Beberapa jam sebelumnya
4571Please respect copyright.PENANAE4hfDG9ThE
Siang itu akhirnya Muthi berangkat hanya berdua saja dengan Imam Indra. Tadi saat Muthi sedang bersiap-siap Imam Indra sempat pulang untuk bersiap-siap juga. Waktu dia kembali, Muthi sudah menunggu didepan rumah dengan membawa sebuah travel bag kecil dan juga tas jinjingnya. Akhirnya merekapun berangkat. Dalam perjalanan mereka asyik ngobrol, sepertinya Muthi terlihat bersemangat untuk kali ini.
4571Please respect copyright.PENANAvDyF4IY3GJ
"Kamu tadi udah ijin suami kan nak?" "Udah kok yah, kenapa emang?"
"Ya nggak, aku nggak mau aja dibilangin bawa kabur istri orang, haha" "Haha segitunya amat sih. Ya pasti aku ijin lah sama kang fajar" "Emang kamu ngomong gimana sama suami kok diijinin?"
"Aku bilang mau keluar kota buat eek restoran sama tim marketing, sama kayak yang dulu itu"
4571Please respect copyright.PENANAeFtKBp4mjA
"Loh, kok bilang sama tim? Kenapa mesti bohong?"
"Lha emang kalau ngomong cuma berdua sama ayah, bakal diijinin?"
"Yaa, nggak tahu sih, haha. Jadi sebenarnya, kamu itu ngebet pengen pemotretan apa ngebet pengenjalan sama aku? Haha"
"Iihh apaan sih" jawab muthi malu-malu, bahkan sekilas Imam Indra melihat wajah Muthi merona.
4571Please respect copyright.PENANAogOKYwEyX4
4571Please respect copyright.PENANA8O8tcc4UYs
Imam Indra tak lagi berusaha untuk menggoda Muthi. Tapi dalam hati dia senang. Tujuannya masih sama, yaitu mendapatkan Muthi. Dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju luar kota, hanya
4571Please respect copyright.PENANAJkOdDHQogD
berduaan saja. Tapi bukan hanya itu yang membuatnya senang. Dia merasa, Muthi mulai ada sesuatu padanya. Kalau tidak, tak mungkin Muthi akan sampai membohongi suaminya hanya untuk bisa pergi seperti saat ini. Muthi pasti akan menolak, atau mungkin akan menunggu sampai suaminya dan anaknya pulang, lalu mereka pergi bersama-sama.
4571Please respect copyright.PENANAoGVu6pqaeM
Dalam perjalanan mereka sempat singgah disebuah rumah makan untuk mengisi perut, lalu kembali melanjutkan perjalanan. Kalau tadi mereka sempat bungkam, setelah makan siang ini perjalanan mereka kembali diisi dengan obrolan ringan. Imam Indrajuga tak lagi membahas yang tadi atau berusaha menggoda Muthi, dia lebih banyak mendengarkan Muthi bercerita tentang pekerjaan dan teman-teman kantornya.
4571Please respect copyright.PENANAQ9xkIrMIS9
Karena ini adalah hari sabtu, dan ternyata lokasi yang dituju Imam Indra itu searah dengan sebuah lokasi wisata, maka perjalanan jadi tidak terlalu lancar karena mereka terjebak macet dibeberapa titik. Akhirnya setelah 2 jam perjalanan mereka sampai juga divilla itu. Villanya tidak terlalu besar, namun terlihat nyaman. Kondisi udaranya juga sejuk.
Hamparan hijau tanaman teh disekitar villa memanjakan mata mereka. Setelah turun dari mobil merekapun masuk kevilla.
4571Please respect copyright.PENANAkqiHHteuP4
"Bagus juga yah villanya, nyaman kayaknya" ucap Muthi melihat-lihat kondisi dalam villa.
"Ya emang nyaman kok. Oh iya, disini ada 3 kamar, kamu pilih aja mau nempatin yang mana. Kamarnya sama aja kok" ucap Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAWWvAKgj9g4
4571Please respect copyright.PENANAMIKP68wuMX
Muthi mengangguk, kemudian dia masuk kesalah satu kamar. Imam Indrajuga masuk kekamar lainnya. Setelah merapikan barang barangnya, mereka keluar dari kamar masing-masing hampir bersamaan. Terlihatjuga Imam Indra sudah membawa kameranya.
4571Please respect copyright.PENANAyQvgyFD1VK
"Mau foto-foto sekarang yah?" tanya Muthi.
"Eh nggak sih, aku mau kesamping fotoin pemandangan. Emang kamu nggak capek? Nggak pengen istirahat dulu?"
4571Please respect copyright.PENANAS7YlN6yBkG
"Nggak sih pak, nanti aja sekalian istirahatnya. Aku juga pengen lihat pemandangan sekitar"
4571Please respect copyright.PENANASWPwJi4kso
4571Please respect copyright.PENANAzUmezV27Wa
Mereka berdua kemudian menuju kesamping villa. Dan dari samping ternyata pemandangannya cukup bagus. Muthi terlihat senang sekali. Berkali-kali dia rentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara segar ini dalam-dalam. Imam Indra yang melihat itu, merasa sayang untuk melewatkan momen itu. Dia beberapa kali memotret tanpa Muthi sadari. Tapi beberapa saat kemudian, Muthi baru sadar kalau dia sedang dipotret oleh Imam Indra. Dan diapun langsung berpose tanpa disuruh.
4571Please respect copyright.PENANAd3oyqZY29N
"Pemandangannya disini bagus ya yah?"
"Iya nak, pemandangan bagus, udarajuga sejuk. Kalau malemjuga bagus lho, dari sini kita bisa lihat lampu-lampu kota dibawah sana"
"Oh ya?"
"Iya, lihat aja entar malem"
4571Please respect copyright.PENANAoKOLqa1c62
oOo
4571Please respect copyright.PENANA5USdfwrICf
4571Please respect copyright.PENANAG8bXqH0vBM
Hari beranjak petang. Muthi dan Imam Indra sudah sarna-sarna mFajar dan berganti baju. Imam Indra terlihat santai dengan memakai celana jeans dan gamis yang memperlihatkan perutnya yang agak membuncit itu. Muthi juga terlihat memakai gamis yang ditutup dengan cadarnya, dan jilbablebar. Muthi juga hanya memoIes bedak tipis diwajahnya,
tan pa memakai lipstik, juga membiarkan alisnya tak dipoles karena memang sudah cukup tebal alami.
4571Please respect copyright.PENANAZbbbzDXQis
"Kita cari makan yuk nak"
"Ayo yah. Mau makan dimana?"
"Disekitar sini banyak kok tempat makan. Kamu pengen makan apa?"
"Hmm, terakhir aku pergi ke daerah kayak gini sih pernah makan sate kelinci pak, disini ada nggak ya?"
4571Please respect copyright.PENANAcN01WBvpPo
"Wah banyak kalau disini. Kamu mau?"
4571Please respect copyright.PENANAkNBJ8z5wEQ
Muthi mengangguk. Akhirnya mereka pergi mencari warung sate kelinci tak jauh dari villa. Imam Indra memilih warung yang memiliki view pemandangan kota dibawahnya. Sambil makan, mereka bisa melihat cahaya lampu kota yang terlihat indah dari tempat itu. Karena tak membawa kamera, Imam Indra mengabadikan momen itu dengan kamera hpnya. Tapi sialnya, karena teledor hp yang dia pegang lepas dari tangannya, dan masuk ke gelasnya yang masih berisi penuh dengan teh panas.
4571Please respect copyright.PENANATflrr9uCRl
"Yaaah siaaal, malah nyemplung"
"Hahaha ya ampun ayah, gimana sih bisa nyemplung gitu"
4571Please respect copyright.PENANA2z5kMuuWeH
Imam Indra dengan hati-hati mengambil hpnya. Dia langsung meletakan hpnya dimeja karena memang masih terasa agak panas gara gara kena teh panas tadi. Dan sialnya, hp Imam Indra bukanlah hp yang tahan air. Apalagi, hpnya baru saja masuk air panas. Akhirnya hp itupun langsung mati.
4571Please respect copyright.PENANA9InEFffOYX
"Mati nak, haha" ucap Imam Indra yang malah tertawa melihat hpnya mati.
"Hihihi kasian" Muthi hanya cekikikan. Sebenarnya dia merasa tak enak karena sempat keceplosan tertawa tadi, tapi ternyata Imam Indra sendiri juga tertawa.
"Wah sayang padahal bagus lho foto-fotonya tadi" ucap Imam Indra. "Yaudah pakai hpku aja pak, tapijangan dicemplunginjuga ya, hebe" "Haha yaudah mana sini?"
4571Please respect copyright.PENANAsZG0iqFKRs
Muthi mengambil hpnya. Tapi sebelum menyerahkan pada Imam Indra,
4571Please respect copyright.PENANAvUIsr36eIW
dia sempat akan membuka kunci dan membuka kamera, tapi ternyata hp itu juga mati.
4571Please respect copyright.PENANAKaXM9wnmeP
4571Please respect copyright.PENANAZb9o1TprF2
"Eh kok mati ya? Astaga, aku lupa ngecharge tadi pak, abis batreinya"
4571Please respect copyright.PENANAm7SQqXtukv
"Haha yaudah kalau gitu, berarti emang nggak boleh ambil foto dari sini nak, hebe"
"Yaah kansayang pak backgroundnya bagus loh padahal" ucap Muthi agak memanyunkan bibirnya.
"Udah tenang aja, entar divilla lebih bagus viewnya nak. Kalau disini masih agak kehalang bukit itu, entar kalau divilla nggak kehalang, lebih keren lah" hibur Imam Indra.
"Beneran?" "Iya"
"Hmm yaudah deh"
4571Please respect copyright.PENANAT2kaIdts1k
Akhirnya mereka kembali melanjutkan makan malamnya. Setelah habis, mereka masih sempat duduk-duduk disitu sebentar menikmati suasana. Hawa yang dingin membuat keduanya duduk berdekatan, mepet. Tapi tak sampai saling peluk, karena baik Muthi maupun Imam Indra terlihat sama-sama canggung. Meskipun sudah sering melakukan dirumah Muthi, tapi ditempat umum seperti ini mereka masih canggung, meskipun mungkin tak ada yang kenal mereka.
