1657Please respect copyright.PENANArx87cegfb0
Dalam perjalanan meninggalkan kantor, suasana di dalam mobil terasa hangat meski diselimuti keheningan. Gerald tampak fokus mengemudi, sesekali melirik ke arah Vero yang duduk di sebelahnya. Sementara itu, Vero menyimpan senyuman kecil di wajahnya, pikirannya sesekali melayang pada momen yang terjadi sebelumnya. Namun, ia kembali sadar saat Gerald mulai membuka percakapan tentang rencana mereka malam itu.
1657Please respect copyright.PENANAj77m6sguzY
Gerald : (melirik Vero sambil tersenyum)
"Kita langsung dinner ya, sesuai janji aku tadi. Kamu udah kepikiran mau makan apa yang belum, Babe?"
Vero: (berpura-pura berpikir, sambil memainkan ujung rambutnya) "Hmm... gak tahu deh, aku ikut aja. Kamu aja yang pilih. Yang penting ada dessert."
Gerald: (tertawa kecil, lalu kembali fokus pada jalan)
"Makanan penutup, ya? Oke. Gimana kalau kita ke tempat steak yang ada lava cake favorit kamu itu? Sekalian biar aku lihat kamu makan sambil bahagia, Babe."
1657Please respect copyright.PENANAgYwk0FuQ43
Vero : (tersenyum tipis sambil menatap Gerald)
"Hihi... Boleh juga. Tapi jangan cuma lihat, kamu juga makan dessertnya dong. Jangan cuma nontonin aku."
Gerald : (mengangguk, tersenyum lembut)
"Yaudah, kalau begitu kita pesan dua, ya. Tapi aku yakin, senyum kamu bakal lebih manis daripada hidangan penutupnya nanti."
Vero: (tertawa kecil, pura-pura menggerutu)
"Ciee... mulai gombalnya, Babe. Jangan bikin aku senyum-senyum terus, nanti pipiku pegel."
Gerald: (tertawa lepas, menggenggam tangan Vero sejenak) "Kalau pegel, aku kan yang pijetin, Babe. Tenang aja."
1657Please respect copyright.PENANA9Kss6BjxzU
Mobil melaju dengan tenang menuju restoran steak favorit mereka. Vero menyandarkan kepalanya ke kursi, menikmati perjalanan sambil sesekali tersenyum.
1657Please respect copyright.PENANAvKYoSc7aTi
Gerald dan Vero akhirnya tiba di restoran steak favorit mereka. Sesuai janji Gerald, ia memesan ruangan VIP agar suasana makan malam lebih tenang dan nyaman. Pelayan segera mencatat pesanan mereka, termasuk lava cake favorit Vero yang selalu ia tunggu-tunggu. Sambil menunggu makanan datang, mereka berbincang ringan, menikmati kebersamaan setelah hari yang cukup panjang.
1657Please respect copyright.PENANAlpYMF2gn3P
Gerald: (menyenderkan punggung ke kursi, memperhatikan Vero dengan lembut)
"Eh, Babe, aku perhatiin kok rambut kamu agak berantakan ya? Bukannya tadi kamu baru dari salon?"
Vero: (tertegun, jantungnya berdegup kencang, tapi segera menguasai diri dan tersenyum santai)
"Iya, tadi abis dari salon, kok. Mungkin gara-gara tadi pas nunggu kamu di luar, aku iseng jalan-jalan di parkiran. Eh, anginnya gede banget, jadi berantakan deh."
Gerald: (tertawa kecil sambil menggeser kursinya mendekati Vero) "Makanya Babe, jangan suka mondar-mandir kayak gitu. Yaudah, sini aku bantu benerin rambut kamu biar rapi lagi."
Vero: (menahan tegang, berusaha tetap tenang sambil menghindari Gerald)
"Aduh, Babe, nggak usah repot-repot deh. Nanti aku benerin sendiri aja di kamar mandi. Lagian juga nggak terlalu parah, kan?"
Gerald: (mendekat lebih jauh, jemarinya mulai menyentuh rambut Vero dengan lembut)
"Nggak apa-apa. Aku suka kok ngelihat kamu kayak gini, tapi aku lebih suka kalau rambut kamu kelihatan rapi, Babe."
1657Please respect copyright.PENANAOIrtnNVRef
Vero: (tersenyum kaku, berusaha mengalihkan perhatian Gerald)
"Ih, ganggu banget, deh. Babe kan nggak ngerti cara benerin rambut perempuan. Nanti malah bikin acak-acakan lagi."
Gerald: (tertawa kecil, lalu duduk kembali)
"Oke, oke. Kalau gitu aku pasrah aja, deh. Tapi janji ya, nanti kamu benerin."
Vero : (mengangguk cepat, tersenyum sambil berusaha menghilangkan kegugupannya)
"Iya, iya. Nanti aku benerin kok."
1657Please respect copyright.PENANAxGRYPjdmDK
1657Please respect copyright.PENANA8iuA6hk9Yx
Obrolan mereka melanjutkan dengan candaan ringan, meski di dalam hati Vero merasa cemas. Gerald yang begitu perhatian membuat Vero sedikit merasa bersalah, tetapi ia dengan cepat menepis perasaan itu. Baginya, yang terpenting adalah menjaga suasana tetap menyenangkan malam itu. Makanan pun akhirnya datang, memberikan alasan untuk Vero fokus pada hidangan di depan mereka.
1657Please respect copyright.PENANA5H3dKOoSmB
Saat hidangan mereka sedang dinikmati, Vero tiba-tiba meletakkan alat makannya dengan senyum tipis. Gerald mengangkat alisnya, memperhatikan Vero yang mulai berdiri.
