
Namaku Sari.1906Please respect copyright.PENANADND2skY81S
Aku tak tahu pasti hari lahirku—tak ada foto bayi, tak ada buku kenangan. Yang1906Please respect copyright.PENANAMBvFqrDQKX
aku tahu, aku anak yatim piatu. Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan saat aku1906Please respect copyright.PENANAG43oPeTMJU
masih terlalu kecil untuk mengingat wajah mereka. Kehilangan itu bukan hanya1906Please respect copyright.PENANA8Mcck5cxki
menyisakan sunyi, tapi juga menggantungkan hidupku pada kakek1906Please respect copyright.PENANAhhBSsGhltb
dan nenekku dari pihak ibu.
Mereka1906Please respect copyright.PENANA0Nim7iM1tX
menyambutku dalam keheningan rumah bilik bambu di pinggir desa. Rumah itu bukan1906Please respect copyright.PENANAguOSL5qiOf
sekadar sederhana; ia lebih layak disebut gubuk. Dindingnya dari anyaman bambu yang1906Please respect copyright.PENANAoEYgvjEweu
sudah banyak berlubang. Angin bebas menerobos, menyentuh tulang-tulang kami1906Please respect copyright.PENANAvACxkT9bjc
setiap malam. Atap dari daun rumbia itu sudah lapuk, sebagian ditambal dengan1906Please respect copyright.PENANA4YOV7vpIaZ
plastik bekas dan karung goni. Hujan bukan lagi tamu ia semacam kerabat lama1906Please respect copyright.PENANAbo3tg5Nmbs
yang selalu datang tanpa permisi dan membuat kami basah tanpa ampun.
Kakek dan1906Please respect copyright.PENANAge0sQteTiM
nenek sudah terlalu renta untuk bekerja. Kakek yang dulu petani kini hanya1906Please respect copyright.PENANArpor1QC0NO
duduk di depan rumah, menatap langit sore dengan mata yang kosong tapi tetap1906Please respect copyright.PENANA7bSPVaPvKi
penuh kasih. Nenek, meski tubuhnya membungkuk dan tangannya gemetar, masih1906Please respect copyright.PENANAAlMf84B01f
berusaha menganyam tikar dari daun pandan untuk dijual ke pasar, meski hanya1906Please respect copyright.PENANAEU0NhGrRsk
laku dua ribu rupiah. Untuk makan, kami bergantung pada kayu bakar yang dijual1906Please respect copyright.PENANAPY5zkQ505G
kakek, dan sesekali belas kasih tetangga yang mengantar lauk sederhana sayur1906Please respect copyright.PENANAJlPh5MTl5x
bening, tahu goreng, atau sekadar sambal dan nasi hangat.
Aku tak1906Please respect copyright.PENANADVkXTFwEhf
pernah merasa kekurangan cinta.
Waktu itu1906Please respect copyright.PENANA7wUZhkfMwR
aku berusia sembilan tahun. Tubuhku kurus, tapi bagian dada sudah mulai tumbuh1906Please respect copyright.PENANAMsTfzfNZvE
kata nenekku aku keturuan dari ibuku yg sekeluarga wanitanya berdada besar1906Please respect copyright.PENANAcf6u9fyEwD
semua,rambutku ikal berantakan, kulitku gelap karena matahari, dan jari-jariku1906Please respect copyright.PENANAmOyoozNw0Q
kapalan karena sering membantu nenek mencuci atau menimba air dari sumur yang1906Please respect copyright.PENANAQZM5yyWcUI
dalam.
Anak-anak1906Please respect copyright.PENANAgAM6REe4zg
tetangga mulai bersekolah. Mereka berjalan pagi-pagi dengan seragam1906Please respect copyright.PENANAo0oo7ngwKf
putih-merah, wajah bersih dan senyum cerah. Aku hanya bisa melihat dari1906Please respect copyright.PENANAvgKwDbFpx0
kejauhan, sambil membawa ember air ke dapur.