4571Please respect copyright.PENANAyUh656G4bL
4571Please respect copyright.PENANA4b429XCtd2
"yah, pulang aja yuk" ucap Muthi setelah cukup lama mereka hanya terdiam.
"Iya, daripada cuma diem disini, hebe" jawab Imam Indra, dan Muthipun tersenyum mendengarnya.
4571Please respect copyright.PENANAOPOpDf4uNv
Akhirnya mereka pulang. Sampai divilla Imam Indra langsung
4571Please respect copyright.PENANAxArid1zTtp
menyimpan hpnya yangsudah mati kena teh panas itu dan langsung mengambil kamera, sedangkan Muthi masuk kekamar untuk mencharge hpnya, lalu keluar lagi. Imam Indra kemudian mengajak Muthi kebagian samping villa seperti tadi siang, kali ini untuk melihat pemandangan lampu kota yang ada dibawah sana.
4571Please respect copyright.PENANAkNGSxsdqy1
4571Please respect copyright.PENANAVAgXdTQq3l
"Waah beneran ternyata, lebih keren dari sini pak, lebih kelihatan semuanya" ucap Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAtHWkzDD9eg
Imam Indra tak menjawab, hanya tersenyum dan membiarkan Muthi menikmati pemandangan yang ada. Dia sesekali mengambil foto Muthi dari belakang. Sadar dirinya sedang difoto, Muthipun berbalik dan melakukan berbagai pose. Kadang pose lucu yang membuat Imam Indra tak bisa menahan tawanya.
4571Please respect copyright.PENANARK30ABGETP
oOo
4571Please respect copyright.PENANAnRVmThT0d0
Sudah puas dengan berfoto-foto, sekarang Muthi dan Imam Indra sudah duduk-duduk diruang tengah villa ini. Tv menyala, tapi tak terlalu mereka perhatikan. Mereka lebih banyak ngobrol dan tentu saja, posisinya berdekatan, bahkan tangan Imam Indra sudah merangkul pundak Muthi, sedangkan tangan Muthi juga merangkul pinggang Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAxnSz8E2eJn
"Dulu waktu kamu pergi sama tim dan yang lain itu, abis foto-foto acaranya apaan?"
"Hmm, <lulu sih acaranya sendiri-sendiri yah. Ada yang cuma diem divilla, adajuga yang keluar jalan-jalan. Waktu itu sih aku samatim dan yang lainnyajalan-jalan, karena nggakjauh dari situ ada taman bunga yang meskipun malam tapi tetep ramai, soalnya dipakein lampu warna warni gitu pakjadi bagus banget"
"Ooh gitu. Tapi sayang ya, disekitar sini nggak ada kayak gitu. Ada tempat wisata juga kalau jam segini udah tutup, baru ramai juga besok"
4571Please respect copyright.PENANAn0tIJgrQFJ
"Iya sih, tapi nggak papa yah"
"Beneran nggak papa? Kan kamu kesini pengen refreshing? Tapi kita malah cuma duduk-duduk doang disini"
4571Please respect copyright.PENANAjRjyQD6EEI
"Iya nggak papa. Ini juga udah lebih fresh kok, paling nggak udah dapet udara seger pak. Lha lagian maujalan kemana coba? Udah malem kan, mau lihat pemandangan juga gelap, item semua"
4571Please respect copyright.PENANACXk3YXe1Zc
4571Please respect copyright.PENANAkiaITHcIBc
4571Please respect copyright.PENANA8tv98Uzuqt
4571Please respect copyright.PENANA0UO5IVeDut
4571Please respect copyright.PENANA82kdYnzNCT
"Seitem ayah ya nak? Hebe" canda Imam Indra. "Haha iya, ayah item, haha"
"Biarin, kan item manis. Item-item gini banyak yang suka lho, haha" "Haha pede amat. Emang siapa yang suka coba?"
"Nih salah satunya, yang lagi melukin aku, hahaha"
4571Please respect copyright.PENANAhFzohKrNjc
"Iihh apaan sih" ucap Muthi sambil mencubit pinggang Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANADzd1o0lq2X
4571Please respect copyright.PENANAglAFAPTxDN
Muthi tersipu mendengar ucapan Imam Indra. Dia tahu Imam Indra bercanda, tapi mendengar candaan itujustru ada desiran dalam dadanya.
Aku suka ayah? Mungkinkah? Batin Muthi.
Diajadi mengingat-ingat semua momen kebersamaan dengan Imam Indra, baik itu yang hanya berdua seperti ini. Memang Muthi harus mengakui, bahwa selama berada disamping Imam Indra dia merasakan ketenangan, kenyamanan, dan juga kehangatan. Apalagi sikap Imam Indra yang selama ini tak pernah kurang ajar kepadanya. Bahkan lelaki itu sering mengingatkan Muthi agar selalu berhati-hati menanggapi teman-temannya dikantor yang masih saja ada yang terus menggodanya.
Sama dia aku jadi ngerasa tenang, nyaman, dan juga aman. Dia begitu dewasa, nasehatnya nggak pernah nyalahin aku, nggak pernah nyudutin aku. Dan dia juga bisa deket banget sama Keyla dan Ilham, yang nggak semua orang bisa melakukan itu. Yang dibisikan Imam Indra waktu itu, apa bener-bener mewakili perasaan hatinya ya? Batin Muthi lagi.
4571Please respect copyright.PENANAxXnbdZcKk7
"nak, kok malah bengong sih?" tanya Imam Indra membuyarkan lamunan Muthi.
"Eh nggak kok yah, hehe" "Mikirin apa?"
Muthi hanya menggeleng, namum mempererat pelukannya pada Imam Indra. Imam Indra membalas pelukannya. Muthi sedikit memejamkan mata, dia merasa nyaman sekali dipeluk seperti ini. Dan juga dia merasakan kehangatan, ditengah-tengah dinginnya udara pegunungan malam ini.
Cukup lama sepasang insan berbeda umur cukup jauh ini berpelukan
4571Please respect copyright.PENANAJuHLLZuiWL
dalam diam. Muthi masih memikirkan tentang apa saja yangsudah dilewati dengan Imam Indra, sambil sesekali bibirnya tersenyum kecil. Imam Indra sendiri, malam ini dia tak memikirkan hal yang lain sama sekali selain merasa makin nyaman dengan Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAADLx5DhGsD
Meskipun sebenarnya kondisi malam ini adalah kondisi yang sangat ideal yang dia harapkan dari Muthi. Mereka sedang beradajauh dari rumah masing-masing. Berada disebuah villa dikawasan pegunungan, hawa malam yang cukup dingin. Duduk hanya berduaan, sambil berpelukan. Hanya butuh satu momen kunci untuk bisa membuat tujuan awalnya tercapai. Tapi entah kenapa, Imam Indra belum ingin melakukannya saat ini.
Dia masih ingin lebih lama menikmati momen ini. Berpelukan dengan Muthi seperti ini membuat dia merasa nyaman sekali. Perasaan seperti ini sudah lama sekali dia tidak merasakannya. Dia coba mengingat ingat, tapi gagal. Dia lupa kapan terakhir kali merasakan seperti ini.
Sudah terlalu lama.
4571Please respect copyright.PENANA0oSg1PGLR7
"nak..."
"ayah..."
4571Please respect copyright.PENANA8TGmxJHORC
4571Please respect copyright.PENANAsIs6S4dabP
Setelah lama terdiam, mereka saling memanggil, bersamaan. Tapi kemudian mereka terdiam lagi. Agak sedikit merenggangkan pelukan, lalu mereka bertatapan. Muthi menatap mata Imam Indra dalam-dalam. Dia melihat tatapan mata Imam Indra membuatnya merasakan lagi ketenangan, tidak ada yang lain.
Imam Indra sendirijuga sedang menatap mata Muthi dalam-dalam. Tidak ada tatapan penuh nafsu dan ingin menguasai wanita, seperti yang selama ini sering dia perlihatkan pada wanita-wanita incarannya.
4571Please respect copyright.PENANAh2EdZbRYIP
Tangan kanan Imam Indra mulai membelai wajah Muthi yang lembut dan halus. Lalu perlahan tangan imam indra melepaskan cada yang muthi pakai. Muthi tak merespon apapun selain diam. Mereka masih saling bertatapan, hingga tanpa mereka sadarijarak wajah mereka kian lama kian dekat.
4571Please respect copyright.PENANAub45TkVAh0
4571Please respect copyright.PENANAFaqD9o50Nf
Tak seperti sebelumnya yang Muthi langsung menutup mata ketika jarak wajah mereka sedekat ini, dia masih membuka matanya yang mulai sayu, menatap mata Imam Indra. Namun perasaan Muthijadi sama seperti waktu itu. Dia deg-degan. Detakjantungnya makin terasa kencang. Dan kali inipun, bayangan akan apa yang akan terjadi selanjutnya, masih sama dengan yang dulu, hingga perlahan bibir tipisnya sedikit terbuka. Entah kenapa, ada satu sisi hatinya yang berharap, bayangannya ini terjadi, tidak seperti itu yang Imam Indra malah mencium keningnya. Untuk itulah, sampai saat ini masih terbuka matanya.
4571Please respect copyright.PENANAHZy4h81KOM
''kamu cantik sekali nak"
4571Please respect copyright.PENANAFbJtD2cMgJ
4571Please respect copyright.PENANA1Zbx4VoFk6
4571Please respect copyright.PENANARfFVVyGCLB
Cup...
4571Please respect copyright.PENANAtAZ8pEdkJ1
Hingga akhirnya, bibir mereka benar-benar bersentuhan, dan saat itu pula Muthi langsung memejamkan matanya. Diam. Bibir mereka hanya bertemu, saling menyentuh, tanpa bergerak sedikitpun. Cukup lama kedua bibir itu bersentuhan, tan pa ada yang mau mulai untuk mengakhiri.
