69Please respect copyright.PENANAhEivinggLz
Bagian 9
Kehidupan Baru
"Mas...jangan keras-keras nyodoknya"suara Rustini mengingatkan suaminya yang menungganginya.
"Begini dik" Satrio mengubah ritme sodokanya menjadi pelan dan mendalam.
Rustini mengangguk,matanya terpejam menikmati sodokan-sidokan suaminya.
"Aaaahhhh...."dengusnya sambil kedua tanganya meraih tangan Satrio dan mengarahkan ke payu daranya.
"Enak...dik,kontolku?" Tanya Satrio menggoda istrinya.
"Bangets,mas.Tempeku rasanya hangat dan ....Aaah..."suara Rustini tertahan."Aku....mau pipis mas"tambahnya.
Mereka berdua terus beradu kenikmatan.Melenguh,mendesah dan mengungkapkan kalimat-kalimat pendek.
"Saya puas...mas,kontolmu sungguh luar biasa,sudah besar,panjang dan berurat"kata Rustini yang berbaring disamping suaminya sambil mengelus-elus penis Satrio yang sudah lemas karena sudah mengeluarkan sperma beberapa kali
,"Tempikmu juga,dik.Dan itil kangkungmu itu lho yang membuatku semakin cinta padamu"Satrio merogoh tempik istrinya yang masih becek akibat tumpahan sperma mereka berdua.
"Mas,selama aku melahirkan nanti,apa kamu betah tidak bersenggama?"tanya Rustini sambil terus memegangi penis suaminya.
"Entahlah,dik.Lihat saja nanti" jawabya menetralkan keadaan.
"Andai mas Satrio tidak tahan,apa yang mas akan lakukan"tanya Rustini penuh selidik.
"Ya...mungkin mengkocok sendiri,sambil membayangkan itil kangkungmu,dik"balas Satrio
"Hhhh...apa enak,mas dikocok sendiri"
"Yang penting keluar dik dan kalau sudah keluar rasanya plong"jawab Satrio
Mereka berdua akhirnya terlelap dengan kenikmatan yang baru saja dilaluinya.
***
Sementara itu,Sripah yang sudah ditinggal suaminya merantau berbulan-bulan merasa ada sesuatu yang mendesak dari dalam tubuhnya yang ingin dilampiaskan.Matanya terpejam membayangkan desahan Rustini yang ia dengar secara tak sengaja tempo hari.
"Mbak Rustini kok sampai mendesah minta ampun.Apa kontol pak Satrio besar sekali" gumamnya dalam hati.
"Ah..mbak Rustini kamu memang sangat beruntung memiliki suami seperti pak Satrio,sudah ganteng,gagah,dan mungkin kontolnya juga besar"desahnya sambil jari-jari tangan kananya menyusup masuk ke dalam celana dalamnya dan menjelajahi tempiknya.Jari-jarinya meraba-raba dan menusuk-nusuk ke dalam tempik dan menggesek-gesek itilnya sendiri.
"Ah ..pak Satrio,andai kontolmu mau memasuki tempiku akan kuperlakukan seperti raja.Dan saya tidak akan mengecewakanmu seperti mbak Rustini yang meminta ampun ditengah jalan"gumamnya sambil telunjuk jari tangan kananya terus menusuk-nusuk lubang senggamanya dan menggesek-gesrk itilnya yang sudah becek dengan intens.
Semakin lama semakin cepat gerakan tangan Sripah menusuk-nusukan jari telunjuknya ke dalam tempiknya dan akhirnya ia mendesah berbarengan dengan keluarnya cairan kental berwarna putih yang menetes dari tempiknya.
***
Keesokan harinya,seperti biasa pada hari-hari selain hari libur Satrio berangkat ke Kantor Balaidesa dengan mengendarai motor..Belum lagi duduk jenak di ruanganya tiba-tiba Sripah datang menemuinya dengan tergopoh-gopoh.Wajahnya agak tegang,rambutnya basah dan bibirnya merah oleh gincu.
"Pak...pak Mbak Rustini..."suaranya terpatah-patah.
"Ada apa,Srip?"tanya Satrio penuh selidik.
