"Malem semua, ada yang mau perkosa aku ga? aku lagi di taman deket jalan melati, duduk di bangku bagian selatan taman ;)"
Aku lalu menyematkan selfie yang menunjukkan aku sedang duduk di bangku taman.
Klik.
Baru lima menit aku upload tweet ku itu, udah banyak pria-pria cabul yang komen. "Wah, pengen deh merkosa ukhti, tapi jauh nih tempatnya." Ucap salah satu followerku. Ada juga yang ngirim foto kontolnya lewat DM, yang aku reply dengan nakal, 'kesini dong mas, butuh kontol asli bukan cuma foto.' Beberapa yang lain gapercaya dengan tweet, "Alah hoax paling." Rugi kalian sendiri sih kalo ga percaya.
Tiga bulan yang lalu aku kepikiran buat bikin akun Twitter ini. Walaupun aku adalah seorang ukhti bercadar, aku termasuk orang yang punya fantasi seksual yang menyimpang dan punya nafsu tinggi. Sebagai seorang Ukhti tentu saja aku harus menjaga marwah tapi kalo di Twitter yang anonim ngga kan?
Aku mulai sering ngeposting foto-foto nakalku di Twitter. Tiap kali aku pulang kajian misalnya, aku akan buka kancing atas gamisku hingga toketku keliatan, atau habis sholat aku copot mukena bawahku terus nungging mamerin bokongku.
Uhh, sensasinya tuh beda. Aku yang dikenal sebagai muslimah sholihah di lingkunganku ternyata adalah seorang lonte binal yang suka mamerin badannya. Apalagi komen-komenan dari pria-pria cabul yang ngelecehin tubuhku, tiap malem sebelum tidur pasti aku baca satu persatu komenan mereka sambil colmek. Bayangin kontol-kontol perkasa mereka ngehujam memekku, satu lagi di anusku, satu lagi di mulut.
Baru-baru ini aku juga kenal satu dua ukhti yang ternyata binal juga. Dari pengakuan mereka katanya karena mereka sejak kecil dikekang dilarang ini itulah yang justru membuat mereka menjadi lebih liar dan nakal dibandingkan wanita pada umumnya.
Salah satunya adalah Ukhti Latifa. Umurnya 29 tahun, tinggal di kota yang berbeda denganku tapi masih satu provinsi. Dua minggu yang lalu dia ngefolow twitterku dan mengajak berkenalan. Katanya ia tertarik dengan tweetku yang menampilkan sisi binalku dengan jelas.
"Kalau boleh tau kok dek Anisa bisa jadi binal gini hihi," Tanya Ukhti Latifa lewat DM twitter.
"Anu mbak," Aku menyebut Ukhti Latifa dengan sebutan Mbak, ia yang meminta untuk dipanggil seperti itu, agar lebih akrab katanya. “Dulu kan pas aku masih SMA aku pernah diperkosa, awalnya sakit banget memekku dimasukin kontol, aku sampe nangis-nangis gitu, eh tapi kok lama-lama malah enak, aku sampe orgasme dua kali malahan waktu diperkosa hihi,”
"Oalah, diperkosa bukannya sakit tapi malah keenakan ya? duhh kamu ini emang udah ada bibit binal sejak awal Nis."
"Ihh, Mbak kok gitu sihh,"
"Tapi beneran enak kan?"
"Iyasih Mbak, tapikan tetep aja diperkosa. Aku bingung banget awalnya, kok diperkosa malah keenakan, sampe pas dirumah aku nangis lagi semaleman."
"Tapi akhirnya ketagihan kan sampe bikin akun twitter kaya gini hihihi."
"Ihhh! Mbak Latifa! jangan kaya gituu,"
"Hehehe, bercanda Nis. Fitrah perempuan itu emang untuk muasin nafsu laki-laki Nis, jadi wajar kalo kamu diperkosa terus keenakan, karena emang itu tugasmu."
“Kok gitu Mbak?” Tanyaku heran. Memang sepengetahuanku ketika belajar di pondok dulu, tugas seorang wanita itu kan harus memuaskan suaminya, tapi fitrah wanita diperkosa? Aku baru pertama kali dengar hal itu, apalagi dari mulut seorang ukhti senior seperti Ukhti Latifa.
