
Hubunganku dengan Pak Aziz semakin dekat, karena aku memandang Pak Aziz seperti ayahku sendiri. Pak Aziz pun udah gak lagi canggung kepadaku. Yang awalnya memanggilku dengan panggilan Mbak sebagai penghormatan padaku, sekarang memanggilku sebatas nama saja.
5411Please respect copyright.PENANAgTJjNLijAp
Di usianya yang sudah gak lagi muda, Pak Aziz memutuskan untuk gak menikah bukan tanpa sebab. Dia sadar dalam kondisi finansial Pak Aziz gak mapan, memutuskan untuk menikah kata Pak Aziz sangat gak bertanggungjawab.
5411Please respect copyright.PENANAujVoRlv417
Aku kagum mendengar curahan hati Pak Aziz, ternyata Pak Aziz cukup rasional dalam memandang kehidupan. Dan gak mau bermain-main dengan pernikahan. Berbeda dengan generasi sekarang, hanya karena ngebet untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, memutuskan untuk menikah.
5411Please respect copyright.PENANAZvbF7pElxz
Padahal dari segi mentalitas saja belum matang, ditambah belum bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bagiku pernikahan bukan hal main-main. Ya dalam hal ini aku masih kolot, kalau aku memandang pernikahan itu gak penting lalu memutuskan hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. Yang aku bayangkan adalah konsekuensi yang bakal diperoleh. Memikirkan itu, aku jadi teringat orang tuaku.
5411Please respect copyright.PENANA5fz2PeNYs5
Kadang realistis itu penting, meski tau norma di masyarakat sudah gak relevan. Tetapi mempertimbangkannya bahwa keputusan melawan arus justru bakal mempersulit diri sendiri dan membawa penderitaan.
5411Please respect copyright.PENANABNWCaqKVSu
Sedih memang saat aku terbayang orang tuaku, tetapi aku harus mulai berdamai dengan keadaan. Mau memaafkan mereka yang menjadi penyebab kematian ibuku. Semakin aku bisa berlapang dada, memaafkan siapa pun yang menyakiti orang tuaku. Perasaanku menjadi lega, beban yang selama ini aku tanggung hilang sudah.
5411Please respect copyright.PENANA4P61cAePs6
Meski aku sudah berdamai dengan masa lalu, aku masih berharap bertemu dengan ayah biologisku. Pernah suatu ketika aku membolak-balik kitab klasik yang membahas tentang bolehnya ayah menikah dengan anak perempuannya dari hubungan di luar nikah karena nasabnya terputus membuatku mengernyitkan dahiku.
5411Please respect copyright.PENANAiXK3NDXY94
Nuraniku memberontak, menyangkal pendapat imam madzhab ini yang aku pikir adalah kesalahan. Karena anak biologis tetaplah anak kandung meski dilahirkan dari hubungan yang haram. Tetapi semakin aku mencoba merasionalkan teks teks klasik yang aku baca, sedikit banyak mempengaruhi pola pikirku.
5411Please respect copyright.PENANAPyXE5K1Cu2
Aku yang awalnya menolak jadi berpikir, bagaimana kalau aku menikah dengan ayahku? Mencoba aku sangkal pikiran sesat itu, tetapi justru perasaan yang awalnya sekedar merindukan ayahku yang belum pernah aku lihat rupanya berganti letupan birahi yang muncul dengan tiba-tiba.
5411Please respect copyright.PENANAp426wrlQQ4
Tetapi anehnya, letupan birahi itu seakan teralihkan pada Pak Aziz, ketika aku mulai memandang Pak Aziz sebagai ayah kandungku sendiri.
5411Please respect copyright.PENANAsaCNzJ9noQ
Berbeda dengan apa yang aku pikirkan dan rasakan, Pak Aziz justru memiliki pandangan yang bertolak belakang denganku. Pak Aziz merasa menyesal karena sudah mengambil keperawanan anusku. Menurut pandangannya, itu kesalahan terbesar karena gak bisa menjagaku yang sudah dianggapnya anaknya sendiri. Gak hanya itu, Pak Aziz sadar berhubungan intim dengan penetrasi ke dalam anus itu haram meski sudah halal menjadi sepasang suami istri.
5411Please respect copyright.PENANAzEvHKMCR1F
Setelah kejadian itu, Pak Aziz berhenti seronok seperti dulu lagi. Dia hanya ingin menjagaku, layaknya seorang ayah pada putrinya.
