Hari-hari berikutnya, Fatma sibuk menyusun agenda penelitiannya setidaknya, itulah yang ia katakan kepada diri sendiri.
2008Please respect copyright.PENANAvTbEAXIiFh
Di layar laptopnya, dokumen berjudul "Studi Etnografi: Kehidupan Pemulung Kota" terbuka, tapi lebih banyak kosong daripada terisi. Jarinya mengetik dengan gugup, lalu berhenti, menghapus, mengetik lagi.
2008Please respect copyright.PENANAIt3BZ3ydxu
"Observasi partisipatif selama 3 bulan," tulisnya, lalu menggigit bibir bawah.
2008Please respect copyright.PENANAcPWVJ6ezAa
---
Fatma membeli beberapa barang "untuk penelitian":
- Sleeping bag tahan air "Untuk tidur di gubuk itu," katanya dalam hati, meski bayangan pemulung tua itu mengintip di kepalanya.
- Pakaian sederhana beberapa baju dan jilbab. "Agar tidak mencolok," bisiknya, meski tetap memilih yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
- Recorder kecil dan sebuah kamera kecil "Untuk dokumentasi wawancara,".
2008Please respect copyright.PENANABe01zGdwhY
Ibunya menelepon, menanyakan penelitiannya. Fatma menjawab dengan cepat, suaranya hampir melengking. "Iya, Bu, biasa saja. Tidak berbahaya."
2008Please respect copyright.PENANABfkxDsaXB0
---
Malam terakhir sebelum keberangkatan, Fatma berdiri di depan cermin, mengenakan salah satu baju yang ia siapkan kaos abu-abu longgar yang masih memperlihatkan bentuk payudaranya, jilbab tipis yang tak sepenuhnya menutupi lehernya.
2008Please respect copyright.PENANAN0NpjOwbxd
"Aku melakukan ini untuk ilmu pengetahuan," ujarnya pada bayangannya sendiri.
2008Please respect copyright.PENANAhQVHpISjZ0
Tapi ketika ia menutup mata, yang terlihat adalah tangan kasar pemulung itu, imajinasinya sendiri menggambarkan bagaimana rasanya jika jari-jari itu menyentuh kulitnya yang halus.
2008Please respect copyright.PENANA0bpvvraTLt
Dadanya naik turun cepat.
2008Please respect copyright.PENANA2Hu7Ua0SfM
"Apa yang aku pikirkan..." Ia menepuk pipinya sendiri, mencoba mengusir pikiran itu.
2008Please respect copyright.PENANAQLE81N4gdw
Tapi kenapa semakin ia larang, semakin menjadi?
2008Please respect copyright.PENANAWAUnI6xKR4
---
Sebelum tidur, ponselnya berdering. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal:
2008Please respect copyright.PENANAr6Q4uCQdPv
"Gubuk ini menunggumu."
2008Please respect copyright.PENANAHtqrd7L02w
Fatma menjatuhkan ponselnya seperti tersetrum. Itu adalah nomor dari pemulung tua itu.
2008Please respect copyright.PENANAz2ibUwPbCs
Sebaliknya, ada kegelisahan yang mendebarkan di perutnya, seperti sebelum terjun ke sesuatu yang ia tahu salah tapi tak bisa menolak.
2008Please respect copyright.PENANAorm9FD5Sgc
Ia memungut ponselnya, jarinya menari di atas layar. Ia ingin membalas, tapi apa?
2008Please respect copyright.PENANARJBtcauV04
Akhirnya, kata yang ia kirim:
"Iya besok, Saya datang pak"
2008Please respect copyright.PENANAditp9nL8Yd
Pagi itu, Fatma tiba di pemukiman dengan tas ransel berisi semua barang yang ia persiapkan. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat pemulung tua itu sudah berdiri di depan gubuknya, seolah telah menunggu.
2008Please respect copyright.PENANA8Z6jkU1huG
"Kau datang," ujarnya, senyumnya mengembang. Matanya mengamati tas yang dibawa Fatma dengan sorot licik.
2008Please respect copyright.PENANAdPgHduRD8d
Fatma mengangguk kaku. "Saya siap untuk penelitian ini."
2008Please respect copyright.PENANACAzA7ODopW
Pemulung itu mendekat, bau tanah dan keringatnya menusuk hidung Fatma. "Kalau mau jadi bagian dari kami, kau harus hidup seperti kami." Tangannya tiba-tiba meraih tas Fatma, dan membukanya. "Ayo ke pasar."
