
#7 Semesta membawaku padanya
2521Please respect copyright.PENANAFGdF66Zv7R
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.2521Please respect copyright.PENANA6Yx6KzgfEA
2521Please respect copyright.PENANA8onsnA9jkC
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.2521Please respect copyright.PENANAHmx47dUMTU
2521Please respect copyright.PENANAPvctERBkOQ
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.2521Please respect copyright.PENANAXrDx61ebEy
2521Please respect copyright.PENANAUMa7rm7AHZ
“Jar…, Tante…, keluar…,”2521Please respect copyright.PENANAhazpJRAiao
2521Please respect copyright.PENANA6iFMebL6Vz
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”2521Please respect copyright.PENANA83mB5NncQu
2521Please respect copyright.PENANA5Q7jUUcWRu
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.2521Please respect copyright.PENANAriYqj34pxs
2521Please respect copyright.PENANAloy3Txk3pW
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.2521Please respect copyright.PENANAwLoPhOm4Ws
2521Please respect copyright.PENANAS0CnwHiNmY
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.2521Please respect copyright.PENANA2y2hJGBSve
2521Please respect copyright.PENANA0HE5RS4YKx
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.2521Please respect copyright.PENANAl7UHpYC6dt
2521Please respect copyright.PENANAaiGP7dRDaN
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.2521Please respect copyright.PENANAdu2sIKZ5NY
2521Please respect copyright.PENANAS8u6hmaa7M
***2521Please respect copyright.PENANAGqvr4jRDe5
2521Please respect copyright.PENANAXy7ndVTtCQ
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.2521Please respect copyright.PENANAT4JfC0eb2g
2521Please respect copyright.PENANAMdqIgJZIep
Bagaimana kalau aku hamil?2521Please respect copyright.PENANAJGoSDjLz3c
2521Please respect copyright.PENANAPJgQE1ztfz
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?2521Please respect copyright.PENANANwwuYFHUJ1
2521Please respect copyright.PENANAqDf0phe5Jh
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.2521Please respect copyright.PENANA2dSeVEjk2m
2521Please respect copyright.PENANAwXW0fHJD8r
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.2521Please respect copyright.PENANAKxp9F10SHR
2521Please respect copyright.PENANAZ9t0Ey5BSI
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.2521Please respect copyright.PENANA1kgINLKjDe
2521Please respect copyright.PENANA4t6xF6TbeU
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.2521Please respect copyright.PENANAt6vS67UdJb
2521Please respect copyright.PENANAEYaHrFGOxO
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.2521Please respect copyright.PENANAqUlamQkPZW
2521Please respect copyright.PENANA1cRVgFQKPC
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.2521Please respect copyright.PENANA72N3CA6M2i
2521Please respect copyright.PENANAHz3fgLIOtU
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.2521Please respect copyright.PENANAE1ROio0OHO
2521Please respect copyright.PENANA2GlToFbkdn
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.2521Please respect copyright.PENANAFLo03B7dAi
2521Please respect copyright.PENANAckimWleaNp
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.2521Please respect copyright.PENANAay0t2dkHRy
2521Please respect copyright.PENANArGukMKOdwh
***2521Please respect copyright.PENANANCR0XjAdHL
2521Please respect copyright.PENANA3iUYdWFql3
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”2521Please respect copyright.PENANA2ymDP0L9S0
2521Please respect copyright.PENANAQqQqAHV4Sr
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.2521Please respect copyright.PENANAu5dsZX27lY
2521Please respect copyright.PENANAYT7fHP16ui
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.2521Please respect copyright.PENANA2wzu6KgeXY
2521Please respect copyright.PENANAAJvHAhfhpm
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”2521Please respect copyright.PENANAWe2KgN3jMG
2521Please respect copyright.PENANAdoI0GZLpQg
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.2521Please respect copyright.PENANA9e2ei1b6eO
2521Please respect copyright.PENANAeuBnYYwF2L
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.2521Please respect copyright.PENANAqwEOTTyT6Q
