126Please respect copyright.PENANA6ucuZKRcHA
Merasa mendapat angin segar dari pembantunya tersebut yang hanya melakukan penolakan dari mulutnya tapi tak berusaha mencegah bahkan bergeser, jemari Johan pun semakin leluasa dan bahkan berhasil mengeluarkan bukit kembar itu dari penghalangnya yaitu bh Anisa. Johan meremas kedua bukit yang padat dan montok itu dengan perlahan dan merasakan siraman ASI keluar dari sana membasahi jemarinya.
126Please respect copyright.PENANAEq7ZXBXk07
"Pak udah, Nisa gak mau, Nisa takut"
126Please respect copyright.PENANAWmX4s6Qirc
"Gak usah takut Sayang" (sambil jemari Johan meremasnya sedikit kencang)
126Please respect copyright.PENANAVfpinUoNcn
"Ah.... Pak sakit"
126Please respect copyright.PENANAILxVD8iIRc
"Iya Nis, ini ASI harus di keluarkan, gak baik kalau bertahan Susu mu ini, nanti jadi kena penyakit"
126Please respect copyright.PENANAO4X5EPRuVP
"Tapi Pak! udah Pak"
126Please respect copyright.PENANAXyQKQRdObk
Tampa Nisa duga, tiba tiba kepala dari Majikannya itu langsung menyusup ke balik baju yang Nisa pakai dan langsung mengemut salah satu dari putingnya.
126Please respect copyright.PENANA3lFG8ns1Ed
"Pak!!! Aduhh.... jangan Pak"
126Please respect copyright.PENANApX3ozDRbbA
Nisa mulai tersadar, tubuhnya berusah untuk menghindar tapi tak mampu, sebab dia berada dalam rangkulan sang Majikan yang duduk bersamanya dengan posisi Nisa di depan. Bulu roma Nisa pun semakin berdiri, berdiri karna rasa geli dia rasakan, kulit halus tubuhnya terkena gesekan dari janggut dan kumis sang Majikan yang tercukur rapi dan tumbuh menusuk kulit halus Nisa. Selain itu, tentu saja karna Putingnya yang bukan hanya sebatas di hisap oleh Majikannya itu, tapi juga merasakan jilatan, gigitan halus dan sedotan disana. Hasrat nafsu Anisa telah dibangkitkan oleh Johan, membuat Anisa tak nyaman duduknya, Anisa merasakan sedikit basah di area kewanitaannya akibat ulah bibir dan lidah sang Majikan, Anisa juga merasakan sesuatu yang mengganjal di belakangnya, tentu saja itu adalah torpedo sang Majikan yang terhalang kain sarung.
126Please respect copyright.PENANAwDLzYB2ULV
Perlahan Nisa merasakan sebuah kelegaan di salah satu buah dadanya, kelegaan karna Asi yang terkumpul disana telah di keluarkan dengan cara disedot oleh mulut majikannya itu.
126Please respect copyright.PENANAPBohHij1Q5
Asi dari salah satu gunung kembar Anisa pun sudah habis di lahap oleh Johan. Johan lalu mengeluarkan kepalanya dari dalam baju pembantunya itu lalu senyum menatap sang prmbantu imut tapi mempunyai buah dada yang besar dan padat bahkan mengalah kepunyaan Istrinya. Bibir Johan juga masih tersisa Asi dari Anisa, bibir itulah yang telah mengemut salah satu buah dadanya.
126Please respect copyright.PENANAiDxsaaRkwy
Nisa lalu membenarkan pakaiannya.
126Please respect copyright.PENANAnxeSjrvBTV
"Lega gak Nis?
