
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2146Please respect copyright.PENANArYiyFjLL7H
2146Please respect copyright.PENANARr9I53vkuv
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2146Please respect copyright.PENANAFji7DXPEXa
2146Please respect copyright.PENANASOzhjLuGpl
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2146Please respect copyright.PENANATTbaEofC0q
2146Please respect copyright.PENANAH9ytv8D9k3
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2146Please respect copyright.PENANAjONb7wTyfp
2146Please respect copyright.PENANAGekv84oB5O
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2146Please respect copyright.PENANA4tB4S6lEKR
2146Please respect copyright.PENANASnTesZNrN1
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2146Please respect copyright.PENANAoLyIGKV0No
2146Please respect copyright.PENANAK4s40uolmT
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2146Please respect copyright.PENANAmm5dGU3qiT
2146Please respect copyright.PENANAckAeA0UafI
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2146Please respect copyright.PENANARZMsJN50pH
2146Please respect copyright.PENANA55aWfq8nN8
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2146Please respect copyright.PENANA1bNFTUGavU
2146Please respect copyright.PENANAVvb7BK3zmr
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2146Please respect copyright.PENANA99JdTIaXjC
2146Please respect copyright.PENANA2XiezQ5EC4
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2146Please respect copyright.PENANA7w9PCUpV0Z
2146Please respect copyright.PENANAEx5L0uLglg
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2146Please respect copyright.PENANAex9KgJHQ2L
2146Please respect copyright.PENANAaQ54Fsu6iL
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2146Please respect copyright.PENANAkZy0dI6OFg
2146Please respect copyright.PENANA2UkemXuxIe
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2146Please respect copyright.PENANADxoybwmpn0
2146Please respect copyright.PENANAYLNZda5whc
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2146Please respect copyright.PENANAEGzOWC5Lt3
2146Please respect copyright.PENANAZw8qOiKUJv
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2146Please respect copyright.PENANAA5ji4tlxxx
2146Please respect copyright.PENANAyOvIyrl96z
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2146Please respect copyright.PENANAvC3UyhadEP
2146Please respect copyright.PENANAiGuT30tVO2
***2146Please respect copyright.PENANAAIxtTBHlgH
2146Please respect copyright.PENANAG1nHYU22hf
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2146Please respect copyright.PENANAXIlIZInG7G
2146Please respect copyright.PENANAjTJqUvgcJE
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2146Please respect copyright.PENANAPjjqhjbjcy
2146Please respect copyright.PENANAkcf1QfODo2
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2146Please respect copyright.PENANAQPIVcaADaU
2146Please respect copyright.PENANALqxrLInLd2
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2146Please respect copyright.PENANAGkaZ2HmnUB
2146Please respect copyright.PENANAkfCzcNIqa7
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2146Please respect copyright.PENANAV1rBN9RoD6
2146Please respect copyright.PENANA18XBs0kmgG
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2146Please respect copyright.PENANAgfsVkwgqDK
2146Please respect copyright.PENANAwaz8KwtkxV
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2146Please respect copyright.PENANAeLHbPzeIjr
2146Please respect copyright.PENANApZJOBRM9HC
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2146Please respect copyright.PENANAjp95VwHvMy
2146Please respect copyright.PENANAKIVLkzv9CA
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2146Please respect copyright.PENANA56ikSomlYV
2146Please respect copyright.PENANAwOaFccaE0t
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2146Please respect copyright.PENANAFYutMGo13s
2146Please respect copyright.PENANAFsGhhY4eym
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2146Please respect copyright.PENANAYopWRH1aw1
2146Please respect copyright.PENANAPCisQ1DhK8
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2146Please respect copyright.PENANAG4VV3kx1zw
2146Please respect copyright.PENANARFDeOFHjyg
***2146Please respect copyright.PENANAiaoPbmZAn9
2146Please respect copyright.PENANAdMbgmddOxN
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2146Please respect copyright.PENANAwLXyHJsJ1f
2146Please respect copyright.PENANAhCS5uBLl8j
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2146Please respect copyright.PENANAOGKFBD903w