5411Please respect copyright.PENANAT4lhiyhTXv
Sampai-sampai Pak Aziz marah besar, saat tau Yusuf, Malik dan Rohman ingin sekedar mesumin aku.
5411Please respect copyright.PENANApYPl6S1Vlm
Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Aziz, Yusuf, Malik dan Rohman mengambil kesempatan saat Pak Aziz gak ada disisiku. Meskipun hanya sekedar mencium pipiku, memeluk tubuhku. Hanya sebatas itu saja, gak lebih.
5411Please respect copyright.PENANACVbiequXKD
Hari-hariku aku lewati dengan bahagia, akhir-akhir ini gak ada dari ketiga remaja itu yang mesumin aku. Semakin kesini, hubunganku dengan mereka kembali normal. Aku menganggap mereka bekas murid mengajiku yang masih di bawah umur dan mereka menghormatiku sebagai kakak, yang umurnya lebih tua dari mereka.
5411Please respect copyright.PENANACIUYi90Qkc
Aku senang dengan perubahan mereka, obsesiku tentang memamerkan tubuhku juga semakin mereda. Karena obsesiku pada Yusuf, Malik dan Rohman hanya sekedar representasi dari kerinduanku pada sosok ayahku yang masih berumur 15 tahun ketika ayahku mendapat hukum cambuk di Aceh sana. Sama seperti Yusuf, Malik dan Rohman setahun lalu yang masih berumur 15 tahun juga. Sekarang mereka bertiga semakin dewasa, gak hanya sekedar usia mereka, menjadi 16 tahun. Mereka terpengaruh Pak Aziz, bagaimana memperlakukan perempuan dengan benar.
5411Please respect copyright.PENANAV6w8N8nT3S
Tetapi pandangan mereka belum berubah tentang keperawanan, aku gak memaksakan perspektifku pada mereka. Batinku, pola pikir mereka masih bisa berkembang karena usia mereka masih muda.
5411Please respect copyright.PENANAj419mmOpmK
Begitu juga denganku, di usiaku yang masih 20 tahun, aku masih bisa berubah. Hanya saja, semua pemikiranku lahir dari trauma, rasa takut yang memenuhi pikiranku. Karena jejak kepedihan yang dialami orang tuaku, membekas dalam benakku.
5411Please respect copyright.PENANApfPEnmDWvR
Saat ini aku menjalankan aktivitas seperti biasanya, menjaga gerai es tehku. Seperti biasa, Yusuf, Malik dan Rohman main ke gerai es tehku. Biasanya mereka main gak bareng seperti sekarang, ntah kenapa mereka main bareng seperti sekarang.
5411Please respect copyright.PENANAW6wUAKvyKs
"Mbak belum denger kabar ya?", Tanya Malik.
5411Please respect copyright.PENANAR9Eek6r754
"Kabar apa, Lik?", Tanyaku penasaran.
5411Please respect copyright.PENANADgsDAotz1E
"Pak Aziz sakit Mbak", kata Malik.
5411Please respect copyright.PENANAdnu0i1mMTN
"Innalilahi, sejak kapan?", Tanyaku.
5411Please respect copyright.PENANAAH9VqlQIpK
"Sekitar semingguan mungkin Mbak", kata Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANAkXY0yqWC6X
Lalu aku berpikir, kalau sekitar semingguan berarti semenjak aku dari sana dong?
5411Please respect copyright.PENANABKsJtQonr8
"Kalian gak jenguk Pak Aziz? Trus Pak Aziz sekarang di rumah sakit atau?", Tanyaku khawatir.
5411Please respect copyright.PENANAU7eoFA48Jt
"Ini mau jenguk Mbak. Di rumah Mbak, Ilham disana jagain Pak Aziz", kata Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANAYc4JvjHzKj
"Sebenarnya sama ayahku udah mau dibawa ke rumah sakit Mbak. Tapi karena Pak Aziz marah-marah gak mau dibawa ke rumah sakit, akhirnya ayahku mengurungkan niatnya", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAhlkrLNTQcu
"Sebenernya gejalanya apa sih?", Tanyaku.
5411Please respect copyright.PENANAicaBKYkR4l
"Sesak nafas sama batuk yang parah", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAAsglfi1Sxl
"Pak Rohman perokok berat sih Mbak. Padahal udah berkali-kali aku larang buat merokok, tapi Pak Rohman malah marah", kata Malik.
