Selepas dari apa yang terjadi belakangan ini tentang hidup Rara seperti halnya roler coster yang membuat dunianya seakan di bolak-balikkan oleh sesuatu yang tak di ketahui pasti. Rasa aman selalu saja menjadi hal yang paling dia inginkan sekarang ini tapi apa? semua itu hanya keinginan semata yang tak akan pernah menjadi nyata di kehidupannya, selalu saja bayangan hitam dan mimpi buruk menghantui dirinya hingga dia tak sanggup lagi untuk menutup mata walaupun hanya untuk mengistirahatkan badan yang di buat lelah oleh makhluk terkutuk itu.
'tok tok tok'
"Ra, bangun udah sore, Bastian udah nunggu di bawah." teriakan ibu seolah menyadarkanku dari lamunan yang begitu tak berarti.
aku tertawa dalam hati, bagaimana aku bisa tertidur di saat kematian selalu membayangiku. Rasanya aku ingin kembali ke masa di mana aku tak pernah mengalami hal yang rumit seperti ini.
"iya, suruh aja Bas nunggu bentar."
aku berdiri menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari keringat dan untuk membuat wajahku agak cerah, memakai make up untuk menutupi kantong mata yang begitu menghitam, celana jeans dengan atasan kaos oblong serta sepatu ikat dan rambut terurai kini menghiasi seluruh tubuhku tak lupa senyuman yang harus setiap saat tersungging di bibir manisku ini.
"Yampuuunn Raaa, lama bener dah bosan aku tuh nunggu entar tampanku yang keren ini ancur cuma gegara nungguin kamu."
"Bacot Bas, yuukk aah otw."
sebelum meninggalkan rumah bersama Bastian aku merasa yang mengawasiku bertambah banyak, entah itu hanya perasaanku saja atau banyak yang datang untuk mengawasiku.
aku tak ingin pergi, aku tidak mau meninggalkan dunia ini dan ikut bersama mereka yang selalu saja menjadi aku sebagai buruan yang harus di bantai saat itu juga.
"Bas, tau gak sih akhir-akhir ini tuh aku tak pernah tidur." kataku sambil memandang langit sore yang kini mulai gundah segundah hatiku saat ini.
"Tau kok Ra, tenang aja aku bakal lindungin kamu kok."
"Bacot mulu Bas."
"yaelah kagak percayaan emang, yaudah jadi malas jadinya."
hening, perjalanan menuju tempat tujuan kami berdua benar-benar tak ada percakapan sama sekali, hanya ada suara klakson yang saling sahut-sahutan ketika lampu merah berubah menjadi hijau kembali tapi hal itu justru menjadi hiburan tersendiri untukku, setidaknya aku masih bisa merasakan bahwa kaki ku masih berpijak di muka bumi, aku masih bisa melihat manusia di sekitarku saling bercengkrama satu sama lain.
Bayangan hitam yang selalu datang setiap aku tertidur seolah waktuku tinggal sebentar lagi sebelum mereka membawaku pergi kealamnya.
"Bas inget buku yang aku temukan di perpustakaan tidak?"
"buku yang mana?"
"itu loh Bas yng sampulnya hitam dan ngebahas berbagai macam iblis yang menurut kau pamiliar banget."
"eh Ra kamu itu bahas buku apa?, perasaan di perpus kemarin gak ada buku yang kek gitu."
Apa?, Bastian tak dapat melihatt buku yang aku bawa pulang?, apa ini? atau buku itu tidak pernah ada sebelumnya?, entahlah aku sudah cukup pusing dengan semua hal yang terjadi, belum lagi sikap ayah yang berubah seolah memusuhi ku dengan tatapan mata yang selalu di lontarkan padaku. aku merindukan ayah yang sangat menyayangiku dan selalu menatapkuu dengan tatapan hangatnya sampai makhluk terkutuk itu muncul di hadapku dan mengahncurkan hidupku.
Aku tahu aku bukan manusia yang taat beribadah, bukan pula manusia yang sempurna dalam iman aku sadar itu semua membuat iblis sangat menyukai ku. jika kalian adalah orang yang sama seperti ku sebaikknya berubahlah mulai sekarang jangan sampai hal yang sama terjadi kepada kalian...
ns3.147.195.197da2