2008Please respect copyright.PENANAgWcJTbfA4c
**Pasar Loak: Penjualan Paksa**
Pasar loak itu ramai, bau anyir barang bekas memenuhi udara. Fatma berdiri kaku sementara pemulung tua itu dengan cekatan menggelar semua barang bawaannya di atas terpal kotor.
2008Please respect copyright.PENANAbCvtnCLp8G
"Sleeping bag masih bagus, beberapa pakaian ini, kolor dan beha mu, kita jual saja, kamu tidak butuh seperti ini," gumamnya, lalu melemparkan pandangan ke arah Fatma.
2008Please respect copyright.PENANAzibxtXufkl
"Kalau mau tinggal di sini, kau harus pakai apa yang kami pakai."
2008Please respect copyright.PENANAJZArHmKNJg
"Jilbabnya boleh kau simpan," ujarnya tiba-tiba, seperti memberi keringanan. Fatma tak mengerti, tapi ia tak berani protes.
2008Please respect copyright.PENANABhsBYRTgMU
Dengan uang hasil penjualan barang-barang Fatma, pemulung itu membeli:
2008Please respect copyright.PENANAOFekqDDmLI
- Training ketat berbahan kaus tipis yang akan membentuk tubuhnya dengan jelas.
- Baju bekas yang sedikit kekecilan lengan pendek dan bahan yang menekan dada dan pinggulnya.
- Beha bekas yang talinya longgar, warna kuning kecokelatan, dan hampir putus di beberapa bagian.
- Kolor usang yang elastisitasnya sudah mengendur.
2008Please respect copyright.PENANAbpFAgOKjzN
Fatma memegang baju-baju itu dengan jijik, tapi pemulung itu hanya tertawa. "Inilah kami. Kau mau mundur sekarang?"
2008Please respect copyright.PENANASbim0upzga
Fatma menggigit bibir. "Tidak."
2008Please respect copyright.PENANAIRArZslCrc
**Perjalanan Pulang**
Di tengah jalan, pemulung itu tiba-tiba berhenti di depan tumpukan sampah.
2008Please respect copyright.PENANAls6Val2jUT
"Ambil karton-karton itu," perintahnya, menunjuk kardus bekas yang lembap dan bau.
2008Please respect copyright.PENANAgfLWOKGB3j
Fatma terpaku. "Untuk apa?"
2008Please respect copyright.PENANAuyB1sl6S87
"Itu alas tidurmu. Kami tidak punya kasur mewah."
2008Please respect copyright.PENANALS3UvqZpUY
Dengan perasaan hina, Fatma meraih karton-karton itu. Pemulung itu mengamatinya dengan puas, seperti seorang pelatih yang melihat muridnya mulai patuh.
Sesampainya di gubuk, pemulung itu melemparkan baju bekas ke arah Fatma.
2008Please respect copyright.PENANAcaYtFw1NHA
"Ganti. Sekarang."
2008Please respect copyright.PENANA5TFrt3JVYC
Fatma tercekat. "Di sini?!"
2008Please respect copyright.PENANAfDQqSTbQNC
Pemulung itu menyilangkan tangan, tak bergeming. "Ini gubuk, bukan mall atau rumah mewah, ada ruangan gantinya ?"
2008Please respect copyright.PENANArKXXdnba8Y
Dengan tangan gemetar, Fatma berbalik membelakanginya, berusaha secepat mungkin mengganti pakaian. Ia bisa merasakan pandangan pemulung itu membakar punggungnya, seolah menembus kain tipis yang ia kenakan.
Ia perlahan membuka roknya, mengantinya dengan sebuah celana training.
kemudian membuka baju dan behanya yang ia rasa sedikit basah karena keringat mengantinya dengan kaos dan beha bekas yang tadi mereka beli.
Jilbab nya tidak ia ganti.
2008Please respect copyright.PENANAsD48Dwg72M
Training ketat itu melekat di pantatnya, membentuk setiap lekuk yang selama ini ia sembunyikan. Baju bekas itu nyaris tak berfungsi, memperjelas bentuk payudaranya, dan beha bekas talinya agak kendor tidak bisa di atur.
2008Please respect copyright.PENANAxPJ10bWxpn
"Bagus," gumam pemulung itu, matanya gelap. "Sekarang kau mulai mirip kami."
2008Please respect copyright.PENANAPVvPKu6nMu
Tapi Fatma tahu ini bukan tentang menjadi seperti mereka.