126Please respect copyright.PENANA7XjM3xQ5Dv
Nisa tak menjawab pertanyaan sang Majikan
126Please respect copyright.PENANA8oPcN98Eu2
"Itu Asinya harus dikeluarkan semua sayang, biar gak jadi penyakit nantinya, satu lagi Ayah keluarkan lagi ya"
126Please respect copyright.PENANAgcl8oTmPpB
"Gak ah, Nisa gak mau Pak"
126Please respect copyright.PENANAQnDLu6XeBI
"Tapi itu harus dikeluarkan Sayang, biar Ayah bantu keluarkannya daripada mubazir kebuang buang" (ucap Johan sambil kembali berusaha mengangkat baju sang pembantu"
126Please respect copyright.PENANAO0WQ9wweBC
"Pak jangan, Nisa malu! Biar Nisa sendiri aja yang keluarkan"
126Please respect copyright.PENANAYBsK0ULjd5
"Gak apa apa Nis biar Ayah bantu, lagian kan mubajir Asinya kebuang, biar sama Ayah aja ya"
126Please respect copyright.PENANA8op4yllmaJ
"Tapi Pak"
126Please respect copyright.PENANAbsFcHbsS2f
Akhirnya usaha Johan kembali berhasil mengemut puting susu bagian kiri dari pembantunya itu, Nisa memang tak berdaya mencegahnya sebab tubuhnya berada dalam rangkulan sang majikan, Nisa juga memang merasakakan sebuah kelegaan di salah satu buah dadanya itu sehabis di sedot sang Majikan.
126Please respect copyright.PENANATvxJLuQ4pP
Baru sebentar Johan menyedotnya, Johan lalu menyudahinya untuk sementara.
126Please respect copyright.PENANA4u3KsqsDL6
"Sayang di kamar kamu aja yok, biar gak pegal badan"
126Please respect copyright.PENANAUQhDGjoJFF
"Gak ah Pak, gak mau"
126Please respect copyright.PENANA4PoL99Bpvs
"Gak usah takut sayang, sebatas gini aja, biar Ayah sedot semua Asi yang ada di dalam, Ayah juga menyukainya, enak"
126Please respect copyright.PENANALoMJPxYM3b
"Tapi Pak"
126Please respect copyright.PENANAuCitu1osS8
"Udah, sana masukin dulu kuenya ke dalam kulkas, takut lalat hinggap" (ucap Johan sambil melepas tubuh Anisa)
126Please respect copyright.PENANA7K2XkU2AkP
Anisa pun bagaikan sudah terhipnotis, kue ulang tahun yang dibelikan sang Majikan itu pun dimasukkan ke dalam kulkan, lalu kembali ke ruang tengah tapi sedikit menjauh dari Johan. Johan lalu mematikan televisi dan kemudian mendekat dengan si pembantu. Di genggamnya pergelangan tangan Anisa untuk mengajaknya memasuki kamar dari pembantunya itu. Lagi lagi Nisa menurutinya dan hanya menundukkan wajahnya.
126Please respect copyright.PENANAveQN0XsAd9
Akhirnya sampailah mereka di dalam kamar, pintu kamar juga dibiarkan terbuka lebar sebab memang tak ada siapa siapa di dalam rumah, hanya mereka berdua bersama dengan Istrinya yang sudah tidur di kamar.
126Please respect copyright.PENANAfRGcE43Syd
"Lepas aja ya bajunya" (ucap Johan)
126Please respect copyright.PENANAXgpunUpyVh
"Gak ah, gak mau Pak"
126Please respect copyright.PENANAfDLk0ltCcd
Johan tentu tak akan memaksa Pembantunya itu, Johan lalu mendudukkan Anisa di tepi ranjang, kemudian Johan berjongkok tepat depan Anisa, baju Anisa pun diangkat keatas oleh jemari Johan dan juga mengeluarkan kembali bukit kembar yang montok milik pembantunya itu. Anisa hanya terdiam akan semua itu, tubuhnya kaku.
126Please respect copyright.PENANANizpdHUeDc
Johan kemudian memulai mendekatkan bibirnya ke puting basah bagian kiri milik pembantunya itu lalu langsung mencaploknya dan menyedotnya. Nisa sendiri memejamkan matanya, merasakan aliran deras dari Asinya memasuki mulut sang majikan.