Muthi hanya terpejam merasakan hangatnya bibir Imam Indra. Entah bagaimana dia merasakan, Imam Indra menciumnya, sedang menyampaikan perasaannya. Perasaan sayang, perasaan ingin melindungi, ingin mengayomi, ingin membahagiakan.
Imam Indra sendirijuga terpejam menikmati sentuhan bibir mereka. Nafasnyapun masih teratur. Dalam kecupan itu diajuga merasakan ada semacam penerimaan dari Muthi. Dia seperti merasakan Muthijuga menyampaikan perasaan padanya. Perasaan ingin disayang, ingin kelembutan, kehangatan, dan ingin dibahagiakan.
4571Please respect copyright.PENANAL4wSHsFJg1
Setelah hampir setengah menit, akhirnya mereka sama-sama bergerak mundur dan kedua bibir itu saling terlepas, bersamaan. Muthi sudah membuka matanya, kembali menatap Imam Indra yangjuga sudah tidak lagi terpejam. Senyum simpul terbit diwajah mereka, tapi tak lama karena Muthi langsung menunduk tersipu, dan Imam Indrapun langsung memeluk tubuhnya.
4571Please respect copyright.PENANAGu3hwv1TA1
"Muthi..." "Iya ayah?"
"Maafkalau ini salah, tapi..." ucapan Imam Indra seperti terhenti oleh sesuatu, keraguan, ketidak yakinan. Tapi...
"Ayah sayang sama kamu nak" bisik Imam Indra lirih pada akhirnya.
4571Please respect copyright.PENANAjivhQ79h5l
4571Please respect copyright.PENANA7GXRra22WF
Muthi tak langsung menjawabnya. Dia melepas pelukan Imam Indra, lalu menatap wajah lelaki yang baru saja terang-terangan mengungkapkan perasaan kepadanya itu. Dia menatap lekat mata Imam
4571Please respect copyright.PENANAHtn3oanSeF
Indra, ingin benar-benar meyakinkan apakah ucapan Imam Indra barusan itu benar atau tidak. Dia ingin melihat apakah ada kebohongan di mata Imam Indra. Tapi, Muthi justru mendapati tatapan yang teduh dan tulus, tidak nampak ada kebohongan disana. Sorot matanya dalam dan tegas, menandakan dia berkata apa adanya. Wajah Muthi kembali merona, agak menghangat dengan pengakuan Imam Indra itu, tapi kali ini, dia tidak menunduk atau memalingkan wajahnya. Dia bertahan untuk menatap wajah pria itu.
4571Please respect copyright.PENANAwn9YyXNlXZ
"Aku..." ucap Muthi terpotong, mengambil waktu sejenak sebelum melanjutkan. Dia kembali menatap Imam Indra sebelum menjawab, untuk sekedar meyakinkan, bahwajawaban yang keluar dari mulutnya adalahjawaban yang paling tepat. "Aku..." belum sempat Muthi meneruskan ucapannya, jari Imam Indra langsung menempel dibibirnya, meminta Muthi untuk tidak melanjutkan ucapannya.
Muthipun terdiam, dan mereka bertatapan lagi.
Dan kembali, mereka berdua berciuman. Kali ini tidak hanya bersentuhan, tapijuga ada sedikit gerakan memagut dari Imam Indra. Sedangkan Muthi hanya terdiam menikmati pagutan Imam Indra. Dia terpejam, membiarkan lelaki itu melakukan apapun kepada bibirnya. Bahkan, Muthijadi makin erat memeluk Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANACaR5h8Isk3
Ciuman dari bibir Imam Indra mendatangkan sesuatu pada perasaan Muthi. Dia serasa dibawa terbang keawang-awang. Bibirnya yang sudah cukup lama tidak dipagut selembut ini oleh suaminya membuatnya termangu sesaat, namun kemudian meleleh. Sesuatu dari alam bawah sadarnya bangkit. Dia butuh ini. Dia butuh sentuhan seperti ini. Dia butuh ciuman ini.
4571Please respect copyright.PENANAA4pOhJ6553
Muthi memiliki prinsip, hanya akan membiarkan bibirnya disentuh oleh bibir pria yang dia sayangi, dan Fajar adalah satu-satunya orang yang
melakukan itu selama ini. Malam ini, pintu hatinya telah terketuk, terbuka untuk menerima rasa sayang dari orang lain, yang perlahan mulai berbalas dengan rasa sayang darinya. Dan pada akhirnya, Muthipun tak hanya diam. Dia mulai membalas apa yang dilakukan oleh Imam Indra. Dia mulai menggerakan bibirnya, memagut bibir yang sedang memagutnya, dengan sama-sama lembutnya.
Rasa nyaman, rasa tenang, dan rasa sayang, menyelimuti ciuman
4571Please respect copyright.PENANA5i2ehWEjUx
mereka berdua. Tubuh mereka kini sudah saling memepet dengan erat. Kedua tangan Imam Indra melingkar erat ditubuh Muthi, dan Muthipun membalas pelukan Imam Indra juga dengan erat.
Cukup lama mereka saling cium dan berpelukan erat, sampai akhirnya Imam Indra mengakhiri dengan menarik wajahnya. Muthi perlahan membuka kembali matanya, dan melihat wajah Imam Indra yang tersenyum gembira. Reflek, Muthipun membalas senyuman itu. Tak ayal wajahnyapun langsung merona merah. Beberapa detik mereka saling pandang, lalu Muthi menolehkan sedikit wajahnya sambil tersenyum.
Malu atau bahagia? Atau keduanya?
4571Please respect copyright.PENANAZAOR4HTDfE
"Istirahat aja ya nak, udah malem" ucap Imam Indra dengan suara agak serak.
4571Please respect copyright.PENANALHbjNuuukj
Muthi tak menjawab, hanya menganggukan kepala. Imam Indra kemudian berdiri terlebih dahulu, lalu menarik Muthi untukjuga berdiri. Imam Indra merangkul Muthi dan membimbingnya berjalan kekamarnya. Setelah pintu kamar terbuka, Imam Indra melepas rangkulannya, membiarkan Muthi untuk masuk kekamarnya.
Muthi masuk kedalam kamarnya, lalu berbalik menatap Imam Indra. Tangannya memegang handle pintu, tapi tak segera menutupnya, malah cuma diam berdiri disitu. Imam Indrapun juga tak bergerak menjauh, masih menatap Muthi.
Dada Muthi berdetak cukup kencang, lebih kencang daripada saat berciuman dengan Imam Indra tadi. Muthi tak mengerti apa yang dia rasakan saat ini, tapi sebenarnya, dia merasa sedikit kecewa saat tadi Imam Indra menghentikan ciumannya dan malah menyuruhnya untuk beristirahat.
Ada sesuatu didalam diri Muthi yang menginginkan lebih. Apalagi, itu tadi adalah sentuhan intim pertama yang dia rasakan dari seorang pria dewasa setelah beberapa bulan. Setelah Fajar tak lagi menyentuhnya, itu tadi adalah interaksi paling intim yang dia rasakan, selain pelukan dan kecupan Imam Indra dikeningnya sebelum ini.
4571Please respect copyright.PENANAbBoUJWnXfe
Hingga pada akhirnya, Muthi melepaskan pegangannya dari handle pintu. Imam Indra melihat itu. Dia tahu itu adalah kode, kode bahwa Muthi menginginkan sesuatu yang lebih. Dia tahu Muthi hanya akan berani memberikan kode seperti itu. Muthi tak akan berani mengatakan langsung kalau dia ingin, dia tidak seperti itu.
4571Please respect copyright.PENANA4vHL2OtktR
Setelah diam beberapa saat, Imam Indra akhirnya melangkah masuk. Dia berdiri tepat didepan Muthi. Tangannya kemudian memegang handle pintu, lalu perlahan menutupnya. Kini, Muthi berada didalam kamar yang tertutup, hanya berdua dengan Imam Indra. Dan jelas, detakjantungnya makin terasa cepat. Dia tak tahu, bahwa Imam Indra juga merasakan hal yang sama.
Hanya terdiam saja untuk beberapa detik, akhirnya Imam Indra mengambil inisiatif. Dia memeluk Muthi. Muthi tak melawan, dan tangannyapun melingkar ditubuh Imam Indra. Sejurus kemudian, mereka kembali berciuman bibir. Kali ini terasa berbeda, mereka sudah langsung saling memagut, saling melumat, meskipun masih sama-sama melakukannya dengan lembut.
4571Please respect copyright.PENANAjKzvWQ2nK2
Perlahan, sambil tetap berciuman, Imam Indra sedikit demi sedikit mendorong tubuh Muthi. Merekapun bergerak mundur perlahan, mendekati tempat tidur yang seharusnya malam ini hanya akan digunakan oleh Muthi sendirian. Sampai disamping tempat tidur, mereka masih terus berciuman, sambil berpelukan. Mereka menikmatinya, seolah tak ada yang ingin mengakhirinya.
Perlahan-lahan Imam Indra membimbing tubuh Muthi hingga terduduk diranjang. Mereka duduk berhadapan dan masih terus berciuman, namun pelukannya sudah mulai merenggang. Desah nafas mereka sudah mulai tak normal, keduanya mulai terbakar api birahi. Suasana yang dingin terasa sedikit menghangat hanya dari ciuman ini.
4571Please respect copyright.PENANAYrDJCFDj7u
Imam Indra kemudian melepas ciuman mereka, lalu menatap Muthi dengan nafas yang mulai memburu. Muthipun kemudian membuka matanya untuk menatap Imam Indra. Nafasnyajuga sedikit memburu. Senyum tipis terkembang dibibirnya saat melihat Imam Indra tersenyum padanya. Mereka hanya diam, saling tatap, tak ada satupun kata terucap. Masing-masing dengan pikirannya sendiri-sendiri.