5411Please respect copyright.PENANAgK2PwnZaoK
Aku mendengus kesal, bandel banget Pak Aziz. Padahal Pak Aziz dilarang merokok demi kebaikan Pak Aziz sendiri, tetapi Pak Aziz malah gak mau.
5411Please respect copyright.PENANAFMVZhR9R8B
"Diminum dulu es tehnya!!", Kataku pada ketiga remaja itu.
5411Please respect copyright.PENANAADEFlrhQPC
"PING."
5411Please respect copyright.PENANAie1RPQy3Rh
"Ada chat dari Ilham, Mbak", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAHGgUErlvLf
Aku mengernyitkan dahiku, pikiranku jadi berkecamuk. Takut terjadi apa-apa, pada Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANALlETpn0Ub1
Rohman menghembuskan nafas panjang, lalu tangannya memegang punggung tanganku.
5411Please respect copyright.PENANAEyd5y47QZJ
"Mbak jangan kaget ya!! Kuharap Mbak baik-baik aja setelah mendengar kabar ini", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAAOwrRZjrsQ
"Kabar apa Man? Cepat bilang!!", Kataku mendesaknya.
5411Please respect copyright.PENANAK6idqryZkB
"Berat Mbak mau cerita", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAi0VWMs7Vjd
Yusuf mendekatiku, memelukku dari samping. Aku menoleh ke arah Yusuf yang memelukku, menatapnya sendu.
5411Please respect copyright.PENANAuV04QTw8Nj
"Tapi Mbak janji, Mbak jangan kaget!!", Kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAv60It1lWmO
"Iya, Mbak janji. Ayo cerita!!", Kataku mendesak.
5411Please respect copyright.PENANAwU545B1wq6
"Pak Aziz meninggal dunia Mbak", kata Rohman menunduk lalu terisak.
5411Please respect copyright.PENANAiY6qmkeREZ
Mendengar kabar itu, tangisku langsung meledak. Padahal baru sebentar aku memiliki pengganti ayahku. Kini Pak Aziz sebagai pengganti ayahku telah pergi jua, meninggalkanku.
5411Please respect copyright.PENANAFFQ0FcWMUU
"Hiks, hiks, kenapa Pak Aziz pergi secepat ini Pak?."
5411Please respect copyright.PENANATxYaJAG3YO
"Sudah Mbak, tegarkan dirimu!!", Kata Yusuf yang memelukku dari samping.
5411Please respect copyright.PENANAAPHhkVowGI
Sekarang aku menyandarkan kepalaku ke dada Yusuf, dengan Yusuf yang memelukku dari samping.
5411Please respect copyright.PENANAzQmqpnsU8n
Kakek yang gak mengenal Pak Aziz ikut bersedih, karena mendengar semua ceritaku tentang Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANAcwscjHxKpt
Dengan memakai pakaian serba hitam, aku, kakek, Yusuf, Malik dan Rohman melayat ke rumah Pak Aziz bersama-sama.
5411Please respect copyright.PENANABKschpNyrd
Sesampainya di rumah duka, tangisku meledak. Tetapi Yusuf menenangkanku, supaya jangan sampai orang-orang curiga dengan kedekatanku pada Pak Aziz. Kuseka air mataku, kutahan sebisa mungkin seperti saran Yusuf padaku.
5411Please respect copyright.PENANALA94xCQn5B
Kakek, Yusuf, Malik, Rohman, Ilham dan Sukron ikut sholat jenazah. Dalam hatiku, aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang yang aku sayang. Dan aku berterimakasih karena kehadirannya pernah mengisi kekosongan hatiku karena kerinduanku pada sesosok ayah.
5411Please respect copyright.PENANAyrw8PJ6eAY
Di pemakaman, saat orang-orang telah pergi. Aku enggan meninggalkan makam Pak Aziz. Tangisku gak bisa aku tahan lagi, meledak sampai aku meringkuk di atas makam Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANAZgfM3pYcSX
Yusuf, Malik dan Rohman menemaniku di makam. Begitu juga Ilham dan Sukron, yang ikut menemaniku juga.
5411Please respect copyright.PENANA3OTphCfIwa
Udara menjadi dingin bersamaan dengan langit yang berubah menjadi gelap, awan gelap pun menyelimuti langit. Hujan pun turun dengan derasnya yang membuat duka meninggalkan perasaan pilu.