"Anu...pak.mbak Rustini nglarani dan saya kesini duntuk memberi tahu bapak."jawab Sripah sambil tersenyum.
Pagi itu Satrio mendapat kabar gembira. Dia pun sudah bertahun-tahun menunggu kedatangan seorang anak untuk diasuhnya. Belasan tahun penantianya akhirnya terbayar. Ia bergegas kembali ke rumah, hatinya dipenuhi dengan rasa bahagia dan harapan.
Sesampainya di rumah, Satrio langsung mencari istrinya yang sedang bersiap-siap untuk dibawa ke rumah bersalin. Wajah istrinya terlihat lelah tetapi bahagia. Satrio langsung memeluk istrinya dan berkata, "Aku sangat bahagia, sayang. Akhirnya kita akan memiliki anak sendiri." Istrinya tersenyum dan menjawab, "Aku juga sangat bahagia, sayang. Aku tidak sabar menunggu kedatangan anak kita."
Kemudian Rustini meminta kepada Sripah untuk menemani di rumah bersalin. "Sripah, temani aku di rumah bersalin, ya. Aku takut sendirian.Maklum baru pertama," katanya dengan suara yang lembut.
Sripah yang sedang duduk di ruang tamu langsung berdiri dan menghampiri istri Satrio. "Iya mbak Jangan khawatir, aku akan membantu sebisaku." kata Sripah dengan senyum yang hangat.
Satrio yang melihat percakapan antara istrinya dan Sripah merasa lega. Ia tahu bahwa istrinya akan merasa lebih aman dan nyaman dengan kehadiran Sripah di rumah bersalin. "Baik, aku akan membawa kalian berdua ke rumah bersalin sekarang," kata Satrio sambil membantu istrinya berdiri.
***
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi dengan senyum di wajahnya. "Proses lahiran anak bapak harus melalui operasi Cesar karena sang ibu darahnya kurang normal," kata dokter tersebut.
Satrio kaget mendenga penjelasan dokter tersebut."Terus bagaimana dok,kondisi istri saya"tanya Satrio
"Ia,baik-baik saja,cuma darahnya kurang nirmal pak".jawab dokter
Beberapa menit kemudian, Satrio diperbolehkan masuk ke ruang rawat untuk melihat kondisi istrinya yang terbaring lemah.
"Mas ..kata dokter disuruh operasi"kata Rustini pelan
"Ya dituruti Saja dik,yang penting bayi dan dirimu selamat"jawab Satrio menenangkan istrinya.
"Iya,mbak Rustini"timpal Sripah.
Rustini hanya mengangguk mengiyakan penjelasan suaminya dan Sripah.
Satrio merasa sangat terharu melihat pemandangan tersebut. Ia langsung memeluk istrinya dan mencium keningnya. "Sabar dan terus berdoa dik!" kata Satrio dengan suara yang bergetar.
Setelah menandatangani surat rujukan,Satrio mempersiapkan segala perlengkapan persalinan istrinya dibantu Sripah.Mobil siaga dari rumah persalinan sudah siap dan mereka berempat bersama dua bidan dari rumah bersalin masuk ke dalam mobil siaga itu menuju ke Rumah Sakit.
Satrio duduk disamping sebelah kiri istrinya dan Sripah duduk berdesakan denganya.Sementara dua bidan dari rumah bersalin duduk di sebelah kanan Rustini sambil terus mengontroll detak jantung Rustini.
Perjalanan yang menegangkan dari rumah bersalin ke Rumah Sakit ditempuh hampir 45 menit.Selama perjalanan itu mereka hanya diam,melafadkan doa-doa keselamatan dalam hati.
Sesampai di Rumah Sakit Rustini langsung ditangani oleh dokter jaga.Satrio mengurus segala adminitrasi yang dibutuhkan sedangkan Sripah menunggui Rustini dengan anaknya yang terkecil di ruang IGD.
Menurut penjelasan dokter operasi akan segera dimulai nanti sekira pukul 19.00 wib.Selama waktu menunggu Sripah dan Satrio terus membesar dan menguatkan hati Rustini.