“Coba kamu tanya diri kamu sendiri Nis, ngentot itu enak ga? Kalo ana sendiri sih udah kecanduan kontol, dan ana yakin semua ukhti diluaran sana itu kalo udah kenal sama kontol pasti akan sama kecanduannya kaya ana sama kamu juga,”
“Iya juga sih Mbak,”
Apa yang dikatakan Mbak Latifa terdengar masuk akal. Karena aku yang dulu hanya diperkosa sekali saja sudah berubah menjadi binal seperti ini, apalagi kalo aku mendapat jatah kontol harian seperti Mbak Latifa.
Kalo diliat dari akun twitternya, Mbak Latifa memang ngga terkesan sebinal aku. Hanya ada satu tweet yang ia buat, berisi foto selfienya dengan gamis kombor, kerudung lebar dan tetntunya bercadar. Foto normal yang ngga menunjukkan sisi liarnya sama sekali. Tertulis di bionya, 'Ngga semua ukhti itu tanpa dosa ;)' yang mungkin buat orang asing adalah quote biasa, tapi kalo kalian tau apa aja yang udah Mbak Latifa lakuin kalian pasti akan sama kagetnya kayak aku.
Keseharian Mbak Latifa selalu dipenuhi oleh banyak kegiatan. Ia menjadi salah satu Ustazah dan mengajar di pondok pesantren di kotanya, tiap minggu mengisi kajian pagi khusus akhwat, dan satu lagi, ia sering datang mendakwahi para tukang, pemulung, dan para gelandangan. Ustazah lain memaklumi dirinya sebab menurut mereka, Ukhti Latifa adalah salah satu akhwat senior dan ilmunya paling banyak, jadi tak mungkin ia berbuat aneh-aneh dan juga sungkan rasanya untuk melarang seorang muslimah untuk berdakwah. Para ustazah itu tak tau bahwa setiap kali selesai berdakwah, Ukhti Latifa pasti mengajak para jamaahnya untuk mengentot dirinya.
Pernah satu hari ia mengirimkan aku video berisi dirinya yang sedang dientot oleh beberapa pria kumuh. Mbak Latifa sudah telanjang menyisakan hijabnya saja yang ia pake, cadarnya pun telah ia lepas. Terlihat di dalam video itu Mbak Latifa yang tengah didoggy di tengah-tengah kerumunan pria yang menyorakinya, wajah cantiknya yang putih mulus itu telah bertabur peju, ikat pinggang melingkar dilehernya sehingga ia terlihat seperti anjing.
“Kamu pengen kan diperkosa banyak orang kayak ana kan Nis?” Tanyanya menggoda selepas mengirim video tak senonoh dirinya sendiri.
“Hehe ya gimana ya Mbak, pengen tapi takut hihi”
“Udah Nis, ngaku aja pasti pengen kan memek alimmu itu dikontolin lagi,”
Karena direcoki oleh video dan hasutan dari Mbak Latifa itulah kenapa aku sekarang duduk di bangku taman malem-malem begini. Menunggu seseorang datang untuk memperkosa memek suciku kembali.
Drap, drap, drap.
Aku mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahku. Samar-samar aku bisa melihat seorang pria bertubuh agak gemuk diterpa cahaya lampu taman sedang berjalan kemari.
"Ukhti Anisa? yang dari twitter?"
"I-iya Pak," Aku menjawab gugup. Bagaimanapun juga aku yang hidup di lingkungan agamis sangat jarang berinteraksi dengan lelaki non-mahram.
Srett. Bapak itu menurunkan resleting celananya, lalu menurunkan sedikit celana dalamnya. Mataku terbelalak melihat kontol bapak itu yang kini terpampang bebas dihadapanku. Memang ga sebesar kontol yang aku liat dalam video bokep tapi bagiku ini adalah kontol kedua yang pernah aku liat secara langsung seumur hidup.
"Copot cadarnya mbak." Ucap Bapak itu.
"I-iya Pak,"
Belum sempat aku mencopot tali cadarku dengan sempurna, kepalaku udah dicengkram oleh Bapak itu lalu ia arahkan ke kontolnya yang udah ngaceng keras.
"Cadarku belum copot pa-"
GLOKHH, GLOKHH, GLOKHH!
Telat. Mulutku udah dihujam berkali-kali oleh kontol, sementara cadarku disingkap kesamping oleh Bapak itu. Aku sempat meronta-ronta karena kasarnya perlakuan Bapak itu terhadap mulutku, kontolnya memenuhi tenggorokanku hingga aku tak bisa bernapas sama sekali. Tapi aku ingat perkataan Mbak Latifa, bahwa tugas seorang wanita adalah sebagai pemuas nafsu bejat laki-laki. Dengan sabar aku menahan rasa sakit di tenggorokanku karena yang aku lakuin sekarang ini adalah tugas mulia seorang wanita.