4571Please respect copyright.PENANA4g2hYRVMjr
Kedua tangan Imam Indra bergerak ke pundak Muthi. Salah satu tangannya sesekali membelai pipi Muthi, yang hanya diam saja menerimanya. Bahkan terlihat pipi Muthi makin merona mendapatkan perlakuan yang menurutnya cukup romantis itu. Kemudian tangan Imam Indra turun lagi ke pundak Muthi. Perlahan tangan itu memegang jilbab lebar yang dipakai oleh Muthi, lalu menatap mata wanita itu. "Boleh?" tanya Imam Indra dengan suara lirih.
4571Please respect copyright.PENANAxxMOhopa62
Muthi tahu maksud Imam Indra, dan diapun mengangguk pelan. Perlahan Imam Indra menarikjilbab lebar itu hingga lepas meninggalkan tubuh Muthi, yang masih terbungkus gamis lebar.
Perlahan Imam Indra kembali mengarahkan wajahnya mendekat ke wajah Muthi. Dan kali ini ternyata Muthi tidak hanya menunggu, tapi dia juga maju menyambut wajah Imam Indra. Keduanya kembali berciuman, berpagutan, saling lumat. Kedua tangan Muthi merangkul leher Imam Indra, dan sesekali mengusap kepala Imam Indra.
Sedangkan tangan Imam Indra berada dipunggung Muthi, mengelusnya
membuat desiran-desiran geli bagi Muthi.
4571Please respect copyright.PENANA7O77G8UCat
Imam Indra sedikit demi sedikit mendorong tubuh Muthi hingga akhirnya rebah diranjang. Rangkulan Muthi dilehernya membuat otomatis tubuh Imam Indra sedikit menindih Muthi, meskipun Imam Indra masih berusaha menahan agar tidak membuat Muthi terbebani oleh berat tubuhnya. Ciuman mereka terus berlanjut, dan bahkan ketika Imam Indra memancing untuk menggunakan lidah, Muthi meladeninya.
4571Please respect copyright.PENANAcNb2zHmxVd
4571Please respect copyright.PENANAc6H4E15lE6
"Hhemm... slurrpphh... hhmmpphh..."
4571Please respect copyright.PENANAW00WTc9uQR
Suara desahan dan pagutan mulai terdengar dari keduanya. Muthi membalas setiap apa yang dilakukan oleh bibir Imam Indra. Bagi Imam Indra, Muthi bukanlah seorang yang ahli berciuman. Terasa sekali, meskipun sudah meladeninya, tapi masih terasa agak kaku, beda sekali dengan Isna ataupun Gina yangsudah lama menjadi pelampiasan nafsunya. Muthi masih kalah untuk soal ciuman. Tapi, justru Imam Indra lebih menikmatinya, karena saat ini bukan hanya nafsu saja yang bermain dalam dirinya, tapi ada sedikit perasaan yang ambil bagian.
4571Please respect copyright.PENANAtUO2EgejKm
Sedangkan bagi Muthi, permainan bibir Imam Indra benar-benar menghanyutkan untuknya. Dia tak punya pengalaman ciuman selain dengan suaminya. Makanya ciuman yang diberikan oleh Imam Indra ini berhasil membangkitkan dirinya untuk mulai meladeni, membalasnya. Dia hanya melakukannya sesuai naluri, tidak pakai teknik macam macam, ini itu, hanya sebatas naluri wanitanya saja.
Detakjantung Muthi makin cepat saat dia merasakan tangan Imam Indra mulai bergerak menyentuh pundaknya, lalu perlahan turun menuju kearah dadanya. Pelan sekali gerakan tangan itu. Semakin dekat kedada, makin kencang debaran Muthi. Dan dia benar-benar tersentak saat tangan Imam Indra sudah tepat mendarat disalah satu buah dadanya, hingga diapun menghentikan ciuman mereka.
Imam Indra sedikit mengangkat wajahnya untuk menatap Muthi yang terlihat masih terkejut itu. Tangan Imam Indra bisa dengan jelas merasakan debaranjantung Muthi yang begitu cepat. Namun, sepertinya tidak ada penolakan dari Muthi. Dia sama sekali tak menghalangi tangan Imam Indra. Jangankan menghalangi, menyentuhnya saja tidak.
4571Please respect copyright.PENANAJqqxA76N3I
4571Please respect copyright.PENANAQRphvO6KWK
"Boleh sayang?" tanya Imam Indra kembali dengan suara lirih.
4571Please respect copyright.PENANAR0oyHpQrqE
Muthi tak langsung menjawab, dia masih menatap mata Imam Indra. Tangan Imam Indrapun tak bergerak sama sekali didadanya, masih menunggujawaban dari Muthi. Namun sesaat kemudian, Muthi mengangguk perlahan. "Pelan-pelan ya ayah" ucapnya sangat lirih, lebih terdengar sebagai sebuah desahan. Imam Indra mengangguk, lalu mulai meremas payudara Muthi perlahan.
4571Please respect copyright.PENANAwgUuVjtr0S
4571Please respect copyright.PENANAkKuQaTnREn
"Aaahhsssshhh..."
4571Please respect copyright.PENANAgIaZT5pIQ3
Muthi mendesah. Disaat yang bersamaan, tubuhnya bergetar. Sentuhan dan remasan lembut dari tangan Imam Indra dipayudaranya seperti sebuah sengatan yang terasa disekujur tubuhnya. Sentuhan pertama yang dia dapatkan setelah terakhir kali Fajar adik angkatnya melakukannya sekitar 3 bulan yang lalu. Imam Indra sempat
4571Please respect copyright.PENANAyWjJeifm8Z
menghentikan remasannya karena melihat reaksi tubuh Muthi. Namun saat Muthi menatapnya, dia kembali meremas payudara mungil itu dengan lembut.
4571Please respect copyright.PENANAgpapRQJEhz
4571Please respect copyright.PENANAoU5ngN6NlA
"Aaaaahhhhhh ayaaaaaaaaaah..." kembali Muthi mendesah. Tapi tak bertahan lama karena Imam Indra langsung mencium Muthi, yang langsung mendapat balasan dari Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAYOpw3HWKvQ
Muthi kembali terpejam menikmati apa yang dilakukan oleh pejantannya itu. Dia merasa remasan lembut itu membangkitkan sesuatu dalam dirinya, yang membuatnya mulai aktif menciumi bibir Imam Indra. Bukan hanya sekedar meladeni, kali ini dia yang memulai perang lidah diantara keduanya. Lidah mereka saling lilit, saling hisap. Masih saja Imam Indra merasa kalau ciuman dan lumatan Muthi tak sehebat wanita lain yang pernah bersamanya, tapi sekali lagi, dia sangat menikmatinya.
4571Please respect copyright.PENANAY179lplH09
Tangan Imam Indra berpindah-pindah, dari payudara kiri ke kanan, kembali lagi dan dilakukan seterusnya. Muthi makin hanyut dengan permainan itu. Tubuhnya juga makin sering bergetar dan menggelinjang. Kedua tangannya masih merangkul kepala Imam Indra, kadang sampai meremas rambutnyajuga.
4571Please respect copyright.PENANAnQKcs4pIJr
Perlahan Muthi merasakan tangan Imam Indra tak lagi meremas payudaranya. Tangan itu bergerak turun, menyurusi perutnya. Lalu tangan itu menyelinap masuk didalam gamisnya. Muthi dapat merasakan telapak tangan Imam Indra berada diperutnya. Sedikit demi sedikit, dengan sangat pelan, tangan itu naik, hingga berhenti tepat dibawah bh nya. Disitu tangan Imam Indra mengusap-usap, membelai dengan lembut, membuat Muthi makin hanyut.
4571Please respect copyright.PENANAzmyYzRXBAu
Kemudianjari-jari Imam Indra mulai menelusup kebalik bh Muthi, membuat tubuh Muthi kembali tersentak dan sedikit menggelinjang. Ciuman mereka kembali terlepas, dan mereka kembali saling tatap. Imam Indra tak menanyakan apapun, tapi dari tatapannya, terlihat jelas kalau dia sedang meminta ijin kepada Muthi. Muthi, dengan ekspresi malu-malu, perlahan menganggukan kepala, memberikan ijin kepada Imam Indra untuk mengakses tubuhnya lebih jauh lagi.
4571Please respect copyright.PENANAsFAqhcm0rx
"Aaaaaaaaahhhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAl1Mb3N4QDc
4571Please respect copyright.PENANAlQ2WkjqDCW
Kembali Muthi mendesah, agak lebih panjang dari sebelumnya, saat telapak tangan Imam Indra sepenuhnya berada dibalik bh nya, bersentuhan langsung dengan kulit payudaranya. Tubuhnya tanpa bisa dia tahan lagi kembali bergetar dan menggelinjang. Dia sampai memejamkan lagi kedua matanya. Sentuhan yang terasa sangat nikmat baginya.
4571Please respect copyright.PENANAQGquAkhZq5
"Aaahh... hmmpphhh aaahhh..."
4571Please respect copyright.PENANAPj1n0h7B2F
4571Please respect copyright.PENANA3GnpC3TDlx
Desahan Muthi mulai diinterupsi oleh ciuman Imam Indra. Tangan Imam Indra yang kini sudah menyentuh langsung payudara Muthi tanpa halangan mulai meremas. Jarinya mencari-cari puting susu Muthi yang mungil, namun sudah mulai tegang, pertanda birahi Muthi sudah naik dan mulai menguasai dirinya.
Tangan Imam Indra makin aktif merangsang payudara Muthi, bergantian kiri dan kanan. Gerakan tangan itu membuat bh Muthi agak terangkat, meskipun masih tertutup oleh gamisnya yang itupun sudah agak terangkat karena gerakan tangan Imam Indra, yang membuat perutnya yang putih dan rata itu terlihat.
Cukup lama Imam Indra memainkan kedua payudara Muthi, hingga membuat nafas wanita yang merupakan partner bisnisnya itu tersengal sengal. Diapun menghentikan remasan itu karena merasa agak tak nyaman dengan gamis dan bh Muthi. Masih dengan berciuman, tangan Imam Indra perlahan-lahan mulai mengangkat gamis Muthi, bermaksud untuk melepaskannya. Ketika gamis itu sudah terangkat hingga ke leher, barulah dia menghentikan ciumannya.
