
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2664Please respect copyright.PENANAhzhXPnu53D
2664Please respect copyright.PENANASjJLeAfiCW
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2664Please respect copyright.PENANACHLn0gTYAZ
2664Please respect copyright.PENANA5LhussI1br
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2664Please respect copyright.PENANAaIeDYq1C2z
2664Please respect copyright.PENANADGGWZp7g1n
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2664Please respect copyright.PENANAWqn6a4vwj9
2664Please respect copyright.PENANAJI9xEMBlfM
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2664Please respect copyright.PENANA9uz5mSdHs0
2664Please respect copyright.PENANAciwquNVFIY
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2664Please respect copyright.PENANAFEOCbAm7r2
2664Please respect copyright.PENANAWUmWLJWw9G
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2664Please respect copyright.PENANAV27DmmNwHw
2664Please respect copyright.PENANABe2yMyv2rd
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2664Please respect copyright.PENANALgLgTrZLVP
2664Please respect copyright.PENANAeJtEUIy3TC
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2664Please respect copyright.PENANAqYVqnswTma
2664Please respect copyright.PENANASMPH4uQYxZ
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2664Please respect copyright.PENANA2ayFZQO61Q
2664Please respect copyright.PENANAdmCMBjW2BY
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2664Please respect copyright.PENANA5XSb9fhEXS
2664Please respect copyright.PENANAVmWuAGu3m8
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2664Please respect copyright.PENANAiV2tOGghaY
2664Please respect copyright.PENANAaY86PMfWBG
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2664Please respect copyright.PENANAtEAnRLhYiN
2664Please respect copyright.PENANAk5tzTYK1H0
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2664Please respect copyright.PENANAP7gbgUh5gq
2664Please respect copyright.PENANABf5zGvl7KH
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2664Please respect copyright.PENANAbBKJObzSz3
2664Please respect copyright.PENANAClxztbFuaU
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2664Please respect copyright.PENANAtTwXkMOtKn
2664Please respect copyright.PENANAQqu5DE0UZd
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2664Please respect copyright.PENANAGHPRAQ2v8g
2664Please respect copyright.PENANAtjUeKTH63S
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2664Please respect copyright.PENANAN91rHzLymj
2664Please respect copyright.PENANA587Ak8hX64
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2664Please respect copyright.PENANAUEySKfpSJ3
2664Please respect copyright.PENANA8F4satKZFD
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2664Please respect copyright.PENANAANc9A51kOL
2664Please respect copyright.PENANAbusdl94dNP
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2664Please respect copyright.PENANAJWIev0Nqo8
2664Please respect copyright.PENANAQ3FwL2o7Hh
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2664Please respect copyright.PENANAolOTwSunO4
2664Please respect copyright.PENANAE3cd397vQK
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2664Please respect copyright.PENANAkIrXMXU2LK
2664Please respect copyright.PENANA2zqofCKM6K
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2664Please respect copyright.PENANAqTviXo4ZY8
2664Please respect copyright.PENANAS9rjsELAZU
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2664Please respect copyright.PENANAc9eT7L0kYE
2664Please respect copyright.PENANAWgItx59VA5
Aku tidak menjawab.2664Please respect copyright.PENANASaYfpWmEJo
2664Please respect copyright.PENANACnr95FYo2I
“Enak, tan?” cercanya.2664Please respect copyright.PENANArUiMBs8hR7
2664Please respect copyright.PENANAXh9YSpP6NP
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2664Please respect copyright.PENANAeu1LK12zg0
2664Please respect copyright.PENANAUykmNHZyAM
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2664Please respect copyright.PENANAWL84ph9xrT
2664Please respect copyright.PENANAY19ldRep3Y
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2664Please respect copyright.PENANACirwk6B01d
2664Please respect copyright.PENANAS4dCRG9l1s
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2664Please respect copyright.PENANApxt05gHakM
2664Please respect copyright.PENANAe9UIuvb4CR
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2664Please respect copyright.PENANAFVwYlN7DOv
2664Please respect copyright.PENANAchzBlwvmhq
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2664Please respect copyright.PENANA2FuSxy7NAK
2664Please respect copyright.PENANA4OhTumRulN
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2664Please respect copyright.PENANAf2qk5MAuOt
2664Please respect copyright.PENANAgFb80TRoVo
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2664Please respect copyright.PENANA1XtqVvcwYa