1657Please respect copyright.PENANANnF9boo3Eg
Vero: (menyeka sudut tepi dengan tisu, tersenyum ke Gerald) "Sayang, aku ke toilet dulu ya. Sebentar aja kok."
Gerald : (mengangguk sambil tersenyum)
"Oke, Babe. Jangan lama-lama, nanti makanannya keburu dingin." Vero: (tertawa kecil sambil penggantian tangan)
"Iya, iya. Nanti aku buru-buru balik."
1657Please respect copyright.PENANAusmNQv02Wi
1657Please respect copyright.PENANAmrt4sNKEUK
Vero masuk ke dalam bilik toilet, memastikan tidak ada orang di sekitarnya, lalu mengeluarkan ponselnya. Ia kontak membuka Leo, menelepon sambil menahan senyum penuh arti.
1657Please respect copyright.PENANAkmHZzZ2Pr3
Vero: (nada menggoda)
"Leo udah sampai belum? Gue di sini lagi dinner sama Gerald loh."
Leo : (dari seberang telepon, terdengar suara berisik seperti di luar ruangan) "Udah kok. Lagi di parkiran depan. Lo kenapa nelpon? Gak takut ketahuan?"
Vero: (tertawa kecil, suaranya dibuat lebih pelan)
"Gue kan pintar nyari celah. Tapi tadi tuh, gue masih kepikiran yang di mobil." (nada menggoda) "Kayaknya... gue masih kurang puas deh."
Leo: (terdengar mencurigakan)
"Gue juga kepikiran terus. Kapan mau lanjut? Sekarang gak mungkin kan? Lo kan lagi sama Gerald."
1657Please respect copyright.PENANADfwgwYZc5g
Vero : (tersenyum kecil, memejamkan mata sejenak)
"Ya iya lah, gak sekarang. Tapi... nanti kita cari waktu lagi ya. Gimana?" Leo: (nada penuh keyakinan)
"Tenang aja, pasti. Gue juga gak bakal biarin lo lama-lama penasaran, kok."
Vero: (tertawa pelan)
"Gue tunggu ya. Udah dulu, nanti Gerald curiga kalau gue kelamaan di toilet."
Leo:
"Siap. Lo hati-hati, jangan sampai ketahuan."
Vero: (menutup telepon dengan senyum misterius, lalu merapikan diri sebelum kembali ke meja makan)
1657Please respect copyright.PENANA7smmhwrQjU
Vero kembali ke meja dengan senyum manis, seolah tidak ada yang terjadi. Gerald yang sedang sibuk memotong steaknya mengangkat kepala, menatap Vero dengan penuh perhatian.
1657Please respect copyright.PENANAE2lsh0HJ83
Gerald : “ Cepet banget, Babe. Udah selesai urusan toiletnya?” Vero: (tertawa kecil, duduk kembali)
"Iya dong. Aku kan gak mau ninggalin kamu lama-lama." Gerald : (tersenyum hangat)
"Baik banget sih, kamu. Yuk, kita lanjutin makannya."
1657Please respect copyright.PENANAt0HXtMdE2H
Vero : (mengangguk, mengambil garpunya) “Oke, Babe.”
1657Please respect copyright.PENANAyaMoOSOGkk
Setelah menyantap hidangan utama, Gerald dan Vero menikmati hidangan penutup favorit mereka. Gerald tampak santai, sementara Vero sesekali mencuri pandang, pikirannya mulai mengembara.
1657Please respect copyright.PENANAvuD1Cx6Dz7
Gerald: (mengusap sudut bibir dengan tisu, tersenyum ke arah Vero) "Dessert-nya sesuai ekspektasi gak, Babe? Atau ada yang kurang?" Vero: (tersenyum sambil memainkan sendok kecil di tangan) "Enak banget kok, Babe. Kamu selalu tahu yang terbaik buat aku." Gerald: (tertawa kecil, menyandarkan punggung ke kursi)
"Baguslah kalau suka. Nah, ngomong-ngomong soal terbaik buat kamu, aku mau bahas sesuatu."
Vero : (mengangkat alis, berpura-pura penasaran) "Hmm? Apa tuh?"
Gerald : (tersenyum sambil menatap Vero serius)
"Tahun baru nanti, aku mau ajak kamu liburan. Rencananya ke Labuan Bajo. Kita bisa lihat komodo, snorkeling, dan nikmati matahari terbenam di kapal." Vero: (matanya sedikit berbinar, tapi segera menutupi antusiasmenya dengan pura-pura ragu)
"Labuan Bajo? Liburan bareng kamu aja, atau gimana?"
1657Please respect copyright.PENANAD06iuOW5iQ
Gerald : (mengusap dagunya, tersenyum)
"Liburan keluarga sih. Ada aku, adik aku, terus mungkin beberapa saudara yang lain."
Vero : (berpura-pura berpikir sambil menunduk, tapi dalam hati langsung memikirkan tentang Leo)
"Kayaknya seru ya... Tapi..."
Gerald : (mendekat sedikit, nadanya memohon)
"Eh, jangan bilang kamu mau nolak, Babe. Aku udah pengen banget liburan sama kamu."
Vero: (tersenyum tipis, memainkan ujung rambutnya)
"Aku nggak nolak, kok. Cuma... nggak tahu, aku jadi malu aja kalau ikut acara keluarga kamu."
Gerald: (tertawa kecil, menggenggam tangan Vero di atas meja)
"Apaan sih, Babe. Malu kenapa? Keluarga aku pasti suka sama kamu. Lagian kan ada aku. Aku bakal selalu ada buat bikin kamu nyaman."