4571Please respect copyright.PENANAKZuALUNpFd
Muthi kemudian menatap Imam Indra. Dia sudah tahu kalau Imam Indra meminta ijin kepadanya, meskipun tanpa mengucap apapun. Dan reaksinya selanjutnya adalah diapun mengangkat kedua tangannya, memberikan ijin kepada Imam Indra untuk melepaskan gamis dari
4571Please respect copyright.PENANAjjwltQiFAn
tubuhnya. Imam Indra langsung tanggap. Gamis itu ditarik keatas hingga terlepas. Akibat melepaskan gamis itu, membuat jilbab Muthi jadi berantakan, tidak pada posisi yang tepat. Hingga akhirnya Muthi sendirilah yang menarik lepas gamisnya.
4571Please respect copyright.PENANAkgR2AXCvi8
Keduanya sempat saling tatap, kemudian tersenyum. Muthi sedikit menolehkan wajahnya kesamping, karena merasa malu. Sedangkan Imam Indra sedikit mengangkat tubuhnya, agar bisa lebih leluasa menatap tubuh mungil yang tergolek dibawahnya itu. Terlihat tubuh Muthi yang ramping, putih mulus, hanya tertutup bh saja. Itupun bh itu tidak menutup sempurna karena kelakuan tangan Imam Indra tadi.
Imam Indra menggerakan tangannya kebalik punggung Muthi, berusaha untuk melepaskan bh itu. Muthi reflek mengangkat punggungnya, sebagai ijin kepada Imam Indra. Muthi masih menghindari menatap Imam Indra, ketika bh yang dia pakai sudah terlepas. Reflek saja tangannya langsung tersilang didadanya, menutup kedua payudaranya yangsudah terbuka. Imam Indra tersenyum, kemudian perlahan dia raih tangan Muthi, kemudian ditarik agar sepasang gundukan empuk itu kembali terpampang.
Mata Imam Indra nanar menatap sepasang payudara Muthi. Kedua payudara itu tak seberapa besar, namun terlihat masih kencang. Putih mulus, dengan puting kecoklatan yangsedang mengeras.
4571Please respect copyright.PENANAKgOYqZhYhX
Kembali Muthi menyilangkan kedua tangannya menutupi payudaranya. "ayah, jangan dilihatin gitu, malu" ucap Muthi masih tak menatap Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAUD4punT0oC
"Maaf nak, tapi, ayah nggak bisa kalau nggak ngelihat. Benar-benar indah" jawab Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAMHdJ4DRaR7
Terang sajajawaban Imam Indra membuat Muthi senang, hingga bibirnya sedikit menyunggingkan senyum. Siapa yang tidak senang dipuji? Apalagi pujian Imam Indra tadi terdengar tulus. "Indah apanya? Kecil gini" ucap Muthi lirih dan sedikit bergetar.
4571Please respect copyright.PENANAzrNDWXfKC8
"ini besar nak, ini benar-benar indah nak" jawab Imam Indra yang mulai mendekatkan wajahnya didada Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAZjLtcdnJgW
Perlahan Imam Indra kembali menarik tangan Muthi, membuat kedua payudaranya kembali terlihat. Muthi perlahan mulai berani melihat kearah Imam Indra, melihat apa yangsedang dilakukan oleh lelaki itu. Imam Indra melirik Muthi, tersenyum sesaat sebelum bibirnya mendarat dipayudara Muthi.
4571Please respect copyright.PENANALFnuKUGb5m
"Aaahhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAlnBQ40rlg6
4571Please respect copyright.PENANAoRtohRYKbx
Desahan Muthi bersamaan dengan tubuhnya sedikit terangkat, saat kulit payudaranya mendapatkan ciuman dari Imam Indra. Terasa geli bagi Muthi, namun ada nikmatnyajuga. Imam Indra tak berhenti hanya sekali saja. Dia mengulangi ciuman-ciumannya, ditempat yang berbeda beda. Ciuman lembut itu pada akhirnya mendarat hampir diseluruh permukaan sepasang payudara Muthi, tanpa menyentuh bagian putingnya.
4571Please respect copyright.PENANA77X3xKrKzv
"Aaaaahhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAxuSHp2SyjL
Desahan panjang akhirnya terdengar dari mulut Muthi saat bibir Imam Indra mendarat disalah satu putingnya. Bukan hanya menyentuh, mencium, tapijuga sedikit mengulumnya, sedikit menghisapnya, dan ujung lidah Imam Indrajuga sedikit menjilatnya. Tubuh Muthi bergetar tak karuan, tapi itu belum berakhir.
4571Please respect copyright.PENANAQWi88o8Ksg
Tanpa jeda Imam Indra terus mencumbui sepasang payudara Muthi, namun kini lebih banyak memainkan puting Muthi bergantian kiri dan kanan. Saat mulutnya mencumbu puting yang kanan, yang kiri akan dipilin dengan lembut menggunakan jarinya, begitu pula sebaliknya.
Muthi sudah semakin tak tahan. Tubuhnya makin dikuasai oleh nafsu birahinya. Desahannya makin sering dan makin keras. Tak ada rasa khawatir akan terdengar orang lain, karena memang hanya mereka berdua divilla ini. Tubuhnyapun makin tak karuan bergetar,
4571Please respect copyright.PENANAcImVnTeN1U
menggelinjang.
Kaki Muthijuga mulai bergerak tak beraturan. Dia merasakan geli diarea kewanitaannya, tapi dia tak bisa melakukan apapun disana. Saat ingin merapatkan kakinya, terhalang oleh Imam Indra. Saat ingin menggapai dengan tangannya, sama saja, terhalang tubuh lelaki itu.
Akhirnya pinggulnya jadi bergerak tak terkendali, naik turun.
Mengetahui apa yangsedang dialami Muthi, tangan Imam Indra mengambil inisiatif. Dia mulai menyentuh celana inner Muthi. Masih sambil mencumbui payudara Muthi, dia mulai melorotkan celana panjang itu. Tangannya masuk menelusup, tapi tidak sampai mengarah ke daerah vagina Muthi, hanya mengelus dibagian atasnya. Namun itu sudah cukup untuk membuat Muthi makin blingsatan. Hingga akhirnya dia malah mengangkat pinggulnya saat dirasakan tangan Imam Indra menarik turun celana panjangnya.
Kini, Muthi tergolek diatas ranjang hanya dengan celana dalam membalut tubuhnya, sedang ditindih oleh pria lain yang bukan suaminya, dimana pria itu sedang mencumbui payudaranya, dan tangan pria itu mulai aktif bergerak disekitar vaginanya. Tangan Imam Indra memang belum menyentuh vagina Muthi yang masih terlindung celana dalam itu, hanya mengusap-usap daerah disekitarnya, tapi itu sangat cukup membuat Muthi makin lupa diri, makin dikuasai oleh birahinya.
Muthi begitu menikmati cumbuan dari Imam Indra, hingga dia tak sadar lelaki itu melepaskan satu persatu pakaiannya. Hingga akhirnya mereka berdua dalam keadaan seimbang sekarang, hanya memakai celana dalam saja. Muthi baru menyadari saat tangannya hendak memeluk Imam Indra. Dia merasakan punggung Imam Indra tak terlindung lagi oleh bajunya, dia menyentuh langsung kulit punggung Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAaPtbhfscmh
Muthi membuka matanya, dan sedikit terkejut saat melihat Imam Indra yang hanya tinggal memakai celana dalam saja. Tapi itu hanya sebentar, saat kemudian Imam Indra kembali membuatnya melayang dengan cumbuan dipayudaranya.
4571Please respect copyright.PENANAk3LLGcHuNS
Imam Indra mulai meningkatkan perbuatannya, melangkah ketahap yang lebih jauh. Dia menindih tubuh Muthi, menciumi kembali bibir Muthi yang mendapat balasan yang tak kalah ganas dari Muthi. Nafsu
4571Please respect copyright.PENANAB0QMVTsOLj
Muthi makin menggelora ketika dia merasakan sesuatu yang keras menggesek area kewanitaannya. Tak hanya sekali, tapi benda keras itu beberapa kali menggeseknya.
4571Please respect copyright.PENANAfGUswa6F6z
Muthi tentu tahu benda apa itu. Batang kejantanan Imam Indra yang masih tertutup celana dalamnya, menggesek bibir kemaluannya, yang juga masih tertutup oleh celana dalam. Muthi tak mampu berpikir apa apa lagi saat ini, dia hanya bisa merasakan sesuatu yang sangat nikmat yang timbul dari dalam dirinya.
4571Please respect copyright.PENANAbir7bg6a7E
4571Please respect copyright.PENANAvzWDzlFXJP
"Ssshhh aaahhh hhmphh ayaaah aahhh sshhh hmm..." desahan Muthi kerap terdengar saat bibirnya terlepas dari ciuman Imam Indra, yang sesekali berpindah sasaran ke telinga dan leher Muthi.
"Ssluurpp aahh sayaang, kamu cantik banget.. kamu sempurna.." puji puji Imam Indra makin melambungkan Muthi.
"Aahh yahhhhh hmmphhh aahhh..." Muthi tak mampu menjawab apapun, hanya desahan yang terus terdengar saat bibirnya terbebas dari lumatan Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANABHkbuQ9BC1
Cukup lama Imam Indra melakukan petting, dengan menggesekan kedua kemaluan mereka yang masing-masing masih tertutup celana dalam. Gerakan ini mampu membuat Muthi yang sudah hampir 1 bulan tak disentuh Fajar jadi blingsatan. Bahkan Muthi mulai membalas gerakan Imam Indra dengan menggerakan pinggulnya, mengejar saat pinggul Imam Indra terlihat akan menjauhinya.
