
BEBERAPA MENIT SEBELUMNYA
19969Please respect copyright.PENANAdVhjMcnJ4q
19969Please respect copyright.PENANACjwD0sZrcq
19969Please respect copyright.PENANAsiHxmGCY6T
19969Please respect copyright.PENANAyGiN1p3lK4
19969Please respect copyright.PENANAhtYiVUemXZ
PAK BENI
19969Please respect copyright.PENANAH97SNYEHlm
“Apa kabarnya yah mereka ? Sudah beberapa hari ini saya tidak mendapatkan kabar lagi tentang mereka ? Apa mereka baik-baik aja ?” Lirih seorang pria tua kekar yang sedang berjalan sambil memikirkan dua akhwat bercadar yang dikenalnya.
19969Please respect copyright.PENANAx8wGttV44G
Beberapa hari telah berlalu semenjak persetubuhan terakhirnya dengan Putri diketahui oleh Andri. Beberapa hari telah berlalu semenjak persetubuhan terakhirnya dengan Nayla yang berakhir tidak bahagia. Kedua persetubuhannya itu diakhiri dengan kegagalan. Mereka berdua benar-benar kesal, sehingga ia sendiri tidak bisa lagi menghubungi kedua akhwat yang pernah ditidurinya itu.
19969Please respect copyright.PENANANqdHbFCIIh
“Hmm salah yah, kalau saya pernah mengenal mereka ? Kayaknya iya deh… Andai saya tidak mengenal mereka, mungkin mereka berdua sekarang sedang baik-baik aja… Atau malah sama aja ?” Lirihnya kebingungan.
19969Please respect copyright.PENANAXE5eYFO0gR
“Hmmm kayaknya bakal sama aja deh, toh orang yang telah merusak kedua akhwat bercadar itu bukan saya, melainkan si gendut kurang ajar itu !” Ujarnya merujuk pada pak Urip yang telah menodai kedua akhwat bercadar itu untuk pertama kali.
19969Please respect copyright.PENANAkaqK8lLtDo
“Sebenarnya, apa sih peran saya di dunia ini ? Apa sih sebenarnya takdir saya ? Pasti ada alasan kenapa tuhan mengenalkan saya kepada mereka berdua ?” lirihnya sambil merenung.
19969Please respect copyright.PENANAJqRr9EMoX9
Hari sudah semakin siang. Terik semakin menerjang yang membuat tubuh hitamnya basah keringetan.
19969Please respect copyright.PENANAXSN9SyOZTk
Ia pun mengingat hari-hari pertamanya saat mengenal Putri. Ia dengan marah melihat Putri yang tak berdaya setelah diperawani pak Urip. Ia yang sebenarnya ditugaskan untuk menjaganya, diam-diam malah menarik perhatian Putri. Putri terpana saat melihat pak Beni dengan sekuat tenaganya berusaha menahan hawa nafsu padahal pria tua itu memiliki kesempatan untuk menodai tubuhnya seperti apa yang sudah pak Urip lakukan. Itulah alasan yang membuat Putri menyukainya, dulu. Itulah alasan yang membuat Putri pelan-pelan melupakan cintanya pada Andri. Itulah alasan yang membuat Putri pelan-pelan melabuhkan perasaannya pada pak Beni.
19969Please respect copyright.PENANA4zzvdLu8yA
Ia lalu teringat persetubuhan terakhirnya bersama Nayla. Akhwat cantik yang sangat ia cintai itu begitu kesal ketika dirinya dengan tegas mengatur-ngatur kehidupannya yang ingin menikmati sex bebas bersama pria-pria tua. Ia tak paham, bagaimana bisa akhwat cantik yang dulu sangat polos itu sampai memiliki keinginan yang begitu rusak seperti itu.
19969Please respect copyright.PENANA9sYNodr8lS
Ia geleng-geleng kepala. Seketika ia teringat pada pembantu Nayla yang begitu bejat yang pasti telah merubah akhwat cantik itu jadi seperti ini.
19969Please respect copyright.PENANAhBv8RlBMIY
“Kurang ajar pak Urip ! Dasar bajingan ! Berani sekali dia merubah mbak Nayla jadi rusak seperti ini ! Ngomong-ngomong kapan yah pestanya dilaksanakan ! Saya harus mencegahnya… Saya gak akan ngebiarin akhwat secantik dia dinikmati oleh pria-pria tua !” Ujarnya dengan kesal.