5411Please respect copyright.PENANAQi0y1ZpJxX
Yusuf yang berdiri di dekatku, mendekatiku duduk dengan membawa payung untuk memayungiku, kulihat Yusuf yang berada di sampingku basah kuyup, mengorbankan dirinya kehujanan untuk memayungiku.
5411Please respect copyright.PENANAPB9sAoM1Zm
"Ayok Mbak, kita pergi!! Nanti Mbak sakit", kata Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANAzJAfh2y1ac
Berat sebenarnya meninggalkan makam Pak Aziz, karena aku gak tega melihat Yusuf yang basah kuyup. Yang berkorban untukku, agar aku gak kehujanan. Pada akhirnya aku luluh untuk bangkit, dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANAM4TOt5EVOH
Kulihat Malik, Rohman, Ilham dan Sukron gak lagi memakai payungnya. Mereka ikut basah kuyup seperti Yusuf. Melihat solidaritas mereka pada Yusuf, hatiku menghangat yang membuat aku tersenyum.
5411Please respect copyright.PENANATax8xj3izS
"Terima kasih ya, Suf", kataku.
5411Please respect copyright.PENANALpuZgTQf63
"Sama-sama Mbak", kata Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANAQ9dSGwYDoY
Hujan semakin deras, dengan angin yang kencang disertai petir yang menggelegar.
5411Please respect copyright.PENANAPRreusIlki
Perjalananku belum berakhir, dengan perasaan yang membuncah ingin kutemukan ayah kandungku.
5411Please respect copyright.PENANA1W7SkOIUqk
Sepeninggal Pak Aziz, hari-hariku berubah menjadi sepi. Meskipun aku dihibur oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Tetapi perasaan sepi itu gak bisa hilang.
5411Please respect copyright.PENANATokDHEBJR3
Sekarang Ilham pun sering main ke gerai es tehku. Ilham bilang, dia bingung setelah Pak Aziz meninggal. Karena hanya Pak Aziz yang menjadi tempat curahan hatinya.
5411Please respect copyright.PENANAvYMufc2eML
"Ibu mau kan menjadi pengganti Pak Aziz?", Tanya Ilham.
5411Please respect copyright.PENANAVokId2jCb3
"Pasti Ham, dengan senang hati", kataku dengan tersenyum.
5411Please respect copyright.PENANAOF4w2jaxXw
"Boleh gak, manggil Ibu, Mbak kayak yang lain?", Tanya Ilham dengan malu-malu.
5411Please respect copyright.PENANA1Bau6M1FY5
"Boleh banget Ham", kataku.
5411Please respect copyright.PENANANKREpXSksl
Ntah kenapa responku ke Ilham berbeda dengan yang lain, rasanya Ilham seperti adekku sendiri. Kupeluk erat Ilham, perasaanku menjadi menghangat karena aku menemukan pengganti Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANAvc0BjeR5H8
Setiap pulang sekolah, Ilham selalu datang ke rumah untuk menemaniku menjaga gerai es tehku. Sekarang aku sudah gak kesepian lagi, karena di sampingku ada Ilham.
5411Please respect copyright.PENANAimdDjM9q1d
Kakek yang mengetahui itu sangat senang, karena Ilham sering juga membantu Kakek membawa dagangan ke pasar. Setelah pulang dari pasar, kadang mereka bermain catur bareng di dekat gerai es tehku.
5411Please respect copyright.PENANAFGxiLLxD9a
Semakin hari, aku dan Ilham semakin dekat. Gak ada sekat yang membatasi kita. Bahkan kita bebas saling berpelukan saat Kakek gak berada di rumah.
5411Please respect copyright.PENANADggyDw6EKm
Ntah kenapa aku gak melarangnya, saat Ilham berusaha memelukku. Di dalam pikiranku, toh Ilham sudah aku anggap sebagai adekku sendiri.
5411Please respect copyright.PENANAtTMeINYhmI
Lagi-lagi perasaan sayangku pada Ilham yang aku anggap sebagai adekku sendiri beralih menjadi perasaan yang lebih dari itu. Aku menginginkan Ilham selalu berada disisiku, menemaniku. Sampai-sampai terbersit di pikiranku untuk memberikan lebih pada Ilham apa yang pernah aku berikan pada Pak Aziz.