4571Please respect copyright.PENANAflHJhTpfmC
4571Please respect copyright.PENANAH2LJUtA38w
"Aaahh sssssshhhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAtFTliG5eIo
Tiba-tiba Muthi mendesah dan mendesis panjang. Tubuhnya mengejang, memeluk erat tubuh Imam Indra. Beberapa kali tubuhnya mengejat dalam pelukan Imam Indra. Dia baru saja mendapatkan sesuatu yangsudah 1 bulan tak dirasakan. Sesuatu yang sangat nikmat. Orgasme. Yang dia dapat dari gesekan antar kelamin mereka yang masih terhalang 2 kain celana dalam.
4571Please respect copyright.PENANAI9ZDgdNZVC
Imam Indra menghentikan gerakannya, membiarkan Muthi menikmati orgasme pertamanya. Dia hanya mengecup kening Muthi beberapa kali, sambil tetap memeluk Muthi. Nafas Muthi nampak tersengal-sengal.
4571Please respect copyright.PENANA6sqtari7yr
Beberapa saat kemudian, nafas Muthi berangsur normal. Pelukannya ditubuh Imam Indra mulai mengendur, kemudian dia terlentang pasrah dibawah tubuh Imam Indra. Dia membuka matanya, dan terlihat Imam Indra menatapnya dengan tersenyum. Muthi tersenyum saat melihatnya, tatapan Imam Indra terasa teduh baginya, bukan sebuah tatapan penuh nafsu dari seorang lelaki yang siap menyantap korbannya, tapi tatapan bahagia karena telah berhasil membuat wanitanya terpuaskan sesaat.
Namun tak lama, Muthi langsung mengalihkan pandangannya lagi. Dia malu. Dia memalingkan wajahnya kesamping. Tapi Imam Indra masih mau melihat wajah Muthi, dia dengan lembut menarik wajah Muthi hingga menatapnya lagi. Tak ada kata yang terucap, hanya kemudian Imam Indra mengecup bibir Muthi dengan lembut.
4571Please respect copyright.PENANAedws5ti7sR
Perlahan Imam Indra mengulangi gerakannya tadi. Dia kembali menggesekan kemaluannya dikemaluan Muthi. Muthi sedikit meringis menahan geli, namun selanjutnya kembali mereka berciuman lagi dengan panas. Muthi kembali memeluk tubuh Imam Indra, bahkan kedua kakinya melingkar memeluk pinggang Imam Indra, sambil membalas gerakan pinggang lelaki itu.
4571Please respect copyright.PENANADwLLf0XTrS
Keduanya kembali bercumbu, saling memberikan rangsangan dan kenikmatan. Kedua kelamin itu masih terus saling bergesekan, membuat celana dalam Muthi makin terlihat basah oleh cairan dari vaginanya.
4571Please respect copyright.PENANANEbE5w7AqV
Masih dalam posisi itu, perlahan Imam Indra menurunkan celana dalamnya pelan-pelan, hingga kemudian terlepas dari kakinya. Penis Imam Indra yang sudah sangat tegang itu kini terbebas tak terhalang oleh apapun. Muthi belum menyadari hal itu, dia masih terpejam menikmati rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuhnya.
4571Please respect copyright.PENANAV6b5XcEPUk
"Aaakkhhh..."
4571Please respect copyright.PENANApTZmfnvx30
Muthi tersentak sampai membuka matanya, saat dia merasakan ada sedikit gerakan tusukan didaerah vaginanya. Dia melirik kebawah, dan begitu terkejut saat melihat batang berurat yang sudah berdiri tegak itu. Dia agak merasa ngeri melihat penis Imam Indra, penis pria dewasa pertama berwarba hitam yang dia lihat secara langsung.
4571Please respect copyright.PENANAnZpMAtGgEC
4571Please respect copyright.PENANA8Zfqg5sPgM
"Gede bangeet..." tanpa sadar Muthi berbisik lirih, tapi Imam Indra bisa mendengarnya, dan itu membuat Imam Indra tersenyum.
4571Please respect copyright.PENANACnJpRUuL7y
"Aaaaahhhhh..." kembali Muthi mendesah saat Imam Indra kembali mengarahkan penisnya kedaerah kewanitaan Muthi yang masih tertutup celana dalam itu.
4571Please respect copyright.PENANAo3sNgUtoyj
Imam Indra tak hanya menggesek saja sekarang, tapi beberapa kali melakukan gerakan tusukan yang mengarah kebibir vagina Muthi. Setiap tusukan direspon dengan pekikan dan gelinjangan dari Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAyqdsByDgsR
Muthi sendiri merasakan sensasi lain, yangjelas lebih nikmat. Dia kembali terpejam, meresapi apa yangsedang dia nikmati saat ini. Rangsangan demi rangsangan yang diberikan Imam Indra membuatnya kembali terbang melayang. Ciuman Imam Indra dibibir, telinga dan lehernya. Remasan lembut tangan Imam Indra dikedua payudaranya.
Gesekan dan tusukan penis Imam Indra diselangkangannya. Semua membuat Muthi makin hilang kendali atas dirinya sendiri.
Hingga disatu titik, Muthi mengangkat pantatnya saat terasa celana dalamnya ditarik turun. Dia seperti tak menyadari hal itu, tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Akalnya sedang tertutup oleh nafsu birahinya, hingga tak sadar kalau celana dalamnya sudah teronggok dilantai kamar. Kini, kedua insan bedajenis itu telah telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh keduanya.
4571Please respect copyright.PENANAbxzU8wQUwd
4571Please respect copyright.PENANAbGnbkytEGd
"Aaaaakkkhhh ayaaah..."
4571Please respect copyright.PENANAnCxcgyTeP0
4571Please respect copyright.PENANA09RokdjBpQ
Kembali, Muthi tersentak dan memekik, menghentikan semuanya. Dia
4571Please respect copyright.PENANATSMDGCLNvc
merasa, bibir vaginanya yang telah polos tak tertutup apapun, mendapatkan kontak dengan ujung penis Imam Indra. Tiba-tiba, rasa ragu menyelimuti hati Muthi. Separuh kesadarannya kembali, belum sepenuhnya dia menguasai diri. Tapi itu cukup untuk menghentikan percumbuan mereka berdua.
Imam Indrapun terdiam, menghentikan semua yang dia lakukan. Dia mengangkat wajahnya, menjaga jarak dari wajah Muthi. Tangannya juga bergeser, melepaskan genggaman dan remasan dipayudara Muthi. Tapi, ujung penisnya masih berada didaerah kemaluan Muthi.
Mereka saling menatap. Jelas terlihat kegamangan diwajah Muthi. Terpancar keraguan dari sepasang mata jernihnya. Sedang Imam Indra, dari sudut pandang Muthi, tatapannya masih seperti tadi, menyiratkan keteduhan yang membuat hatinya sedikit tenang. Tidak terlihat menyala-nyala penuh nafsu untuk segera menyetubuhinya, meskipun kini kondisinya sudah bisa dibilang dalam kendali Imam Indra. Ya atau tidak, seharusnya tidak berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan oleh Imam Indra selanjutnya. Namun nyatanya, Imam Indra berhenti, menatap Muthi, memohon ijin.
4571Please respect copyright.PENANAVlm7ku8G7n
"Bolehkah sayang?" tanya Imam Indra lirih, setelah hampir semenit mereka terdiam dan bertahan dalam posisi itu.
4571Please respect copyright.PENANAyWv0FFWZUr
Muthi tak langsung menjawab. Tak pula menggeleng atau mengangguk. Dia masih diliputi oleh rasa ragunya. Mengijinkan atau tidak. Menerima atau menolak.
Jangan Muthi,jangan kasih ijin. Tolak dia,jangan biarkan dia memasukimu. Jangan biarkan dia menghancurkan kehormatan dan kesetiaanmu.
Satu sisi dari hati Muthi menolaknya. Masih terpikir olehnya, bahwa dia saat ini masihlah istri orang, istri Fajar. Dan lelaki yang barusan meminta ijin itu adalah orang lain.
4571Please respect copyright.PENANAOlRydbvqdO
Sudahlah Muthi, kasih dia masuk. Biarkan dia memberimu kenikmatan yang kamu rindukan. Bukankah kamu rindu akan rasa itu? Ini
4571Please respect copyright.PENANAf2cfXzBOnm
kesempatan buatmu Muthi.
Sahl sisi lagi, yang merupakan nafsu birahinya, menginginkan hal ihl terjadi. Rasa kerinduan setelah 1 bulan tak merasakan, membuat ingin kembali merasakan hal ihl.
4571Please respect copyright.PENANAyznk0awRnC
Jangan Muthi. Ingat, ka1nu 1nasihjadi istri orang. Jaga kehormatan dan kesetiaanmu Muthi. Jangan biarkan pria ini merusaknya,jangan biarkan pria ini menghancurkannya.
4571Please respect copyright.PENANAEBChkNBHX4
Kehormatan? Kesetiaan? Buat apa Muthi?.
Kembali batin Muthi berperang, yang membuatnya makin gamang dan belum mampu memuhlskan. Sedangkan Imam Indra sendiri, nampak masih terlihat sabar menunggujawaban Muthi.
Jangan Muthi,jangan. Lakukan Muthi.
"Ssshhh aaahh ayaaahhh..." Muthi mendesah saat ujung penis Imam Indra yang menempel dibibir vaginanya sedikit bergerak. Bukan karena Imam Indra ingin menggoda atau mempengaruhi Muthi, tapi dia sedang mengubah posisinya karena merasa sedikit pegal. Tapi gerakan pelan ihl, karena berada diarea paling sensitif, tak ayal membuat Muthi kegelian hingga sampai mendesah.
4571Please respect copyright.PENANA2gUOXG4Ted
Muthi, cepat tolak. Pria itu sedang menggodamu, sedang 1nemaksamu untuk mengijinkannya. Cepat gelengkan kepalamu, sebelum semua terlambat.
Oouh Muthi, kamu 1·asakan itu kan? Betapa nikmatnya. Padahal itu baru gesekan, coba bayangkan rasanyajika benda itu memasukimu. Lihatlah penis itu. Besar, panjang. Betapa nikmatnya jika memenuhi vaginamu Muthi. Apa kamu tidak ingin merasakan batang kokoh dan perkasa itu? Ayo, cepat anggukan kepalamu.
