"Apa yang terjadi pada Haruka?!" Tanya Om Yosh panik setelah melihat Rama membopong tubuh Haruka masuk ke dalam apartemen.
"Nanti Saya ceritakan Om, Kita obati dulu gadis ini." Jawab Rama tergesa.
Rama kemudian merebahkan tubuh Haruka di atas sofa, beberapa luka pada tubuh Haruka terlihat sangat jelas, lebam di pipi dan luka goresan pada pergelangan tangan cukup menggembarkan tentang pengalaman buruk yang baru saja terjadi pada gadis ini. Rama segera beranjak dari tempatnya untuk mengambil kotak P3K yang dia letakkan di dalam kamar, beberapa saat kemudian Rama sudah kembali lagi dengan membawa beberapa obat untuk meredakan luka yang diterima tubuh Haruka.
"Ada apa sebenarnya Rama?"
Tanya Om Yosh sekali lagi, dari raut wajahnya terlihat jika Om Yosh begitu khawatir dengan apa yang sudah terjadi pada putri Iwao ini. Sambil mengobati luka Haruka, Rama kemudian menceritakan semua yang dialaminya malam ini. Semua di ceritakan tanpa ada yang ditutup-tutupi, bagaimana dia bisa menemukan alamat yang dituju oleh Haruka, bagaimana dia baku pukul dengan seorang pria yang menyekap Haruka, semua diceritakan oleh Rama dengan sangat gamblang.
"Kau harus menyimpan peristiwa ini untuk dirimu sendiri Rama." Kata Om Yosh.
"Maksud Om...?"
"Jangan sampai Iwao mendengar akan hal ini, karena jika sampai dia tau, keselamatan kita akan terancam."
"Lalu bagaimana dengan orang yang menyekap Haruka? Dia masih berkeliaran di luar sana Om."
"Untuk sementara kita tidak perlu mengkhawatirkannya, yang perlu kita khawatirkan saat ini adalah kesehatan dan keselamatan Haruka." Rama hanya terdiam mendengar instruksi dari Om Yosh, meskipun dalam hatinya ingin sekali menemukan orang yang melakukan kebiadaban terhadap Haruka.
"Ingat Rama, jangan sampai hal semacam ini terulang kembali."
"Baik Om."
"Ok, sekarang Kau temani Haruka sampai dia sadar. Turuti semua apa yang dia mau, dan ingat jangan sampai Kau lalai saat menjaga dia. Aku akan ke Bandung, jika terjadi apa-apa segera hubungi Aku." Kata Om Yosh sebelum pergi meninggalkan Rama dan Haruka.
Rama sejenak menatap wajah sendu Haruka yang masih pingsan di atas sofa, tangannya mengelus lembut rambut Haruka, melihat beberapa luka pada tubuh Haruka, di dalam hati Rama merasakan kesedihan dan keprihatinan, Rama juga masih bertanya-tanya tentang apa yang baru saja dialami oleh gadis Jepang ini.
184Please respect copyright.PENANA9UJxt2Cpag
***
184Please respect copyright.PENANAevMV1rDIK5
"Dasar bodoh !!!!"
BRAAAKKK!!!!
Sato berteriak kencang sambil menghantamkan kursi kayu pada tubuh Ja'far, kerasnya pukulan membuat Ja'far terhuyung ke belakang dan akhirnya ambruk. Darah segar mulai keluar dari pelipis Ja'far, pria tua ini meringis kesakitan.
"Ampun Sato..." Rintih Ja'far, dia mencoba berdiri tapi tubuhnya ditahan untuk bangkit oleh dua orang anak buah Sato.
"Tugas yang kuberikan sudah sangat mudah, lalu bagaimana bisa Kau membiarkan Haruka kabur?!!!" Bentak Sato, pria Jepang ini terlihat sangat emosi setelah mendengar kabar jika Haruka berhasil lolos dari sekapan Ja'far.
"Semuanya terjadi begitu cepat Sato, tiba-tiba saja pria itu mendobrak pintu rumahku dengan membawa beberapa orang untuk mengeroyokku." Ja'far coba menjelaskan dengan menyembunyikan fakta bahwa sebelum Rama datang, dia juga mencoba untuk memperkosa Haruka.
"Kau tau siapa pria itu? Hah?!" Tanya Sato kembali sambil mencengkram kerah kemeja lusuh yang dikenakan oleh Ja'far.
"Aku tidak tau Sato, tapi sepertinya dia sudah mengenal Haruka." Jawab Ja'far dengan raut wajah ketakutan.
"Ta..Tapi jika Kau memberikanku kesempatan sekali lagi, Aku berjanji untuk mencari tau informasi pria ini dan menemukan Haruka kembali." Kata Ja'far kembali.
"Hmmm... Tidak perlu, tenagamu sudah tidak diperlukan lagi di sini, Aku sudah bisa menduga siapa orangnya." Kata Sato dengan raut wajah dingin.
"Ta..tapi Sato..Tolong.. Beri Aku kesempatan...Sato.." Ja'far mencoba memohon tapi usahanya sia-sia, dua orang anak buah Sato menyeret tubuh kurus Ja'far menjauh dari Sato.
"Sato..!!! Sato..!!! Ampuni Aku Sato!!! Jangan bunuh Aku!!!..." Teriak Ja'far ketakutan.
"AAAAARRRGGGGHHHTTTTT!!!!!"
BRAAAAAAKKKKK!!!!!!
Teriakan terakhir Ja'far seperti memecah keheningan malam di sebuah gedung tua yang sudah lama tak terpakai, tubuh kurusnya menghantam keras permukaan tanah setelah dengan sengaja dilemparkan dari lantai 8 oleh dua orang anak buah Sato, pria itu tewas dengan sangat mengenaskan dengan luka parah pada wajah dan kepalanya.