2664Please respect copyright.PENANAu6B7ieQNUP
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2664Please respect copyright.PENANAQZ7U6ga0Gw
2664Please respect copyright.PENANAEI9gMpdz1g
“Selamanya?”2664Please respect copyright.PENANALMzqFEmG7S
2664Please respect copyright.PENANA43kpMvAhlR
“Selamanya.”2664Please respect copyright.PENANAmU1rU7hUMR
2664Please respect copyright.PENANAnlSAbNzKmV
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2664Please respect copyright.PENANAqoLXlyjEP8
2664Please respect copyright.PENANAJA7aoghzby
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2664Please respect copyright.PENANATqglpaF3vD
2664Please respect copyright.PENANArpgIdpoxeI
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2664Please respect copyright.PENANA76Su3QiEew
2664Please respect copyright.PENANAW785y3WzXN
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2664Please respect copyright.PENANAknFk0alava
2664Please respect copyright.PENANAVNWNiT3EJo
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2664Please respect copyright.PENANAqLC41bZ3WX
2664Please respect copyright.PENANAJSvLTubBvf
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2664Please respect copyright.PENANA7ihDx8vjPl
2664Please respect copyright.PENANATscdNI8kza
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2664Please respect copyright.PENANA1QmZw09GAx
2664Please respect copyright.PENANAhk0d0uQ4RJ
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2664Please respect copyright.PENANATYoprh89gB
2664Please respect copyright.PENANAeQbeUxNRuN
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2664Please respect copyright.PENANAOc3zAg58DW
2664Please respect copyright.PENANAuY2pXXLN54
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2664Please respect copyright.PENANAjvmTXImu0D
2664Please respect copyright.PENANAmY5PDRGmjt
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2664Please respect copyright.PENANAoYKiomgn1U
2664Please respect copyright.PENANAPsLReuwYcA
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2664Please respect copyright.PENANApTAxxj6Pkm
2664Please respect copyright.PENANAaam5h5k1Mb
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2664Please respect copyright.PENANAmMqGTVytot
2664Please respect copyright.PENANAMPv3rwPzyB
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2664Please respect copyright.PENANAzJqVLRiV4Y
2664Please respect copyright.PENANAMYj43PhnCR
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2664Please respect copyright.PENANA9YgOTlyOL9
2664Please respect copyright.PENANAtq5qViqJYG
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2664Please respect copyright.PENANA7cATZtLGJJ
2664Please respect copyright.PENANAwzVVXFHtVw
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2664Please respect copyright.PENANAXEidQKGhmu
2664Please respect copyright.PENANAEOwjfM3QnF
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2664Please respect copyright.PENANAXfI7U6s5Pf
2664Please respect copyright.PENANAXK9elPeFBY
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2664Please respect copyright.PENANAP0pfEv9nrV
2664Please respect copyright.PENANAqgEkUI5bV2
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2664Please respect copyright.PENANAWu0JTGaSh1
2664Please respect copyright.PENANAVucMZKTCph
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2664Please respect copyright.PENANAxwK7KAsHOG
2664Please respect copyright.PENANA6aiGG29lMA
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2664Please respect copyright.PENANAqMinAEIDBU
2664Please respect copyright.PENANADRrcxSgrFO
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2664Please respect copyright.PENANAe5PP0musgG
2664Please respect copyright.PENANAvuijMn5UpV
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2664Please respect copyright.PENANAvSuZHOoDTo
2664Please respect copyright.PENANAvW4tBsN726
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2664Please respect copyright.PENANAYIw74eT60n
2664Please respect copyright.PENANAoHCmyLGHF8
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2664Please respect copyright.PENANAnwA1aVem4P
2664Please respect copyright.PENANAO6auUcRQNZ
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2664Please respect copyright.PENANAVk2Wcej68l
2664Please respect copyright.PENANANIVzrf9ZaA
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2664Please respect copyright.PENANAzGSkEQW0je
2664Please respect copyright.PENANAuaYMxkeCrm
“Engga!”2664Please respect copyright.PENANA1VbUwlRJxY
2664Please respect copyright.PENANA6ofSJNraBz
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2664Please respect copyright.PENANAcCYxw6f6H6
2664Please respect copyright.PENANAikdovQsp9h
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2664Please respect copyright.PENANA6TBFS2XQEX
2664Please respect copyright.PENANAetzMVCH6RN
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2664Please respect copyright.PENANAreqAL9pafl
2664Please respect copyright.PENANA8IzvwLfZtT
