Malam ini menjadi pertama kalinya Nur berbagi suami dengan Siti. Malam inilah menjadi jatah awal setelah ia dimadu. Kontol Eka baginya kurang ngajar. Bisa-bisanya tegang padahal baru disentuh.
"Kamu sadarkan lagi sama aku? Awas aja kamu bayangin lagi sama Siti!" ucap Nur dengan wajahnya yang judes mengancam.
"Nggg ngg nggak kok, aku ga bayangin Siti. Aku siap melayanimu sayangku, cintaku," ucap Eka dengan agak sedikit gugup.
Nur memikirkan agar sedikit menyiksa suaminya. Ya, ia benar ingin menghukum suaminya. Ia ingin puas secara seksual tapi tak ingin Eka mencapai klimaks, dibiarkannya menggantung.
Nur akhirnya beranjak dari ranjang mereka. mengambil sebuah popok perekat di lemari. "Aduh, Nur udah ambil popok mesti aku malam ini ga bisa crot di memeknya," batin Eka.
"Sayang, pakai popok dulu ya. Kamu harus pipis di sini. Kamu ga boleh crot malam ini. Aku mau memasukkan ke memekku kalau kontol kesayangan ini aku cebokin dulu. Aku ga mau masih ada sisa yang melekat dari Siti di kontol ini."
Eka makin tertekan. Nur bukan main, payudaranya tellah menggoda.
"Oke, sayang. angkat pinggulnya," Nur pun menaruh popok perekat di bawah bokong suaminya itu. Penis yang ngaceng itu ditamparnya, bergoyanglah kelamin Eka itu.
"Nakal kamu, berani-beraninya tegang. Ayook lemes dulu. Malam ini kamu belum boleh masuk ke memekku lagi sebelum aku gosok dengan bersih. Nakal ya, ga mau lemes," Nur pun menekuk ke arah bawah penis itu, agak sedikit menyiksa Eka. Dan langsung saja ditutup popok dan langsung saja direkatkan.
"Aduh, pengen pipis nih. Sayang, buka mulutnya dong," Nur langsung saja ke atas kepala suaminya. Eka enggan membuka mulut tapi memek Nur sudah di atas mulutnya. Ia tak tahan. Tanpa aba-aba Nur pun menjatuhkan memeknya di atas mulut Eka.
"hmm... hm hm....," entah apa yang ingin dikatakan Eka. Nur hanya melirik ke bawah memastikan memeknya tepat di mulut. Eka akhirnya menjilat memek istri pertamanya itu. Rasa geli muncul di diri Nur. Nur mendesah, mendesah.
"Eh, ini mulut sepertinya juga njilati memek perawan ting-ting selain aku deh kemarin. Wah, wah, aku mau pipisin aja deh. Sayang berhenti menjilat, mangaplah," ucap Nur.
Eka menurutinya, dipikirnya Nur melepaskan cairan orgasmenya. Ternyata, sh..... bukan orgasme tapi beneran urin yang dilepaskan Nur. "Ayok, diminum sayang. kamu haus kan?" Mulut Eka tak kuat menampung dan terpaksa meminum sedikit demi sedikit dan sedikit meluap karena tak mampu menampung pipis Nur.
Usai pipis, Nur kesebelah muka suaminya. Ia mengangkang di samping kepala Eka. "Aku ga membiarkan orgasme karenamu malam ini sayang," Nur pun mengelus area intimnya. Klistorisnya dimainkan. Makin keenakan Nur, makin tertekanlah Eka.
Tak lama, sh... air orgasme Nur mengucur deras membasahi wajah suaminya. "Jangan marah ya sayang, aku kesal denganmu yang sepertinya sangat, sangat, sangat, sangat, sangat menikmati tubuh Siti," ucap Nur dengan ketus.
Jam menunjukkan pukul 3.30. Nur bangun dan tujuan utamanya memeriksa popok Eka. Ya, ia tahu suaminya kalau sudah pakai popok pasti akan mepipisinya walau pun ia tak sedang tidur. Kalau tidur dan pakai popok tentu saja Eka sudah jelas akan ngompol sampai 3 kali dan membuat popoknya menggembung.
"Sayang, ayuh bangun. Aku perlu mensucikanmu. Kamu kangenkan dengan memekku?" Eka pun melek sedikit tapi tubuhnya belum sepenuhnya ingin bangun. Namun, apalah daya, ini demi dirinya menikmati Nur seutuhnya kembali.
Mereka pun masuk ke kamar mandi. Nur pun sengaja telanjang bulat. Sementara Eka hanya mengenakan popok. Di kamar mandi mereka mengawali dengan pelukan. Tanpa kata hanyalah suara air kran yang mengucur hingga 5 menit.
"Oke, sayang. aku akan mulai mensucikanmu terutama ini nih, ini," Nur melepaskan pelukan dan menepuk bagian depan popok menunjukkan bagian yang harus ia segera bersihkan.
"Popok yang melekat ditubuh Eka pun dibuka. Penis Eka lemas, tak seperti semalam saat sebelum terbungkus popok. "Sayang, jangan tegang dulu ya," goda Nur.
Nur pun melepaskan dan menggulung popok bekas. Seusai itu, shower di tembakkan ke arah kemaluan suaminya. digosok-gosoknya di sela-sela, dibukanya kulit penis yang sedikit melipat. "Sayang nungging!" suruh Nur dan Eka langsung menurutinya dan diceboki bagian belakang Eka.
Akhirnya pun mereka mandi bersama. Mereka saling menyabuni satu sama lain.
"Sayang, aku sudah rindu meraba tubuhmu ini. Kamu tak tergantikan sayang." Ucap Eka saat menyabuni Nur, ia amat lama ketika menyabuni bagian payudara dan perut istri pertamanya itu.
"Ih, gombal. Padahal kamu amat menikmati Siti kan?" ucap Nur dengan ketus.
"Nanti malam aja ya kamu menyetubuhi aku!"
ns3.144.226.0da2