"Sekarang bagaimana Bos?" Tanya seorang anak buah Sato.
"Kita kembali ke Jepang untuk melakukan rencana berikutnya." Jawab Sato sambil membersihkan tangannya dari ceceran darah Ja'far.
"Lalu Haruka?"
"Aku tau dia dimana sekarang, Kita ke Bandung untuk menjemput dia, hidup atau mati."
Wajah Sato terlihat kembali dingin seolah tidak ada rasa kemanusiaan pada jiwa pria Jepang ini. Keinginannya untuk segera menguasai klan Yoshinawa dan mengkudeta kepemimpinan Iwao telah membuat hati Sato mati, tidak ada rasa welas asih terhadap orang lain. Sepanjang keinginannya terwujud dia akan menempuh segala cara untuk mewujudkannya, meskipun dengan menghilangkan nyawa orang lain termasuk Haruka.
Sudah sejak lama Sato mengetahui jika Haruka akan menentang keras rencana pernikahan mereka berdua, padahal dengan menikahi putri tunggal Iwao sang penguasa klan Yoshinawa maka bisa dipastikan tampuk kekuasaan sudah bisa digenggam Sato dengan mudah. Tapi rencana itu sulit terlaksana meskipun tanggal pernikahan sudah ditentukan, kepergian Haruka ke Indonesia dengan alasan untuk meminta restu pada Ibu kandungnya diyakini oleh Sato hanyalah alasan Haruka untuk menghindari pernikahan dengannya.
Maka dirancanglah sebuah skenario yang melibatkan Ja'far seseorang yang dulu pernah bekerja pada Sato di Jepang. Ja'far diberi tugas oleh Sato untuk mengaku sebagai Paman Haruka dan menceritakan kabar bohong tentang kematian Ibu kandung Haruka. Tapi rencana itu gagal total setelah muncul seseorang yang membebaskan Haruka, kini Sato hanya punya satu pilihan untuk segera mengakhiri kekuasaan Iwao pada klan Yoshinawa. Rencana yang sebenarnya dipersiapkan sebagai opsi yang terakhir.
184Please respect copyright.PENANAZzYsCnUiea
***
184Please respect copyright.PENANAkHCfjn5dei
HARUKA POV
Aku mendapati tubuhku sudah berada di dalam sebuah kamar, terbaring di atas ranjang empuk.Tubuhku tertutup oleh selimut tebal lembut dengan corak warna krem lembut, warna kesukaanku. Aaauuwww!! Aku merasakan tubuhku masih nyeri, Aku melihat perban putih membalut luka pada pergelangan tanganku, masih terasa perih. Aku mencoba bangun dari tidur, kepalaku masih terasa pusing.
"Jangan bangun dulu Haruka, badanmu masih belum sehat betul."
Tiba-tiba Rama muncul dengan menenteng sebuah baki tanggung di kedua tangannya. Aku kembali mengingat kejadian yang telah Aku alami beberapa saat yang lalu, saat dimana Paman Ja'far menyekap dan berusaha memperkosaku. Beruntung Aku masih bisa selamat dari perbuatan biadab Paman Ja'far setelah Rama tiba-tiba muncul dan menyelamatkanku. Pria yang sebelumnya Aku pandang sebagai pria mesum menyebalkan ternyata pria yang berhasil menyelamatkan kehormatanku.
"Kamu mau makan?" Tanya Rama setelah duduk di tepi ranjang, wajahnya teduh, senyumnya juga merekah seperti saat kami pertama kali bertemu di bandara beberapa hari yang lalu.
"Sudah berapa lama Aku pingsan?" Tanyaku.
"Lumayan lama sih, tapi itu tak penting, yang penting Kamu tak mengalami cedera serius dan bisa kembali pulih."
"Lalu..ini...?" Tanyaku sambil mengarahkan pandangan pada piyama tipis yang Aku kenakan.
"Oh itu..tenang saja, bukan Aku yang memakaikannya padamu. Saat Kau pingsan tadi, Aku menyuruh petugas kamar untuk mengganti pakaianmu yang sudah tak layak pakai. Petugas itu perempuan, dia sudah bekerja di komplek apartemen ini cukup lama, jadi Aku jamin dia orang yang bisa dipercaya." Jawab Rama panjang lebar, Aku memang menjadi sedikit "parno" setelah mengalami kejadian mengerikan hari ini, bayangan tentang senyum bengis Paman Ja'far saat mencoba menggagahiku masih sangat jelas terekam pada memoriku, hingga membuat aku sedikit trauma.
"Ini Aku bawakan Kamu makanan dan beberapa obat pereda nyeri, untuk keamananmu, sementara istirahatlah di sini dulu, Aku akan menjagamu." Ucap Rama sambil menyerahkan nampan yang dibawanya padaku.
"Aku berada di mana sekarang?" Tanyaku.
"Ini apartemenku, Hmmmm...Lebih baik Kamu segera mengisi perutmu dengan makanan dan obat, kemudian istirahat. Jika Kamu perlu sesuatu, Kau bisa memanggilku di ruang tv." Kata Rama sebelum mengangkat tubuhnya dari ranjang dan beranjak pergi.
"Rama..." Aku memanggilnya sebelum pria itu sampai di pintu kamar.
"Yup...?"
"Terima kasih." Ucapku tulus. Rama tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan kemudian meninggalkanku di dalam kamar.
184Please respect copyright.PENANAB7qjwByCaT
BERSAMBUNG
184Please respect copyright.PENANAY8uEq9otny
184Please respect copyright.PENANAliLe7WBl8h