Vero: (pura-pura menghela nafas sambil tersenyum kecil) "Hmm... Ya udah deh, kalau kamu maksa gitu. Aku ikut." Gerald : (tersenyum lebar, terlihat puas)
"Ya! Ini bakal jadi tahun baru terbaik kita, Sayang. Aku berjanji!" Vero : (tertawa kecil, berpura-pura malu)
"Iya-iya, Babe. Aku percaya kok. Tapi nanti kamu harus pastiin nyaman semuanya ya."
1657Please respect copyright.PENANAo0Si6JgS05
Gerald: (mengangguk penuh semangat)
"Pasti dong! Aku yang urus semuanya. Kamu tinggal siap-siap aja ya?" Dalam hati, Vero sudah membayangkan momen-momen tak terduga yang mungkin terjadi jika Leo ikut liburan. Ia tersenyum kecil sambil menghabiskan hidangan penutupnya, tetap tenang di hadapan Gerald. Di luar, pikiran sudah merancang skenario lain yang membuatnya semakin bersemangat untuk liburan nanti.
1657Please respect copyright.PENANA4yOeaBsdEM
Setelah mengantar Vero pulang, Gerald kembali ke rumahnya dengan perasaan puas. Malam itu, suasana di rumahnya ramai. Kedua adik kembarnya, Kenzi dan Kenzo, sedang bercanda di ruang tengah, sementara Leo duduk santai dengan segelas teh di tangan. Di sudut ruangan, kakak tertuanya, Bastian, sedang berkumpul dengan istrinya, Anya. Orang tua mereka, Bu Kinanti dan Pak Joko, juga ikut bergabung dalam diskusi santai soal rencana liburan keluarga mereka yang semakin dekat.
1657Please respect copyright.PENANAl6vS8ILmuw
Gerald: (masuk ke ruang tengah, melepaskan jaketnya dengan senyum lebar)
"Hai semuanya! Gimana nih persiapan liburan? Aku ada kabar baik buat kalian!"
Bu Kinanti : (menoleh sambil tersenyum lembut) “Apa kabarnya baik-baik saja, Nak?”
1657Please respect copyright.PENANAW9ADzDi02R
Gerald: (menyandarkan tubuhnya ke sofa)
“Aku udah ajak Vero, dan dia setuju buat ikut liburan kita ke Labuan Bajo.”
Kenzi: (langsung bersorak)
"Wah keren! Kak Gerald akhirnya bawa pacarnya ke liburan keluarga. Udah resmi banget, nih!"
Kenzo: (mengangguk setuju, tersenyum menggoda) "Hati-hati, Kak Leo jadi kehilangan highlight-nya." Leo: (tertawa kecil, mencoba tetap santai)
"Apa sih, lo berdua. Yang penting dia nyaman aja kalau ikut sama kita semua."
Pak Joko: (tersenyum bangga)
"Bagus, Nak. Kalau memang Vero ikut, Papa harap kamu pastikan dia tidak merasa canggung, ya."
Gerald: (mengangguk penuh keyakinan)
"Pasti, Pa. Aku udah rencanain semuanya biar dia merasa nyaman. Lagian, dia kan udah kenal sama Leo juga, jadi pasti makin mudah akrab sama yang lain."
Bastian : (tertawa kecil sambil melirik Gerald)
"Bagus dong, jadi suasana makin ramai. Kamu serius banget sama Vero ya?"
1657Please respect copyright.PENANArXOVoGzn7b
Gerald: (tersenyum malu-malu)
"Iya dong, Bang. Kalau nggak serius, nggak mungkin aku ajak dia liburan keluarga."
Anya: (tersenyum hangat)
"Seneng dengernya. Kalau dia ikut, kita bisa bikin acara lebih seru. Dia suka snorkeling juga, kan?"
Gerald: (mengangguk antusias)
"Suka banget. Aku yakin dia akan senang sama semua rencana kita." Bu Kinanti : (mengusap bahu Gerald)
"Bagus kalau begitu. Mama senang melihat kamu bahagia, Nak. Semoga liburannya nanti jadi momen indah buat semuanya."
Leo : (tersenyum tipis, menyandarkan tubuh ke sofa)
"Iya, semoga semuanya lancar aja. Gue juga penasaran bakal kayak apa suasana nanti di sana."
Gerald: (tertawa kecil)
"Pokoknya bakal jadi tahun baru yang nggak terlupakan buat kita semua."
1657Please respect copyright.PENANAdSAL1rEloi
1657Please respect copyright.PENANAzD3uDn3Idh
Diskusi malam itu berjalan penuh kehangatan. Meski Leo tetap terlihat tenang, dalam hatinya ia memikirkan sesuatu yang lain. Setelah beberapa saat, Leo memutuskan untuk pergi ke ruangan lebih dulu. Ia menutup pintu, mengambil ponselnya, lalu segera menelepon Vero.
1657Please respect copyright.PENANAX1VUQTQ4p2
Leo: (dengan nada santai tapi penuh arti) "Selamat datang di keluargaku, dan ruang rahasia kita." Vero: (menjawab dengan nada menggoda)
"Iya, ayo jadikan momen spesial. Tapi atur rapi, jangan sampai Gerald tau."
Leo: (tertawa kecil, suaranya pelan)
"Tenang aja, gue udah biasa main aman. Lo tinggal nikmatin aja." Vero: (tertawa kecil, suara pelan tapi penuh arti)
"Hihi... Gue suka kalau lo kayak gini, Leo. Jadi makin gak sabar deh." Leo: (nada menggoda)
"Gue juga. Tunggu aja, di Labuan Bajo kita bakal bikin momen yang nggak bakal terlupakan."