2521Please respect copyright.PENANAYfiuXwqKNf
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.2521Please respect copyright.PENANA2mzARqzile
2521Please respect copyright.PENANAPjaOvvLLIX
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.2521Please respect copyright.PENANAf3HBiLaIgd
2521Please respect copyright.PENANAFknaKIOni0
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.2521Please respect copyright.PENANA8kdgTWEe6g
2521Please respect copyright.PENANAutLHIU0UMi
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.2521Please respect copyright.PENANAON262MHUdg
2521Please respect copyright.PENANAraibH2CCxw
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.2521Please respect copyright.PENANA0Ct7IHLWbf
2521Please respect copyright.PENANAMhN92zHyPn
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.2521Please respect copyright.PENANAuDR3aNiYRq
2521Please respect copyright.PENANA3JwPGUBa6g
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.2521Please respect copyright.PENANA6mFxnXjwrb
2521Please respect copyright.PENANA1qa8wJUW5t
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.2521Please respect copyright.PENANAdOtJPypKXD
2521Please respect copyright.PENANA4Xb9n7n4QJ
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.2521Please respect copyright.PENANAgv1OJmVc57
2521Please respect copyright.PENANAkhXvh507Gb
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.2521Please respect copyright.PENANADY5DxEcXYq
2521Please respect copyright.PENANANmjjXRD7rZ
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.2521Please respect copyright.PENANATZMQrPvxF3
2521Please respect copyright.PENANAbJU480wXa5
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.2521Please respect copyright.PENANAEzOK9JCVOK
2521Please respect copyright.PENANAFUUocgwZw6
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”2521Please respect copyright.PENANAYlCQ7lc6pG
2521Please respect copyright.PENANAEf9H7Wev7S
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.2521Please respect copyright.PENANAwCMhoIeMu2
2521Please respect copyright.PENANAK0WyZXKWiC
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.2521Please respect copyright.PENANAN7FsTcLwR9
2521Please respect copyright.PENANAfRngNcRso4
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.2521Please respect copyright.PENANAiXGkHQPbgt
2521Please respect copyright.PENANAchJytDo7bj
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.2521Please respect copyright.PENANAHymurp0pdf
2521Please respect copyright.PENANAW99bXPRoVI
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.2521Please respect copyright.PENANAClx0Qtj3ic
2521Please respect copyright.PENANATTxXvlCWnK
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.2521Please respect copyright.PENANAAc7q7n38pJ
2521Please respect copyright.PENANAPRpxv8JAed
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.2521Please respect copyright.PENANAy91U7RsbcW
2521Please respect copyright.PENANA6TYt319oUB
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.2521Please respect copyright.PENANAHpITjKBZZB
2521Please respect copyright.PENANAlDCoLCgym2
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.2521Please respect copyright.PENANAwGnFH7EfrF
2521Please respect copyright.PENANAtds4yTTojg
***2521Please respect copyright.PENANAEEbIhjwVhX
2521Please respect copyright.PENANAUrQmSzmDx2
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”2521Please respect copyright.PENANA4se99XCWhp
2521Please respect copyright.PENANABgcS3GB1pY
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.2521Please respect copyright.PENANA2YhhLWBEHc
2521Please respect copyright.PENANAfSsV3j9KKP
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.2521Please respect copyright.PENANA7GywwJv7b6
2521Please respect copyright.PENANAYS46auE0il
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.2521Please respect copyright.PENANACVBmXchkdV
2521Please respect copyright.PENANA8Jl6GXqi1p
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.2521Please respect copyright.PENANAlHjXIOmeXj
2521Please respect copyright.PENANAX8sIOvnEKT
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.2521Please respect copyright.PENANAtNmHOudEHY
2521Please respect copyright.PENANA34h9o8dRel