Muthi benar-benar gamang, bingung, ragu. Namun, gerakan kecil dari Imam Indra tadi, rupanya berefek besar pada tubuh Muthi, yang
4571Please respect copyright.PENANAv4JetY5kC0
berujung pada keputusannya. Rasa geli yang nikmat hanya dari sebuah gesekan saja, mengundang rasa keingintahuannya untuk merasakan yang lebih lagi, dan perlahan, kepalanyapun bergerak. Mengangguk.
Imam Indra tersenyum sumringah melihat anggukan Muthi. Sebuah ijin yang dia nantikan dengan sabar sedari tadi, akhirnya dia dapatkan.
Tanpa sadar, Muthi membalas senyuman itu. "Eemmmhhh... sssshhhh..."
Muthi menahan desahan dan desisannya, saat penis Imam Indra mulai bergerak kembali. Kali ini, bukan hanya sekedar menggesek, tapi mulai menekan bibir vagina Muthi. Kepala penisnya mulai menyeruak, memaksa bibir vagina Muthi untuk membuka, membuat Muthi kembali meringis.
4571Please respect copyright.PENANAv1KFbohDju
"Aaaaahhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAdJLjRfXzzO
4571Please respect copyright.PENANAgW7nZxNszj
Muthi, sudah, hentikan. Tahan. Suruh pria itu mencabutnya. Cepat Muthi, belum terlambat untuk 1nengakhirinya.Masih ada kese1npatan sebelum kamu masuk kelubang yang ka1nu tidak akan bisa keluar setelah memasukinya. Cepat hentikan Muthi!
Kembali suara hati Muthi memintanya untuk berhenti, meskipun kepala penis itu sudah berhasil masuk kebibir vaginanya.
SudahterlambatMuthi,sudahmasuk.Kamusudahterlanjurbasah, nyemplung saja sekalian. Lihat betapa nikmatnya penis itu, padahal baru masuk sedikit. Bayangkan kenikmatan seperti apa yang akan kamu dapat kalau penis itu sudah masuk semua, bergerak keluar masuk, menggesek setiap jengkal dinding vaginamu. Biarkan Muthi, biarkan dirimu merasakan kenikmatan itu.
Muthi menatap Imam Indra yang sedang menghentikan gerakannya, yangsedang memberikan waktu kepada Muthi untuk membiasakan diri dengan penisnya. Dia tahu, dari cerita Isna, bahwa penisnya lebih besar
4571Please respect copyright.PENANAKNtmxTnLOu
dari Fajar. Danjika Muthi tak pernah merasakan penis lain, itu berarti penis ini adalah yang terbesar yang memasukinya.
4571Please respect copyright.PENANAOIspmsD4HI
Muthi menatap Imam Indra dalam-dalam. Imam Indra sendiri tidak bisa mengartikan maksud dari tatapan Muthi itu. Apakah meminta untuk berhenti, atau meminta untuk meneruskan, Imam Indra benar benar tak tahu. Tapi akhirnya, dia berspekulasi. Biarlah nanti dia akan tahu jawabannya, jika dia melakukan itu.
4571Please respect copyright.PENANAIvi1XlIn1N
"Aaaaaahhhhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANASZyYYhFNYb
4571Please respect copyright.PENANAiXgTH9GNJc
Kembali Muthi mendesah saat Imam Indra mendorong pelan penisnya untuk masuk lebih dalam lagi. Terasa dinding vagina Muthi begitu ketat menghimpit batang penisnya. Muthi sampai terpejam lagi, meringis saat mili demi mili penis itu makin dalam memasuki lubang vaginanya.
Lubang yang meskipun sudah sangat basah itu, tetap saja masih begitu sempit untuk penis Imam Indra, hingga membuat keduanya sama-sama merasakan ngilu dialat kelamin mereka.
Namun Imam Indra tak berhenti, karena tak merasa ada penolakan dari Muthi. Dia merasa vagina Muthi yang begitu ketat itu bukanlah reaksi penolakan, namun karena memang vagina Muthi belum terbiasa dengan ukuran penisnya itu. Dinding vagina Muthi yang berkedut justru menambah sensasi kenikmatan luar biasa bagi Imam Indra.
4571Please respect copyright.PENANAbdNWib1mOU
"Aaakkhhh ayaaaahhhh..."
4571Please respect copyright.PENANA39wfhluEyZ
Imam Indra agak terkejut saat Muthi menjerit agak keras. Diapun menghentikan gerakannya. Sebagian besar penisnya telah memasuki vagina Muthi, yang membuat wanita itu mengernyit kesakitan. Tanpa Muthi mengatakan apapun, Imam Indra mengambil kesimpulan, bahwa dititik inilah biasanya penis Fajar memasukinya. Sedangkan penis Imam Indra, masih menyisakan sedikit bagian yang belum masuk kevagina Muthi.
Akhirnya Imam Indra mendiamkan dulu penisnya, merasakan pijatan
4571Please respect copyright.PENANAICPMZ5xmbA
lembut dari kedutan didinding vagina Muthi. Muthi sendiri memang merasa vaginanya begitu penuh. Dan memang sampai dititik itulah biasanya penis Fajar memasukinya. Saat ini penis Imam Indra sudah mencapai titik itu, apalagi dengan ukuran yang lebih besar, membuat Muthi sedikit kepayahan menahan sakit dan ngilu, meski tak dia pungkiri, kenikmatan yang luar biasa mulai terbit disitu.
4571Please respect copyright.PENANAUFPyLnW9Op
Muthi kemudian membuka matanya, menatap Imam Indra. Dia tahu, masih ada bagian penis Imam Indra yang belum masuk, dan ingin masuk sepenuhnya. Diapun kemudian berbisik lirih kepada Imam Indra, "Pe1an-pe1an..."
4571Please respect copyright.PENANApm69SR113F
Imam Indra hanya tersenyum, lalu mengangguk.
4571Please respect copyright.PENANAWZWcrkvTuP
''haleluya... tuhan yesus... dea kontoool... terimalah persembahan saya"
4571Please respect copyright.PENANAbGvHWuoOko
Dia mengerti, Muthi memberinya ijin untuk memasukan seluruh batangnya. Namun bagian itu, belum pernah dimasuki oleh Fajar, karena itulah, dia memahami ketakutan Muthi, kekhawatirannyajika nanti akan terasa sakit. Hal itu terasa sekali baginya dari kedutan didinding vagina Muthi. Untuk itulah, Imam Indra kemudian mencium bibir Muthi dengan lembut, yang kemudian dibalas oleh Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAoCBd0anAIR
"Eeeemmpphhh..."
4571Please respect copyright.PENANAHYVkzSB5lm
4571Please respect copyright.PENANAiP8dZIKXRe
Pekikan keras Muthi tertahan oleh ciuman Imam Indra saat tiba-tiba Imam Indra menyentakan penisnya, yang membuatnya masuk seluruhnya kedalam vagina Muthi. Sentakan yang sebenarnya tidak terlalu keras. Imam Indra berusaha untuk melakukannya selembut mungkin. Namun bagian lubang itu terlalu sempit, memaksa Imam Indra untuk sedikit menghentak.
4571Please respect copyright.PENANAsqJXpvAbdh
Dan bagi Muthi, itu terasa sakit, ngilu, hingga membuat air matanya meleleh. Dia memeluk erat tubuh Imam Indra, sambil menghisap dalam-dalam bibir lelaki itu. Sedangkan Imam Indra, hanya mendiamkan saja penis itu didalam vagina Muthi, dimana dia
4571Please respect copyright.PENANA7oUSfK3Vnz
merasakan kedutan dincling vagina Muthi makin terasa. Penisnya sencliri, selain merasakan kenikmatan yang luar biasa, tapi terasa agak ngilujuga.
4571Please respect copyright.PENANALkpaRXA2RL
Beberapa saat mereka hanya terdiam dalam posisi itu tanpa bergerak sedikitpun, hingga Imam Indra merasakan kedutan vagina Muthi berangsur berkurang. Hisapan Muthi clibibirnyajuga tidak sekuat tadi. Dia merasakan vagina Muthi mulai bisa menerima penisnya, sudah mulai beradaptasi.
4571Please respect copyright.PENANAcTIyzBtB9F
"Eeemmhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANA3dpWawcjyw
4571Please respect copyright.PENANAgm8ZAZIfnG
Muthi melenguh dalam ciuman Imam Indra saat Imam Indra menarik perlahan penisnya, lalu mendorong lagi dengan gerakan yang pelan.
Muthi masih merasa agak seclikit ngilu, sehingga belum melepaskan pelukannya ditubuh Imam Indra, dan masih terus melumat bibir Imam Indra untuk menyalurkan apa yang sedang dia rasakan.
4571Please respect copyright.PENANAKGNKVP2IPW
Beberapa kali Imam Indra mengulangi gerakannya, hingga tubuh Muthi terasa jadi lebih rileks, tidak setegang tadi. Namun Imam Indra masih melakukan gerakan tarik-dorong itu dengan tempo sangat pelan. Selain agar membuat Muthi nyaman, dia sendiri juga sangat menikmati setiap gesekan kemaluan mereka berdua.
4571Please respect copyright.PENANADSIg6GjAwN
"Eemmhh aahhh ayaaaaahhhhhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAmpUSeKO370
4571Please respect copyright.PENANAU5pL6b5fWM
Muthi mulai mendesah saat bibirnya terlepas dari ciuman Imam Indra. Namun saat mendengar desahan itu, tiba-tiba gerakan Imam Indra berhenti. Muthipun yang taclinya terpejam, membuka matanya, bertanya-tanya kenapa Imam Indra berhenti, padahal clia sudah mulai merasa nyaman.
4571Please respect copyright.PENANAAORcfSol8O
"Aaahhh... uuuhhhh..." kembali Muthi melenguh.
