191Please respect copyright.PENANALe90QcNEAT
Merasa mendapat angin segar dari pembantunya tersebut yang hanya melakukan penolakan dari mulutnya tapi tak berusaha mencegah bahkan bergeser, jemari Johan pun semakin leluasa dan bahkan berhasil mengeluarkan bukit kembar itu dari penghalangnya yaitu bh Anisa. Johan meremas kedua bukit yang padat dan montok itu dengan perlahan dan merasakan siraman ASI keluar dari sana membasahi jemarinya.
191Please respect copyright.PENANAIrXrJ72J2b
"Pak udah, Nisa gak mau, Nisa takut"
191Please respect copyright.PENANA1DpEX5gG5S
"Gak usah takut Sayang" (sambil jemari Johan meremasnya sedikit kencang)
191Please respect copyright.PENANAZjoTXzFK0v
"Ah.... Pak sakit"
191Please respect copyright.PENANAcKsGekcj1A
"Iya Nis, ini ASI harus di keluarkan, gak baik kalau bertahan Susu mu ini, nanti jadi kena penyakit"
191Please respect copyright.PENANAumRisRPaEO
"Tapi Pak! udah Pak"
191Please respect copyright.PENANAq9Y2M5Bcg7
Tampa Nisa duga, tiba tiba kepala dari Majikannya itu langsung menyusup ke balik baju yang Nisa pakai dan langsung mengemut salah satu dari putingnya.
191Please respect copyright.PENANAIkltJFvHbH
"Pak!!! Aduhh.... jangan Pak"
191Please respect copyright.PENANAGuWORp2f9f
Nisa mulai tersadar, tubuhnya berusah untuk menghindar tapi tak mampu, sebab dia berada dalam rangkulan sang Majikan yang duduk bersamanya dengan posisi Nisa di depan. Bulu roma Nisa pun semakin berdiri, berdiri karna rasa geli dia rasakan, kulit halus tubuhnya terkena gesekan dari janggut dan kumis sang Majikan yang tercukur rapi dan tumbuh menusuk kulit halus Nisa. Selain itu, tentu saja karna Putingnya yang bukan hanya sebatas di hisap oleh Majikannya itu, tapi juga merasakan jilatan, gigitan halus dan sedotan disana. Hasrat nafsu Anisa telah dibangkitkan oleh Johan, membuat Anisa tak nyaman duduknya, Anisa merasakan sedikit basah di area kewanitaannya akibat ulah bibir dan lidah sang Majikan, Anisa juga merasakan sesuatu yang mengganjal di belakangnya, tentu saja itu adalah torpedo sang Majikan yang terhalang kain sarung.
191Please respect copyright.PENANAABozkFxIKP
Perlahan Nisa merasakan sebuah kelegaan di salah satu buah dadanya, kelegaan karna Asi yang terkumpul disana telah di keluarkan dengan cara disedot oleh mulut majikannya itu.
191Please respect copyright.PENANAkL13dQEY5m
Asi dari salah satu gunung kembar Anisa pun sudah habis di lahap oleh Johan. Johan lalu mengeluarkan kepalanya dari dalam baju pembantunya itu lalu senyum menatap sang prmbantu imut tapi mempunyai buah dada yang besar dan padat bahkan mengalah kepunyaan Istrinya. Bibir Johan juga masih tersisa Asi dari Anisa, bibir itulah yang telah mengemut salah satu buah dadanya.
191Please respect copyright.PENANAtsLywzsm1h
Nisa lalu membenarkan pakaiannya.
191Please respect copyright.PENANAAhKt6tR4m4
"Lega gak Nis?