Vero: (berbisik lembut)
“Mari kita lihat apa yang kamu punya, Leo. Tapi jangan bikin gue kecewa, ya.” Leo: (penuh keyakinan)
"Gue nggak pernah bikin lo kecewa, kan?" Vero: (tertawa kecil, menggoda)
"Baiklah... kita lihat saja."
1657Please respect copyright.PENANAYjGMGchVXt
1657Please respect copyright.PENANAU28jkHOzz4
Percakapan itu diakhiri dengan senyuman di wajah keduanya.
1657Please respect copyright.PENANAebNPQgfw9K
Keesokan harinya, Leo duduk bersantai di kursi dekat kolam renang sambil menghisap rokok. Udara pagi yang sejuk dan aroma air kolam yang segar menemani pikiran yang melayang entah ke mana. Mendengarnya, menghadap ke arah matahari pagi, hingga langkah Bu Kinanti yang mendekati memecah kenyamanan.
1657Please respect copyright.PENANALwrO4dBQ2f
Bu Kinanti: (duduk di kursi sebelah Leo, dengan nada lembut tapi tegas) "Kamu mau ajak siapa tahun baru kali ini, Leo?"
1657Please respect copyright.PENANAiJ50pPEOXY
Leo diam sejenak, hanya mengembuskan asap rokoknya tanpa menjawab.
1657Please respect copyright.PENANAFgFHPbDzEe
1657Please respect copyright.PENANAdfT6a097Q8
Bu Kinanti: (melanjutkan)
"Mama nggak suka ya, kalau kamu ganti-ganti pacar terus. Kapan kamu bawa yang serius? Kamu lihat Gerald, dia sudah mulai serius sama Vero. Kamu tiap liburan pasti bawa cewek beda-beda. Apa nggak capek, nak?" Leo menoleh perlahan, matanya menatap mamanya dengan sorot tajam.
Leo: (dengan nada marah, tapi tetap terkendali) "Aku tidak akan membawa cewek liburan kali ini." Bu Kinanti : (sedikit terkejut)
"Oh ya? Bagus kalau memang begitu. Tapi—" Leo: (memotong, dengan suara yang lebih tegas)
"Dan tolong, Ma...jangan bandingin aku sama Gerald."
1657Please respect copyright.PENANAAjOHcYwfoX
Tanpa menunggu tanggapan, Leo berdiri, mematikan rokoknya di asbak dengan gerakan cepat, lalu berjalan meninggalkan Bu Kinanti.
1657Please respect copyright.PENANAOQrh414Qsh
Bu Kinanti : (berbicara pelan, lebih kepada dirinya sendiri)
"Leo... mama cuma mau kamu bahagia. Kenapa kamu harus segitu marahnya?"
1657Please respect copyright.PENANASC0lYqMdhi
Leo melangkah menjauh menuju kamarnya, berusaha menenangkan diri dari percakapan yang membangkitkan emosinya.
1657Please respect copyright.PENANAdiTybEJpqj
1657Please respect copyright.PENANAthekSepk0c
1657Please respect copyright.PENANAgrHhGzPnOk
1657Please respect copyright.PENANAbT91wlmvwO
H-1 menjelang liburan ke Labuan Bajo, rumah Gerald dipenuhi suasana sibuk. Semua anggota keluarga sedang menyiapkan koper dan perlengkapan, memastikan tidak ada yang tertinggal. Pukul 17.00, Gerald tiba di rumah bersama Vero. Ia sengaja membawa Vero untuk membantu memilih pakaian yang akan dibawa.
1657Please respect copyright.PENANAVXB2vFELWm
Gerald : (tersenyum sambil menggandeng tangan Vero)
"Sayang, aku bawa kamu ke sini karena aku butuh bantuan. Pilihin baju aku, dong. Aku pengen cocok sama kamu pas liburan nanti."
1657Please respect copyright.PENANAJqDSFIPQv0
Vero: (tertawa kecil)
"Hihi, kamu lucu banget, Babe. Yaudah, mana bajunya? Kita pilih-pilih dulu ya."
1657Please respect copyright.PENANAorLU8qa7Nl
Saat mereka menuju kamar Gerald, di lorong dekat ruang tengah, mereka berpapasan dengan Leo yang berjalan santai dari dapur sambil membawa air mineral.
1657Please respect copyright.PENANAzLQu9HHThj
Pertemuan Leo dan Vero bertemu. Dalam sekejap, sebuah komunikasi diam-diam terjadi di antara mereka. Leo memanfaatkan momen sempit itu. Saat Gerald sedikit menjamin wajahnya untuk melihat ke arah ruang tamu, Leo dengan gerakan cepat dan halus meraba pinggang Vero, seolah memastikan kehadirannya.
1657Please respect copyright.PENANApglDwjFYQp
Vero terkejut sesaat, tapi alih-alih marah, ia malah merasa senang dengan keberanian Leo. Pipinya sedikit merona, meski ia berusaha tetap terlihat tenang.
1657Please respect copyright.PENANAS9DNvilbOk
Leo : (tersenyum tipis, suaranya santai)
“Oh, Vero udah sampai.Mau bantu Gerald packing ya?”
Vero : (tersenyum sopan, dengan nada santai namun matanya berbinar) "Iya, Bang Leo. Aku bantu-bantu dikit, biar dia nggak ribet sendiri."