5411Please respect copyright.PENANA1h5yeO76k0
Saat hujan deras mulai turun, kuajak Ilham untuk masuk ke rumah. Kita bergandengan tangan berlari ke dalam rumah. Memayungi kepala kita masing-masing dengan telapak tangan.
5411Please respect copyright.PENANAvKsZc88pmO
Aku ajak masuk ke dalam kamarku, kudorong tubuhnya sampai terjatuh rebah di atas ranjangku.
5411Please respect copyright.PENANAF2fqTSlBEq
"Mbak, mau ngapain?", Tanya Ilham dengan suara bergetar.
5411Please respect copyright.PENANA7jJ3EduymQ
Kudekati Ilham, dengan jari telunjukku kutempelkan pada bibirnya, "Sssstt."
5411Please respect copyright.PENANAMUymufJZtm
Lalu aku melepas cadarku, cadarku pun turun ke lantai. Kutindih tubuh Ilham yang pasif.
5411Please respect copyright.PENANAQoPAAG2dPN
Kubelai wajah Ilham yang tampan dengan wajah orientalnya.
5411Please respect copyright.PENANARLTDKMALOk
"Mbak cantik gak Ham?", Tanyaku.
5411Please respect copyright.PENANAtVWDMOVO5c
"Can... Cantik Mbak", kata Ilham tergagap.
5411Please respect copyright.PENANAHo8vZ6k7D4
Saat aku mencoba mencium bibirnya, Ilham mendorongku sampai aku terjatuh ke samping, rebah di atas ranjang. Ilham langsung berdiri, dengan kikuk Ilham bicara, "Maaf Mbak, ini salah", kata Ilham.
5411Please respect copyright.PENANA0fAzrYRLpw
"Tolong pakai cadar Mbak lagi!!", Kata Ilham dengan menutup matanya.
5411Please respect copyright.PENANARNC8XBeGSY
Aku yang melihatnya tersenyum, ternyata Ilham berbeda dengan yang lain. Ilham masih polos dan sangat jahat kalau aku punya keinginan untuk merusak kepolosannya.
5411Please respect copyright.PENANAcTckU9XoPM
Meski aku kecewa, seenggaknya aku mengerti. Rasa kasih sayang gak harus disertai dengan nafsu.
5411Please respect copyright.PENANAfazfF6wImC
Lalu aku berdiri di depan Ilham dengan cadar yang sudah menutupi wajahku lagi.
5411Please respect copyright.PENANAIQhqshRddK
"Maafin Mbak ya Ham", kataku.
5411Please respect copyright.PENANAnh3XUYwpSy
"Iya Mbak, gapapa", kata Ilham menundukkan pandangan.
5411Please respect copyright.PENANAOuANlBLOud
Setelah kejadian itu, aku menjadi kikuk saat bertemu dengan Ilham. Kulihat Ilham juga terlihat kikuk, meski Ilham gak mengubah kebiasaannya padaku. Ikut membantu Kakek membawa dagangannya ke pasar dan menemaniku menjaga gerai es tehku.
5411Please respect copyright.PENANA6O6SRYFJNT
Kadang Ilham gak sendirian menemaniku, tetapi juga ditemani oleh Yusuf, Malik dan Rohman.
5411Please respect copyright.PENANA0YTDfRZVtw
Hanya saja, Ilham cenderung pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Saat mereka saling melempar bercandaan, Ilham hanya diam lalu meresponnya dengan tertawa.
5411Please respect copyright.PENANAJ92KO0rnvU
Meski Ilham lebih banyak diam, gak banyak ngobrol. Yusuf, Malik dan Rohman gak pernah membullynya. Yang aku suka dari remaja-remaja itu karena sifatnya yang baik. Ya meski Yusuf, Malik dan Rohman anaknya mesum banget.
5411Please respect copyright.PENANAAtJtJMy25D
Sekarang mereka udah gak lagi mesumin aku, hanya saja gak sepenuhnya mereka berubah. Mereka sering berebutan untuk memelukku seperti anak kecil. Melihat tingkah mereka aku tertawa, gak ada keinginan untuk melarang mereka memelukku. Toh aku sendiri, merasa itu hal yang wajar.
5411Please respect copyright.PENANA09JMjbkONG
Kadang salah satu dari mereka tiba-tiba memelukku dari belakang, lalu mencium pipiku yang tertutup cadar.
5411Please respect copyright.PENANAYjAm6IVfSd
Lalu yang lainnya karena merasa iri, berebutan untuk mencium pipiku juga.