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.2521Please respect copyright.PENANAtunHHcZfum
2521Please respect copyright.PENANAwbvQ7JE2dN
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.2521Please respect copyright.PENANARODvlEMork
2521Please respect copyright.PENANAAQQCmlcAvH
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”2521Please respect copyright.PENANABjfkbu2ZL8
2521Please respect copyright.PENANACMtuUrtxEC
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.2521Please respect copyright.PENANANJTIMb2HnH
2521Please respect copyright.PENANAdPbGiyMrgy
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.2521Please respect copyright.PENANAIR13rxrTKc
2521Please respect copyright.PENANA8ynDAsP4Se
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.2521Please respect copyright.PENANAsxes7UnwCb
2521Please respect copyright.PENANA0NIUyAv2be
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.2521Please respect copyright.PENANAwdEXmFpEal
2521Please respect copyright.PENANAu0n2HbfYDa
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.2521Please respect copyright.PENANAASZrhHzx1H
2521Please respect copyright.PENANAxt75RUJsMz
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.2521Please respect copyright.PENANAvyPG5VIuk8
2521Please respect copyright.PENANAgiRT44usJr
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.2521Please respect copyright.PENANAVOUEMHuxfy
2521Please respect copyright.PENANAj63SSPg8kf
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.2521Please respect copyright.PENANAuZrz15HUNC
2521Please respect copyright.PENANAK2rePSN0G5
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”2521Please respect copyright.PENANAV8DkxK1xdB
2521Please respect copyright.PENANAIlrUD1cUgf
Lagi-lagi aku diam.2521Please respect copyright.PENANAmeiN67f1N9
2521Please respect copyright.PENANAoZq7Rojuiu
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.2521Please respect copyright.PENANAllaSbaJnO6
2521Please respect copyright.PENANArwwiRyaTYp
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.2521Please respect copyright.PENANAdSYTCwegqy
2521Please respect copyright.PENANADnszTFSKQs
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”2521Please respect copyright.PENANAZPPaAS70eM
2521Please respect copyright.PENANA0DrGCrBe2q
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”2521Please respect copyright.PENANAi1y3N9stXx
2521Please respect copyright.PENANAhglHqjAMbu
Aku balik tersenyum. Mengangguk.2521Please respect copyright.PENANAwd7QavSP5V
2521Please respect copyright.PENANAvovGrx3vJ1
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.2521Please respect copyright.PENANA6RuLgBIsnE
2521Please respect copyright.PENANA57Xu1rJR9s
“Makasih.”2521Please respect copyright.PENANAo9Jy1rREGi
2521Please respect copyright.PENANAODyf5tY1Xp
***2521Please respect copyright.PENANAuF1liCxEg1
2521Please respect copyright.PENANAhgKrsviKNu
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.2521Please respect copyright.PENANA2FcZcSQMnN
2521Please respect copyright.PENANAiLWpu6XD3k
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.2521Please respect copyright.PENANAHiKPgHWDQy
2521Please respect copyright.PENANAHLGiYaqtOg
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.2521Please respect copyright.PENANA9Nb4yhfzQ0
2521Please respect copyright.PENANA9k7w0ZPAuA
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.2521Please respect copyright.PENANA70GFjGRkKO
2521Please respect copyright.PENANAMdpuWigeLD
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.2521Please respect copyright.PENANAvPkkzVrzTw
2521Please respect copyright.PENANAbjGssaRml2
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.2521Please respect copyright.PENANAP5KWAyA3K6
2521Please respect copyright.PENANAJTZJqYImMs
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.2521Please respect copyright.PENANA2Kh4QUG64N
2521Please respect copyright.PENANAZpfNjsEjL2
Fajar menggeleng.2521Please respect copyright.PENANA7M5BqfzdF4
2521Please respect copyright.PENANALEFytyzmIW
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.2521Please respect copyright.PENANAul8oD1kiYe
2521Please respect copyright.PENANAHIhEFiwUIK