1657Please respect copyright.PENANAVAYuxggTRh
Gerald, yang tidak menyadari apa pun, hanya tertawa kecil. Gerald:
"Dia harus bantu, dong. Kalau nggak, gue malah bawa baju yang salah. Kan nggak lucu pas liburan malah saltum."
1657Please respect copyright.PENANAy8MNBMmo0n
Leo mengangguk singkat, berjalan melewati mereka sambil membawa botol airnya. Sebelum memastikan pergi terlalu jauh, ia menoleh ke belakang, Vero melihat sekilas senyumannya yang penuh arti.
1657Please respect copyright.PENANAdYX8vhttVf
Di dalam kamar Gerald, Vero mencoba mengalihkan pikirannya sambil membantu memilih pakaian.
1657Please respect copyright.PENANAtzjZOzj1bw
Vero: (mengangkat kemeja putih)
"Sayang, ini bagus banget dipakai pas dinner di sana. Cocok sama dress aku yang warna beige."
Gerald: (menghampiri Vero, memegang pinggangnya sambil tersenyum) "Apa aja yang kamu pilih pasti cocok, Babe. Yang penting aku bisa bikin kamu senyum pas liburan nanti."
1657Please respect copyright.PENANAxr4mUW40Nv
Vero tersenyum kecil, tapi pikirannya sesaat melayang pada sentuhan Leo yang tadi singkat tapi membekas. Ada sesuatu yang sulit ia abaikan, meski ia berusaha menutupi semuanya di hadapan Gerald.
1657Please respect copyright.PENANAgTS8MC94rd
Sementara itu, di dalam ruangan, Leo duduk di kursi dekat jendela. Rokok yang baru dinyalakan terselip di antara jemarinya, asap putih tipis mengepul, menciptakan suasana yang kontras dengan ekspresi wajahnya yang penuh perhitungan. ''Semua orang sibuk nih. Gue harus mikir gimana caranya main sama Vero sekarang. Gue nafsu, anjing, liat Vero sambil terkekeh,'' ucap Leo.
1657Please respect copyright.PENANA61ybrGJHIR
Leo memutar otak untuk mencari celah. Dia tahu, selama Gerald ada di rumah, kesempatan untuk berbicara lebih dekat dengan Vero akan sangat kecil. Ia harus memastikan Gerald punya urusan lain yang mengharuskannya keluar sementara.
1657Please respect copyright.PENANAHscWdMdxO0
Tiba-tiba, ide cerdas terlintas di pikiran. Leo tersenyum licik sambil menyalakan rokok lagi.
1657Please respect copyright.PENANAeUbcNINBKs
Leo : (berbisik pada dirinya sendiri)
"Ma, Mama pasti bisa bantu gue tanpa sadar kan? Sekarang tinggal gimana gue ngarahinnya."
1657Please respect copyright.PENANA8gD8RG0jcM
Leo pun keluar dari kedalamannya, mencari keberadaan Bu Kinanti. Ia muncul di dapur sedang berbincang dengan Anya, istri Bastian.
1657Please respect copyright.PENANA1w6I3QBel8
Leo: (mendekat dengan senyum santai, berbicara pada Bu Kinanti)
"Ma, tadi aku baru ngecek, kayaknya kita lupa nyiapin beberapa hal buat liburan. Barang-barang kayak tabir surya sama obat-obatan penting gitu. Kalau lupa nanti repot, apalagi kita bawa banyak orang."
Bu Kinanti: (menghentikan pembicaraannya dengan Anya sambil menatap Leo) "Astaga, Mama lupa soal itu. Memang penting banget. Tapi kan Mama lagi banyak urusan sama packing sekarang. Kamu aja yang keluar beli, Leo."
Leo : (menggeleng cepat, pura-pura malas)
"Ma, aku lagi nggak enak badan, kepala agak berat. Mungkin karena kurang tidur semalam. Mending Gerald aja, Ma. Dia lagi senggang kan? Sekalian bawa Vero biar bantu milih barang yang cocok. Lagian, kalau belanjanya bareng dia, pasti lebih cepet."
Bu Kinanti : (mengangguk, tampak setuju)
"Iya juga ya. Mama suruh Gerald aja. Kamu benar, Vero juga bisa bantu milih. Mana daftarnya, Leo?"
Leo: (mengeluarkan secarik kertas dari saku, menyerahkan dengan tenang) "Ini, Ma. Semua barang yang harus dibeli udah aku tulis. Nggak banyak, kok."
Saat Bu Kinanti menuju kamar Gerald, Leo berjalan ke arah Vero yang masih di kamar Gerald sambil pura-pura mampir. Ia melirik Vero dengan penuh arti.
1657Please respect copyright.PENANAPGFIKnFuxV
Leo: (berbisik pelan)
"Lo jangan ikut ke minimarket ya. Menginap aja di sini. Lo ngerti kan maksud gue?"
Vero: (menahan senyum, pura-pura sibuk memilih baju di tempat tidur) "Ngerti kok. Gue kan nggak pernah nolak undangan spesial lo."
Leo puas tersenyum, lalu meninggalkan kamar dengan santai. Bu Kinanti : (mengetuk pintu kamar Gerald, lalu masuk)
"Gerald, ini Mama mau titip sesuatu. Tolong keluar sebentar beli barang-barang ini, ya. Penting untuk persiapan besok."
Gerald : (menatap Vero, lalu ke arah Bu Kinanti)
"Iya, Ma, sebentar. Bentar lagi aku siap-siap. Mau ajak Vero juga sekalian biar cepat."
Bu Kinanti:
"Terserah kamu. Kalau Vero mau ikut, bagus. Kalau nggak, kamu sendiri juga nggak apa-apa."