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2664Please respect copyright.PENANA3xDPBv6nVR
2664Please respect copyright.PENANAb1xDuQqaTJ
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2664Please respect copyright.PENANAf6YtnrQp8S
2664Please respect copyright.PENANAdbmeSVGpVg
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2664Please respect copyright.PENANAW33zjjFuWN
2664Please respect copyright.PENANA1dV0A6AA2l
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2664Please respect copyright.PENANArlz3JRFKU0
2664Please respect copyright.PENANAyV99yI2f7B
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2664Please respect copyright.PENANA5KRWf5RYYF
2664Please respect copyright.PENANAsBWUTGLgmZ
***2664Please respect copyright.PENANAFzaD8btFoe
2664Please respect copyright.PENANAgT6LZUyOoD
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2664Please respect copyright.PENANAERybwwHJ1n
2664Please respect copyright.PENANAaYwyJQ2V3r
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2664Please respect copyright.PENANADkmenXmU44
2664Please respect copyright.PENANAWJWag26ADT
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2664Please respect copyright.PENANACeXGyBbdYN
2664Please respect copyright.PENANARiOvlNlEct
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2664Please respect copyright.PENANACdjjTn5yEk
2664Please respect copyright.PENANA9lvMNGSaxs
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2664Please respect copyright.PENANAn2Ac6wZnjA
2664Please respect copyright.PENANApTkbJIkTOR
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2664Please respect copyright.PENANAZs97rjwbx2
2664Please respect copyright.PENANAvSSjSB6NQw
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2664Please respect copyright.PENANAuYKpeH5aI6
2664Please respect copyright.PENANABlxCTnACf4
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2664Please respect copyright.PENANAKVLJ1ux1LZ
2664Please respect copyright.PENANAci7keMmSH8
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2664Please respect copyright.PENANARgEk8R6ruB
2664Please respect copyright.PENANAhnYYRy8P8z
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2664Please respect copyright.PENANADfC7wwq6CV
2664Please respect copyright.PENANAWlKPqEVS6x
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2664Please respect copyright.PENANAaYCl5NNGkS
2664Please respect copyright.PENANAVm3iY8r83w
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2664Please respect copyright.PENANAKNySVXEegq
2664Please respect copyright.PENANA9PSbTnNbZh
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2664Please respect copyright.PENANA8XOOtGWXZJ
2664Please respect copyright.PENANAiAX0LM0DPj
“Jangan di tutupin, tan.”2664Please respect copyright.PENANAwrmUIqkq94
2664Please respect copyright.PENANAj2niNHxHNz
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2664Please respect copyright.PENANAkR5pJ2bL9B
2664Please respect copyright.PENANAVvC1MPFea5
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2664Please respect copyright.PENANA0ektbZ7EOM
2664Please respect copyright.PENANADVsmMUNmhC
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2664Please respect copyright.PENANAzeMFRYt288
2664Please respect copyright.PENANAoI70tPx3pC
Aku tidak menjawab.2664Please respect copyright.PENANAzNGZfdZ6Mv
2664Please respect copyright.PENANAvA1N3BBRW8
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2664Please respect copyright.PENANA06b7QyfBOc
2664Please respect copyright.PENANAmu61BwqZcJ
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2664Please respect copyright.PENANAt2xNfE0aFr
2664Please respect copyright.PENANAIJCgiYunnh
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2664Please respect copyright.PENANA2jcvt4Fii0
2664Please respect copyright.PENANAKrTqdQ6BJW
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2664Please respect copyright.PENANAvoLulVz6cS
2664Please respect copyright.PENANAwm3MUWydBP
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2664Please respect copyright.PENANAxlHiNm2JN6
2664Please respect copyright.PENANAtDN5zqIxwV
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2664Please respect copyright.PENANA8FvhjxDH8Z
2664Please respect copyright.PENANARIBnZpcDzN
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2664Please respect copyright.PENANA64Heil3apv
2664Please respect copyright.PENANAyjgohrLn3g
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2664Please respect copyright.PENANAtcv9pIOpiP
2664Please respect copyright.PENANAK8px4srhge
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2664Please respect copyright.PENANAmfKbFEcX3J
2664Please respect copyright.PENANAVzrpQu4gVP
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2664Please respect copyright.PENANAhxphLawwQ1
2664Please respect copyright.PENANAMmRX8frqi1
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2664Please respect copyright.PENANAPKkUKbIxL3
2664Please respect copyright.PENANA9heyWh1GcK
