasihan dengan Monster Merah, ia datang ke rumah Monster Merah dan bertanya “Apa yang membuatmu sedih wahai Monster Merah?”.

Monster Merah menjawab “Aku ingin menjadi seperti mu, aku ingin membantu manusia kecil di sana yang sedang kesusahan, aku ingin mendapat teman dan senyuman dari mereka. Tapi apapun yang ku lakukan di anggap salah oleh mereka, aku sangat sedih, semua karena badanku yang besar dan muka ku yang menakutkan”.

“Kau monster baik wahai Monster Merah, aku sangat sedih mendengarnya, tidak seharusnya monster baik sepertimu di perlakukan seperti itu”. Kata Monster Biru sambil menenangkan Monster Merah yang sedang bersedih.

Mereka terdiam sejenak hingga Monster Biru kembali berbicara “Apa kau mau tahu bagaimana cara mendapatkan senyuman dan tepuk tangan dari mereka?” tanya nya ke Monster Merah.

Monster Merah dengan mata berkaca-kaca berkata “Bagaimana?”.  Lalu Monster Biru tersenyum dan berkata “Aku akan membantumu, dengan syarat kau harus terus membantu mereka kapan pun mereka membantumu”.

Monster merah mengangguk tanda setuju, lalu Monster Biru melanjutkan perkataannya “Tidur larut lah malam ini, dan gunakan keberanianmu untuk membantu mereka“.

Dengan perkataan tersebut, keluar lah Monster Biru dari rumah dan tinggal lah Monster Merah seorang diri, Monster Merah bertanya-tanya dalam pikirannya ‘Rencana apa yang akan disiapkan oleh Monster Biru untuk membantunya’.

Malam pun tiba, Monster Merah mengikuti apa yang Monster Biru katakan, namun keadaan di luar tetap damai dan tenteram. Sampai suatu saat, teriakan terdengar ditelinga Monster Merah, “Tolong Kebakaran!” dan seisi desa berubah menjadi lautan api yang menyala.

“Tolong siapa pun! Anakku ada di dalam” kata seorang ibu dengan suara lirihnya.

Dengan sigap, Monster Merah berlari kencang memasuki rumah ibu tersebut dan menyelamatkan seorang anak di sana. Anak tersebut tidak luka sedikit pun, namun Monster Merah mendapatkan luka bakar di lengannya karena melindungi sang anak.

“Terima Kasih, apa kau terluka?” kata sang anak tersebut dengan cemas

Sang ibu berlari ke arah anaknya, memasukkannya ke dalam dekapan dalam dan berkata “Terima Kasih Monster Merah, Terima Kasih sudah menyelamatkan anakku, aku berhutang budi padamu”.

Semua orang yang ada di desa itu terkagum-kagum atas keberanian Monster Merah, mereka tidak menyangka monster yang mereka jauhi memiliki hati yang sangat baik.

Keesokan harinya, Monster Merah membantu penduduk desa membuat ulang rumah mereka, Monster Merah menebang pohon, memalu paku dan merangkai rumah untuk penduduk desa.

Penduduk desa tersadar bahwa mereka tidak boleh menilai sesuatu melalui tampilannya. Mereka malu dan mulai dekat dengan Monster Merah, mereka memberinya makan dan menjadi teman baik.

Lalu Monster Biru datang kembali ke rumah Monster Merah dan berkata “Bagaimana kabarmu Monster Merah?”.

Monster Merah dengan senangnya berkata “Baik, sangat baik. Apakah kau tahu, aku dan manusia kecil itu sudah berteman baik, aku sangat senang memiliki teman dan senyuman seperti itu, terima kasih Monster Biru”.

Monster Biru tersenyum halus dan berkata “Wah, baik untukmu, semoga kau terus bahagia wahai Monster Merah”.

Lalu Monster Biru berpamitan dan keluar dari rumah, Monster Merah sangat senang, ia bahkan tidak bisa berhenti tersenyum, ini merupakan hari yang baik untuknya.

Keesokan harinya teriakan kembali terdengar si telinga Monster Merah, Monster Merah bergegas datang ke desa dan melihat Monster Merah menyerang penduduk desa, ia merusak rumah yang dibuat oleh Monster Biru dan menyakiti para manusia di sana.

“Apa yang kau lakukan Monster Biru!?” teriak Monster Merah tidak percaya. Monster Biru hanya mengerang dan terus menghancurkan rumah yang ada di sekitarnya.

“Sadar lah wahai Monster Biru, ini seperti bukan engkau, sadarlah!” Monster Merah mencoba menghentikan Monster Biru dengan memeluknya, namun Monster Biru semakin ganas dan terus-menerus mengerang sembari menghancurkan desa.

Lalu Monster Biru dan Merah Berkelahi, mau tidak mau Monster Merah harus menghentikan Monster Biru, demi melindungi penduduk desa. Monster Biru terdesak dan mendapatkan luka yang sangat fatal. Monster Merah berkata “Pergi lah engkau wahai Monster Biru! Jangan mengganggu penduduk desa yang tidak bersalah” lalu Monster Biru berlari pergi menjauh.

Berminggu-minggu lamanya, Monster Biru tak kunjung datang ke rumah Monster Merah, Monster Merah mulai khawatir dan berniat mengunjungi rumah Monster Biru. Saat sudah di depan pintu Monster Biru, Monster Merah mengetuk pintu dan memanggil-manggil Monster Biru “Wahai Monster Biru, apakah kau ada di dalam, ini aku Monster Merah”, ketika  mendekat, Monster Merah menginjak secercah surat yang berisi;


‘Hai Monster Merah, jika kau baca ini aku sudah jauh dari desa, selamat kau sekarang sudah dekat dengan penduduk desa, jaga mereka untukku. Aku hanya ingin kau tahu, aku sangat menyayangi penduduk desa di sana, mereka baik dan ramah, namun aku tidak bisa melihat sahabatku terpuruk di dalam kesedihan, aku berniat menjadi musuh penduduk desa dan kau sebagai pahlawannya, rencana itu berjalan lancar dan sekarang kau hidup bahagia dengan orang-orang baik di sekitarmu. Jangan pedulikan aku, aku akan baik-baik saja, semoga kita dapat bertemu di lain hari, dari sahabat terbaikmu, Monster Biru’.

Setelah membaca surat tersebut, Monster Merah menangis sekencang-kencangnya, ia tak menyangka bahwa Monster Biru melakukan itu semua demi dirinya, ia sangat sedih ditinggal sahabat tersayangnya, namun ia bangga karena memiliki sahabat yang sangat menyayanginya hingga mengorbankan dirinya sendiri, dan kemudian Monster Merah memasang niat di hatinya, bahwa dia akan melindungi penduduk desa dengan sepenuh hati, dan begitu Monster Merah hidup bahagia selamanya

favorite
0 likes
Be the first to like this issue!
swap_vert

X