Aku dan Wendy sudah berpacaran sejak kelas tiga SMA, tapi kami baru mulai berhubungan fisik setelah di Amerika. Wendy adalah gadis yang menawan, wajahnya cantik artis Asia Timur, dengan kulit putih bersih, tinggi sekitar 165 cm, tubuh langsing tapi berisi, dan rambut lurus panjang sebatas dada yang dicat merah. Kami menjalani hari-hari kuliah dan kehidupan anak muda di Amerika dengan penuh keceriaan hingga akhir tahun 2000.
444Please respect copyright.PENANAkKe65TlATn
Menjelang Natal, suasana di kota mulai meriah. Teman-teman sekamarku sudah pulang ke kampung halaman masing-masing, termasuk teman sekamarku dari Jakarta yang dipindahkan pulang karena ibunya sedang sakit. Aku dan Wendy juga berencana pulang ke Indonesia untuk libur akhir tahun, tapi kami kehabisan tiket pesawat dan terpaksa menunggu seminggu lagi. Selama masa tunggu itu, Wendy sering datang ke apartemenku, bahkan kadang menginap. Kami memanfaatkan waktu itu untuk menikmati kebersamaan, sambil menanti hari kepulangan kami ke Indonesia.
444Please respect copyright.PENANAG5pxvRZJtK
Beberapa hari sebelum kepulangan kami ke Indonesia, aku dan Wendy baru saja pulang dari taman hiburan. Kami tiba di apartemenku sekitar pukul sepuluh malam. Suasana di sekitar apartemen sudah sepi. Aku membuka pintu, tapi begitu masuk, kami terkejut melihat ruang tamu berantakan, seperti habis kemalingan. Tiba-tiba, aku mendengar suara gaduh dari arah kamarku. Dengan hati-hati, saya mengangkutnya ke sana sambil memeriksa dapur untuk memastikan keadaan. Namun, saat aku mendobrak pintu kamar, belum sempat aku melihat apa yang terjadi, tiba-tiba kepalaku dipukul dari belakang hingga aku pingsan.
444Please respect copyright.PENANAwFmkAUwUSl
Aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya sampai akhirnya aku merasa tubuhku digoncang-goncangkan seseorang. Ketika sadar, aku mendapati diriku terikat di sebuah kursi, mulutku membuka kain sehingga aku tidak bisa bersuara. Di depanku berdiri seorang pria kulit hitam, tinggi besar, dan berbentuk plontos. Di sisi lain, ada pria lain yang juga berkulit hitam, bertubuh agak gemuk. Yang bikin panik dan marah adalah pemandangan di kasurku: pria gemuk itu sedang memangku Wendy, yang saat itu hanya mengenakan bra dan celana dalam. Wendy menangis tersedu-sedu, tapi pria gemuk itu tidak peduli. Dia meremas-remas payudara Wendy yang masih terbungkus bra, menjilatnya, lalu berkata dengan nada mengancam, "Diam, jangan macam-macam, atau lehermu kupatahkan! Nurut saja kalau mau selamat!"
444Please respect copyright.PENANAu4t2XeNXNo
Pria plontos itu menoleh padaku dan berkata dengan nada mengejek, "Hei, sudah bangun, ya? Pacarmu lumayan juga. Kami pinjam dia sebentar, ya, baru pergi." Dia menampar pipiku dengan ringan, membuatku ingin memberontak, tapi aku tak bisa melakukan apa-apa karena bermimpi. Lalu, dia mendekati Wendy dan berkata, "Oke, sayang, waktunya pesta. Ayo kita bersenang-senang!" Dia memaksa Wendy
444Please respect copyright.PENANA1kfgFYKsSh
CERITA LENGKAPNYA...
https://karyakarsa.com/netorarey/rasa-2-orang-hitam
TELE
https://t.me/+fp2rg8q-RKExMDc1
ns216.73.216.79da2