Gerald: (menoleh ke Vero sambil tersenyum) "Ikut nggak, Babe?"
Vero: (tersenyum tipis)
"Kamu aja deh, aku mau lanjut bantuin pilihin baju kamu di sini. Nanti kalau aku ikut, malah makin lama, kan?"
Gerald:
"Oke, kalau begitu aku keluar sebentar ya. Sayang tunggu di sini aja."
1657Please respect copyright.PENANAqDg0FscZmy
Setelah Gerald keluar rumah, Leo mengamati jarak sambil menyalakan rokok. Ia puas tersenyum, tahu bahwa waktunya untuk bertindak telah tiba.
1657Please respect copyright.PENANAgADWNI4eWP
Leo: (memasuki kamar Gerald dengan santai, menutup pintu pelan-pelan) "Jadi... lo beneran stay di sini ya? Pinter juga lo, Nurut banget sama gue." Vero: (tersenyum tipis sambil pura-pura sibuk melipat baju Gerald)
"Kan lo yang nyuruh. Gue anak baik kok. Lagi pula, lo tau gue nggak pernah nolak kalau lo udah ngomong kayak tadi."
Leo: (berjalan mendekat, duduk di tepi tempat tidur)
"Gue suka itu. Lo selalu ngerti maksud gue, nggak perlu dijelasin panjang-panjangnya."
Vero : (melirik Leo dengan menggoda, lalu mendekat sedikit)
"Ya, kalau buat lo, gue selalu ngeti. Tapi sekarang gue penasaran, lo masuk ke sini mau apa? Jangan-jangan cuma buat duduk manis?"
Leo: (tertawa kecil, mengurungnya sambil menatap Vero) "Duduk manis nggak ada di kamus gue kalau ada lo di sini." (melirik ke baju-baju Gerald di tempat tidur)
"Gerald bawa baju kebanyakan ya? Atau ini cuma alesan lo biar bisa lama-lama di kamarnya?"
Vero : (tersenyum nakal, melipat satu baju dengan santai) "Bisa aja lo. Tapi lo tau kan, gue di sini justru karena lo."
1657Please respect copyright.PENANA02lJfPSuFr
Leo: (mendekatkan tubuhnya, berbicara dengan nada rendah dan tajam) "Dan sekarang gue di sini karena lo juga. Jadi kita impas."
Vero: (tertawa kecil, berjalan pelan menuju meja kecil di kamar)
"Tapi lo nggak ada rencana, Leo? Masa cuma dateng buat ngomong kayak gitu?"
Leo: (berdiri, mengikuti langkah Vero dengan santai)
"Gue nggak perlu banyak rencana kalau sama lo. Lo udah cukup bikin semuanya menarik tanpa gue usaha lagi."
1657Please respect copyright.PENANAMDtoSdziz9
Vero: (berbalik menghadap Leo, bersandar di meja, mengangkat alis sambil tersenyum menggoda) "Oh ya? Jadi gue segitu spesialnya buat lo?" Leo: (berdiri sangat dekat, menatap tajam ke arah Vero) "Lo lebih dari spesial, dan lo tau itu. Pertanyaannya, lo mau gue buktiin sekarang, atau nanti?"
Vero: (tertawa kecil, dengan nada menggoda) "Kalau sekarang, kayaknya terlalu berisiko. Tapi lo pancing terus, jangan salahin gue kalau gue malah makin kepancing."
Leo: (masih dengan senyum licik, suaranya rendah dan dalam)
"Risiko itu udah gue atur, sayang. Semua keperluan yang susah dicari di minimarket terdekat udah gue catet. Jadi, kalau kita nunda..." (menatap langsung ke mata Vero, semakin mendekat) "Risiko percuma udah gue tanggung."
1657Please respect copyright.PENANAaQmjQuIdlU
Vero: (tertawa kecil, membalas Leo dengan penuh godaan, lalu mendekat, jarak mereka semakin tipis)
"Berarti gue tinggal nikmatin aja ya? Lo emang selalu tau cara main aman."
Leo : (mengangkat satu alis, membiarkan Vero semakin dekat, tangannya perlahan menyentuh meja di samping Vero)
"Gue nggak pernah main aman. Gue main di zona bahaya, tapi gue selalu menang."
Vero: (senyum nakal, menyentuh ujung kemeja Leo, menariknya pelan) "Dan lo selalu yakin menang, kan? Gue suka itu dari lo."
Leo: (berbisik, wajahnya hampir menyentuh Vero) "Nggak ada ruginya yakin kalau yang gue mainin itu lo."
1657Please respect copyright.PENANAYsCgB4ry0X
Leo menduduki rambut Vero, menyisirnya ke belakang dengan lembut. Bibirnya perlahan mendekat hingga menempel, mencium Vero. ''Mmmhh... muachhh,'' terdengar desahan kecil dari keduanya.
1657Please respect copyright.PENANABysLFpOtoU
Kaki Vero diangkat satu dan ditahan, lalu dilipatkan di pahanya Leo. Sementara itu, tangan Leo sibuk meremas-remas pantat Vero dengan kuat.
1657Please respect copyright.PENANAr58lFNj1I3
"Kita main cepat aja, gue nafsu banget. Buka celana lo," ucap Leo sambil menyalurkan badan Vero sehingga membelakangi dia.
1657Please respect copyright.PENANAB0C3XAWsV3
Kontol Leo sudah sangat keras. Tanpa dijilat lebih dulu oleh Vero, Leo langsung menusukkan tititnya ke memek Vero, hanya dengan meludahinya terlebih dahulu. “Lepas aja semuanya celana lo, tapi baju lo tetep pake,” ucap Leo. Vero melepas semua celananya, membuat hentakan Leo jadi semakin leluasa. Plokkkk plokkk plokkk.