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2664Please respect copyright.PENANAVMyNHQg8vZ
2664Please respect copyright.PENANA9J5TVtOEmQ
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2664Please respect copyright.PENANAroLe79llBS
2664Please respect copyright.PENANAN1qrPk8hqp
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2664Please respect copyright.PENANA5LNUp01z52
2664Please respect copyright.PENANADceHstOUky
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2664Please respect copyright.PENANAJOT2lQTmOH
2664Please respect copyright.PENANALZPGXoG0V9
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2664Please respect copyright.PENANA8nktOA1RV4
2664Please respect copyright.PENANAjtTTA5j7hq
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2664Please respect copyright.PENANAqgKvNKxVbd
2664Please respect copyright.PENANAN8HEJnO01m
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2664Please respect copyright.PENANAlaCADpunsp
2664Please respect copyright.PENANAjcnhKpChwQ
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2664Please respect copyright.PENANAfs6kM70hwe
2664Please respect copyright.PENANAcYXOADc200
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2664Please respect copyright.PENANAgQVCoK6Nu8
2664Please respect copyright.PENANA1nbIR9nZUK
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2664Please respect copyright.PENANATsotRgrxkB
2664Please respect copyright.PENANADVou7lO8Jz
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2664Please respect copyright.PENANAH6UVQqk7KD
2664Please respect copyright.PENANA5yxabXTsm5
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2664Please respect copyright.PENANAq0R22cva4h
2664Please respect copyright.PENANAICHRV5191G
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2664Please respect copyright.PENANAKeF78lptdr
2664Please respect copyright.PENANAWTs6UjwUT2
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2664Please respect copyright.PENANAtaw9k8w5kQ
2664Please respect copyright.PENANAsy8cIP57HA
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2664Please respect copyright.PENANA0LSIH5tii5
2664Please respect copyright.PENANAHUGYZMLPpl
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2664Please respect copyright.PENANA90IStI9VlM
2664Please respect copyright.PENANAijJyxwCe5y
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2664Please respect copyright.PENANAsMF3akFx9V
2664Please respect copyright.PENANA5Z5G6wT01y
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2664Please respect copyright.PENANAAYL8qABRDP
2664Please respect copyright.PENANAoRwWqfpTHY
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2664Please respect copyright.PENANAomG05zTG60
2664Please respect copyright.PENANABFEzy3dHEC
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2664Please respect copyright.PENANAdC7LJQtdsZ
2664Please respect copyright.PENANA8LJVqZAXtS
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2664Please respect copyright.PENANAgVKj8JE3Zz
2664Please respect copyright.PENANAnlSWixbtOb
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2664Please respect copyright.PENANAGCVOOcdiF4
2664Please respect copyright.PENANAghuOjr0ws1
“engga, Jorok!”2664Please respect copyright.PENANAi5xDdHxgWU
2664Please respect copyright.PENANAOuQCqLWqCW
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2664Please respect copyright.PENANABcJuVpQXcx
2664Please respect copyright.PENANAbFJ3OKAtvk
“Kunci pintunya.” Kataku.2664Please respect copyright.PENANAld5cexzWzl
2664Please respect copyright.PENANAOGHnVyujWU
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2664Please respect copyright.PENANACDP84gv4ty
2664Please respect copyright.PENANAkXAh7OryDf
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2664Please respect copyright.PENANAvluzPu10sj
2664Please respect copyright.PENANAarQzG4Qxtv
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2664Please respect copyright.PENANA5ABsDyWEpr
2664Please respect copyright.PENANAZ5g4j64Bce
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2664Please respect copyright.PENANAc3khIEd4ZE
2664Please respect copyright.PENANAAcge1Lf5pG
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2664Please respect copyright.PENANAGqyETGpd7g
2664Please respect copyright.PENANAECSrkJVWEN
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2664Please respect copyright.PENANAJgqHK9p12r
2664Please respect copyright.PENANAltPaVN7Dsh
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2664Please respect copyright.PENANA1SUREwqYeK
2664Please respect copyright.PENANAXaHB8J64ve
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2664Please respect copyright.PENANAw11yUWqK28
2664Please respect copyright.PENANAZeoiVESCuw
“Masih lama gak?” tanyaku.2664Please respect copyright.PENANAa0Va8kltQ1
2664Please respect copyright.PENANA8ABbu8JiN6
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2664Please respect copyright.PENANAM8R0mV9qvg
2664Please respect copyright.PENANA9MhU4rd0V0