19969Please respect copyright.PENANADmCCi3gIxc
Seketika ia menepuk telapak tangannya saat menyadari sesuatu.
19969Please respect copyright.PENANAy2F7K9fk4T
“Sepertinya ini takdir saya… Ini peran saya di kehidupan yang amat kejam ini… Saya harus menyelamatkannya… Saya harus menghentikan keinginan liar mbak Nayla agar dirinya tidak menjadi lebih rusak lagi daripada ini !” Ujar pria tua kekar itu dengan sangat yakin.
19969Please respect copyright.PENANA9EULIXa3tj
Tak lama kemudian, ia sudah hampir tiba di rumahnya sendiri. Saat ia hendak melewati rumah akhwat bercadar itu, ia merasakan ada sesuatu yang aneh ketika melihat banyaknya kendaraan yang terparkir dihalaman rumah bidadari cantik itu. Seketika ia teringat sesuatu, ia teringat akan undangan yang pernah Nayla berikan padanya waktu itu.
19969Please respect copyright.PENANAMozcLis3RI
“Jangan-jangan !” Ujarnya yang langsung menggeletakkan sapu dan cikraknya lalu berlari secara diam-diam menuju depan pintu rumah Nayla yang agak sedikit terbuka.
19969Please respect copyright.PENANA7z9mJG3umd
Secara diam-diam ia mencoba melihat keadaan di dalam. Sesuatu yang mengejutkannya terjadi, selama ia berjalan mendekati rumahnya, ia mendengar suara yang membuat bulu kuduknya nyaris merinding.
19969Please respect copyright.PENANAJDB55TJ4Py
Sontak matanya melebar. Perasaannya tidak enak. Ia mencoba melihat keadaan di dalam.
19969Please respect copyright.PENANAZ4cIXCIhVm
“Aaaahhhhh… Aaahhhhh… Aaahhhhh… Nikmat sekali memekmu ini… Ouhhh gak nyangka saya bisa dapet kesempatan ini lagi !” desah seorang pria berkulit hitam dengan tubuh yang sangat kekar yang sedang menyodok-nyodok rahim Nayla dari belakang.
19969Please respect copyright.PENANAxKLHEazX2X
“Siapa dia ?” tanya pak Beni yang melihat Nayla tengah menungging sambil menatap ke belakang menuju wajah pria tua kekar itu.
19969Please respect copyright.PENANAvwX7gWuuJO
“Aaahhhh… Aaahhhh… Iyaahh paakkk… Mmpphhh… Saya juga gak nyangka… Tolong percepat paakk… Yang kuat… Aku butuh tusukan bapak yang bisa bikin aku teriak-teriak, pak !” desah Nayla yang terlihat menikmati sehingga mengejutkan pak Beni.
19969Please respect copyright.PENANAkvDOR4wvUi
“Aaahhhh… Aaahhhh… Yang seperti ini maksudmu, mbak !” Desah pria tua kekar itu dengan beringas.
19969Please respect copyright.PENANAtrifI9EA6S
“Aaahhhh iyaahhh… Iyaahhh… seperti ituu… Aaahhhhh” Jerit Nayla dengan keras.
19969Please respect copyright.PENANAk0NbnbZQ1t
“Aaaahhhh gilaaa… Aahhhh mantep bangett… Aahh yaahh… Aahhhh… Aaaaahhhh” seketika pria tua kekar itu mencabut penisnya lalu mengoperkannya kepada seorang pria yang mengenakan seragam satpam dengan penampilan yang terlihat sangat tua.
19969Please respect copyright.PENANAM7NuPQP9Gq
“Hohohoho… Siap-siap yah mbaakk… Aaaaahhhhh” jerit satpam tua itu sambil memejam.
19969Please respect copyright.PENANA7k27NNRPxZ
“Mmppphhh paaakkk” desah Nayla yang semakin menikmati perzinahannya.
19969Please respect copyright.PENANAX3BRkKNHem
“Mbak Nayla ?” Lirih Pak Beni dengan begitu tidak percaya.
