Anwar seakan tidak sadar, tubuh siapa yang sedang ia pegang. Nafsu di kepalanya seolah membutakan matanya. Ia seperti lupa siapa yang ada di depannya.11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSL8I2BNjGf
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mk7nH9MB4
Dalam pikiran Anwar, di depannya adalah wanita untuk pelampiasan nafsunya. Pikirannya benar-benar gelap, menutupi akal sehatnya. Ia seperti benar-benar lupa, bahwa di depannya adalah ibunya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8hPxhYufT
Ia tak bisa menahan gejolak nafsu. Telinganya juga seakan tiba-tiba tuli, tak mendengar suara ibunya dari tadi meminta untuk menghentikan aksinya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw37vEJJqJh
“Anwar, lepaskan nak,” ucap Hamidah seperti merengek.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUbi217JpG
Anwar tak peduli, vagina dan payudara wanita yang ia jamah langsung dengan tangannya itu adalah yang melahirkannya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ97A8k6BVUP
Sementara Hamidah sudah benar-benar tersadar dari tidurnya. Meski menjanda, di usianya saat ini, seks kini bukanlah prioritasnya. Jika pun terbesit tentang berhubungan badan, ia tak kepikiran dengan anak sendiri.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX17c1BnYRG
Ia benar-benar menolak, namun tangannya tak kuat menyingkirkan tangan Anwar. Untuk berteriak, Hamidah juga takut. Takut anak pertama dan ketiganya terbangun hingga tahu kejadian ini. Karena ini bisa menjadi aib yang besar. Ia tak mau, kedua anaknya membenci Anwar atau malah membenci dirinya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8kkpIoMFAE
Tangan Anwar masih memegang vagina dan payudara ibunya. Tangan kirinya memilin puting ibunya dan jari tengah tangan kanannya berusaha menembus lubang vagina ibunya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpgcnJCxTH
Sementara penis Anwar sudah mengeras sejak nonton film porno di kamarnya. Penis itu mengacung di balik sarung tanpa celana dalam. Seperti siap digunakan menuju ke lubang vagina ibunya. Lubang tempatnya lahir.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51gE7oaz8m
Tapi Anwar masih kesusahan memasukkan jari ke vagina ibunya yang kering. Hamidah sadar, tak ada nafsu pada anaknya. Meski sudah dijamah, ia tak merasakan sedikit pun getaran pada tubuhnya yang bisa membuat vaginanya basah.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5uuZ99aGJF
Anwar tak kepikiran untuk menjilat vagina ibunya agar basah. Tak kepikiran juga untuk menjilati payudara ibunya. Apalagi untuk berciuman dengan ibunya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHJqRdIQON
Ia kini hanya ingin nafsunya terlampiaskan secepatnya. Ia juga tak mau berlama-lama di kamar ibunya. Takut saudaranya ada yang tahu.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2qemPtMvJ
Anwar juga tak kepikiran untuk menyodorkan penisnya ke mulut Hamidah dan memaksanya untuk mengulum penis yang lumayan besar itu. Lumayan besar untuk ukuran standar penis orang Indonesia tersebut.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUv7eLUuHI
Tangan Hamidah masih memegangi tangan anaknya yang terus berusaha menjamah bagian penting dan sensitif dari tubuhnya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgvfJy0suHR
Tahu ibunya terus menolak, Anwar pun tiba-tiba menindih tubuh ibunya agar tidak bergerak. Yang dilakukan Anwar itu membuat ranjang kayu itu berbunyi cukup keras.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE8USifqUbF
“Kriek…,” suara itu tak dipedulikan Anwar.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJStUSZZn9Y
Kini justru berganti, Anwar dengan cepat memegang keras kedua tangan ibunya. Ia mengarahkan tangan ibunya di kanan-kiri kepala Hamidah.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAlXFtPaR0
“Bentar aja ya bu, Anwar tidak tahan,” bisik Anwar di telinga Hamidah, seperti sadar kembali bahwa orang yang sedang ia tindih adalah ibunya. Namun tidak dengan nafsunya, ia tak peduli, masih tetap ingin lampiaskan pada tubuh ibunya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYctnxgk8R5
