“tring… tring.. tring..”
“Sialan aku kesiangan!”
Semalam aku mengerjakan tugas sampai larut pagi , beruntung karena jalan menuju kampus cukup lenggang aku sampai lebih cepat dan berharap dosen belum masuk ruang kelas. Ternyata dewi fortuna berpihak pada ku, dosen belum masuk kelas dan aku tidak terlambat. Kuperhatikan teman-temanku, mereka sedang melanjutkan tugas mereka yang belum selesai mereka kerjakan. Ada yang salah melihat hasil gambar masing-masing termasuk aku, kami saling memuji dan saling merendah karena tidak percaya diri dengan hasilnya.
Aku dan teman-temanku yang sudah selesai pergi ke kantin untuk sarapan. Saat sedang memesan makanan aku merasa seperti ada yang memperhatikanku. Kulihat sekeliling namun tidak ada siapa-siapa.
“Ini notanya, nanti makanannya kami antar. Terima kasih.”128Please respect copyright.PENANAi9vvtj1LsZ
“Sama-sama mba.” Jawabku sembari jalan menghampiri temanku.
Seseorang menggunakan jaket hoodie, kupluk pada jaket itu digunakan untuk menutup kepalanya dan menggunakan masker. Ia menyenggol bahuku dan berkata “Hidupmu tidak lama lagi.” Aku heran dan bertanya apa maksud omongannya namun dia kabur begitu saja, inginku mengejar tapi makananku sudah datang. Aku menjadi tidak nafsu makan karena orang asing itu, saat aku melihat ke arah belakang orang tersebut sedang mengawasiku, sadar bahwa aku melihatnya orang tersebut lari kembali. Temanku sadar dengan tingkah laku-ku seperti orang panik, mereka bertanya namun kujawab aku baik-baik saja. Kuhidupkan rokok ku setelah makan, rasanya nikmat sekali. Satu persatu rokokku di hisap oleh teman-temanku.
. . .
Hari ini aku kembali mendapatkan tugas menggambar denah bangunan, dimana harus membuat sendiri tidak boleh mengikuti denah di google atau media lainnya. Aku mengerjakan dari jam delapan malam dan tak terasa sekarang sudah jam dua belas. Meskipun hobiku adalah menggambar ternyata cukup sulit menggambar denah.
“Tok tok tok!”
“Siapa?” Teriakku.
“Tok tok tok!”
“Siapa sih jam segini kesini.”
“Tok tok tok!”
“Sabar!” Teriakku sembari menuju pintu.
Saat kubuka pintu tidak ada siapa-siapa, kulihat sekitar sepi. Bulu kudukku berdiri seketika, segera kututup pintu dan menguncinya. Ingin tidur tapi tugas belum selesai, aku semakin panik, kucoba menenagkan diri. Aku buka handphone-ku dan kuhidupkan lagu sekeras mungkin. Aku tidak peduli dengan keberadaan tetangga, kupercepat pengerjaan tugasku tidak peduli dengan hasilnya. Tiba-tiba ada yang masuk dari ventilasi pintu, kulihat seperti kertas yang dijadikan bola. Jantungku semakin berdebar tidak karuan, aku langsung loncat ke kasur dan menutup semua badanku dengan selimut. Tidak peduli dengan tugas, aku mencoba untuk tidur saja. Namun, semakin menjadi saja ada suara ketukan pada kaca jendela berkali-kali. Aku berdoa dalam hati, keringat dingin keluar dari seluruh tubuhku, suara jantungku terdengar, seluruh badanku lemas. Suara ketukan pada pintu dan jendela silih berganti berkali-kali.
“Pergi, jangan ganggu aku!” Spontan aku berteriak seperti itu.
“DAR!” Suara pintu seperti dipukul.
Air mataku keluar, badanku lemas tidak bisa bergerak sama sekali, keringatku terus keluar. Aku hanya bisa berdoa dalam hati. Hampir sepeluh menit tidak ada gangguan lagi, kuberanikan diri untuk keluar dari dalam selimut dan mengambil air minum. Sudah mereasa cukup tenang dan tidak ingin memikirkan hal itu lagi, aku langsung tidur.
Suara adzan subuh membuatku terbangun, aku pun bangun untuk melaksanakan solat setelah itu kembali melanjutkan tugasku yang belum selesai karena kejadian semalam. Setelah semua selesai aku melihat gulungan kertas yang semalam masuk kamar. Kuberanikan diri untuk mengambilnya. Kubuka kertas itu, bertuliskan “Kamu tidak akan tenang, hidupmu sebentar lagi dan aku akan tertawa melihatmu mati.” Meskipun hari sudah terang, membaca tulisan ini membuatku meresa takut, aku merasa terancam akan hidupku. Aku tidak berani bilang kesiapa-siapa apalagi orang tuaku, aku takut mereka akan panik dan takut. Aku berdoa semoga tuhan melindungiku hari ini dan kapan pun itu.
. . .
Dikampus aku tidak bisa konsentrasi, aku terus memikirkan surat tadi. Hinggu aku ditegur bahkan dimarahin oleh dosen karena aku melamun. Kucoba untuk mengalihkan pikiranku dan mencoba untuk berpikir positif agar tidak menggangguku. Entah mengapa setiap hari ada tugas terus dengan waktu deadline yang pendek, aku kesal.
Sebelum pulang aku harus mengikuti interview recruitmen anggota baru Himpunan Mahasiswa Jurusan. Aku mendapatkan urutan akhir, hampir dua jam aku menunggu namun tak kunjung tiba giliranku. Akhirnya namaku dipanggil dan aku pun masuk keruangan interview tersebut. Cukup menegangkan, seluruh kating HMJ ada dihadapanku.
Kulihat jam tangan, aku terkejut ternyata aku interview hampir satu jam lamanya. Tapi saat di dalam ruangan tadi rasanya hanya sebentar saja. Aku pun pergi meninggal kampus dan mencari makan yang sejalan ke kos. Setelah makan aku berbegas pulang, tak sabar karena badan terasa sangat lengket dengan baju dan ingin merebahkan badan ini dikasur.
ns3.15.189.231da2