2146Please respect copyright.PENANACdnDA2vLHb
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2146Please respect copyright.PENANAo6LMI81qhs
2146Please respect copyright.PENANAAFmvyTgILW
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2146Please respect copyright.PENANAvXj1mhaEsf
2146Please respect copyright.PENANAD2w7Xm0rjE
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2146Please respect copyright.PENANAd7uiy3geMO
2146Please respect copyright.PENANAoRCysKNhJa
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2146Please respect copyright.PENANAUXSBDTVa3g
2146Please respect copyright.PENANAEhyHoCqTqR
“Teras aja, Jar.”2146Please respect copyright.PENANACtxYrR6QWl
2146Please respect copyright.PENANANO1lXNA4nF
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2146Please respect copyright.PENANAoibCiWld6r
2146Please respect copyright.PENANACUER7DVG62
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2146Please respect copyright.PENANALgSUTHi090
2146Please respect copyright.PENANA3HlvBlZYa2
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2146Please respect copyright.PENANA2yEYp2aMKQ
2146Please respect copyright.PENANAc14p6sCQNK
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2146Please respect copyright.PENANAaYOjgHmSXN
2146Please respect copyright.PENANAoWk0M9pMQ6
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2146Please respect copyright.PENANAJBzjvrER5E
2146Please respect copyright.PENANAN2Wn1j2rMF
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2146Please respect copyright.PENANAR8fg3o9FsY
2146Please respect copyright.PENANAtHW7RxkR1o
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2146Please respect copyright.PENANAFpzEmOmppa
2146Please respect copyright.PENANA00HMBzTqnG
“Bi, mana Adit,” kataku.2146Please respect copyright.PENANAMghXY4kc29
2146Please respect copyright.PENANA8VKDCSWm5M
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2146Please respect copyright.PENANAu0DSqzcbmd
2146Please respect copyright.PENANAxgN2XOnozI
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2146Please respect copyright.PENANApQo0pckapi
2146Please respect copyright.PENANAlgh7ZXLtoe
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2146Please respect copyright.PENANADBxOr5Rubl
2146Please respect copyright.PENANABS1Jrr5Xa0
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2146Please respect copyright.PENANA8uhuvQQQN4
2146Please respect copyright.PENANAY94LKXrpWW
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2146Please respect copyright.PENANASR3d0NavIP
2146Please respect copyright.PENANAWY5j6C5Htl
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2146Please respect copyright.PENANAoj4rFHeUPN
2146Please respect copyright.PENANASPNeglJm6V
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2146Please respect copyright.PENANAeYknHRe3qK
2146Please respect copyright.PENANADr4cHdioPg
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2146Please respect copyright.PENANA45MMf5oNCm
2146Please respect copyright.PENANAwdJKtJecmn
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2146Please respect copyright.PENANAkJ6sqelBil
2146Please respect copyright.PENANASctWjStakL
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2146Please respect copyright.PENANA0n45nyuWH9
2146Please respect copyright.PENANAfqhS79CrbC
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2146Please respect copyright.PENANAnZaM4mOjrt
2146Please respect copyright.PENANAEJK47PthB6
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2146Please respect copyright.PENANA1GfO6GWy3S
2146Please respect copyright.PENANAhL2fYhUP3q
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2146Please respect copyright.PENANAouH43VOyHj
2146Please respect copyright.PENANAJZUuZ9DZPY
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2146Please respect copyright.PENANApYG0b7cOHB
2146Please respect copyright.PENANABONRXnwQy6
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2146Please respect copyright.PENANAawrK0kMIno
2146Please respect copyright.PENANArMFgyFN6pX
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2146Please respect copyright.PENANAnZWOyDMgko
2146Please respect copyright.PENANA0zT7fozA5t
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2146Please respect copyright.PENANADekdAh66zr
2146Please respect copyright.PENANAP3DooSTqX4
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2146Please respect copyright.PENANAtuLx2PtAj8
2146Please respect copyright.PENANAnJn4cqH9zO
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2146Please respect copyright.PENANAe6YXpn1uir
2146Please respect copyright.PENANAmD7PV48SWK