Ibunya hanya geleng-geleng kepala. Isyarat menolak. Tak bersuara. Karena keberatan dengan tubuh Anwar yang menindihnya dengan keras.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvZl7BtoGO
“Ibu jangan bergerak lagi, biar segera selesai,” ucap Anwar.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0iEEcqsLhT
Hamidah kembali hanya geleng-gelang. Tubuh anaknya yang menindihnya membuatnya mulai susah bernafas.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nVlrXIbHs
“Nanti kalau berisik, kakak dan adik bangun malah malu kita,” kata Anwar.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7lPUk2oKV
Hamidah diam. Bingung. Juga seperti terhipnotis dengan perkataan Anwar. Ia tak mengiyakan, juga tak menolak. Air matanya seperti akan keluar. Kejadian malam itu tak pernah terpikirkan olehnya. Tak pernah kepikiran dalam hidupnya, anaknya sendiri akan menidurinya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdIZdsZpqG
Melihat Hamidah terlihat mulai pasrah di atas kasur, Anwar melepas tangan ibunya pelan-pelan. Ketika ibunya seperti tak memberontak, ia beranjak dari tubuh ibunya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6AAU0jPRA4
Anwar berada di samping kanan ibunya dan melepas sarungnya kemudian melempar ke lantai. Hamidah masih terdiam, tubuhnya tak bergerak. Matanya melihat ke langit-langit. Ia seperti pasrah dengan apa yang terjadi berikutnya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEwkzeM57v
Anwar kemudian menuju bawah kaki ibunya. Di sinilah Hamidah mulai tersadar anaknya sudah setengah telanjang dengan penis yang tegang. Sementara kaos oblong warna hitam masih menempel di tubuh Anwar.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ZP7doU2aT
Ini baru pertama kali Hamidah melihat penis anaknya sejak beranjak remaja hingga dewasa. Terakhir kali Hamidah melihat penis anaknya adalah setelah Anwar sunat kelas 4 SD. Setelah jahitan sunat di kelamin Anwar sembuh, ia tak pernah melihat lagi Anwar telanjang. Saat itu, Anwar juga mulai malu terlihat telanjang di hadapan keluarganya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdE9OO59r9n
Melihat Anwar dewasa telanjang dengan penis tegang di hadapannya, perasaan Hamidah masih hambar. Ia biasa saja. Libidonya tak muncul. Gairah seksualnya seperti sudah mati.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7eZQUlTcr
Hamidah tetap pasrah dengan apa yang dilakukan anaknya. Ia berharap kejadian malam itu segera berakhir. Ia juga takut anak-anaknya bangun dan melihat kejadian ini. Karena kadang anak ketiganya, tiba-tiba ke kamarnya untuk tidur bersama.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXF9lQZBYV
Hamidah melihat Anwar jongkok di atas kakinya. Daster bagian yang setengah tersingkap, dinaikkan oleh Anwar sampai ke perut Hamidah. Kini vagina yang masih terbungkus celana dalam terpampang bebas di hadapan anaknya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡplwrDKlIN9
Anwar lalu berusaha melepas celana dalam ibunya. Hamidah masih belum ada respon. Ia benar-benar pasrah. Anwar seakan bisa melancarkan aksinya dengan baik. Ia menarik celana dalam itu hingga lepas dari kaki ibunya dan melemparnya ke lantai.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPIZ6qjqI84
Vagina tempatnya lahir itu kini ada dihadapannya. Terlihat begitu jelas di depan Anwar. Karena Hamidah tak pernah mematikan lampu kamar saat tidur.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAr1TURva3F
Sementara penis Anwar tak sedikitpun melemah. Terus berdiri dengan keras. Lalu ia melebarkan kaki ibunya sambil melihat wajah ibunya. Secara bersamaan, Hamidah juga melirik ke anaknya saat kakinya dipegang dan dibuka oleh Anwar. Kontak mata pun terjadi di antara keduanya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGF2G0uXTD
Tatapan Hamidah seakan tak percaya ini terjadi. Di dalam hati, ia kembali berharap ini segera berakhir. Juga berharap Anwar mengurungkan niatnya.
11514Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG8ByKq7dJx
Anwar masih terus menatap ibunya. Namun tak ada niat mengurungkan aksinya. Ia menatap ke Hamidah hanya untuk memastikan ibunya tak melawan.
ns216.73.216.176da2