19969Please respect copyright.PENANATt7xqFbWj0
Panik ? Jelas. Pak Beni begitu panik menyadari pesta yang direncanakan oleh Nayla ternyata terjadi di hari ini. Bahkan sudah dimulai. Ia jelas kebingungan harus melakukan apa. Haruskah ia masuk lalu menghentikannya secara tiba-tiba ? Yang ada mungkin dirinya akan digebuki oleh pria-pria yang sudah dipenuhi hawa nafsu itu.
19969Please respect copyright.PENANAoybAGPmqvD
Pak Beni berfikir. Ia terus saja mondar-mandir. Otaknya bekerja keras untuk mencari cara agar bisa menghentikan kegilaan Nayla.
19969Please respect copyright.PENANADYQkUkdrtJ
“Suaminya ! Ya suaminya… Tidak ada cara lain lagi… Hanya itu satu-satunya cara untuk menghentikan kegilaannya !” Ujar pak Beni sambil membuka hapenya lalu mencoba mencari kontak di hapenya.
19969Please respect copyright.PENANAJojdon7rYX
“Sial, saya gak punya !” lirihnya dengan kesal. “Ke kantornya ? Mungkin itu satu-satunya cara !” lanjut pak Beni yang tak terpikirkan ide lain.
19969Please respect copyright.PENANAl1skwOyCYb
Ia lalu merekam persetubuhan Nayla secara diam-diam. Setelah mendapatkan cukup bukti, ia bergegas berlari menuju jalanan depan untuk mencari kendaraan yang bisa ia naiki menuju kantor suami akhwat bercadar itu.
19969Please respect copyright.PENANAjFK1vMHJDt
“Ayo dong apa aja… Angkot kek, ojek kek ! Duhhh kok gak ada yang lewat sih ?” Kesal, pak Beni akhirnya memutuskan berlari sampai dirinya menemukan kendaraan yang bisa ia naiki.
19969Please respect copyright.PENANAkdtK93achI
Tak peduli dengan panasnya terik yang menerjang. Tak peduli dengan keringat yang terus mengucur dengan deras. Kecintaannya pada Nayla mendorongnya untuk menghentikan kegilaannya. Ia berlari sekuat tenaga. Orang-orang yang melihatnya mungkin mengira pak Beni sudah gila. Apa yang dipikirkannya saat berlari sendirian di tengah terik yang membakar kulitnya ?
19969Please respect copyright.PENANAb36HiwzS8J
Tapi pak Beni tak peduli. Ia berlari nyaris hampir satu kilometer menuju jalan raya dimana banyak kendaraan yang lewat.
19969Please respect copyright.PENANA7liclSHDMV
“Hah… Hah… Hah… Capek banget” Ujarnya sambil menundukkan tubuhnya dikala tangannya memegangi kedua lututnya. Lengan kanannya ia angkat untuk mengusapi dahinya. Ia benar-benar kelelahan. Ia lalu kembali berdiri tegak untuk mencari kendaraan.
19969Please respect copyright.PENANAOEOInCOB3O
“Ojek-ojek !” Ujar pak Beni saat melihat seorang ojek lewat.
19969Please respect copyright.PENANArEVgjrCP71
“Mau ngojek pak ? Mau kemana ?” Tanya tukang ojek itu.
19969Please respect copyright.PENANAyk9G9KAMg8
“Tolong ke kantor ini pak… Yang cepat yah !” Kata pak Beni yang terlihat terburu-buru.
19969Please respect copyright.PENANAEOyQXvJck2
“Oh siap pak… Buru-buru yah ? Tolong pegangan yang kuat yah !” Kata tukang ojek itu yang langsung tancap gas.
19969Please respect copyright.PENANAwWoIouqJOB
Motor melaju. Motor bebek itu berulang kali menyalip setiap kendaraan yang ada di depannya. Ketika lampu lalu lintas nyaris berwarna merah, motor itu dengan cepat melaju hingga berhasil melewatinya sebelum lampu itu berubah menjadi warna merah.
19969Please respect copyright.PENANAoOc4GStVU0
Pak Beni terlihat gelisah. Meski yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menunggu sampai dirinya tiba di depan kantornya Miftah. Setengah jam waktu yang sudah berlalu membuatnya kepikiran kalau Nayla pasti sudah diapa-apakan lagi oleh pria-pria tua itu.