“Mak, aku1906Please respect copyright.PENANAtJe1cpbkXH
mau sekolah,” kataku suatu malam. Nenek berhenti mengunyah nasi, memandangku1906Please respect copyright.PENANAsAbQpplonr
lama. Matanya basah.
“Sekolah itu1906Please respect copyright.PENANAuLuHXn3sAu
gratis, Nak. Tapi seragam, buku, sepatu? Kakekmu bahkan tak sanggup beli beras1906Please respect copyright.PENANAtP03hdoI8Y
tanpa utang di warung.”
Aku1906Please respect copyright.PENANAfuXZYcWpAS
mengangguk pelan. Aku mengerti, tapi tak bisa menahan hati kecilku yang kecewa.1906Please respect copyright.PENANABsxvTWSIhC
Aku ingin belajar. Aku ingin bisa menulis namaku, ingin membaca cerita di buku,1906Please respect copyright.PENANAVXeytoxDyU
ingin tahu dunia di luar dinding bambu ini.
Sampai suatu1906Please respect copyright.PENANAFph5XAc5xQ
hari, datang kabar dari seorang saudara jauh Wak Amir, kakak dari almarhum1906Please respect copyright.PENANAAkANTMdIK2
ayahku. Ia dikenal sebagai peternak bebek sukses di desa seberang. Konon1906Please respect copyright.PENANAzyU63ry6iX
bebeknya hampir seribu ekor.
Rumahnya1906Please respect copyright.PENANABURgJZHjaK
besar, tanahnya luas. Bersama istrinya, Wak Indun, ia datang ke rumah kami1906Please respect copyright.PENANA2F971dJb4I
dengan satu tawaran: mereka ingin mengadopsiku.
“Anak1906Please respect copyright.PENANArN8pJlVGkh
perempuan kan belum punya, Sar,” kata Wak Indun sambil membelai kepalaku. “Kamu1906Please respect copyright.PENANAgYrztXxfKY
bisa bantu-bantu di dapur, jaga rumah. Nanti sekolah juga bisa kita urus.”
Nenek1906Please respect copyright.PENANAWyNiJ9u9yB
terdiam. Kakek memegang lututnya, menatap tanah. Aku tak tahu harus senang atau1906Please respect copyright.PENANADwXJvhox2l
takut. Rumah yang besar? Makan teratur? Sekolah? Tapi juga harus meninggalkan1906Please respect copyright.PENANASpme70R6SB
kakek dan nenek? Bagaimana jika mereka sakit? Bagaimana jika aku tidak1906Please respect copyright.PENANAkydq4U20K9
diterima?
Namun1906Please respect copyright.PENANAI1ymwUTbcX
akhirnya, mereka melepas kepergianku stelah wak Amir memberikan Amplop tebal1906Please respect copyright.PENANAc3lRiBKS1f
yang tak aku tahu apa isinya.
Dengan tas1906Please respect copyright.PENANAykrhryqO4G
kain berisi dua stel pakaian lusuh dan sepasang sandal jepit, aku berangkat ke1906Please respect copyright.PENANAIfSPZyWmvB
rumah Wak Amir.
Rumah itu1906Please respect copyright.PENANABMH5ENDxAk
benar besar. Dinding tembok, lantai keramik. Ada kulkas, televisi, bahkan1906Please respect copyright.PENANAmPI6fkXh7v
sepeda motor. Aku terkesima. Tapi semua itu tidak membuatku merasa nyaman.1906Please respect copyright.PENANAPbEL1d6cM7
Malam pertamaku, aku tidur di kamar yang sama dengan kelima anak lelaki Wak Amir1906Please respect copyright.PENANA8X5XfiEzhi
semuanya masih sekolah, tapi usia mereka tak jauh dariku. Yang tertua, Mas Adi,1906Please respect copyright.PENANAYQzDytwMbk
15 tahun dan duduk di kelas dua SMP.