191Please respect copyright.PENANAz4K5FFtmxF
Nisa tak menjawab pertanyaan sang Majikan
191Please respect copyright.PENANA7udGc3vQLM
"Itu Asinya harus dikeluarkan semua sayang, biar gak jadi penyakit nantinya, satu lagi Ayah keluarkan lagi ya"
191Please respect copyright.PENANALSuoz7EJPg
"Gak ah, Nisa gak mau Pak"
191Please respect copyright.PENANAxpevImb3fu
"Tapi itu harus dikeluarkan Sayang, biar Ayah bantu keluarkannya daripada mubazir kebuang buang" (ucap Johan sambil kembali berusaha mengangkat baju sang pembantu"
191Please respect copyright.PENANAdA2Oh315bE
"Pak jangan, Nisa malu! Biar Nisa sendiri aja yang keluarkan"
191Please respect copyright.PENANA3JUaA2M6Mk
"Gak apa apa Nis biar Ayah bantu, lagian kan mubajir Asinya kebuang, biar sama Ayah aja ya"
191Please respect copyright.PENANAEI0uGLzjPd
"Tapi Pak"
191Please respect copyright.PENANAS1GGPT1QdC
Akhirnya usaha Johan kembali berhasil mengemut puting susu bagian kiri dari pembantunya itu, Nisa memang tak berdaya mencegahnya sebab tubuhnya berada dalam rangkulan sang majikan, Nisa juga memang merasakakan sebuah kelegaan di salah satu buah dadanya itu sehabis di sedot sang Majikan.
191Please respect copyright.PENANA3Kr2ZWMbLE
Baru sebentar Johan menyedotnya, Johan lalu menyudahinya untuk sementara.
191Please respect copyright.PENANA8EZlXrI1PJ
"Sayang di kamar kamu aja yok, biar gak pegal badan"
191Please respect copyright.PENANAvpOqL5x1pd
"Gak ah Pak, gak mau"
191Please respect copyright.PENANAVgMXUamfNZ
"Gak usah takut sayang, sebatas gini aja, biar Ayah sedot semua Asi yang ada di dalam, Ayah juga menyukainya, enak"
191Please respect copyright.PENANAVTbIxgXjmg
"Tapi Pak"
191Please respect copyright.PENANAXStGugrEVT
"Udah, sana masukin dulu kuenya ke dalam kulkas, takut lalat hinggap" (ucap Johan sambil melepas tubuh Anisa)
191Please respect copyright.PENANAzj8mJuE6Ae
Anisa pun bagaikan sudah terhipnotis, kue ulang tahun yang dibelikan sang Majikan itu pun dimasukkan ke dalam kulkan, lalu kembali ke ruang tengah tapi sedikit menjauh dari Johan. Johan lalu mematikan televisi dan kemudian mendekat dengan si pembantu. Di genggamnya pergelangan tangan Anisa untuk mengajaknya memasuki kamar dari pembantunya itu. Lagi lagi Nisa menurutinya dan hanya menundukkan wajahnya.
191Please respect copyright.PENANAH2XafjcYhr
Akhirnya sampailah mereka di dalam kamar, pintu kamar juga dibiarkan terbuka lebar sebab memang tak ada siapa siapa di dalam rumah, hanya mereka berdua bersama dengan Istrinya yang sudah tidur di kamar.
191Please respect copyright.PENANA99wi3rdlhm
"Lepas aja ya bajunya" (ucap Johan)
191Please respect copyright.PENANAFT95WihX2I
"Gak ah, gak mau Pak"
191Please respect copyright.PENANAqtfFSH5YAj
Johan tentu tak akan memaksa Pembantunya itu, Johan lalu mendudukkan Anisa di tepi ranjang, kemudian Johan berjongkok tepat depan Anisa, baju Anisa pun diangkat keatas oleh jemari Johan dan juga mengeluarkan kembali bukit kembar yang montok milik pembantunya itu. Anisa hanya terdiam akan semua itu, tubuhnya kaku.
191Please respect copyright.PENANAc5U7jyA4yz
Johan kemudian memulai mendekatkan bibirnya ke puting basah bagian kiri milik pembantunya itu lalu langsung mencaploknya dan menyedotnya. Nisa sendiri memejamkan matanya, merasakan aliran deras dari Asinya memasuki mulut sang majikan.
