Your story here
Hai! Perkenalkan nama aku Alia, umurku 17 tahun, sekarang aku kelas 11 di sekolah menengah atas di kampung halamanku dan disinilah pengalamanku dimulai. Waktu itu aku waktu jam pelajaran dimulai ada seorang guru yang paling galak dan di takuti oleh semua murid di SMA ku, guru itu megajar pelajaran biologi setiap guru itu masuk aku sangat mengantuk dan membosankan sehingga setiap hari aku selalu menjahili teman sebangkuku supaya aku tidak jenuh dengan ocehan guruku. Suatu ketika guruku mengadakan ulangan harian, para teman-temanku udah pada panik sedangkan aku malah santai dan berpikir itu Cuma tulisan yang tak ternilai. Ulangan pun dimulai para teman-temanku sudah menggunakan jurus jitunya yang mendapatkan nilai bagus dengan cara menyontek tapi lain dengan aku, aku lebih suka mengisi soal dengan caraku sendiri ketimbang dengan cara teman-temanku yang selalu mendapatkan nilai bagus dengan cara yang tidak jujur. Mengapa aku lebih memilih mengisi soal dengan jujur soalnya aku selalu mengingat kata-kata orang tuaku yang pernah mengatakan “jika kamu melakukan hal yang bersifat kebohongan kamu pasti akan gagal dan sama juga kamu tidak percaya bahwa kamu bisa”. Setelah menyelesaikan tugas yang diberikan aku pun mengumpulkan ulangan yang kukerjakan dan hasilnya sangat-sangat jelek tetapi aku sangat bangga karna apa? Karna inilah hasil yang kukerjakan sendiri.
Setiap hari-harinya pekerjaanku dikelas saat jam pelajaran hanya tidur dan mengacau teman-temanku sampai-sampai aku sering dikeluarkan dari kelas karna aku hanya dianggap sebagai hama kelas tapi aku tetap tidak pernah kapok dengan hinaan dengan hinaan mereka. Seperti biasa ulangan harian pun tiba lagi dan para teman-temanku mulai mengelurkan jurus jitunya supaya mendapatkan nilai yang bagus dan aku pun masih saja mengisi soalnya dengan jujur yang mengakibatkan nilaiku sama seperti ulangan yang lalu. Dengan nilai ulanganku yang jelek aku pun dipanggil oleh guru bidang studiku, setelah aku menemuinya guruku bertanya:
”mengapa nilai kamu jelek sekali lia?” Tanya guruku
”saya tidak tau pak, emang takdirnya begitu kali!” Jawabku
“bapak tanya betul-betul lia. Mengapa nilai kamu jelek?” Tanya guruku dengan nada keras
“mana saya tau pak, emang takdirnya begitu kali pak!” Jawabku dengan masa bodoh
Dengan aku menjawab pertanyaan seperti itu, guruku menamparku dan mengeluarkan kata-kata, ”emang keterlaluan kamu elia, memang betul bahwa kamu anak paling bodoh diantara anak yang lain. Dasar bodoh, dasar bodoh” Guruku marah kepadaku dengan memaki
Aku pun kaget dengan kata-kata itu dan aku merasa marah karna dibilang bodoh oleh guruku itu dan aku pun berkata kepada guruku itu sambil memukul meja dengan keras.
“pak!! Bapak boleh menganggap aku apa tapi aku tidak bodoh pak.!! Aku bukan bodoh tapi aku malas, gara-gara kemalasankulah yang membuat aku bodoh! Dan juga bapak ingat mereka teman-temanku dikelas mendapatkan nilai bagus karna apa? Karna mereka itu menyontek kalau bapak ingin tau. Yang lebih bodoh itu siapa? aku atau mereka?” Aku melawan kepada guruku dengan beraninya
Karna tidak terima, akibat aku melawan guruku, aku di panggil oleh kesiswaan untuk menghadap dia dan akibatnya aku di skor selama 3 hari. Yah, biarpun aku di skor tapi aku puas atas keberanianku.
...
Press Shift+Enter for multiple line breaks.
ns 172.70.126.153da2