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2664Please respect copyright.PENANATP6XlRSCvv
2664Please respect copyright.PENANAmsPRx5TmaZ
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2664Please respect copyright.PENANA7uv9bC3jvH
2664Please respect copyright.PENANAZviLNSeT4p
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2664Please respect copyright.PENANAyu9pY7b4Fs
2664Please respect copyright.PENANADT8RwcdiPD
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2664Please respect copyright.PENANAKusF2LWvmO
2664Please respect copyright.PENANAOiyCZbysgl
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2664Please respect copyright.PENANAhCUWahH91F
2664Please respect copyright.PENANAqWLExsLr0U
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2664Please respect copyright.PENANAHTc83iMvDe
2664Please respect copyright.PENANAVeV12BKcJr
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2664Please respect copyright.PENANAGqJGvtk88u
2664Please respect copyright.PENANAH7B9WwU1UY
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2664Please respect copyright.PENANABSzGNllNRD
2664Please respect copyright.PENANAA7qz0BxiSk
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2664Please respect copyright.PENANAy2JQW387CU
2664Please respect copyright.PENANAWKuvj9Ti3c
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2664Please respect copyright.PENANAo2BkzJgKlL
2664Please respect copyright.PENANAv599hApufQ
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2664Please respect copyright.PENANANFdyg92e3g
2664Please respect copyright.PENANAm9MOzcsKeZ
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2664Please respect copyright.PENANAy6D0CyFTyD
2664Please respect copyright.PENANAp2BCojdMxj
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2664Please respect copyright.PENANA8MnEH85SXq
2664Please respect copyright.PENANAgxuuiQaa93
“Gak!” jawabku ketus.2664Please respect copyright.PENANAz5nPo2gPtQ
2664Please respect copyright.PENANA3Xk3SqFcFt
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2664Please respect copyright.PENANAFFpODrseQn
2664Please respect copyright.PENANA0jp27IEcDV
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2664Please respect copyright.PENANAknx3bgUScF
2664Please respect copyright.PENANA3AUk7Oe5Y9
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2664Please respect copyright.PENANAorzKqFC8gk
2664Please respect copyright.PENANAa01seMe5wV
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2664Please respect copyright.PENANAMvO1jygoPI
2664Please respect copyright.PENANAHXMouGHodO
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2664Please respect copyright.PENANA7YOeHXZs76
2664Please respect copyright.PENANAmaILYIxj2g
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2664Please respect copyright.PENANAgYiPw47bQF
2664Please respect copyright.PENANAnBwyFhySdL
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2664Please respect copyright.PENANAACtxNwggmS
2664Please respect copyright.PENANAJAOPG7rOuP
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2664Please respect copyright.PENANANBLlE1Qejm
2664Please respect copyright.PENANA9SKOR30VeT
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2664Please respect copyright.PENANAvqzcWPATNZ
2664Please respect copyright.PENANAUCuQ2MuzoP
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2664Please respect copyright.PENANAV1tRcfs32f
2664Please respect copyright.PENANA5NTPtJG2Le
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2664Please respect copyright.PENANAwnx7vE4Dwt
2664Please respect copyright.PENANA9iT0tHB27H
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2664Please respect copyright.PENANAcg2wmKR20x
2664Please respect copyright.PENANAz4DEVHh7cl
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2664Please respect copyright.PENANAeDL7NdO3iS
2664Please respect copyright.PENANAuVibvgEZec
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2664Please respect copyright.PENANA6YR06AqYTa
2664Please respect copyright.PENANA2uTkgEnroO
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2664Please respect copyright.PENANAkMqWYwKGbQ
2664Please respect copyright.PENANAFBYKkkmAsC
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2664Please respect copyright.PENANAk4AS65g68J
2664Please respect copyright.PENANAQvJah0JRf7
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2664Please respect copyright.PENANA7wva3Y4DCA
2664Please respect copyright.PENANAcFLukUVT5s
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2664Please respect copyright.PENANAHBoPcaSUoy
2664Please respect copyright.PENANAqkHM3dGPqA
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2664Please respect copyright.PENANAf0JUls6Fk4
2664Please respect copyright.PENANAWEp1tHH1NU
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2664Please respect copyright.PENANAT0wGNNjAMM
Bersambung
2664Please respect copyright.PENANA5ZgluDHMGM
2664Please respect copyright.PENANA5K17oKVqm1
2664Please respect copyright.PENANA6T5Vde0ZTZ