
Sehabis istirahat, Aku melakukan hal yang biasa kulakukan, Yaitu belajar.
Disaat belajar pun Aku masih memikirkan tentang hubungan lima orang itu, Aku yang awalnya tak peduli sekitar sekarang malah penasaran tentang hubungan pertemanan orang lain.
Aku tak terlalu tahu apapun tentang hal yang terjadi disekolah ini, Atau bisa dibilang tidak peduli,sih.
Aku baru tahu kalau ternyata nama Zaki AlFaridzi terkenal dikalangan murid perempuan sekolah ini.
Kemana saja Aku ini? Yha, Itu tak penting juga,sih.
Dan untuk Nisa, Dia adalah murid baru disekolah ini, Dia masuk saat kelas 2.
Aku tak tahu apa-apa, Tapi seseorang dari kelas lain atau bisa dipanggil Tio, Dia dulu satu kelas sama Nisa saat masih kelas 2. Dia adalah tetanggaku sekaligus satu-satunya teman-ku disekolah ini.(Aku tak mengingat yang lain dan yang kuingat hanyalah Dia, Jadi kupanggil Dia teman-ku satu-satunya).
Dia bilang kalau Nisa bersekolah disini hanya untuk mencari seseorang, Ke sekolah hanya mencari seseorang? Aku bingung kenapa Dia mencari seseorang disekolah ini? Dan kalau misalnya orang yang Dia cari ada disekolah ini, Kenapa Dia tak langsung mendekat dengannya dan membicarakan masalah mereka? (Yah, Aku tak tahu apa permasalahan mereka, Tapi kata Tio kalau Nisa itu mencari seseorang untuk membicarakan masalah mereka).
Aku sudah pusing memikirkan semua itu, Ini seperti bukan diriku saja, Memikirkan masalah orang lain sampai bertanya kepada orang lain juga.
Pokoknya sekarang Aku ingin fokus ke pembelajaran.
Tadinya sih mau begitu, Tapi Aku sudah dipanggil Guru karena Melamun Aku jadi tak menyahuti panggilan Guru.
"Fajri, Kamu niat belajar atau tidak?" nih, ditanyakan niat belajar tentunya Aku akan menjawab niat, Karena kalau belajar Ibu-ku akan tersenyum dan Aku bangga karena hal itu.
"Iya" Aku menjawab 'Iya' aja, Karena tak ada pilihan lain.
"Kalau kamu melamun begitu, Kamu keluar saja" Oh, Lagi-lagi keluar padahal tadi pagi sudah dapat hukuman keluar.
"Baik" Aku berdiri dan berjalan keluar kelas, Aku sudah malas lah sama Guru ini.
"Hey, mau kemana kau?" Ha, Dia lupa? Aku tak habis Pikir dengan guru satu ini.
"Saya ingin ke toilet" Aku sudah memikirkan alasan ini dari tadi karena yang Aku sudah bilang tadi kalau Aku sudah malas dengan Guru satu ini.
Guru ini namanya adalah Pak Denis, Dia adalah Guru yang semua perintah atau peraturannya harus dituruti, Kalau tak dituruti dia akan marah. (Yah, Ini salah muridnya juga,sih Karena tak patuh sama perintah dari Guru sendiri).
"Kamu daritadi hanya melamun saja dan sekarang ingin pergi ke toilet, Kalau tidak mau menjadi pintar, Tak usah datang ke sekolah, Kau hanya menghabiskan uang jajan kau saja" Aku sudah kesal memikirkan setiap kata yang dia lontar kan.
"Iya,Pak" Aku langsung keluar kelas dan berlari menuju toilet, Sudahlah Aku malas dengan Guru itu.
Dari awal Aku masuk sekolah ini Dia selalu memarahiku, Memang sebagian juga salahku, Aku juga mengaku salah.
Tapi, Guru itu selalu mengulang-ulang perkataan Dia dan terus marah-marah, Dan hal ini bukan Aku saja yang mengalaminya, Tapi murid lainnya juga kena.
Dan rata-rata yang terkena kemarahannya biasanya, Anak yang duduk diam saja di kelas.
Karena menurut Dia kalau diam dikelas sama dengan melamun.
Aku sudah lelah memikirkan Guru itu, lebih baik Aku diam di toilet atau pergi ke kantin.
Oh iya, Ada satu yang lupa kuberitahu kalau Pak Denis itu mudah lupa dengan kejadian yang baru saja terjadi, Karena itu Dia memarahi kesalahan muridnya dua kali atau lebih.
Dan pada akhirnya, hari ini Aku terlalu memikirkan banyak Hal yang baru.
~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~
To be Continued...
ns3.138.121.183da2