19969Please respect copyright.PENANA0JPeRtnE53
Akhirnya mereka tiba di depan kantor dimana Miftah bekerja.
19969Please respect copyright.PENANAvWNYmjuv1q
“Ini pak sudah sampai, semuanya jadi . . . . Eh mau kemana pak ? Bayar dulu !” Teriak tukang ojek itu saat pak Beni langsung berlari menuju kantor tanpa membayar tarif ojeknya terlebih dahulu.
19969Please respect copyright.PENANAFoXAzGlk4I
Tapi pak Beni tidak ada waktu. Saat dirinya hampir memasuki kantor. Seorang satpam yang menjaga berhasil mencegatnya.
19969Please respect copyright.PENANA5OnHyKePBd
“Ehh eehhh mau kemana ?” Ujar satpam yang mencegatnya.
19969Please respect copyright.PENANAoHb14gC6Eq
“Maaf pak saya tidak ada waktu…Saya harus menemuinya… Saya tidak ada waktu lagi paakk” Ujar pak Beni sambil memasang wajah putus asa.
19969Please respect copyright.PENANArMgoh3LoLl
“Bentar-bentar… Memangnya ada apa ? Bapak sendiri siapa ? Bapak gak bisa keluar masuk seenaknya di kantor ini… Semua ada protokolnya pak !” Ujar satpam itu yang kekeh menahannya.
19969Please respect copyright.PENANA63JyuH0TRb
“Ehh bayar dulu pak ! Enak aja bapak asal pergi… Bapak kira saya apaan ? Nah tahan terus pak bapak ini… Dia seenaknya naik ojek saya tapi gak mau bayar !” Kata tukang ojek itu yang berhasil mengejar.
19969Please respect copyright.PENANAxvbVWB24mp
“Maaf pak saya tidak ada waktu… Saya pasti akan membayarnya saat saya tiba di rumah… Pak Satpam… Tolong hubungi pak Miftah sekarang… Bilang kalau ini penting… Bilang kalau ini soal mbak Nayla, istrinya !” Ujar pak Beni kepada tukang ojek serta pak satpam yang ada didepannya.
19969Please respect copyright.PENANAi3X0QTQinc
Pak satpam yang melihat adanya kesungguhan di wajah pak Beni akhirnya menghubungi resepsionis yang berada di dalam. Setelah menghubunginya, ia kembali ke teras depan untuk mengabarkan ke pak Beni.
19969Please respect copyright.PENANA2PKvIBoHhy
“Hanya ini yang bisa saya lakukan… Selebihnya, yang bisa bapak lakukan sekarang cuma menunggu” Kata pak satpam kepada pak Beni.
19969Please respect copyright.PENANAqYSFw1yWfC
Untungnya, setelah hampir setengah jam mereka menunggu. Seorang pria tampan yang mengenakan setelan jas pun turun untuk menemui tukang sapu itu. Melihat wajahnya yang tidak asing membuat Miftah sampai terkejut saat melihat tetangganya itu ada di teras kantornya.
19969Please respect copyright.PENANAo4mkcFQmx1
“Pak Beni ? Ada apa ? Kenapa bapak ada disini ? Ada apa dengan istri saya ?” Miftah dengan penasaran langsung memberondongi pak Beni dengan berbagai pertanyaan.
19969Please respect copyright.PENANAKIdcvdCm7U
“Kita tidak ada waktu lagi pak… Ini penting !” Ujar pak Beni yang membuat Miftah semakin penasaran.
19969Please respect copyright.PENANAKJjKwUmBeg
“Ada apa memangnya ?” Miftah yang melihat keseriusan pak Beni membuat perasaannya menjadi tidak enak. Apalagi saat tukang sapu itu tiba-tiba menyerahkan hapenya untuk ditujukan kepadanya.
19969Please respect copyright.PENANAaX4CS06TjQ
Sontak mata Miftah melebar. Sesuatu yang tak ia duga-duga terlihat didepan matanya. Setengah percaya. Setengah tidak percaya. Karena panik, ia pun bertanya pada tukang sapu itu.