191Please respect copyright.PENANAou4LmG8TqZ
"Ahhhh....... awouhhhhhhh..... Pak"
191Please respect copyright.PENANAhPLxESwtvj
Hanya itu yang keluar dari dalam mulut Anisa, desahan karna merasakan selain sedotan di putingnya, tapi juga ada gigitan halus dan jilatan disana, jilatan dari lidah sang Pendeta majikannya. Selain itu Salah satu buah dadanya yang sudah lebih awal di kenyot sang majikan juga ternyata di remas dan putingnya di pilin pilin oleh jemari Mahikannya.
191Please respect copyright.PENANAQVxHOpoebP
Johan lalu mencabut mulutnya sebentar, lalu dia melepas kaos oblang putih yang dia pakai. Nisa pun protes saat sang majikan melepas bajunya
191Please respect copyright.PENANAENwMXbjRTm
"Pak, kok lepas baju?
191Please respect copyright.PENANARvGgbZgbcK
"Panas di kamar mu ini sayang, harus di pasang AC disini"
191Please respect copyright.PENANAXLlPnis38b
Di dalam kamar itu memang hanya ada kipas angin, Anisa sendiri juga sebenarnya merasa panas setiap malam di dalam kamar tidurnya tersebut, apalagi dia berasal dari daerah yang dingin.
191Please respect copyright.PENANA8cETUcxah4
Mata Nisa pun menatap sesaat akan tubuh sang majikan, tubuh dengan bulu yang tumbuh di dada bidang sang majikan, bahkan juga bagian pusar sang majukan. Sebelumnya Nisa memang sudah pernah melihat itu di galeri photo di Facebook sang majikan, tentu sekarang berbeda, apa yang di kaguminya dan di sukainya justru sekarang berada tepat di depan matanya. Nisa akhirnya memalingkan wajahnya karna tak sanggup memandangnya berlama lama.
191Please respect copyright.PENANALNjsY21o2x
"Sayang, sambil tiduran aja ya Ayah nyusunya"
191Please respect copyright.PENANArrAdJw3ADG
"Gak ah, gini aja Pak"
191Please respect copyright.PENANAPmHfKIJvw5
"Biar gak pegal badannya sayang"
191Please respect copyright.PENANA7psJ0Wa8zs
"Jangan panggil sayang dong Pak! Nisa kan risih" (ucap Nisa malu)
191Please respect copyright.PENANABkoNHYfcMG
Penolakan Nisa untuk rebahan di ranjang tak berarti, sebab justru dengan mudahnya tubuhnya di geser dan akhirnya berbaring di ranjang oleh sang majikan.
191Please respect copyright.PENANAmjTw9bIRwa
Johan kemudian memulai lagi aksi kenyotnya di puting Anisa. Tubuh mungil pembantunya itu bagaikan dihimpit oleh tubuh tinggi besar sang Majikan sebab salah satu tangan dari Johan ditindih oleh Nisa dan tangan bagian kanannya dihimpit oleh badan sang Majikan.
191Please respect copyright.PENANAOSEEeosawY
"BH nya Ayah lepas ya"
191Please respect copyright.PENANA9PJrPrlcNf
"Jangan Pak, gak usah dilepas"
191Please respect copyright.PENANAhgnl8sSakt
"Biar gak sakit Sayang, biar lebih leluasa" (Ucap Johan sambil melepas pengait tali BH itu)
191Please respect copyright.PENANAjWWsGBx3Vo
Lagi lagi tak ada penolakan berarti dari Anisa, hanya mulutnya saja yang berkata jangan, tapi saat sang majikan mau melepasnya badannya malah seakan membantunya, mengangkat badannya sedikit agar memberi ruang kepada jemari Johan melepas pengait BH itu.
191Please respect copyright.PENANADfE4L0j613
Johan kemudian melanjutkan aksinya, menyedot puting bagian kiri milik pembantunya itu, menguras ASI yang ada disana dan meminumnya. Nisa kembali merasakan nikmat akan itu, nikmat akan ulah nakal yang bukan muhrimnya itu, nikmat karna jilatan jilatan yang membuat tubuhnya bagaikan cacing kepanasan tapi terhimpit tak mampu bergerak. Nisa juga merasakan sesuat yang mengganjal yang rapat di bagian kakinya, dan Nisa tau itu pastilah kepunyaan sang Majikan.
ns216.73.216.79da2