Kamar itu1906Please respect copyright.PENANA0q1IMZqY5i
sempit, hanya ada dua kasur tipis. Kami tidur berdempetan, laki-laki dan aku1906Please respect copyright.PENANAIOlmTHzIhp
satu-satunya perempuan. Malu, bingung, tapi tak berani protes. Aku cuma tamu di1906Please respect copyright.PENANAyIaII8pRPp
rumah ini.
Pagi-pagi,1906Please respect copyright.PENANAlDEQxw209H
rumah sudah sibuk. Bebek-bebek ribut di kandang. Mereka tidak digembala oleh1906Please respect copyright.PENANArJDxeda759
orang dewasa, tapi oleh anak-anak itu bergiliran bolos sekolah untuk menggiring1906Please respect copyright.PENANAJv7ZkOlGcs
bebek ke sawah-sawah kosong yang habis panen. Aku ikut. Aku tak tahu harus apa,1906Please respect copyright.PENANADbejovr4t0
jadi aku hanya ikut berjalan sambil membawa ember kecil untuk mengambil air1906Please respect copyright.PENANA3DSpTXKQ9q
atau membersihkan lumpur.
Siang hari1906Please respect copyright.PENANAj4BNpd0MYB
di sawah panasnya luar biasa. Tapi mereka semua terlihat biasa saja. Saat bebek1906Please respect copyright.PENANAPokGCz98Iv
mulai menyebar mencari makan, anak-anak itu berlarian ke sungai.
“Sari, ikut1906Please respect copyright.PENANAOAHxrGmGlD
mandi!” seru Mas Adi sambil sudah membuka bajunya.
Aku ragu.1906Please respect copyright.PENANAfLq94gBPOz
Tapi mereka telanjang semua bukan karena tidak sopan, tapi karena memang belum1906Please respect copyright.PENANAujJTKL1U2E
cukup besar dan kebiasaan anak2 kampung memang begitu. Aku hanya ikut-ikutan. Dan1906Please respect copyright.PENANAKfnn9fSRcY
setelah membuka smua pakaianku akupun turun ke sungai.
Sungainya1906Please respect copyright.PENANA6QJSOHeqGI
lebar dan tampak tenang. Aku belum bisa berenang, tapi penasaran.
Aku1906Please respect copyright.PENANAUjrSMpaMkk
menyebur… dan salah langkah.
Kakiku tak1906Please respect copyright.PENANAzxpSNVeBQJ
menyentuh dasar, dan aku panik. Air menelanku, dingin dan berat. Aku mencoba1906Please respect copyright.PENANAlq5JaZpUfW
berteriak, tapi air masuk ke mulutku. Dunia mendadak senyap. Aku merasa seperti1906Please respect copyright.PENANAYnnUB4PFcl
ditarik ke dasar bumi.
Lalu,1906Please respect copyright.PENANAeqNHJ1KJFo
tiba-tiba ada yang memeluku . Pelukan hangat membawaku ke atas. Nafasku1906Please respect copyright.PENANApfi41NIdFq
kembali, meski tersengal. Mas Adi menarikku ke tepi berpegangan pada sebuah1906Please respect copyright.PENANAZkmPrGVsjG
batu besar, lalu memegang bahuku.
“Kenapa1906Please respect copyright.PENANAdWtwK4AuAz
nyebur kalau nggak bisa berenang?” katanya pelan.
Aku1906Please respect copyright.PENANAB4urDAPi4P
menangis. Bukan karena takut, tapi karena malu. Aku ingin terlihat kuat, tapi1906Please respect copyright.PENANAnCnlvifGdg
malah hampir tenggelam.
