"Mmhhhhhh... ahhh... ahhh... Pahh"
"Ahhhhh... enakkhhh... ouhhh... geliii Pahh"
Ira semakin melenguh tak tahan merasakan benda yang didudukinya menusuk-nusuk ke arah v4g1n4nya.
Belum lagi rangsangan yang Papa berikan dikedua p4yud4r4 sekalnya yang put1ngnya sudah berdiri tegak menantang.
"Ahhh... Pahhh... ouhhh jangan ditarikhhh..." Ira menjambak rambut Papa tak tahan karena rangsangan yang diberikan di kedua p4yud4r4nya.
Ira tak menyangka sang Papa yang biasanya terlihat dingin dan dan cuek bisa seganas ini pada dirinya.
Belum lagi Papa melakukannya di depan sang Mama. Istrinya sendiri.
Mendengar anak gadisnya mend3s4h keras-keras, semakin membuat Papa bergairah. Tanpa ragu, Papa mendekap pinggang Ira semakin dekat ke arah tubuhnya dan mulai bergerak menggesekan inti mereka yang semakin rapat tak berjarak.
"Ah... ahhhh... ouuhhh Pahhh geliiihhh... "
Mama yang dari tadi menyaksikan kegiatan panas anak dan suami pun hanya bisa menatap panas tanpa rasa cemburu.
Ya biarlah dikata gila dan semacamnya.
Melihat posisi anak gadisnya yang sedang mengangkang lebar di pangkuan suami dengan bertelanjang dada sukses membuatnya sangat bergairah.
Bahkan ia tanpa sadar sudah meremas kedua p4yud4r4nya sendiri dan mengangkangkan kakinya di atas sofa.
Mama semakin panas ketika melihat Papa membalikan badan Ira menghadapnya.
Menjadikan p4yud4r4 Ira yang duduk mengangkang sejajar dengan wajah Papa.
"Pahh... Ahhhh... ouhhh... gathhhel..."
D3s4h Ira terus menerus. Merasakan intinya yang semakin gatal dan basah, Ira tanpa sadar turut menggerakan badannya maju mundur.
Semakin cepat menggesekan v4g1n4nya yang masih tertutup celana dalam dengan k0nt0l Papa yang masih terbalut celana pendek.
Uhhhh.... baru pertama kali Ira merasakan seperti ini. Benar apa kata temannya, bercinta itu nikmatnya luar biasa.
Walaupun belum sampai masuk, tapi digesek kaya gini aja uhhh udah enak banget.
"Ahhhh.... ahhhh... Pahhhh..."
"Ouhh... baruu ahhh digesek gini ajaa ahh ahh udah enakkhh ahh gimana kalau dimasukinnn AAAAHHHHHH..."
Jerit Ira kencang saat merasakan ada tangan yang menjepit kacangnya di bawah sana.
"Ahhhh... ahh.... Paahh... tangannh tangannn Papahhh ahhh ouhhhh jangan disithuuu... ahhh..."
Mendengar d3s4h4n anak gadisnya yang luar biasa seksi dan wajahnya yang sedang memejamkan mata dengan mulut terbuka sukses mematik g41r4h Papa menjadi semakin liar.
Papa melepas kuluman pada p4yud4r4 anak gadisnya, menatap Ira dengan wajah menggelap. Tanpa ragu bibir sang anak yang tadi telah ia cicipi kini ia sambar dengan ganas.
Cup... cup...
Papa menghisap kasar bibih penuh Ira, melumat dan menyesap dengan penuh gairah, membuat anak gadisnya yang baru pertama kali belajar ciuman kewalahan.
"Ngh... sayanghh...." Papa mengerang akibat rangsangan pada inti tubuhnya yang semakin membesar. Pertanda ingin keluar dari sangkarnya dan mencari kenikmatan.
"Ah... ahh..."
"Nghhh... hhhhh..." Mama menggesekan v4g1n4nya yang masih terbungku celana dalam tanpa rasa malu di depan anak dan suaminya.
"Ahhh... Pah.... ouhhhh... Iraaahhh.."
