Mulustrasi Vania
1289Please respect copyright.PENANAj6LHOWqJyO
Aku, ayah mertuaku, rendi dan teman-teman om dendi sedang melayat vania. Vania meninggal karena kanker serviks.
Kita semua sedih, begitu juga dengan anakku afifah. Afifah sekarang sudah berumur 7 tahun. Dia tumbuh menjadi anak yang cantik dibalut dengan gamis dan hijab lebarnya. 1289Please respect copyright.PENANAyFvHZNlX8d
Aku ikut duduk memeluk anakku yang saat ini terduduk di sebelah makam ibunya. Matanya masih berkaca-kaca tetapi tidak ada air mata yang menetes.1289Please respect copyright.PENANASU2t9XTmse
Ayok pulang fifa, bujukku.1289Please respect copyright.PENANAmr6jMHeufD
Anakku memandangku sebentar lalu bangun dari jongkoknya. Fifa tak henti-hentinya memelukku, tangisnya meledak.1289Please respect copyright.PENANAIsksIyYvmW
Ada perasaan tidak tega melihat anakku, aku pun ikut menangis juga.1289Please respect copyright.PENANAS8XItdBma3
Di dalam mobil, afifa aku lihat wajahnya murung. Melihat wajahnya aku jadi teringat nia. Wajah mereka mirip seperti kembar identik.1289Please respect copyright.PENANAnS1yROFklD
Di perjalanan aku coba menghibur anakku, ku ajak fifa mampir ke rumah makan padang favoritnya. Fifa tersenyum melihatku, lalu tanganku digandeng afifa masuk ke dalam rumah makan padang.1289Please respect copyright.PENANAVIotLXs57M
Wajahnya sedikit ceria, ya karena hobi afifa adalah makan mirip ibunya. Sekarang saja pipi fifa sangat chubby. Wajahnya yang cantik menjadi terlihat imut.1289Please respect copyright.PENANAPiyBSTIIMX
Ah afifa, aku geleng-geleng kepala. Aku berterima kasih kepada istriku telah memberikan anak seperti bidadari. Dan aku berjanji akan selalu menjaganya.1289Please respect copyright.PENANAC9TBob3j6Z
1289Please respect copyright.PENANAoJOV2a2oJM
TAMAT
Chapter terakhir dari cerpen dengan alur acak ini pun berakhir.
1289Please respect copyright.PENANATCQnSWBla4