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.2521Please respect copyright.PENANA8dwFuVpiDy
2521Please respect copyright.PENANAGGigLN8Kri
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.2521Please respect copyright.PENANA23yR8RsgSC
2521Please respect copyright.PENANAyPHgMliKnC
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.2521Please respect copyright.PENANActVyB49SDt
2521Please respect copyright.PENANAH8PYxJmo5D
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.2521Please respect copyright.PENANAMgLzlkkmqi
2521Please respect copyright.PENANAddNJxSZlnr
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.2521Please respect copyright.PENANAnLIciv9ekd
2521Please respect copyright.PENANAT9uQRb2qdt
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.2521Please respect copyright.PENANAAnijZ896E4
2521Please respect copyright.PENANA8FjVjboAx1
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.2521Please respect copyright.PENANAQEyfHH4Kbx
2521Please respect copyright.PENANARdjbcQEusm
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.2521Please respect copyright.PENANAfvyUfaG3d1
2521Please respect copyright.PENANAZx6Mn87zKd
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.2521Please respect copyright.PENANAxArf6mVMr5
2521Please respect copyright.PENANA5v8b3uZeWh
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.2521Please respect copyright.PENANApzd8ilq0nS
2521Please respect copyright.PENANA7VZeSyN3d1
***2521Please respect copyright.PENANAa1kZDf1p8r
2521Please respect copyright.PENANAKFZ0NcV4Dj
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.2521Please respect copyright.PENANAiqjORYDqNK
2521Please respect copyright.PENANA9NV6dNG1j1
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.2521Please respect copyright.PENANAUVmjymqeft
2521Please respect copyright.PENANAol2GBx5aJY
“Langsung mau pulang?” tanyaku.2521Please respect copyright.PENANAXL9thcZNlz
2521Please respect copyright.PENANAi4CHWqkO5o
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.2521Please respect copyright.PENANAkUXigV83f5
2521Please respect copyright.PENANA7HBN4jrK3X
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.2521Please respect copyright.PENANA0d9deZ3NOJ
2521Please respect copyright.PENANAQH8dmA3g8E
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.2521Please respect copyright.PENANAMPTOBzZcaR
2521Please respect copyright.PENANAI7p1oT2Mza
Aku mengangguk, antusias.2521Please respect copyright.PENANASaHEdAW6JN
2521Please respect copyright.PENANAxofxFkU0IA
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.2521Please respect copyright.PENANAwHuIYVXUZd
2521Please respect copyright.PENANA8kaYYTI3PH
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.2521Please respect copyright.PENANAwljloAR1KO
2521Please respect copyright.PENANAgiLM4d49HP
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.2521Please respect copyright.PENANAuvmmGbaSMD
2521Please respect copyright.PENANAlhcEbN1SJP
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.2521Please respect copyright.PENANAeIU7MKKf2S
2521Please respect copyright.PENANAvVIntYNXDF
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.2521Please respect copyright.PENANA0XY0yfFhJe
2521Please respect copyright.PENANAV0jI2kZxV6
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.2521Please respect copyright.PENANATfGPknC7jd
2521Please respect copyright.PENANAsjLpr4hmOg
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.2521Please respect copyright.PENANAhTc2i3PTHX
2521Please respect copyright.PENANAyo5qscvAvY
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.2521Please respect copyright.PENANAq9pP36AzXL
2521Please respect copyright.PENANAlBRS0KLvVf
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.2521Please respect copyright.PENANABX2aVtNquC
2521Please respect copyright.PENANA6ZvnjlFIHR
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.2521Please respect copyright.PENANAW8q175IIxE
2521Please respect copyright.PENANAArQ3aKUkTG
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.2521Please respect copyright.PENANAvgId6EQfAY
2521Please respect copyright.PENANA8o19e7uPhy
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.2521Please respect copyright.PENANALWtLcizrPe
2521Please respect copyright.PENANAnOXyX3neZg