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2146Please respect copyright.PENANAjejOmONkAN
2146Please respect copyright.PENANAKdbThYEhHp
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2146Please respect copyright.PENANAx9xSseU2Ph
2146Please respect copyright.PENANAtASD20oMSu
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2146Please respect copyright.PENANAu5FOQdkj7a
2146Please respect copyright.PENANA4J1rzA4f0Z
“Boleh,” kataku agak tersipu.2146Please respect copyright.PENANAN3AqDSkaq4
2146Please respect copyright.PENANAurJSwHxqn1
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2146Please respect copyright.PENANATME5R4lQTq
2146Please respect copyright.PENANAC7CBwMtnCE
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2146Please respect copyright.PENANAIyok9CS9Z0
2146Please respect copyright.PENANAxPqPL4iDVH
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2146Please respect copyright.PENANAWfqOz7K7L9
2146Please respect copyright.PENANAgkNL62jGGd
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2146Please respect copyright.PENANAcbdcWHYpHz
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2146Please respect copyright.PENANANVAnHty6Z4
2146Please respect copyright.PENANA1CbaiSAUnb
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2146Please respect copyright.PENANAZNrDtZhN7I
2146Please respect copyright.PENANANpPHZWccKi
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2146Please respect copyright.PENANAz25ksCVsBx
2146Please respect copyright.PENANAcpjfgKqZpp
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2146Please respect copyright.PENANA73R04G2F2V
2146Please respect copyright.PENANAjtRa3p1iRf
“Fajar cinta sama tante.”2146Please respect copyright.PENANABQ7E5Yh303
2146Please respect copyright.PENANAf2waFcRyjH
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2146Please respect copyright.PENANAKwIMJyXXyj
2146Please respect copyright.PENANA8N2QXmvQLx
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2146Please respect copyright.PENANADrgCekRktf
2146Please respect copyright.PENANAFkk6cLgBut
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2146Please respect copyright.PENANA4ZGAYvnIqj
2146Please respect copyright.PENANA5aPODAPzD3
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2146Please respect copyright.PENANAlSUsFqX6sm
2146Please respect copyright.PENANAyfyISRxsi3
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2146Please respect copyright.PENANA0aUfoC4NzD
2146Please respect copyright.PENANAGjbNg3m8BD
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2146Please respect copyright.PENANAQFYz3I2KZ8
2146Please respect copyright.PENANAGOFUQwotw0
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2146Please respect copyright.PENANAcXrzVSYNIQ
2146Please respect copyright.PENANAJ5zee3aXYm
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2146Please respect copyright.PENANAwyIAOhpp1S
2146Please respect copyright.PENANA8xP7UMyEo4
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2146Please respect copyright.PENANAehqcf1JCBP
2146Please respect copyright.PENANA6omD8b08ao
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2146Please respect copyright.PENANAzo6ChXqZqU
2146Please respect copyright.PENANABQqkAyNvwH
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2146Please respect copyright.PENANArOrSaMHtQr
2146Please respect copyright.PENANA7e3Oymj7Ar
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2146Please respect copyright.PENANAgkfBefqlYb
2146Please respect copyright.PENANAQy6HpKE95l
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2146Please respect copyright.PENANAGOA27zFQUb
2146Please respect copyright.PENANACe6fwU9wYh
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2146Please respect copyright.PENANAld5iBPU20c
2146Please respect copyright.PENANAr97JVr0fHR
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2146Please respect copyright.PENANAQsIRhCsrxv
2146Please respect copyright.PENANAGxOnGhI6yn
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2146Please respect copyright.PENANAHehxJeJUFE
2146Please respect copyright.PENANAbgZzDyrYDU
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2146Please respect copyright.PENANAQol0Qr0Vqq
2146Please respect copyright.PENANAcdxlDyDEKr
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2146Please respect copyright.PENANA8uLGhSHP5l
2146Please respect copyright.PENANAwbblcAufSN
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2146Please respect copyright.PENANAXnMOukL6FA
2146Please respect copyright.PENANAkg9G3hto2g
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2146Please respect copyright.PENANAe0fo7SVtpw
2146Please respect copyright.PENANAxlV41UKjQC