4571Please respect copyright.PENANAGRGB6Sv7gk
Dia memeluk tubuh Imam Indra lagi, makin erat.Setiap gerakan dorongan dari penis Imam Indra, membuat tubuhnya bergetar-getar. Dia merasakan sebuah kenikmatan, yang selama ini belum pernah dia rasakan. Kenikmatan yang jauh lebih hebat daripada yang selama ini dia dapatkan dari Fajar. Mungkin, setara dengan kenikmatan yang dia dapat saat untuk pertama kalinya menikmati seks setelah menjadi istri Fajar.
Dari gadis yang tak pernah merasakan nikmatnya peraduan antar kelamin, menjadi wanita sepenuhnya saat dihantarkan pada kenikmatan persetubuhan.
Dan kali ini, dia kembali merasakan sensasi baru, yang lebih nikmat. Vaginanya terasa lebih penuh. Lubangnya ditembus lebih dalam daripada biasanya. Dinding vaginanya terasa digelitik oleh urat yang ada dibatang penis Imam Indra. Sensasi geli dan nikmat campur jadi satu.
Sakit dan ngilu sudah hilang. Gelinjangan, desahan dan erangan telah
cukup mewakili betapa dia menikmati persetubuhan ini.
4571Please respect copyright.PENANAog0jNDv0Sh
"Aaahhh... hemmhhh ouuhhh... aahh... aahhh..." "Aaahh Muthi sayaangg... aaahh nikmat sayaang..." "Heemmhh... aahhh... sshhh... uuhh..."
Desahan demi desahan, erangan demi erangan terus terdengar dari keduanya. Muthi tak mampu mengucapkan apapun selain bibirnya yang terus mendesah. Sejak <lulu, dia memang tak pernah terlalu heboh saat berhubungan badan. Dia tipe wanita pendiam saat bercinta. Tak pernah mengeluarkan kata apapun selain hanya desahan saja.
Sedangkan bagi Imam Indra, yang biasanya begitu vulgar saat bercinta, kali inijuga seperti kehabisan kata-kata untuk melukiskan kenikmatan yang dia rasakan. Dia seperti tak tahu harus mengucapkan apa, selain yang dia ucapkan tadi.
4571Please respect copyright.PENANAPEx6ySdfQY
4571Please respect copyright.PENANAjXsdarciW7
"Aaahhh... hhmmphhh... sshhh... aaaaaaaaahhhhsss..."
4571Please respect copyright.PENANAv2NvSdLGbN
Muthi mendesah panjang. Tubuhnya menggelinjang, mengejang, dan mengejat-ngejat. Dia memeluk erat tubuh Imam Indra. Dia telah sampai dipuncak kenikmatannya. Dia kembali orgasme. Orgasme pertamanya dari penetrasi penis Imam Indra, penis orang lain, bukan penis suaminya. Dan kembali, dia tak mengucapkan apapun selain desahan panjang untuk mengekspresikan kenikmatan itu. Kenikmatan yang jauh lebih nikmat daripada yang pernah dia rasakan selama ini.
Imam Indra terdiam, baik mulut maupun gerakannya. Dia menahan gerakannya, saat penisnya terasa hangat disiram oleh cairan cinta Muthi. Dia hanya membalas pelukan Muthi, memberinya kesempatan untuk meresapi setiap kenikmatan yang didapat. Sesekali, dia menciumi kening Muthi.
4571Please respect copyright.PENANAxmWGvL5Acy
Hampir setengah menit mereka terdiam, saat kemudian Imam Indra kembali menggerakan penisnya maju mundur. Muthi hanya pasrah, membiarkan lelaki itu bergerak sesuka hatinya. Dia telah lemas oleh orgasmenya tadi. Orgasme yang cukup cepat, karena memang dia sudah terlalu lama tidak merasakannya, dan juga penis Imam Indra yang terlalu nikmat baginya.
Namun, perlahan-lahan Muthi mulai membalas gerakan Imam Indra, meskipun hanya dengan gerakan pelan dipinggulnya. Apalagi Imam Indra mulai sedikit menaikan tempo gerakannya.
4571Please respect copyright.PENANAUtEDJiW6FC
"Aaahhh... sshhh... uughhh... aaaahhh..."
4571Please respect copyright.PENANAfs1mwBfQaT
Desahan Muthi juga makin keras terdengar, seiring pertambahan tempo genjotan Imam Indra. Sementara Imam Indra sambil terus memaju mundurkan penisnya, juga mulai menciumi Muthi. Bibir, pipi, telinga, leher, hingga sepasang buah dadanya, mendapat giliran serbuan dari bibir dan lidah Imam Indra.
Muthi makin melayang. Pergulatan batinnya sudah tak ada lagi. Nafsu birahinya menang telak, menguasi tubuhnya sepenuhnya.
4571Please respect copyright.PENANA00YtiTWsd5
4571Please respect copyright.PENANAcfW6vHlpP1
"Oohhh... aaahh... hhhmmmppp... aaaaaaaahhhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANA6agQnU17mL
Kembali Muthi menggelinjang disertai desahan panjang. Dia kembali orgasme, dengan mudahnya. Penis Imam Indra terlalu nikmat untuknya. Pertahanannya benar-benar tak berdaya. Dia benar-benar takluk.
4571Please respect copyright.PENANABcbtpBzx66
Imam Indra sendirijuga kembali menghentikan gerakannya, meskipun saat ini dia merasa ujung orgasmenyajuga mulai mendekat. Sama halnya seperti dia bagi Muthi, Muthi baginyajuga terlalu nikmat. Muthi berbeda, sangat berbeda dengan perempuan lain yang pernah dia nikmati. Imam Indra selalu bisa bertahan lama, tanpa bantuan obat apapun. Kali ini, dia merasa lemah terhadap tubuh Muthi.
4571Please respect copyright.PENANANGxSkbRget
Setelah merasa cukup memberikan waktu kepada Muthi, kembali Imam Indra bergerak. Kali ini, tidak terlalu mendapat perlawanan dari Muthi yangsudah lemas. Hanya saja, kedutan didinding vagina Muthi masih bisa dia rasakan memijat-mijat batang penisnya.
4571Please respect copyright.PENANAAmF0j5HBVO
Plok plok plok plok plok Plok plok plok plok plok
4571Please respect copyright.PENANAsvtYPDLTvL
"Aahh aahh aahh aahh aahh..."
4571Please respect copyright.PENANAylMx1K7dX3
Suara benturan pinggulnya dengan pinggul Muthi makin sering terdengar karena dia melakukan gerakan cepat. Seiring dengan desahan Muthi yang terdengar pendek dan kerap, seirama dengan gerakan Imam Indra.
Gerakan cepat dari Imam Indra yang berbeda dengan yang awal-awal tadi, ternyata kembali memberikan sensari baru kepada Muthi. Cepat, kerap, tapi baginya tetap terasa lembut. Dan itu membuatnya makin tak bisa menahan diri.
4571Please respect copyright.PENANA4XXCAoLOMw
4571Please respect copyright.PENANA3JBYdJUSzj
"Aaahhh aaahhh aaahhh... akhuuu... oohhh aaaaaaahhhhhh..." Kembali Muthi menggelinjang hebat dalam desahan panjangnya. Dia
4571Please respect copyright.PENANA5HXuWIoRTe
kembali orgasme. "Aaakkhhh..."
Muthi memekik karena disela orgasmenya, tiba-tiba Imam Indra mencabut penisnya.
4571Please respect copyright.PENANAX2XkS7mYEg
"Oouuugghhhh aaaaaahhhhh..."
4571Please respect copyright.PENANAyukZYbSutM
4571Please respect copyright.PENANAmlLgBVACp8
Croot croot croot croot croot
4571Please respect copyright.PENANA0odv6zKvqg
Imam Indrapun mendesah panjang saat beberapa kali penisnya menyemburkan sperma hangat diperut Muthi. Sebagian bahkan sampai mengenai payudara Muthi. Diurutnya penisnya untuk mengeluarkan sisa-sisa spermanya, hingga badannya beberapa kali bergetar.
4571Please respect copyright.PENANAxjHypjN2SJ
4571Please respect copyright.PENANAgtkqMygqBF
Nikmat, sangat nikmat dia rasakan. Sampai-sampai kepalanya menengadah, saking nikmatnya. Beberapa saat kemudian, dia melihat tubuh Muthi yang terlentang pasrah dihadapannya. Cairan kental putihnya terlihat membasahi perut dan payudara Muthi. Sedangkan Muthi sendiri tak bergerak, dengan kepala tertoleh kesamping, mata terpejam dan nafas terengah-engah.
Imam Indra kemudian menjatuhkan tubuhnya disamping tubuh Muthi. Dia mengecup kening Muthi, lalu merengkuh tubuh Muthi kedalam pelukannya. Dia tak peduli spermanya yang berada diperut Muthi menempel juga ditubuhnya. Dia hanya ingin memeluk Muthi, mengungkapkan rasa bahagia dan terima kasihnya.
4571Please respect copyright.PENANAIsv5XP9uN5
Muthi membalas pelukan Imam Indra. Dia sudah membuka matanya, tersenyum saat beberapa kali menerima pelukan Imam Indra. Matanya terlihat berkaca-kaca, air mata terlihat menggenang disudut matanya, lalu perlahan menetes.
4571Please respect copyright.PENANAIATHGtNb5h
"Terima kasih, sayang" ucap Imam Indra dengan lirih, sebelum kembali mencium kening Muthi, cukup lama.
"Terima kasih juga, ayah"
4571Please respect copyright.PENANAuLjJalOpUH
4571Please respect copyright.PENANArUZY2m1kkU
oOo
4571Please respect copyright.PENANAIpjv3RIzPH
Note : 4571Please respect copyright.PENANABJXf9wlJ9t
Silakan cek link berikut untuk pembelian di platform lain serta petunjuk cara pembeliannya.4571Please respect copyright.PENANAm2tYg8PzJW
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1f5lHtvaGPPXZHIMDg8J-4LJ70aEDDsoP/edit?usp=sharing&ouid=108256801784395084010&rtpof=true&sd=true