Mendengar d3s4han mendadak dari Mama, aku melirik Papa dengan cangung.
"Mah..." Papa yang sedang duduk disampingku menghampiri mama yang sedang duduk bersandar di sofa.
"Mama..." Aku juga turut menggoyangkan lengan Mama lebih keras sehingga membuatnya membuka mata dan tersadar dari pikiran dan lamunan m3sumnya.
"Eh iya kenapa? Nghhhhh..." Aku mengerutkan kening melihat Mama yang terengah-engah dengan wajah yang memerah.
Ternyata sedari tadi Mama sedang membayangkan salah satu adegan dalam novel tak senonoh yang dibacanya.
Menggantikan sosok Ara dan Daddy dengan sang putri dan suaminya sendiri.
Sehingga, saat melamunkan hal tak senonoh itu, Mama terangsang dan membuatnya berm4sturb4s1 di depan suami dan anaknya.
Aku sejujurnya sedikit bingung dengan Mama, karena setelah makan malam, kita bertiga menonton sebuah film di ruang keluarga sesuai keinginan Mama.
Namun, kenapa Mama jadi melamun dan mend3s4h seperti itu?
Apa Mama sedang memikirkan hal-hal m3sum tadi?
Ira tanpa sadar menangguk. Jika yang dipikirannya benar, berati apa yang dokter bilang kemarin itu benar, orang hamil hormonnya jadi semakin tinggi.
"Mama kenapa sih? Kok sampe ngos-ngosan gitu?" Tanya ku menatap Mama bingung.
Mama yang ditatap dua orang kesayangannya pun hanya bisa menggaruk kepalanya pelan.
"Emmmm hehehee semenjak hamil Mama jadi sering m3sturb4s1 sendiri." Ucap Mama bohong.
Tak mungkin kan ia mengatakan bahwa tadi membayangkan putrinya sedang berciuman panas dengan sang suami?
Mama tak mau buru-buru.
Walaupun ia semakin bergairah dan terangsang akibat pemikiran liarnya itu, Mama akan pastikan semuanya berjalan selangkah demi selangkah.
Ia tak mau buru-buru.
Toh ia sudah menyusun beberapa rencana untuk lebih dulu mendekatkan Papa dan Ira.
Mendekatkan Papa supaya biasa lebih terbiasa dengan Ira dan membuatnya sadar bahwa putrinya itu luar biasa seksi dan menggoda.
Mama yakin, Papa pasti akan tergoda jika melihat tubuh menggairahkan anaknya. Karena dulu pun, Papa sangat bergairah dengan tubuh Mama.
Jadi, sudah pasti Papa nantinya akan sangat bergairah dan terangsang melihat tubuh putrinya yang lebih seksi darinya.
Oleh karena itu, Mama menyusun rencana supaya Papa bisa melihat sang anak sebagai seorang wanita.
Mama juga akan memikirkan rencana untuk membuat Ira selalu mengumbar tubuh seksinya depan Papa.
Walaupun pun tanpa berpakaian seksi pun, anaknya sudah terlihat menggoda.
Tapi apa salahnya kan memaksimalkan kemolekan tubuh sang anak.
Mama menyeringai, membayangkan rencana-rencana gilanya yang ada di kepala.
Ira pakai lingerie seksi setiap di rumah.
Ira pakai tangtop tanpa bra setiap hari.
Ira pakai gaun tidur tipis setiap mau tidur.
Ira yang pakai hotpants.
Ira yang telanjang depan Papa.
Ira yang seksi dan Papa yang gagah.
Uhhh membayangkannya saja membuat Mama menyeringai penuh nafsu.
Mama terkekeh pelan dengan smirk dibibir setelah mengingat apa perkataan dokter kemarin.
Dokter bilang bahwa hormon ibu hamil itu memang sangat tinggi. Jadi wajar saja jika selalu meminta hal-hal aneh yang tak biasa.
Oleh karena itu, ia membayangkan jika Ira dan Papa melakukan hal tak senonoh dengan dalih ngidam.
Hehe.
"Mahh…. Mah.. Kok bengong lagi ish" Ira menepuk Mama yang kembali bengong.