Bad pasien Rustini di dorong perawat memasuki ruangan operasi.Satrio duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu kabar tentang istrinya yang sedang dioperasi. Wajahnya terlihat cemas dan khawatir, namun ia berusaha untuk tetap tenang.
Di sebelahnya, Sripah duduk dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Ia mencoba untuk menghibur Satrio dengan berbicara tentang hal-hal yang ringan, namun Satrio tidak banyak berbicara.
Tiba-tiba, seorang perawat keluar dari ruang persalinan dan memanggil nama Satrio. "Pak Satrio, silakan berdoa. Istri Anda sudah siap untuk dioperasi."
Satrio langsung berdiri dan berjalan menuju ruang persalinan, dengan wajah yang penuh harapan dan kecemasan. Sripah berdiri dan mengikuti Satrio dari belakang, merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang sama.
Keduanya berhenti di depan pintu ruang persalinan, dan Satrio memandang Sripah dengan mata yang penuh harapan.Mulutnya komat Kamit membaca doa doa keselamatan.
Sripah mengikuti apa yang dilakukan Satrio dan memberikan semangat kepada Satrio. "Semoga semuanya berjalan lancar, Pak."
Rustini berbaring di tempat tidur, masih terlihat lelah setelah melahirkan melalui operasi cesar. "Sripah, kamu tidak bisa bayangkan betapa beratnya proses melahirkan ini," kata Rustini dengan suara yang lembut.
"Aku harus meninggalkan rasa malu di rumah dan siap untuk dibius dan dioperasi. Selama operasi, aku harus berjuang sendirian, dikeroyok oleh beberapa dokter dan perawat. Aku tidak bisa merasakan sakit, tetapi aku sadar dan bisa mendengar semua yang terjadi di ruang operasi. Aku bisa mendengar suara dokter,aku ingin ikut berbicara, tapi aku tidak bisa bergerak."
Rustini mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Setelah operasi, aku harus menghadapi rasa sakit yang dahsyat dan tidak bisa bergerak dengan leluasa. Aku harus berlatih tidur miring dan berusaha bangun dari tempat tidur. Aku juga harus menahan bersin dan batuk, yang bisa menyebabkan jahitan rusak."
Sripah mendengarkan dengan saksama, mata mereka terpaut pada Rustini.
Rustini tersenyum lembut. "Tapi, Sripah, di balik semua kesulitan dan rasa sakit, aku merasa sangat bangga dan bahagia. Aku telah melahirkan seorang anak yang sehat dan cantik, dan aku telah melewati proses yang sangat berat dengan kekuatan dan ketabahan."
Sripah mengangguk, mata mereka bersinar dengan rasa hormat. "Selamat,mbak Kamu telah berjuang dengan gigih untuk melahirkan kehidupan baru."
"Srip,kamu disini saja menemani aku sampai diperbolehkan pulang" pinta Rustini
"Tapi,mbak....."jawab Sripah ragu
"Tolong,Srip siapa lagi yang bisa kumintai bantuan selain dirimu.Tentang biaya makan,jajan dan kebutuhan kamu dan anak-anakmu nanti saya omongkan sama mas Satrio.Yang penting kamu mau tetap disini menemaniku" Rajuk Rustini.
"Baik,mbak"jawab Sripah.
Satrio datang ke ruang inap sambil membawa sebungkus teh hangat ,beberapa kotak tisue basah untuk istrinya.Dia mengulurkan teh hangat kepada istrinya untuk diminum.Kemudian dengan cekatan ia membersihkan bercak-bercak darah sisa operasi Cesar yang masih menempel di tubuh istrinya.Mulai dari kaki,paha ,ke lekukan-lekan tubuh bagian dalam sampai ke perut.Sripah menyaksikan semua itu dengan penuh perhatian.
"Mas,Sripah saya suruh menunggu disini sampai saya diperbolehkan pulang".suara Rustini lembut
"Iya,dik"jawab Satrio pelan.
"Tapi,segala kebutuhannya harus dipenuhi mas"lanjut Rustini
"Itu gampang dik"balas Satrio
"Lha Sripah mau apa tidak?" sambungnya
"Tanya sendiri,mas"perintah Rustini
"Mau,nggak Srip"tanya Satrio kepada Sripah.