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2146Please respect copyright.PENANAduTS7P6hAv
2146Please respect copyright.PENANAARDgcGRDJL
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2146Please respect copyright.PENANAApmwvhi5e1
2146Please respect copyright.PENANAhKfVbWsZUf
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2146Please respect copyright.PENANAolJQZOsIS0
2146Please respect copyright.PENANAg5jvpq5BqG
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2146Please respect copyright.PENANAqOUzhntdsH
2146Please respect copyright.PENANAMRda0ILfxH
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2146Please respect copyright.PENANAx97k7NBC9h
2146Please respect copyright.PENANA9v03NmekeP
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2146Please respect copyright.PENANAe4f7ghm8Yu
2146Please respect copyright.PENANAUpbqbCaQIS
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2146Please respect copyright.PENANA3qoU0Nw2B9
2146Please respect copyright.PENANA7sumzwwCWh
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2146Please respect copyright.PENANADHEViJZvg6
2146Please respect copyright.PENANAVyxID48PcZ
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2146Please respect copyright.PENANASFGAchSMs6
2146Please respect copyright.PENANA9rCzS8PXGE
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2146Please respect copyright.PENANAOGrLums6PU
2146Please respect copyright.PENANALmLZsU2Uvu
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2146Please respect copyright.PENANAiSQUpo7IXa
2146Please respect copyright.PENANAf20LKG5WfG
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2146Please respect copyright.PENANAmggLcfzEjh
2146Please respect copyright.PENANAMarTQAiwra
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2146Please respect copyright.PENANAsuMPCzSAoF
2146Please respect copyright.PENANAJV97GLDl7p
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2146Please respect copyright.PENANAHka6BhG9qy
2146Please respect copyright.PENANAL4gp7xMFU4
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2146Please respect copyright.PENANA9x3cW0ZMmJ
2146Please respect copyright.PENANAznjqvDiioE
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2146Please respect copyright.PENANAlZQIVoR9V7
2146Please respect copyright.PENANAeRxfcIUWrd
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2146Please respect copyright.PENANA5QkNE47ZxA
2146Please respect copyright.PENANAhemGoEr80N
Aku menggangguk.2146Please respect copyright.PENANAEYCx9motU3
2146Please respect copyright.PENANA7syTijF9rh
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2146Please respect copyright.PENANA5iWclUvde1
2146Please respect copyright.PENANAlfsHFe6weE
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2146Please respect copyright.PENANAH0FkbQQ82g
2146Please respect copyright.PENANAnApCxfgixX
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2146Please respect copyright.PENANAUmOtGSFyHS
2146Please respect copyright.PENANAJcq32mjxHw
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2146Please respect copyright.PENANABd4d0kJyLZ
2146Please respect copyright.PENANAM04exI7Mq0
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2146Please respect copyright.PENANAhdTOSFPhYy
2146Please respect copyright.PENANAn4eoGUtgAO
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2146Please respect copyright.PENANAgrU0Z0DrBc
2146Please respect copyright.PENANAcUNLTBv1Tp
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2146Please respect copyright.PENANATzxWrSq4zh
2146Please respect copyright.PENANAj1Hnjba3Kz
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2146Please respect copyright.PENANAVnFJ6JQA7M
2146Please respect copyright.PENANAFTkv2CVZ8U
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2146Please respect copyright.PENANA0QvM6nf6wC
2146Please respect copyright.PENANAz6ucVwGaww
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2146Please respect copyright.PENANAP47FZKhlN9
2146Please respect copyright.PENANATbOSlbpr5N
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2146Please respect copyright.PENANA23sX4mHp1h
2146Please respect copyright.PENANABetAzBuijM
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2146Please respect copyright.PENANADgT4NhoG7j
2146Please respect copyright.PENANAZCCjPMQ26b
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2146Please respect copyright.PENANAT5Le9tGxJO
2146Please respect copyright.PENANA1n1xFom5xd
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2146Please respect copyright.PENANAKOIMhHtfuH
2146Please respect copyright.PENANAFlYEP5ocYf
