
Festival...
Aku melihat banyak orang disini dan juga banyak sekali wahana permainan serta banyak stand makanan disini.
"Kemana nih?" Aku bertanya ke Tio, Dia sedang memikirkan sesuatu.
"Jalan-jalan aja, Siapa tau ada sesuatu yang menarik gitu" Ya, Benar juga sih karena kita berdua datang kesini hanya untuk bersenang-senang saja,sih.
Kita berjalan-jalan dan berhenti di tempat stand makanan untuk membeli beberapa makanan.
Setelah membeli makan, Kita memakannya di meja yang ada di dekat stand makanan tersebut.
Kita menikmati makanan sembari melihat beberapa Wahana yang ada di festival ini.
"Sur, Kau berani ga? Naik wahana yang itu" Tio menunjukkan wahana yang dimaksud.
Dia menunjuk ke wahana besar yang lamban. Yap, Benar itu Bianglala.
"Bianglala? Aku tidak takut naik wahana itu" Aku menjawab pertanyaannya sembari tersenyum.
"Lagipula kenapa kau bisa takut sama bianglala?" Aku tak habis pikir tentang Tio.
"Aku tahu, Aku juga minta maaf" Deh, Tak usah meminta maaf hanya permasalahan kecil seperti ini.
"Aku dari dulu tak pernah naik wahana itu, Tak tahu kenapa mungkin karena takut, ya?" Tio berkata sepeti dengan muka yang di sedih-sedih kan.
"Kalau kau tak tahu bagaimana denganku? Kau sendiri yang merasakan, Atau mungkin kau takut ketinggian, ya?" Aku bertanya padanya.
"Oi, mana ada Aku tak takut ketinggian, lah" Lha, Dia mulai kesal.
"Ya udah,kita coba saja" Aku mengajaknya untuk menaiki bianglala.
"O-oke, Siapa Takut" kita berdua pergi menuju bianglala.
Karena jaraknya antara bianglala dan stand makanan tadi cukup jauh, Jadinya Aku dan Tio yang tadinya berlari menjadi jalan santai sembari melihat bintang-bintang yang ada di langit. (Ini sudah seperti adegan mesra sepasang kekasih).
"Hai, Fasur" saat lagi melihat langit dan bintang-bintangnya, Aku mendengar suara yang Aku kenal. Yap, suara itu milik Aisyah.
"Dan juga Tio" Aisyah datang menghampiri kita berdua.
"Kalian sedang apa disini?" hah? Sudah jelas bukan? Kita disini hanya untuk senang-senang, memangnya apa lagi yang dilakukan disaat Festival berlangsung.
Aku tadinya ingin berkata seperti itu, Tapi ku simpan saja karena takut dengan perkataan itu dia akan memusuhi-ku dan menangis, jujur mempunyai musuh itu tak enak.
"Oi, kalau kau ingin bertanya lah, kau. Memangnya apa lagi yang harus dilakukan saat festival terjadi." Terimakasih, tank karena sudah memberitahukan semua hal yang kupikirkan.
"Dih, Aku hanya ingin menanya kepada kalian, memangnya tak boleh?" tak salah,sih. Sudahlah, daripada membicarakan hal tak berguna.
"Boleh-boleh saja, omong-omong kau mau ikut? Karena kita akan naik bianglala" Dia terdiam sebentar lalu mengangguk.
"Boleh, lagian Aku juga bingung mau melakukan apa saja" dan akhirnya kita berjalan bersama ke wahana bianglala.
Sembari jalan, Kita mengobrol tentang banyak hal yang ada disekolah dan juga tentang tujuan kalau sudah lulus sekolah,(Untuk ini Aku bingung).
Oh iya, Aku lupa memberitahu (lagi) tentang bagaimana bisa Aisyah mengenal Tio, (ini tak terlalu penting,sih.) sebenarnya, Aku, Tio dan Aisyah itu tetangga dari kecil, Kita selalu main bersama. Tapi, Si Aisyah pindah rumah setelah pergi dari Festival atau pasar malam ini, (Aku sudah menyinggung-nya).
Aisyah pindah rumah dan kita bertemu lagi saat masuk Sma dan kita bertiga satu kelas. Tapi, karena Aisyah pindah banyak yang berubah darinya terutama sifat.
Dulu dia adalah orang yang pemalu, Tapi sejak pindah dan bertemu lagi Dia berubah dan menjadi orang yang ganggu. Menurut-ku begitu, Tapi tidak dengan Tio yang tetap melihat kalau Aisyah itu adalah Aisyah yang dulu.
Sekarang...
Kita sudah sampai di wahana bianglala dan mengantri untuk naik ke wahana-nya.
Kita sudah selesai mengantri-nya dan langsung naik ke wahana bianglala, mesin dinyalakan dan wahana berputar seperti roda.
Kita juga mulai perlahan-lahan naik dan berhenti di atas, melihat ke atas langit (sekali lagi).
Tak banyak bicara, masing-masing dari kita hanya diam sembari melihat langit malam yang dipenuhi bintang.
~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~•••~
To be Continued...
ns3.16.157.168da2