5411Please respect copyright.PENANAaWGZJsGOTw
"Kalian ini ya, kayak anak kecil", kataku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
5411Please respect copyright.PENANAE4rk7djWvL
"Mbak, kita liburan ke pantai yuk!!", Ajak Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAuDWg5nRKqe
"Boleh, kapan?", Tanyaku.
5411Please respect copyright.PENANAGahqVUrbha
"Nanti kalau kita sudah musim liburan", kata Malik.
5411Please respect copyright.PENANAio7fGcnaH9
"Oh iya, Sukron ikut juga Mbak", kata Rohman.
5411Please respect copyright.PENANAZatuwWq9kQ
"Boleh, Ilham ikut juga kan?", Tanyaku sambil melirik Ilham dengan tersenyum.
5411Please respect copyright.PENANAco8OyHuqC8
Aku lirik, Ilham tersenyum lalu menundukkan pandangannya. "Pasti dong Mbak", kata Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANAte1ine56dd
"Kakek gak diajak juga?", Tanya Malik terkekeh.
5411Please respect copyright.PENANAjJwvnLYOf2
"Jangan dong, nanti gak bisa.. ", kata Rohman terputus.
5411Please respect copyright.PENANAyizqP8OYBl
"Gak bisa apa hayo?", Tanyaku dengan tersenyum.
5411Please respect copyright.PENANAFVlgXV6OC6
"Gak bisa apa Suf?", Tanya Rohman ke Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANACsCp9RbJwn
"Kok tanya aku? Tuh tanya Malik!!", kata Yusuf sambil terkekeh.
5411Please respect copyright.PENANAGbiqqlOxEy
"Hehehe, gak tau", kata Malik sambil garuk-garuk kepalanya.
5411Please respect copyright.PENANAndzQKlZ43y
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang, lalu kepalaku dikecup.
5411Please respect copyright.PENANAB5noXo6SGX
"Muah."
5411Please respect copyright.PENANAwGOPvJyayN
Setelah aku menoleh ke belakang, yang mengecup kepalaku Ilham. Aku terkejut, melihat Ilham yang berubah drastis. Padahal beberapa hari yang lalu Ilham menolak saat aku berusaha mencumbunya di dalam kamar. Dan menyuruhku kembali memakai cadarku. Dalam pikiranku, aku berpikir mungkin karena pengaruh dari Yusuf, Malik dan Rohman, Ilham berubah. Aku gak mempermasalahkan itu sih. Bahkan ada keinginan untuk melepas keperawananku untuk salah satu dari mereka.
5411Please respect copyright.PENANAhmE3OVxJZg
Saat aku mencoba, menoleh ke belakang, Ilham mengecup bibirku yang tertutup cadar, dengan tangannya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku.
5411Please respect copyright.PENANA0a4gT5Ed2u
Lagi-lagi aku terkejut, Ilham sudah jauh, gak seperti yang aku kira. Saat tangan Ilham mulai meremas payudaraku, kuletakkan tanganku di punggung tangan Ilham untuk membantunya untuk meremas payudaraku lebih kencang..
5411Please respect copyright.PENANA2a5aJXOHZt
"Sssh ahhh" aku mendesah dengan memejamkan mataku.
5411Please respect copyright.PENANAnAQuFYepFq
"Nah gitu dong, Ham. Itu baru cowok", kata Rohman.5411Please respect copyright.PENANAqftTHWI57G
5411Please respect copyright.PENANA1pT8h5Dya0
Kutatap mereka dengan wajah cemberut, "Oh ini ya yang kalian mau?", Kataku genit.
5411Please respect copyright.PENANA9eosYmqQOJ
"Jangan disini, di dalam rumah aja!!", Kataku.
5411Please respect copyright.PENANAYBwIocjJUR
"Nanti kalau tetangga Mbak tau gimana?", Tanya Yusuf.
5411Please respect copyright.PENANA5b7kpA7hXC
"Aku gak peduli", kataku dengan mendesah saat Ilham kembali meremas payudaraku.
5411Please respect copyright.PENANA9XhE81jJbK
Ilham kembali mengecup bibirku yang tertutup cadar, melumat bibirku yang tertutup cadar dengan panas sampai cadarku basah oleh ludahku dan ludah Ilham. Kupejamkan mataku, menikmati setiap kecapan demi kecapan sampai aku terhanyut.
5411Please respect copyright.PENANABF0cXF5Vx8