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2146Please respect copyright.PENANAeh2HGUc8tj
2146Please respect copyright.PENANAhS1B8hDxgU
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2146Please respect copyright.PENANAyopedInoK2
2146Please respect copyright.PENANAw8pAwTzAco
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2146Please respect copyright.PENANAVtnz9iq67v
2146Please respect copyright.PENANAi879Wb0VlZ
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2146Please respect copyright.PENANAp7Iz4EgLmq
2146Please respect copyright.PENANAhYA7pYoleh
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2146Please respect copyright.PENANA9T0GDQXyIx
2146Please respect copyright.PENANAkiN5fpOZJb
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2146Please respect copyright.PENANANuh7lD6nLP
2146Please respect copyright.PENANAyAe5QWHgAD
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2146Please respect copyright.PENANAmVbCGqGy52
2146Please respect copyright.PENANAFDJGVDDKlK
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2146Please respect copyright.PENANAL13F7bZ2Ln
2146Please respect copyright.PENANA4AGNHJiQE9
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2146Please respect copyright.PENANAKvd8SJS9uF
2146Please respect copyright.PENANAY3aQOCnRVY
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2146Please respect copyright.PENANAMzjdHrSw9o
2146Please respect copyright.PENANAsdrDNQTUBq
“Bentar lagi, tan.”2146Please respect copyright.PENANA246MWwI2jp
2146Please respect copyright.PENANALLkQ1nnEYy
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2146Please respect copyright.PENANA3xI58U1CEA
2146Please respect copyright.PENANA1rRF4a2FH6
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2146Please respect copyright.PENANAvDULl0TjyF
2146Please respect copyright.PENANAwouyYCKDCf
“Jangan,” kataku.2146Please respect copyright.PENANAK4ZSme2SH3
2146Please respect copyright.PENANABY8kJv3A05
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2146Please respect copyright.PENANAjzUOnAE0re
2146Please respect copyright.PENANAXM0yAbusO6
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2146Please respect copyright.PENANA4wRSTUzOxo
2146Please respect copyright.PENANAgQEFqruRVK
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2146Please respect copyright.PENANAATms9QoQAc
2146Please respect copyright.PENANA0jiZgZvjhi
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2146Please respect copyright.PENANA7xApYN8usV
2146Please respect copyright.PENANAzpxGZjcqDW
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2146Please respect copyright.PENANAHDAQSPlvfr
2146Please respect copyright.PENANATvAjI11UJ4
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2146Please respect copyright.PENANADWTJeRJ2kr
2146Please respect copyright.PENANAYRis37Dtuj
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2146Please respect copyright.PENANAqwoalmCh15
2146Please respect copyright.PENANATIB3KaEG8j
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2146Please respect copyright.PENANAtrKXkNL3Lo
2146Please respect copyright.PENANAjqai9EOIxE
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2146Please respect copyright.PENANAPB1LdC02vA
2146Please respect copyright.PENANAP1ln4aWk4o
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2146Please respect copyright.PENANAscbrXX7bnt
2146Please respect copyright.PENANAh2N4rKiENN
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2146Please respect copyright.PENANAvPI36Xpvtn
2146Please respect copyright.PENANAOu4uBcAVM0
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2146Please respect copyright.PENANAxWYgnwXkDO
2146Please respect copyright.PENANA2tdSJ3vWuF
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2146Please respect copyright.PENANAGGuqRWcCTC
2146Please respect copyright.PENANADEWzdOSMGJ
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2146Please respect copyright.PENANAhjNZMYEXUs
2146Please respect copyright.PENANABre2iLkLMw
***2146Please respect copyright.PENANAMuVj1hAFb7
2146Please respect copyright.PENANAlqHzz7ED8L
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2146Please respect copyright.PENANAz0i0qgBhu9
2146Please respect copyright.PENANAJgubKV0lpC
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2146Please respect copyright.PENANAc223aE0xcd
2146Please respect copyright.PENANA18pi2Glk1Z
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2146Please respect copyright.PENANAjllBWvCwdp
2146Please respect copyright.PENANAbs4rQCXCWt
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2146Please respect copyright.PENANA1C6eojl28y
2146Please respect copyright.PENANAGwNFXD1TIh