GLOKHH, GLOKHH, GLOKHH!
Bapak itu terus memainkan kontolnya di mulutku begitu lamanya, hingga ketika kontolnya akhirnya keluar—basah mengkilap oleh air liurku— aku hampir pingsan.
"Uhuk, Uhuk!" Aku bersimpuh jatuh dari bangku taman. "Ah!"Aku berteriak, belum sempat aku mengambil nafas, Bapak itu kembali mencengkram hijabku dan menarikku ke belakang bangku taman, dimana ada banyak semak-semak.
"Nungging Ukhti!" Perintah Bapak itu.
Aku menuruti perintah Bapak itu lalu menungging.
Plak!
"Dasar lonte ya kamu ukh, emang kebelet banget diperkosa ya?!" Ucap Bapak itu setelah menyingkap gamisku. Aku tak memakai sehelai kainpun dibalik gamis dan hijab yang kukenakan ini.
"Iyyah Pak, aku pengen banget diperkosaa, memekku gatell butuh kontoll," Ucapku menjawab hinaan Bapak itu.
Sleeb!
Kontol Bapak itu dengan mudah masuk ke dalam memekku yang sudah becek.
Plok! Plok! Plok!
Bapak itu memompa memekku dengan begitu kasar tapi aku justru menikmatinya
"Ouhhh, ouhh ampunn pakk! memekku gatell pakk, sodokk terussh Enakk bangetth,"
"Hahaha, keenakan ya Mbak? itu gara-gara memek mbak jarang dipake, makanya gatel." Hina Bapak itu sembari menaikkan intensitas genjotannya.
"Iyaa Pak, mulai sekarang aku bakal lebih sering ngentott, baru tau aku ternyata seenak iniihh,"
Drap, drap, drap, drap.
Dari jauh aku mendengar langkah kaki mendekat, bukan satu orang melainkan dua atau tiga orang sekaligus. Apakah kami bakal digrebek? atau jangan-jangan mereka malah ingin bergabung memperkosaku juga.
"Ouhh, Pakkkhh, ampunn enakhh shhh memekku ngiluuu nghh,"
Perhatianku kembali terfokus kepada kenikmatan yang diberikan oleh kontol Bapak itu hingga tak sadar bahwa kini ada dua pria yang berdiri di hadapanku.
"Ini Ukhti Anisa yang di twitter kan?" Ucap pria bertubuh tinggi kurus yang berdiri di depanku.
"Weh, udah dientot aja Ukh?" Timpal pria yang bertubuh lebih pendek disampingnya.
"Betul Mas, entot aja mulutnya dulu, nanti gantian sama saya ngentot memeknya," Ucap Bapak yang mengentotku santai.
"Oke pakk," Ucap kedua Mas-Mas didepanku berbarengan.
Sementara aku hanya bisa mendesah saja diperlakukan bak objek yang tak diperlukan opininya, tapi emang itu kan tujuanku disini? menjadi alat pemuas nafsu bejat para laki-laki cabul. Ingat, mereka hanya butuh memekmu bukan pendapatmu yang ga berguna itu Anisa.
Kulihat Mas yang bertubuh tinggi itu menurunkan celana pendeknya, sementara Mas satunya lagi berjongkok di sampingku.
Kreek!
Dengan santainya ia merobek bagian dada gamisku, praktis toketku kini tergantung bebas terkena angin malam.
"Gede juga Mbak, enak diremesnya," Ucapnya sambil meremas-remas kedua toketku.
"Iyyahh Mass, makasihh."
"Buka mulut Mbak! cepet!," Mas bertubuh tinggi itu mengarahkan kontolnya ke mulutku.
Aku membuka mulutku lebar-lebar berusaha menampung kontolnya yang aku liat lebih panjang dari milik si Bapak.
GLOKHH, GLOKHH, GLOKHH!
PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!
GLOKHH! GLOKHH! GLOKHH!
PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!