“Lain kali,1906Please respect copyright.PENANAYFEjHqJi8p
bilang dulu. Nggak usah malu,” lanjut Mas Adi
Selama1906Please respect copyright.PENANAbC84hNPcFj
penyelamatan itu aku merasa ada sesuatu yang menempel di pantatku. Rasanya seperti1906Please respect copyright.PENANANoObebJWlI
kayu tapi gak terasa sakit bahkan terasa lembut di belahan pantatku saat Mas Adi1906Please respect copyright.PENANAiINUQDogjY
memelukku erat daei belaMas.
Makin lama1906Please respect copyright.PENANABbgIuHvcOL
terasa mengeras saat menggesek-gesek belahan1906Please respect copyright.PENANASt4qyInBV2
pantatku.
Aku penasaran1906Please respect copyright.PENANAcOA38uOqYj
aku takut itu ikan atau apa? Maka aku mencoba pegang sesuatu yang menggesek gesek belahan Pantatku.1906Please respect copyright.PENANAA56uRcR83c
Mas Adi1906Please respect copyright.PENANAlYUTRYUReS
sempat melarangku,takut terbawa arus katanya tapi kemudian dia membalik1906Please respect copyright.PENANANWZFBXEVHs
posisiku jadi menghadap padanya dan menggendongku perlahan ke tempat yang1906Please respect copyright.PENANAWJGNr40qe4
alirannya airnya tenang.
saat kami sudah dibagian yang dalamnya seleher1906Please respect copyright.PENANAHRuW7h1kWo
dan alirannya tenang Mas Adi menyuruhku melakukan gerakan maju mundur sambil aku1906Please respect copyright.PENANANGAMT9ZdSE
di suruh menggenggam tonjolan yang dsri tadi menggesek pantatku dan kini berada1906Please respect copyright.PENANAYc8FenZltZ
di bagian bawah perutku, akupun menurutinya dan saat aku meremasnya dan hendak1906Please respect copyright.PENANAOvScAogUPI
menariknya benda itu seperti lengket aku coba turunkan dan tarik lagi tapi gak1906Please respect copyright.PENANALsQCgIAZlo
bisa
“ Mas ini1906Please respect copyright.PENANA8JzRSUPbhb
apa kok keras anget tapi gk bisa ku cabut” tanyaku keheranan dan saat aku lihat1906Please respect copyright.PENANA2VJ6806thS
Tampang Mas Adi seperti nikmat. Tidak lama kemudian dia agak mengerang dan tiba21906Please respect copyright.PENANANyINszuTGY
terasa ada keluar cairan kayak ingus keluar dari dalam air. Benda yg ku remas1906Please respect copyright.PENANAVkCMmke4Xz
tadi terasa mengecil akupun heran dan1906Please respect copyright.PENANAEIdWSzMUm0
bertanya lagi
“ Mas ini1906Please respect copyright.PENANA4DbNR5fCOe
apaan sih? Kok jadi kecil ?” Mas Adi hanya tersenyum dan berkata makasih uda1906Please respect copyright.PENANA1NydQIftfH
bikin enak, senang rasanya punya adik cewek penurutkayak aku, lalu di elusnya1906Please respect copyright.PENANAhLrlVgcLDX
kepalaku membuatku merasa senang merasa di sayangj teramat sangat.
Adik-adik Mas1906Please respect copyright.PENANAGHgXGdqUGe
Adi kemudian mendahului naik dan kembali berpakaian untuk mengurus bebek.
Setelah sungai sepi kami naik ke darat. Berdua1906Please respect copyright.PENANAUWq1OSPxLv
tetap telanjang dan aku tak sengaja melihat ke arah selangMasan Mas Adi kulihat penisnya ngaceng.
“ Mas itunya1906Please respect copyright.PENANATexQefLriE
kok berdiri gt ? Apa nggk sakit ? “ tanyaku polos
Dia malah meminta aku mendekat dan berkata.
Bersambung..
CEk fullnya di
https://victie.com/novels/belajar_menikmati_sejak_dini
ns216.73.216.94da2