2008Please respect copyright.PENANAcXRJdd1E7j
Ini tentang dirinya yang mulai tak bisa kabur.
Gubuk itu lebih sempit dari yang Fatma bayangkan hanya 3x3 meter, dengan dinding kayu lapuk yang bocor di beberapa bagian. Di sudut, ada sebuah ruangan kecil berukuran 1x1 meter, ditutupi tirai tipis yang berlubang dan kotor.
2008Please respect copyright.PENANAbTU8pTdBOE
Fatma menatapnya penasaran. "Itu ruang apa?"
2008Please respect copyright.PENANAF5tTpJDeLf
Pemulung tua itu mendekat, bau tubuhnya semakin menusuk di ruang sempit itu. Dengan gerakan kasar, ia menyibak tirai itu.
Kamar mandi.
Sebuah bak plastik pecah berisi air keruh, ember berkarat, dan lantai yang berlumut dan bau pesing menyengat. Fatma hampir muntah.
2008Please respect copyright.PENANAqWoHi87DFl
"Kamar mandi kami," ujar pemulung itu, seperti bangga pada sesuatu yang seharusnya memalukan.
2008Please respect copyright.PENANAuRgVI9scdK
Fatma tersentak flashback.
2008Please respect copyright.PENANAtFfgtYNsAw
Tadi… aku mengganti baju di depan dia.
Padahal aku bisa masuk ke sini.
Ia melihatku berganti pakaian.
Aku hanya mengenakan jilbab dan celana dalam.
Dan ia melihatnya meskipun dari belakangku.
2008Please respect copyright.PENANA2Q3GEm68of
Dada Fatma sesak. Kenapa aku tidak berpikir bertanya dari tadi?
2008Please respect copyright.PENANAKz6n8yyC6a
Fatma menatap tirai kamar mandi itu, lubang-lubang kecil di kainnya seperti mata yang mengintip.
2008Please respect copyright.PENANAvft6PJB2pd
"Kalau mau mandi, airnya harus diambil dari sumur seberang," kata pemulung itu, sambil duduk di atas kardus bekas yang menjadi tempat tidurnya. Matanya tak lepas dari Fatma.
2008Please respect copyright.PENANA5RrpJNsYDm
Fatma mencoba mengalihkan pikiran. "Di mana… saya tidur?"
2008Please respect copyright.PENANAScu9h18IX8
Pemulung itu menunjuk ke lantai di sebelahnya, di atas kardus-kardus yang sudah ia susun. "Di sini."
2008Please respect copyright.PENANAl1SAkTwKE0
Hanya berjarak satu lengan.
2008Please respect copyright.PENANAdpsiuzOFKE
Fatma menelan ludah.
Training ketat yang ia kenakan terlalu panas, menempel di kulitnya yang mulai berkeringat. Beha bekas itu nyaris tidak berguna, talinya selalu melorot di bahu.
2008Please respect copyright.PENANAqrEErUOJjK
Ia beberapa kali menarik tali behanya dengan merogoh nya dari balik jilbab, tapi pemulung itu memperhatikan setiap gerakannya.
2008Please respect copyright.PENANAGJaMVfUdWQ
"Kau belum terbiasa," ujarnya, suaranya dalam. "Tapi nanti juga akan biasa."
2008Please respect copyright.PENANAFSrumtGyoY
Fatma tidak menjawab.
2008Please respect copyright.PENANA5n51gkddZp
Ia merasa terperangkap.
2008Please respect copyright.PENANA3GDeNJrycK
Tapi yang lebih mengerikan—
2008Please respect copyright.PENANAFgjEZdK82L
Sebagian dirinya mulai menerima ini.
Lampu minyak di gubuk itu berkedip-kedip, menerangi bayangan mereka di dinding.
2008Please respect copyright.PENANAPNd5WFyyH5
Pemulung itu berbaring di tempat tidurnya, memejamkan mata, tapi Fatma tahu—
2008Please respect copyright.PENANABVsseqCPhr
Dia tidak tidur.
2008Please respect copyright.PENANA6sb8YVqk0F
Dia menunggu.
2008Please respect copyright.PENANAwfsfMzTwAY
Dan Fatma?
2008Please respect copyright.PENANAAffQDWFmry
Ia berbaring di atas kardus, mencoba mengatur napas.
2008Please respect copyright.PENANAFHtLbhqsa6
Bersiap untuk malam pertamanya di dunia yang sama sekali baru.
2008Please respect copyright.PENANA2AYgfQZpHr