Dengan bersamaan lubang memek dan mulutku dihantam oleh kontol-kontol yang aku dambakan sejak dahulu. Tak lupa juga toketku yang terus diremas-remas dan putingku yang dipelintir berkali-kali hingga merah,
Tapi aku suka semua itu, enak! enak banget rasanya dilecehin begini, kalo aja aku tau bahwa zina itu seenak ini udah bertahun-tahun lalu aku ngelakuin hal ini. Bener katanya Mbak Latifa, kalo sekali aku nyelam kedalam kolam dosa pasti aku akan ketagihan dan gaakan pernah berbalik lagi ke jalan suci.
PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!
"Mbakk, saya mau crott, saya keluarin di dalem yaa!"
Aku hanya mengangguk-angguk sebisaku. Mulutku sedang sibuk melayani kontol dihadapanku. Apapun yang mereka lakukan terhadap tubuhku malam ini akan kubiarkan, toh aku ngga punya hak lagi terhadap tubuhku. Semua laki-laki di dunia ini bebas melecehkan tubuhku ini.
Crot! Crot! Crot!
Aku merasakan semburan peju hangat memenuhi memekku. Disaat yang bersaaman tubuhku bergetar hebat. Aku meraih orgasme pertamaku malam ini.
"Ogghhh," Aku mendesah sementara mulutku masih tersumpal kontol.
Plop.
Bapak itu lalu mengeluarkan kontolnya dari memekku, "Gantian Mas?"
"Siapp Pak!" Ucap Mas bertubuh pendek yang sedari tadi mempelintir pentilku. Ia segera berdiri di belakangku, sementara Bapak itu minggir beristirahat.
Sleb!
Kontol itu masuk dengan mudah ke dalam memekku yang dilumuri peju Bapak tadi. Namun belum sempat Mas bertubuh pendek itu memompa kontolnya, tubuhku udah bergetar lagi.
"Ugghh! oughh!" Aku berteriak histeris. Memekku orgasme yang kedua kalinya cuma gara-gara dimasukin kontol aja.
Entah karena kasian atau apa, Mas bertubuh tinggi didepanku mencabut kontolnya dari mulutku. Membuatku terjatuh lunglai ke tanah sementara Mas dibelakangku mulai menggenjot memekku.
Aku ga inget berapa lama aku digenjot oleh Mas bertubuh pendek ini, staminanya pasti lebih kuat daripada si Bapak tadi. Yang aku inget hanyalah aku berkali-kali mengalami orgasme sementara Masnya belum satu kalipun crot.
Plop!
"Ko-kok dicabut massh?" Ucapku lirih sembari menoleh kebelakang.
"Hehehe, tenang Mbak, ada yang lebih enak setelah ini," Ucapnya.
Aku sempat meliat kedua Mas-Mas itu berbisik-bisik tapi aku ga ngedenger apa yang mereka bicarain.
"Mbak sekarang duduk diatas aku ya," Ucap Mas bertubuh tinggi. Ia lalu rebahan di sampingku.
"I-iya Mas," Aku menuruti perintah Masnya. "Mau WOT ya Mas? tapi aku capek Mas ga bisa genjot nanti,'
"Hehe, ngga kok Mbak," Ucap Masnya menenangkan aku. "Udah Mbak tenang aja, diem aja, tinggal kita entot nanti Mbak orgasme berkali-kali lagi kaya tadi, oke?"
"Iya Mas." Aku ga terlalu paham maksud mereka bagaimana. Tapi asalkan aku bisa orgasme berkali-kali kaya tadi aku manut-manut saja.
"Dudukin kontolku Mbak!"
Aku lalu berjongkok di atas kontol Mas bertubuh tinggi itu, berusaha mengarahkan kontolnya ke memekku.
Bleshh!
“Uhh,” Perlahan kontol panjang itu terbenam seleuruhnya ke dalam memekku. Mas bertubuh tinggi itu lalu menarik tanganku kedepan hingga tubuhku jatuh kedadanya dan kepala kami berhadap-hadapan. Bibir kami berdua langsung saling berpagutan menikmati satu sama lain.
Kurasakan dari belakang, Mas bertubuh pendek meraba-raba pantantku. Awalnya aku tak menyadarinya namun lama-lama ketika Masnya mulai meregangkan lubang bokongku dan memasukkan jarinya aku mulai merasa curiga.
"Mas ngapainn?" Tanyaku.
"Mau ngentot bokongmu Mbak," Jawabnya santai.
"Jangan Mas!" Ucapku panik. "Aku belom pernah disitu,"
Plak!
Wajahku ditampar keras oleh Mas bertubuh tinggi.