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2146Please respect copyright.PENANAFKiHHUHFxW
2146Please respect copyright.PENANAQ5COqjvW0g
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2146Please respect copyright.PENANAhHK0j2XOIW
2146Please respect copyright.PENANAT5zlemNNqb
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2146Please respect copyright.PENANAAllUcmgZd0
2146Please respect copyright.PENANAva9SA6mfo3
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2146Please respect copyright.PENANAagYSIP4kLa
2146Please respect copyright.PENANAMHum9hO6rO
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2146Please respect copyright.PENANAO4PDmjMW02
2146Please respect copyright.PENANAPSPAK2e1zU
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2146Please respect copyright.PENANAFepfpdiRjS
2146Please respect copyright.PENANAeMr0B9jeAb
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2146Please respect copyright.PENANAN1uCwMrWbI
2146Please respect copyright.PENANAcrKQzoq7yj
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2146Please respect copyright.PENANAL4LHBjBVEr
2146Please respect copyright.PENANA1naNq9WMfT
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2146Please respect copyright.PENANA5t45LtLhqz
2146Please respect copyright.PENANAZz7q8DrKiR
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2146Please respect copyright.PENANAnU319vdQ1R
2146Please respect copyright.PENANAx33PhUhuwH
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2146Please respect copyright.PENANA70iME1GXhz
2146Please respect copyright.PENANABGgTaIY1BI
“Engga boleh!”2146Please respect copyright.PENANAhL7TjESDmK
2146Please respect copyright.PENANAjrRXkiI6El
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2146Please respect copyright.PENANAiMFCr69qc6
2146Please respect copyright.PENANAZW6oSANzRr
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2146Please respect copyright.PENANAQEsNsHSqWa
2146Please respect copyright.PENANAYwOtiIJUco
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2146Please respect copyright.PENANAGnTIovyigw
2146Please respect copyright.PENANApmBDLrm5i0
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2146Please respect copyright.PENANAu7sq6g8Wjb
2146Please respect copyright.PENANAma7GyRDJxI
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2146Please respect copyright.PENANARQFE7IvoDp
2146Please respect copyright.PENANAx7GvagJcJT
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2146Please respect copyright.PENANAtyUYxEkatu
2146Please respect copyright.PENANA9xpB90xPXP
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2146Please respect copyright.PENANA3BvKI0AP4O
2146Please respect copyright.PENANAW5TN0aPQAG
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2146Please respect copyright.PENANA0UOUT6FhAx
2146Please respect copyright.PENANA1e5mwlCOxE
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2146Please respect copyright.PENANAfK98i1dklX
2146Please respect copyright.PENANAgRH9Z6nBUl
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2146Please respect copyright.PENANA2RHJS1FEvZ
2146Please respect copyright.PENANAsfqzGeJsHD
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2146Please respect copyright.PENANAKXWBU50t0Q
2146Please respect copyright.PENANAismkU6Og4H
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2146Please respect copyright.PENANABagldUJYrp
2146Please respect copyright.PENANAeE0xtlUZrr
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2146Please respect copyright.PENANA1Hjj8HAdXo
2146Please respect copyright.PENANArLifFYurJF
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2146Please respect copyright.PENANASufgum6ljT
2146Please respect copyright.PENANAQU5kWqsXSQ
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2146Please respect copyright.PENANAssxyCu2WsT
2146Please respect copyright.PENANA5eiWxM2chV
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2146Please respect copyright.PENANAnVyRGGa9Qp
2146Please respect copyright.PENANAqtniw7nPSm
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2146Please respect copyright.PENANAnrXd84REPO
2146Please respect copyright.PENANAD5TevbhBRv
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2146Please respect copyright.PENANAS1O9yTXKEk
2146Please respect copyright.PENANAbVF6K2aUWg
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2146Please respect copyright.PENANAxjIHOeROM2
2146Please respect copyright.PENANAIQ84bqKoiQ
Terdengar suara Adzan berkumandang.2146Please respect copyright.PENANAPZKZMJ2ZEI
2146Please respect copyright.PENANAkGA1DiOoWR
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2146Please respect copyright.PENANA391H5Uyoz5