126Please respect copyright.PENANABPrIJ65pBV
"Ahhhh....... awouhhhhhhh..... Pak"
126Please respect copyright.PENANALYArcizrxz
Hanya itu yang keluar dari dalam mulut Anisa, desahan karna merasakan selain sedotan di putingnya, tapi juga ada gigitan halus dan jilatan disana, jilatan dari lidah sang Pendeta majikannya. Selain itu Salah satu buah dadanya yang sudah lebih awal di kenyot sang majikan juga ternyata di remas dan putingnya di pilin pilin oleh jemari Mahikannya.
126Please respect copyright.PENANALqkH5TVnBi
Johan lalu mencabut mulutnya sebentar, lalu dia melepas kaos oblang putih yang dia pakai. Nisa pun protes saat sang majikan melepas bajunya
126Please respect copyright.PENANAX51yDd2YDo
"Pak, kok lepas baju?
126Please respect copyright.PENANAFrZzTM6ECr
"Panas di kamar mu ini sayang, harus di pasang AC disini"
126Please respect copyright.PENANAgJDBEnfPg3
Di dalam kamar itu memang hanya ada kipas angin, Anisa sendiri juga sebenarnya merasa panas setiap malam di dalam kamar tidurnya tersebut, apalagi dia berasal dari daerah yang dingin.
126Please respect copyright.PENANAlwaR6JqTbu
Mata Nisa pun menatap sesaat akan tubuh sang majikan, tubuh dengan bulu yang tumbuh di dada bidang sang majikan, bahkan juga bagian pusar sang majukan. Sebelumnya Nisa memang sudah pernah melihat itu di galeri photo di Facebook sang majikan, tentu sekarang berbeda, apa yang di kaguminya dan di sukainya justru sekarang berada tepat di depan matanya. Nisa akhirnya memalingkan wajahnya karna tak sanggup memandangnya berlama lama.
126Please respect copyright.PENANAKPOhl9Ivvr
"Sayang, sambil tiduran aja ya Ayah nyusunya"
126Please respect copyright.PENANA1c7C8Cexyi
"Gak ah, gini aja Pak"
126Please respect copyright.PENANADkac6rDMYF
"Biar gak pegal badannya sayang"
126Please respect copyright.PENANAudTavcMIjS
"Jangan panggil sayang dong Pak! Nisa kan risih" (ucap Nisa malu)
126Please respect copyright.PENANAi7AnCDXmT2
Penolakan Nisa untuk rebahan di ranjang tak berarti, sebab justru dengan mudahnya tubuhnya di geser dan akhirnya berbaring di ranjang oleh sang majikan.
126Please respect copyright.PENANAPjycqZV0IM
Johan kemudian memulai lagi aksi kenyotnya di puting Anisa. Tubuh mungil pembantunya itu bagaikan dihimpit oleh tubuh tinggi besar sang Majikan sebab salah satu tangan dari Johan ditindih oleh Nisa dan tangan bagian kanannya dihimpit oleh badan sang Majikan.
126Please respect copyright.PENANA77ltMImQSD
"BH nya Ayah lepas ya"
126Please respect copyright.PENANA6ve5yW5ZDG
"Jangan Pak, gak usah dilepas"
126Please respect copyright.PENANA6A8dE0OegO
"Biar gak sakit Sayang, biar lebih leluasa" (Ucap Johan sambil melepas pengait tali BH itu)
126Please respect copyright.PENANAT9raAoZxtF
Lagi lagi tak ada penolakan berarti dari Anisa, hanya mulutnya saja yang berkata jangan, tapi saat sang majikan mau melepasnya badannya malah seakan membantunya, mengangkat badannya sedikit agar memberi ruang kepada jemari Johan melepas pengait BH itu.
126Please respect copyright.PENANAZhAblQptjT
Johan kemudian melanjutkan aksinya, menyedot puting bagian kiri milik pembantunya itu, menguras ASI yang ada disana dan meminumnya. Nisa kembali merasakan nikmat akan itu, nikmat akan ulah nakal yang bukan muhrimnya itu, nikmat karna jilatan jilatan yang membuat tubuhnya bagaikan cacing kepanasan tapi terhimpit tak mampu bergerak. Nisa juga merasakan sesuat yang mengganjal yang rapat di bagian kakinya, dan Nisa tau itu pastilah kepunyaan sang Majikan.
ns216.73.216.251da2