"Justru itu mbak!" Hardiknya. "Memekmu itu udah ga perawan, Mbak sengaja ya kasih kita bekas orang lain?"
"Ngg-Ngga Mas," Ucapku panik. "Aku dulu diperkosa Mass, jadiny-"
Plak!
Aku ditampar lagi.
"Sama aja lonte! intinya lu itu udah barang bekas!" Mas bertubuh tinggi itu makin marah.
"Iya Mass, maaff," Aku mulai menangis akibat tamparan ke wajahku yang begitu keras, yang pasti meninggalkan bekas merah di pipiku. "Mas silahkan ambil perawan anus aku, silahkann tubuh aku buat mass semuaa."
"Nah gitu dong!"
Plok! Plok! Plok!
Mas bertubuh tinggi itu mulai menggenjot memekku. Mau tak mau aku kembali mendesah, jadilah keluar dari mulutku desahan di sela-sela aku yang masih sesunggukan menangis.
"Ouhhh, ouhhh, hiks, hiks, shhh, ahhh,"
Aku lalu merasakan lubang anusku basah diludahi oleh Mas bertubuh pendek dibelakangku, tangannya meregangkan lubang anusku yang kecil. Lalu dengan satu tusukan...
Blesh!
"Nggghh! Ahh- Mass SAKITT!" Mataku membelalak saat kontol itu merangsek masuk kedalam lubang kecil anusku. Aku mencengkram erat kedua lengan Mas bertubuh tinggi dihadapanku karena rasa perih yang tak tertahankan. Bokongku serasa terbelah menjadi dua, rasanya seperti disayat oleh pisau. Perih, panas sekali.
"Nghhh, bentarrr Mass, hiks, hiks, jangan digenjot dulu, bokongku perihh, hiks," Rengekku sambil terisak memohon belas kasihan pemerkosaku.
Kalo bukan saja karena rangsangan yang bertubi-tubi diberikan Mas bertubuh tinggi di memek dan toketku, aku yakin aku akan pingsan akibat rasa sakit yang menyeruak di lubang duburku itu.
"Bacot lo lonte!" Mas bertubuh pendek itu justru langsung menggenjot kontolnya.
PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!
Aku menjerit sekeras-kerasnya merasakan benda tumpul itu mengaduk-aduk lubang anusku.
"Tenang Mbak, nanti enak kok, aku sodokin memeknya biar sakitnya berkurang ya?"
PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!
Toketku terombang-ambing tak jelas mengikuti ritme sodokan kontol kedua Mas-Mas yang berbeda ini, yang satu cepat, satunya lagi lambat, atau kebalikannya.
"Nggghh, ngentoott enakkk ngentoott, entott terus mashhh,"11266Please respect copyright.PENANADSCQF1LgVh
Rasa nyeri dan panas masih menjalari bokongku namun aku tak bisa mengelak bahwa sensasi dientot kontol di dua lubang secara bersamaan membuat serasa seperti di surga.
"Nggghh, sakittt Massss, ahhh, ouhhhh, ouhhh,"
"Sakit kok desah Mbak?!" Ucap Mas-Mas bertubuh pendek sembari terus menghujam lubang duburku.
"Shhh, sakiitttt tapii enakkhhh, ouhhh, ahhhh, sodokkk terus masss kontolllnya besaarrr, ouhh, memekku penuhhh," Aku meracau tak jelas. Kenikmatan berzina itu emang ga ada bandingannya di dunia ini.
"Lonte mulutnya emang gabisa diem ya kalo lagi dientot," Ucap Bapak itu menyaut. Ia yang sedari tadi beristiharat di bangku taman kini bangkit berdiri lagi.
"Iyaa Pakkhh, maaafiin akuuhh, lonteemu ini gabisa diemm, entot aja mulutk-"11266Please respect copyright.PENANAHx7ehkV7sD
Plak!
Wajahku kembali ditampar keras.
"Diem perek!" Ucap Bapak itu. Ia mengarahkan kontolnya yang udah ngaceng lagi ke mulutku. Aku membuka mulutku lebar-lebar siap menampung kontol kedua yang akan menjamah tenggorokanku malem ini.
GLOKH! GLOKH! GLOKH!
JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!
JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!
Mulutku yang selalu kugunakan untuk melafalkan ayat-ayat kitab suci kini sedang digunakan oleh Bapak ini untuk memuaskan nafsu bejatnya. Begitu juga memek dan anusku yang dipompa berbarengan. Sudah tak ada bedanya aku kini dengan pelacur jalanan yang selalu kupandang rendah. Bahkan aku lebih rendah dari mereka karena aku rela menjajakan tubuhku secara gratis.