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.2521Please respect copyright.PENANAImuqOjF3r6
2521Please respect copyright.PENANAgnRlqXng6X
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”2521Please respect copyright.PENANA19VajfbHsu
2521Please respect copyright.PENANAr39UjVoSZ6
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.2521Please respect copyright.PENANAyWduwjCrUZ
2521Please respect copyright.PENANAFJullq3iln
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.2521Please respect copyright.PENANA7jdS5A5i1n
2521Please respect copyright.PENANADmYfVy3odI
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”2521Please respect copyright.PENANAG9Oq2hKYrX
2521Please respect copyright.PENANAycxgiqcYzw
Fajar tersenyum dan mengangguk.2521Please respect copyright.PENANAtNKuN7AM8K
2521Please respect copyright.PENANArkembLb9Sb
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.2521Please respect copyright.PENANAr8tWgVprAy
2521Please respect copyright.PENANAvn4ls8HIUL
“Makasih,” kataku, pelan.2521Please respect copyright.PENANAPVY2Uw1JRm
2521Please respect copyright.PENANALsGcDvQgWV
***2521Please respect copyright.PENANAFmXQspK3m4
2521Please respect copyright.PENANAND2lcbv9JL
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.2521Please respect copyright.PENANAVsXR9MVEQg
2521Please respect copyright.PENANAKKR3WzvFWx
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.2521Please respect copyright.PENANABJWEhZU1PQ
2521Please respect copyright.PENANAGR2SJaDFaU
“Masih jauh?” tanyaku.2521Please respect copyright.PENANAYcjdFwbhaH
2521Please respect copyright.PENANApbL8xmw8wa
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.2521Please respect copyright.PENANA5HlJIP0Byn
2521Please respect copyright.PENANAHe6WlzCZS6
Aku mengangguk pelan.2521Please respect copyright.PENANADS64ozoXzY
2521Please respect copyright.PENANAOhYyqh97tG
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.2521Please respect copyright.PENANAqsyS8JKSnZ
2521Please respect copyright.PENANAJQW5zeDgfx
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.2521Please respect copyright.PENANA7NI5RP74bX
2521Please respect copyright.PENANATk4IOateWV
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.2521Please respect copyright.PENANAjPYMTGzRWu
2521Please respect copyright.PENANAYILtLSJVHs
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.2521Please respect copyright.PENANAeTrpHmX0Nd
2521Please respect copyright.PENANA4yrxEAgFsL
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.2521Please respect copyright.PENANApEZSgvH1kW
2521Please respect copyright.PENANAkGd2IhJDuI
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.2521Please respect copyright.PENANAplwbclobwP
2521Please respect copyright.PENANAz832dPR2AD
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.2521Please respect copyright.PENANApbx6BX5APm
2521Please respect copyright.PENANAtglszgLJBL
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.2521Please respect copyright.PENANAGT7CqpAuMf
2521Please respect copyright.PENANAyf7BN0BRJo
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.2521Please respect copyright.PENANAkooaz4IPxP
2521Please respect copyright.PENANAnpo6vCkjv9
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.2521Please respect copyright.PENANAOy7PZm7wwx
2521Please respect copyright.PENANAXwsO3o8hFo
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.2521Please respect copyright.PENANAdOFbZsRDoh
2521Please respect copyright.PENANAXhtVx7BBp4
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.2521Please respect copyright.PENANAvmQfM9tsxR
2521Please respect copyright.PENANAObQ4V8VfAG
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.2521Please respect copyright.PENANASmj5gXPRDk
2521Please respect copyright.PENANAEArUNWCyKn
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.2521Please respect copyright.PENANAwVL0tHsLgl
2521Please respect copyright.PENANAyIiInwG4D6
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.2521Please respect copyright.PENANAaN83mDuc57
2521Please respect copyright.PENANA0F2WNarhDo
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
2521Please respect copyright.PENANAAUWKNrqIk1
2521Please respect copyright.PENANACDw6Psoq8J