BAB 2: ATURAN DALAM DINDING
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ViXma07uG
Sinar mentari pagi menembus kaca jendela kamar Dira dan Nayla, menyelinap lembut ke wajah Nayla yang masih terlelap. Dira, yang sudah bangun lebih dulu, mengguncang bahu Nayla pelan.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmauXblnw0j
“Nay, bangun! Mandi, Ayah udah nunggu buat sarapan di bawah,” ujar Dira dengan nada biasa, seolah tak ada kejadian semalam yang membuat Nayla canggung.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNH3OkbMbcU
Nayla membuka mata, wajahnya kaku, masih teringat sentuhan Dira yang tak diinginkan. Tapi Dira bergerak santai, mengambil handuk, seolah dunia baik-baik saja. Nayla bangkit perlahan, menunduk, dan bergegas ke kamar mandi. Di bawah, suara Ravel terdengar memanggil.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzsc5cpoLN
“Nayla, cepat! Sarapan udah siap!”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VUksKMocc
Di meja makan, suasana terasa tegang namun teratur. Semua duduk sesuai urutan: Ravel di ujung meja, diikuti Reino, Kay, Elina, Dira, dan Nayla. Reino, 21 tahun yang juga anak angkat Ravel, menatap Nayla dengan sorot mata tajam, menelusuri tiap inci tubuhnya yang terbalut dress mini ketat. Nayla merasa tak nyaman, menarik ujung dress-nya ke bawah.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaKDrThpcW
“Boleh juga nih cewek,” batin Reino.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJ6HFBAfZm
Sambil menyendok sup, Ravel mulai berbicara dengan suara tegas. Dia memberitahukan pada Nayla tentang aturan di rumah ini yang harus ia patuhi. Apalagi Nayla melanggar maka dia harus bersikap menerima hukuman dari Ravel.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CHadfWINk
“Ingat aturan rumah ini: tidak boleh keluar tanpa izin, tidak boleh menolak perintah, dan kalian semua harus tetap di sini. Paham?”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDhtuNXux0E
Matanya menyapu wajah setiap anak angkat. Nayla, masih bingung dengan situasi ini, hanya mengangguk pelan, meski hatinya dipenuhi tanya. Nayla tak menyangka kalau di rumah ini punya aturan lebih ketat daripada di panti asuhannya dulu.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1dy3msjcJk
“Iya, Yah,” jawab Nayla lirih, suaranya nyaris tenggelam.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkibZN22Gcx
Reino, yang duduk di seberang, tersenyum tipis. Kepalanya mulai dipenuhi dengan hal-hal kotor sejak pertama melihat Nayla berada di rumah ini. Matanya terus tertuju pada toket Nayla, karena toketnya yang ranum, besar dan sintal selalu ikut bergetar saat Nayla sedang bicara.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfPjOeccNZY
“Nayla, nyaman di sini?” tanyanya, nada suaranya ambigu.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4I5W7RSjU
Nayla menoleh, jantungan dan menjawab, “Ehm, iya,” balasnya singkat, menunduk lagi.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxWwlW0CP9
Elina, yang duduk di samping, menyikut Nayla pelan dan berkata, “Jangan terlalu dipikirin, Nay. Ikutin aja,” bisiknya, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang tak terucap.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zzmMwVmh5
Dira, di sisi lain, hanya diam, sesekali melirik Nayla dengan tatapan yang sulit diartikan. Sarapan berlangsung dalam sunyi, hanya denting sendok dan piring yang terdengar. Nayla menatap piringnya, merasa seperti burung dalam sangkar emas—cantik, tapi terkurung.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtjGvLRSC5
Di sela-sela sarapan pagi itu, Ravel menyuruh Nayla mendekat ke arahnya lalu memerintahkan Nayla duduk di pangkuannya. Awalnya Nayla ragu karena malu dilihat oleh saudara-saudara angkatnya yang lain. Tapi Raven menarik paksa tubuh Nayla hingga akhirnya jatuh ke pangkuannya.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIObvMgEcJc
“Hmmm… Aroma tubuh kamu wangi banget,” bisik Ravel sambil menciumi tengkuk Nayla.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMEC1KzBVP
“Ayah… Hmmm, jangan gitu, aku malu,” sahut Nayla berusaha menolak dan menahan agar suara desahan tak keluar dari mulutnya.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcK9nWFp6k
Sikap polos Nayla makin membuat Ravel penasaran, tangannya mulai mengelus-elus pahanya hingga naik ke pangkal paha yang masih terbungkus celana dalam. Spontan, Nayla langsung merapatkan pahanya karena takut.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyDrR0DgbB7
“Oh, kamu masih malu-malu rupanya,” kata Ravel sambil terkekeh.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDkUCTZ0AUk
“Ayah, kenapa berbuat begini di depan kakak-kakak yang lain?” tanya Nayla dengan wajah polosnya.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ovOKzQLwH
Karena gemas dengan sikap polos Nayla, di hadapan semua anak angkatnya di meja makan ini, Ravel membuka baju Nayla hingga menyisakan bra dan celana dalam. Sontak Nayla menyilangkan tangan di depan dada untuk menutupi gunung kembarnya. Mata Reino dan Kay seketika tak bisa lepas dari setiap jengkal tubuh Nayla yang mulus.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsYKpu4kh6Z
“Ayah! Jangan!”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPxpkm5flv8
“Nayla, kamu sudah aku angkat jadi anak dan kamu udah tinggal di rumah ini jadi kamu harus nurut sama semua kataku!” tegas Ravel sambil membuka paksa bra dan celana dalamnya hingga kini telanjang bulat.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHBcJIouVQ
Tangan Ravel mulai menyentuhnya perlahan, dari selangkangan naik ke memeknya yang mulus tanpa bulu, dia memijatnya perlahan dengan gerakan memutar. Seketika lenguhan keluar dari mulut Nayla. Sesekali tangan Ravel mencubit klitorisnya yang membuat Nayla sampai mendongakkan kepalanya. Ia tak mengerti dengan apa yang ia rasakan, karena seumur hidup Nayla belum pernah diperlakukan seperti ini.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHE9KZk7D6Y
“Shhh… Ohhh… Ayah, hmmm…” desahnya.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCNZb9MTfQ
“Kenapa Nayla? Enak ya? Memek kamu mulus banget kayak punya bayi.”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ11vF27mP2n
Perlahan Ravel memasukkan satu jarinya ke dalam memek Nayla dan mengocoknya dengan posisi memangkunya. Bibir Ravel mulai menjelajahi setiap jengkal tubuh Nayla dan ia menjilati lehernya. Sedangkan tangan kirinya memilin puting susu Mirna.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPEPOIvl0kZ
“Ohhh… Perih…” pekik Nayla karena Ravel terus mengocok memeknya.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAabAlUoJd
“Kamu belum pernah gini sebelumnya?”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLNozrGQ9XZ
“Be…Lum…”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLG053LY2M
“Oh, jadi kamu masih perawan ya?”
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXtaO1OXbf
Nayla tak menjawab hanya mengangguk sambil memejamkan mata merasakan perih bercampur kenikmatan di bawah sana. Tiba-tiba Ravel berbisik kalau tubuh Nayla sekarang sepenuhnya adalah miliknya. Desahan terus keluar dari mulut Nayla, ia tak sadar kalau semua saudara angkatnya sedang memandang tubuhnya yang terus menggelinjang.
4973Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7KGS9983qv
“Uhhh… Memek kamu mulai banjir, Nayla. Katanya nolak tapi ternyata kamu bisa orgasme juga,” kata Ravel sambil terkekeh.
ns216.73.216.176da2