Tenggorokanku sudah mati rasa. Entah apakah besok aku bisa memakai mulutku untuk makan apa engga. Tapi sesakit apapun itu, aku tak peduli. Selama badanku bisa digunakan, berarti aku sebagai wanita ada gunanya.11266Please respect copyright.PENANAnO9WqV7Wkz
Cukup lama Bapak itu menggunakan mulutku layaknya memek personalnya sebelum ia mengerang,
"Bapak mau muncrat mbakk," Ucap Bapak Itu. Aku merasakan kontolnya mengeras di dalam mulutku. "Harus ditelen semua pejunya ya, awas kalo dimuntahin."
Crot! Crot! Crot!
Untuk kedua kalinya, Bapak itu memuncratkan pejunya, kali ini ke dalam mulutku. Aku, sebagai perek muslimah yang baik, berusaha menelan semua peju itu tanpa sisa.
Plop. Kontol Bapak itu yang mulai mengecil keluar dari mulutku.11266Please respect copyright.PENANAcD8F3O2b8R
"Pinter banget kamu lonte, ditelen semua sperma saya," Ucap Bapak itu memujiku.
"iyyah Pak, lonte yang baik harus nelen pejuuOUHHHHH, ouhhh," Aku tak sempat menyelesaikan ucapanku. Sodokan kedua kontol Mas-Mas yang seakan punya stamina seperti banteng itu berhasil kembali membuat aku memuncratkan cairan orgasmeku.
"Udah berapa kali lu crot perek?! kita aja belum muncratin peju ke dalam memekmu sekalipun," Hina Mas bertubuh pendek.
"Muncratin di dalem Masss, aku butuh pejumuu, di memek sama duburku mass, pleasee," Aku merengek-rengek mendesah. Rasa hangat peju Bapak tadi yang mengalir dalam memekku membuatku ketagihan.
PLOK! PLOK! PLOK!
JLEB! JLEB! JLEB!
"Oke, kami kabulin permintaanmu lontee!" Ucap kedua Mas-Mas itu berbarengan.11266Please respect copyright.PENANAh4h7AfAM4j
Keduanya meningkatkan intensitas genjotan kontol mereka membuatku makin mabuk kepayang.
"Gw hamilin lu lontee!"
Crot! Crot! Crot! Crot!
Hal terakhir yang aku ingat adalah tubuhku sekali lagi bergetar hebat sewaktu peju-peju itu memenuhi kedua lubang kemaluanku. Orgasme, lalu orgasme, lalu orgasme lagi. Bertubi-tubi memekku mengeluarkan cairan orgasmenya. Aku lalu jatuh pingsan.11266Please respect copyright.PENANAdKb2GrWYTd
Aku samar-samar sempat mendengar ketiga pria yang memerkosaku tadi saling berbicara satu sama lain, namun aku terlalu linglung untuk bisa menangkap apa yang mereka bicarakan.
Saat aku sadar, sekujur badanku terasa pegal, tenggorakanku kering, dan memekku sakit. Kulihat di sekelilingku, tak ada tanda-tanda ketiga pria tadi di sekitar taman. Mereka bahkan ngga ngasih tau aku siapa nama mereka, dan mereka sudah pergi.
"Uhh," Aku meringis saat aku berusaha berdiri. Kepalaku pusing sekali. Perlahan aku melawan rasa sakit di sekujur tubuhku dan bangkit lalu melangkah ke dekat pohon di belakangku. Disana aku sebelumnya sudah menaruh tas berisi pakaian gantiku, jaga-jaga. Aku lalu melepas gamis dan hijabku yang sudah sobek di beberapa bagian, dan penuh berlumuran peju. Ketika aku ingin memakai gamis ganti yang kubawa, anehnya memekku justru kembali berkedut-kedut. Telanjang malem-malem di area taman kayak begini justru membuatku berharap untuk diperkosa kembali.
Aku memasukkan satu jariku ke dalam memekku. Begitu kutarik keluar, jariku berlumuran peju segar. Kujilat dengan lahap hingga jariku itu bersih, rasa asin gurih yang bercampur cairan memekku sendiri membuatku ketagihan.