"Mau pak.Tapi saya harus pulang dulu untuk ganti pakaian dan mengurus kebutuhan anaku yang pertama."jawab Sripah
"Gini aja,biar aku yang pulang,mengurusi segala kebutuhan adminitrasi persalinan dan biayanya.Kamu tetap disini.Soal pakaian untuk ganti dan kebutuhan anakmu itu gampang.Nanti anakmu yang besar suruh tidur sama neneknya"jelas Satrio
Sripah mengangguk pelan tanda mengiyakan.
"Saya pulang dulu,nanti sekitar jam 22.00 wib saya kembali kesini lagi" terang Satrio
"Jangan lupa,saya dibawakan pakaian untuk ganti,pak"pesan Sripah.
Satrio mengangguk,melangkahkan kakinya ke luar kamar inap dengan membawa pakaian kotor istrinya.
Sampai diluar pintu,Sripah membuntuti dan memanggilnya"Pak...pak,tunggu sebentar"panggil Sripah.
"Ada apa lagi,Srip"tanya Satrio
"Hmmm...anu pak,malu"kata Sripah
"Malu,kenapa?"desaku Satrio
"Mau minta tolong sekalian dibawakan celana dalam dan BH ,pak"jawabnya tersipu malah
"Oalah....kkkkkkk.Gak usah pakai celana dalam ,BH saja Srip"godanya sambil tertawa-tawa.
"Ih...bapak,malu tau"jawab Sripah tersipu malu
"Berapa biji,Srip celana dalam dan BH nya?"lanjut Satrio
"Dua aja,pak"
"Ok...aku pulang dulu"pamit Satrio kepada Sripah.
Sripah kembali masuk ke dalam ruang inap, Rustini memandang Sripah dengan mata yang penuh kekhawatiran. " Srip, kamu tahu apa yang aku khawatirkan selama masa nifasaku " kata Rustini dengan suara yang khawatir. "Aku takut mas Satrio akan berselingkuh."
Sripah tersenyum lembut. "Mbak, kamu tidak usah mikir yang tidak-tidak. Pak Satrio itu orang baik, ia tidak akan melakukan hal yang tidak pantas. Ia sangat mencintaimu dan anakmu."
Rustini memandang Sripah dengan mata yang penuh pertanyaan. "Tapi,Srip.mas Satrio itu nafsunya besar.Setiap hari maunya bersenggama terus.Siang,malam atau pagi.Dan setiap kali main bisa beberapa ronde.Aku sampai kewalahan menurutinya"katanya sendu
Sripah mengangguk. "Menuruku Pak Satrio itu sayang sama mbak,buktinya memperlakukan mbak dengan penuh perhatian . Ia tidak jijiik membersihkan bercak-bercak darah bekas operasi,memandikan mbak,saya yakin Ia tidak akan melakukan hal yang tidak pantas."
Rustini tersenyum lembut, merasa sedikit lebih tenang. "Terima kasih, Sripah. Kamu membuatku merasa lebih baik."
Sripah memegang tangan Rustini dengan lebih erat. " tidak perlu khawatir, mbak. Pak Satrio itu orang baik, dan ia akan selalu mencintaimu dan anakmu."
Dalam hati Sripah bergumam mengagumi kehebatan permainan pak Satrio saat di ranjang.
69Please respect copyright.PENANAjDw3Oh1M1k
69Please respect copyright.PENANAf6VRT5WGHa
69Please respect copyright.PENANA7IYpSnfQ3F
69Please respect copyright.PENANASEgZ2qu7ne
69Please respect copyright.PENANAJyagKXka0e
69Please respect copyright.PENANAAGfAI4eiuz
69Please respect copyright.PENANA43RQCRu7M7
69Please respect copyright.PENANAFRduhrSz0i
69Please respect copyright.PENANAGRQV18mD0s
69Please respect copyright.PENANAkuiH2lgxoW
69Please respect copyright.PENANAEXTOgIUVGX
69Please respect copyright.PENANAX1yVNdZZ2f
69Please respect copyright.PENANA39yZMOVLJb