1657Please respect copyright.PENANA72kRXRI0G5
Leo semakin keras menghentakannya, menggenggamnya terus meremas keras pantat Vero. ''Ah, lihatlah, gila. Badan lo tuh, ya ampun, pas banget,'' ucap Leo sambil terengah-engah.
Leo: (dengan nada rendah, penuh godaan) "Gue pas buat lo, maksud lo?"
Vero: (tersenyum tipis, menatap Leo dengan mengulangi dalam) "Iya, pas banget. Semua tentang lo tuh bikin gue lemah."
Leo: (tertawa kecil, mendekatkan wajahnya ke Vero, tangannya menyentuh ringan di pinggang Vero)
"Eh, lo yang bikin gue lemah sekarang. Gue gak nyaangka lo bisa segini bagusnya."
Vero: (mengangkat alis, dengan nada menggoda) "Bagus gimana? Detail dong."
Leo: (mendekat lebih lagi, berbisik)
"Ya semuanya, cara lo nyentuh, cara lo... ah, gue gak bisa jelasinnya, tapi lo ngerti lah."
1657Please respect copyright.PENANAfzN03JMrRg
Vero: (tertawa kecil, menyentuh dada Leo dengan lembut, lalu mendongak ke belakang menatap matanya) "Gue ngerti, kok. Sama, gue juga ngerasa lo beda banget. Lo tahu cara bikin gue gila."
Leo: (tersenyum licik, menikung bermain di rambut Vero) "Dan gue nggak akan berhenti bikin lo gila, Vero. Kita berdua sama-sama udah gak bisa mundur lagi, kan?"
Vero: (mengangguk pelan, nadanya lirih tapi penuh keyakinan) "Nggak ada kata mundur. Gue di sini, dan lo tahu gue nggak akan pergi ke mana-mana."
1657Please respect copyright.PENANA8jhDPyiRYA
Percakapan semakin intens, suasana kamar terisi energi di antara keduanya. '' Sini pindah, kita naik ke kasur. Lo dudukin gue,'' ucap Leo sambil mengajak Vero.
1657Please respect copyright.PENANAZYqqe90VC9
Vero tertawa, ''Hahaha, ada gila-gilanya ya kita, main di kasurnya Gerald.''
''Bodo amat,'' ucap Leo santai. ''Kita bebas di sini,'' lanjutnya sambil mengarahkan Vero untuk duduk di atasnya.
1657Please respect copyright.PENANAznc6Xsx8bu
Vero menduduki titit Leo hingga masuk sepenuhnya, erangannya keras dengan ekspresi wajah yang penuh kenikmatan. ''ARGHHHHH!''
1657Please respect copyright.PENANAe3O04fDLJ6
Plok! Plok! Plok! Vero mulai menggoyang titit Leo dengan binal, plok! Plok! Dengan perasaan penuh senang, ia tersenyum menatap Leo.
Leo: "Ayo sayang, lebih kencang lagi. Gue pegang pinggang lo, lo gerak lebih cepet." (Leo memegang pinggang Vero lebih erat, mendorong tubuhnya sedikit lebih maju.)
Vero: "Iya, Leo, gue coba..." (Vero menggigit bibir, gerakan tubuhnya semakin cepat, menyesuaikan dengan Leo.)
Leo: "Nah, gitu, terus. Lo geraknya enak banget, sayang." (Leo meremas lembut pinggang Vero, menatap tubuhnya dengan penuh pujian.) Vero: "Lo juga, Leo... gue nggak bisa berhenti, rasanya makin panas." (Vero meletakkan tangannya di dada Leo, menariknya lebih dekat.)
Leo: "Pinter banget lo, Vero. Gue suka banget liat lo gerak kayak gitu." (Leo mendorong tubuh Vero lebih dekat, meremas bokongnya, memberikan Arah.)
Vero : "Ah, Leo...kontol lo makin keras, makin susah banget, tapi...gue tahan." (Vero menggenggam lengan Leo, menambah kekuatan pada setiap gerakannya.)
Leo: "Lo kuat banget sayang. Lo tahu apa yang gue mau, terus, terus..." (Leo membimbing Vero dengan gerakan tangan yang semakin kuat, mendorong ritme lebih cepat.)
Vero: "Gue bisa, Leo... makin enak, makin nggak bisa berhenti..." (Vero menggigit leher Leo, tanda dia mulai kehilangan kendali.)
1657Please respect copyright.PENANAwCWLYYfJ4U
Leo : "Pinter banget sayang. Gue suka liat lo gerak kayak gitu... lebih cepat, lebih kuat." (Leo menarik pinggang Vero lebih rapat ke tubuhnya, memastikan mereka semakin dekat.)
Vero : "Aduh, Leo... lo gila... gue gak bisa..." (Vero meremas leher Leo, tubuhnya makin bergetar.)
Leo: "Terus, sayang, gue pengen liat lo lebih dari itu." (Leo meraih tangan Vero, mengarahkannya untuk bergerak lebih cepat.)
Vero : "Iya, Leo...gue suka banget..." (Vero bereaksi dengan gerakan Leo, tubuhnya semakin tak terkendali.)
1657Please respect copyright.PENANAFTM8UOXOPP
Sementara itu, Gerald sudah selesai berbelanja. Dalam perjalanan pulang, ia mengoceh, ''Ada-ada aja, Mama nyuruh, ujung-ujungnya malah muter-muter nyari ke tiga minimarket. Fiuhh, dasar!''
