Suasana dikelas begitu ramai, para murid terlihat girang dengan bermacam - macam ekspresi dan tingkah laku. Ada yang berteriak, ada yang tak bisa berhenti tersenyum, ada yang jingkrak-jingkrak, dan saling merangkul teman satu sama lain.
Hari ini begitu terasa aura kebahagian yang terpancar dari wajah para murid yang masih dengan bangganya mengkibar-kibarkan seragam yang telah dicoreti pilok warna-warni.
"Gue lulusssss woy!!!" Teriak salah satu murid lelaki yang menempati peringkat paling akhir di kelas.
Para murid pun ikut bersorak merayakan hari kelulusan. Mereka saling mengotori seragam dengan pilok yang dipegannya masing-masing.
"Huuuuuu.... " Sorak serentakk.
Sementara di meja barisan paling belakang terlihat seorang murid perempuan yang hanya duduk sambil tersenyum menyaksikan keriuhan teman-temannya.
"Dea!!" Sautan tiba-tiba seorang wanita berkaca mata.
"Ayo gabung, lo malah diem aja. Ayo, nih piloknya." Ajaknya, memaksa perempuan yang hanya duduk itu untuk ikut memeriahkan kelulusan.
"Aduh enggak deh, ntar baju gue kotor semua. Berabe kalo ibu gue tau." Tolak Dea.
"Ah gak asik lo." Ucap wanita berkaca mata itu, lalu pergi.
Dea kembali duduk dengan senyuman yang masih belum pudar. Sorot matanya seolah ingin ikut melakukan itu. Bertingkah gila, berpesta, mengotori pakaian seperti yang lainnya. Namun pikiran untuk merenungkannya kembali selalu saja muncul diotak Dea. Seolah otaknya sudah disetting seperti robot yang penurut.
"Hai," Sapaan murid lelaki yang tiba-tiba mengagetkannya."Selamat hari kelulusan yah." Ucapnya.
Mata Dea menjadi fokus menatap ke arah wajah pria itu saat uluran tangannya menghampiri. Senyuman bibir Dea semakin melebar saat menyadari pria dihadapannya adalah pria yang sangat dia sukai.
"Hai Ganu, thanks ya. Selamat juga ya." Balas Dea sambil menjabat tangan Pria bernama Ganu itu.
Mereka kini saling menatap dan tersenyum layaknya tokoh pemeran dalam drama ber genre romantis.
241Please respect copyright.PENANAlnIcCecWHx