Kalo sudah begini pastinya birahku bangkit kembali, kulempar gamis yang berada di tanganku sembarangan dan aku pergi kembali duduk di tempat aku dientot rame-rame tadi. Aku berjongkok mengangkang disitu lalu mulai mengobel memekku.
Clep, Clep, Clep.
"Ouhh," Jariku dengan cepat keluar masuk memekku. Memekku sebenarnya masih ngilu namun rasa sangeku justru bertambah sewaktu mengingat betapa enaknya dikontoli oleh tiga orang sekaligus.
"Nggghh, Ahhhh," Tak butuh lama sebelum aku akhirnya mencapai orgasmeku yang entah kesekian kalinya malem ini.
"Hah, hahh, capeknyaa," Aku merebahkan badanku di rumput. Menatap langit malam yang bertabur bintang. Kuhabiskan waktu sekitar lima menit rebahan telanjang. Aku tak takut, malah berharap kalo ada orang yang dateng lagi untuk memperkosaku. Karena setidaknya aku masih mengenakan hijabku, jadi mereka bisa tau kalo mereka memperkosa seorang akhwat sholihah.
Cekrek, Cekrek.
Buat kenangan-kenangan, aku mengambil foto memekku yang berlumuran peju dan cairan orgasmeku tadi. Sayangnya, walaupun sudah kutunggu tak ada lagi pria cabul yang dateng ke taman untuk memperkosaku. Jadi mau tak mau, aku bangkit dan bersiap pulang.
Aku meraih gamis ganti yang tadi kulempar sembarangan, memakainya dan juga berganti hijab serta cadar. Tak lupa aku semprotkan parfum untuk menyamarkan bau peju di sekujur tubuhku. Kulirik hpku, jam setengah sembilan malam, aku harus segera pulang.
***
"Ehh, Anaknya Ummi udah pulang, salam dulu dong kalo masuk rumah." Ummiku menyeletuk dari dapur. Aku mendengar suara air keran, pasti Ummi sedang mencuci piring.
"Astagfirullah, lupa Ummi, hehe. Assalamualaikum." Ucapku sembari mencopot sepatu yang kukenakan.
"Waalaikumsalam, gimana tadi kajiannya?"
"Alhamdulillah Ummi, bagus materinya."
"Oh iya? soal apa emangnya?"
"Soal Bahaya Seks Bebas dan Pornografi di kalangan pemuda gitu Mi," Ucapku.
"Oalah, bagus itu. Jaman sekarang emang lagi ngetren kaya gitu, kamu harus hati-hati lo Nis," Ucap Ummiku yang masih memasak di dapur.
"Iya Ummi."
Aku lalu bergegas naik ke lantas atas, ke kamarku. Kalo aja Ummi tau aku ga pergi ke kajian itu tapi malah lagi dientot rame-rame di taman, bisa-bisa aku diusir dari rumah deh.
Aku merebahkan tubuhku di kasur lalu membuka twitter. Aku segera mengupload foto memekku yang berlumur peju tadi di taman. Semoga saja besok-besok yang memperkosaku lebih banyak, lima, enam atau tujuh orang sekaligus.
Hanya butuh beberapa menit sebelum twitku rame dibanjiri komen. Mayoritas tentu saja dari pria cabul itu, kecuali satu dua ukhti nakal mutualku yang kadang ikut komen juga.
Tak lama berselang aku mendapat notifikasi DM dari Mbak Latifa.
"Gimana Nis? enak kan diperkosa?"
"Iya Mbakkk, ga nyangka aku ternyata kontoll itu seenak ini, aku aja tadi habis diperkosa masih colmek lagi di taman telanjang hihi,"
"Dasar binall ya kamu Nis,"
"Hehe masih belajar Mbak, belum bisa sebinal Mbak Latifa sendiri,"
“Mbak pengen denger ceritamu diperkosa tadi Nis, tapi pasti kamu capek, tidur sana gih, besok aja ceritainnya ya,”
“Iya Mbak,”
Apa yang dikatakan Mbak Latifa bener juga. Tubuhku benar-benar capek, aku lalu memejamkan mataku, gabutuh waktu lama sebelum aku terlelap. Bermimpi aku kembali dientot oleh pria-pria yang tadi memperkosaku.
***
Catatan Penulis : Cerita ini cerita pendek yang ditulis untuk mengisi kegabutan penulis. Entah akan dibikin chapter selanjutnya atau tidak. Saran atau kritik akan ditampung oleh penulis.
ns 172.71.254.30da2