1657Please respect copyright.PENANAqm8oA4M98m
Leo: "Ayo, terus, gue suka banget, pinter, lo bisa lebih kencang." (Leo menggenggam erat pinggang Vero, menopang tubuhnya agar bergerak lebih cepat.)
Vero : "Iya, Leo, gue bisa...terus, lo bikin gue gila." (Vero menggerakkan tubuhnya lebih cepat, tubuhnya semakin terasa panas.)
Leo: "Terus, sayang, lebih cepat, lo bisa." (Leo membimbing Vero, memastikan gerakan mereka semakin intens.)
1657Please respect copyright.PENANAhMonEEkbw0
Vero : "Iya, gue bisa, Leo...lo bikin gue gak tahan." (Vero menggigit bibir bawah, mencoba menahan kepuasan yang semakin memuncak.)
Leo : "Aahh... gue udah hampir selesai, Vero. Terus, kencengin!" (Leo terengah-engah, tubuhnya bergetar, tak bisa menahannya lagi.)
1657Please respect copyright.PENANAfskl3lwwG9
CROTTTT! CROTTT! CROTTTTTT! KONTOLNYA LEO MUNCRAT-MUNCRATIN PEJU DI DALAM MEMEK VERO, TAPI VERO DENGAN SEGERA MELEPASNYA DAN MENYANDARKAN BADANNYA DI KASUR.
1657Please respect copyright.PENANAndErhXW0No
Leo: "Lo emang luar biasa, sayang. Gak nyangka gue bisa ngerasain ini." (Leo merapikan rambut Vero dengan lembut, memandang dengan penuh pujian.)
Vero : "Lo juga luar biasa, Leo...gak pernah nyaangka bisa sampe kayak gini." (Vero terengah-engah, tangannya meraih dada Leo, merasakan kepuasan yang mendalam.)
Leo : “Puas banget gue liat lo gerak kayak gitu, gak ada yang bisa ngalahin lo.” (Leo membungkuk pipi Vero, memberikan ciuman lembut di keningnya.) Vero : "Lo emang yang terbaik, Leo. Gue gak pernah ngerasain ini sebelumnya." (Vero menggenggam tangan Leo, memeluknya dengan lembut.)
1657Please respect copyright.PENANASHSEBKG4pz
Leo: "Gue bener-bener gak bisa berhenti, lo pinter banget." (Leo menatap Vero dengan mata yang penuh gairah, merasa puas dengan semua yang terjadi.)
Vero : "Tuh kan, lo emang yang terbaik, gak ada yang lebih hot dari lo." (Vero tersenyum lebar, matanya penuh rasa puas dan cinta.)
1657Please respect copyright.PENANAZi3PzE0QiV
Mereka masih tergeletak di atas kasur, namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar kamar. Vero dan Leo saling melirik ke arah pintu, lalu mundur sedikit untuk memastikan semuanya tetap aman. Vero segera mengenakan celananya kembali dan merapikan diri.
1657Please respect copyright.PENANABjHBzQnVX9
Vero: (berbisik pelan, masih dengan nada menggoda) "Drama selesai dulu ya. Kayaknya yang punya singgasana udah balik."
Leo: (tertawa kecil, menatap Vero dengan penuh arti) "Santai, yang punya singgasana nggak bakal tahu endingnya. Itu rahasia kita."
1657Please respect copyright.PENANAk451a6HtGJ
Mereka berdua berusaha kembali ke posisi ''aman'' masing-masing, memastikan tidak ada sepanjang apa yang baru terjadi di kamar Gerald.
Gerald : (masuk ke kamar, kaget melihat Leo) "Eh Bang Leo? Kok masih di kamar sih?"
1657Please respect copyright.PENANAH3u8OHZXKi
Leo : (dengan santai, duduk di kursi sambil mengangkat bahu) "Ah, gue cuma lagi ngobrol sama Vero, Bro. Nggak ada apa-apa kok. Cuma ngobrolin persiapan liburan aja, kan kita berangkat besok."
Vero: (dari tempat tiduran, ikut menjawab) "Iya, benar, Gerald. Aku dan Bang Leo cuma ngobrolin rencana liburan besok. Nggak ada yang aneh, kok."
Gerald: (masih terlihat agak ragu, tapi mencoba tersenyum) "Oh begitu ya? Yaudah, kalau begitu. Gue kira ada apa-apaan. Btw, jangan lupa cek barang-barang lo, Bang. Kita udah siap-siap besok pagi."
Leo : (tersenyum, berpura-pura tidak ada yang aneh) "Tenang aja, Bro. Semua udah beres kok. Cuma sebentar lagi gue juga mau siap-siap."
Vero: (dengan sedikit tersenyum manis, mencoba menenangkan) "Ya, semuanya siap, kok. Kita tinggal tunggu besok. Jadi santai aja."
Gerald: (berusaha meyakinkan dirinya sendiri, meskipun sedikit curiga) "Yah, kalau begitu, oke deh. Gue ke luar dulu, masih ada yang harus gue siapin."
Leo: (dengan nada santai, sambil berdiri) "Siap, Bro. Gue ikut ke luar juga, sekalian ngecek lagi barang-barang gue."
Leo berjalan keluar kamar dengan santai, dan Gerald masih bersamaku mengamati sebentar, tapi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan persiapannya.
Grup👇👇👇
1657Please respect copyright.PENANA8kso12LAlp
https://t.me/+fp2rg8q-RKExMDc1
1657Please respect copyright.PENANAZzZ1HdEVcn
Bersambung...
ns216.73.216.82da2