"Eh... iya kenapa nak?" Mama mengerjabkan mata dengan senyum tertahan menatap Ira.
Mengenyahkan pikiran yang tadi tiba-tiba mampir ke kepalanya, tanpa sadar Mama melirik p4yud4r4 sekal Ira yang berdiri tegak menantang dibalik baju.
Mama tiba-tiba membayangkan jika p4yud4r4 Ira yang besar itu bisa keluar asi dan nantinya menyusui anak sekaligus adiknya nanti di depan Papa.
Uhh... membayangkan saja sudah membuat Mama becek.
"Kamu kenapa sih Ma, dari tadi kok aku perhatiin ngelamun terus." Ujar Papa menatap Mama bingung.
"Hah... emm hehehe... aku lagi ngebayangin bercinta sama kamu tadi Pah" Ucap Mama sengaja untuk melihat respon sang anak dan suami.
Dan gotcha, wajah Ira memerah dengan Papa yang menatap tajam ke arah Mama.
"Mah... omongannya dijaga ada Ira." Tegur Papa tak suka.
"Emang kenapa sih Pa? Ira kan udah gede. Masa cuma ngomong bercinta aja ngga boleh, Ira juga pasti udah paham."
"Iya kan sayang? Kamu udah tahu kan apa itu bercinta?" Tanya Mama tiba-tiba membuatku menatap Mama dengan bola mata sedikit membesar.
Duhh... Mama kenapa bahas kaya gini. Aku kan jadi inget lagi masalah Kevin yang nggak tertarik sama aku. Ucapku dalam hati.
782Please respect copyright.PENANARO1FWKV1SU
Aku yang merasa di tatap oleh Mama dan Papa pun hanya bisa mengangguk kaku, karena aku memang tahu apa itu bercinta.
"Nah... tuh Pah. Ira aja udah tahu. Jadi ngga papa dong Mama ngomong gitu."
"Ya iya Ma, tapi jangan frontal gitu. Emang kamu nggak malu sama anakmu?" Ucap Papa sedikit datar.
"Kenapa harus malu si Pa, toh Ira lahir kan juga karena kita yang bercinta seharian pas honeymoon dulu." Ucap Mama frontal membuat wajahku memanas.
"Mah!" Sentak Papa keras yang membuatku sedikit kaget.
Mama yang mendengar ucapan keras Papa pun sontak berkaca-kaca, "Kamu jahat. Kamu bentak aku... hikss."
Aku yang melihat Mama sedihpun segera duduk menghampiri Mama diatas sofa.
"Pah... Papa lupa kalo Mama lagi hamil? Kan kemarin dokter juga bilang ibu hamil itu jadi semakin sensistif." Ucapku menatap Papa yang sedang merasa bersalah.
"Maaf Ma, aku nggak bermaksud bentak kamu kaya tadi." Ucap Papa lembut sambil mendudukan diri di samping Mama.
Mama yang mendengar ucapan Papa pun melengos malas dan membuang muka.
"Mah... Papa minta maaf, jangan dicuekin gini dong." Ucap Pala pelan sambil mengelus lengan atas Mama.
Merasa istrinya tak merespon, Papa melihat Ira dengan tatapan nelangsa.
Ira yang merasa ditatap sang Papa pun memberikan kode dengan mulut, "Dirayu Pa."
Papa mengangguk, membasahi bibirnya sebelum berucap, "Papa harus apa biar Mama maafin Papa dan ngga cuekin Papa gini?"
Mama menatap Papa malas dan melengoskan muka.
Namun, matanya tanpa sengaja melirik tayangan film yang sedang menampilkan adegan ciuman sepasang suama istri.
Mama pun menyeringai tertahan,"Cium Mama."
Cup.
Papa langsung mengecup pipi Mama dengan cepat.
"Nggak mau dipipi. Maunya dibibir Pa." Ucap Mama menatap Papa.
Papa yang mendengarnya melotot sedikit, "Dikamar aja nanti ya Ma. Disini masih ada Ira."
......
Upload seminggu sekali, kalau mau baca lebih awal cek telegram @kishikamakk
ns216.73.216.146da2