19969Please respect copyright.PENANA5WEuff2699
“Kapan ini ? Apa yang sebenarnya terjadi pak !” Tanya Miftah terkejut.
19969Please respect copyright.PENANAsInuwDDJ1W
“Mari ke rumah… Kita tidak ada waktu… Biar saya jelaskan di jalan” ujar pak Beni dengan terburu-buru.
19969Please respect copyright.PENANAHWU785XvG6
“Yaudah ayo ikut saya… Kebetulan kunci mobil ada di saku saya !” Ujar Miftah mengajak pak Beni untuk numpang di mobilnya.
19969Please respect copyright.PENANAJBulP63fX0
“Ehh ehh mau kemana ? Ojek saya bayar dulu dong !” Kata tukang ojek itu protes.
19969Please respect copyright.PENANAHkJWCwKgEv
“Bapak kesini naik ojek yah ? Pak tolong bayarin pake kartu perusahaan yah” Tanya Miftah kepada pak Beni lalu meminta satpamnya untuk membayarkannya.
19969Please respect copyright.PENANA84Kj1HezJi
Miftah dan pak Beni pun lekas menuju tempat parkir. Setelah mereka berdua menaiki mobil, Miftah dengan segera menginjak pedal gasnya untuk pulang menuju rumahnya.
19969Please respect copyright.PENANAA1OX9SSTbK
“Jadi apa yang sebenarnya terjadi pak ? Kenapa istri saya sampai diperkosa oleh orang ini ?” Tanya Miftah tidak percaya.
19969Please respect copyright.PENANABp3MaNqAHC
“Itu bukan pemerkosaan pak ! Kalau bapak dengar suara yang mbak Nayla ucapkan, pasti bapak akan paham” Ucap pak Beni sambil menyetel ulang rekaman videonya kali ini dengan membesarkan volumenya.
19969Please respect copyright.PENANAbtjkO5ST22
“Aaahhhh… Aaahhhh… Iyaahh paakkk… Mmpphhh… Saya juga gak nyangka… Tolong percepat paakk… Yang kuat… Aku butuh tusukan bapak yang bisa bikin aku teriak-teriak, pak !”
19969Please respect copyright.PENANAEyp7qmAfKP
“Suara itu ? Itu suaranya dek Nayla !” Ujar Miftah mengenali. “Jadi apa ini ? Apa maksud semua ini pak ?” tanya Miftah yang nyaris menangis menyadari kenyataan yang terjadi.
19969Please respect copyright.PENANAurrK8Hk9AW
“Harus darimana yah saya mulainya, sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu, mbak Nayla pernah mengunjungi rumah saya… Dalam kunjungannya, mbak Nayla berkata kalau dirinya ingin mengundang saya ke sebuah pesta sex yang ingin dibuatnya” Kata pak Beni yang mengejutkan Miftah.
19969Please respect copyright.PENANA01DjoRVAAD
“Pesta sex ?” Tanya Miftah yang sambil fokus menyetir mobilnya.
19969Please respect copyright.PENANAFniAylPwRa
“Ya, bukan cuma itu… Katanya saya bersama sepuluh pria-pria tua yang lain akan berkesempatan untuk menyetubuhinya secara bergantian… Saya menolaknya, tapi saya gak nyangka kalau pesta itu benar-benar terjadi pak” Ujar pak Beni menceritakan semuanya yang membuat Miftah tidak menyangkanya.
19969Please respect copyright.PENANAwtGtWpJYUh
“Apa benar itu yang terjadi pak ? Gak mungkin istri saya mau melakukan hal seperti itu pak ! Istri saya gak mungkin mengadakan pesta sex seperti itu pak !” Ujar Miftah yang sangat kesal.
19969Please respect copyright.PENANA4u1GJ1WzkY
“Saya kira juga begitu pak… Tapi seperti yang bapak lihat sendiri… Itu benar-benar terjadi kan ? Kita harus cepat pak… Kita harus menghentikannya sebelum terlambat !” Ujar pak Beni yang membuat Miftah mengangguk pelan.
19969Please respect copyright.PENANAFhUN2mFr9x
Miftah pun tidak bertanya lagi. Ia dengan fokus mempecepat laju mobilnya agar bisa segera sampai di depan rumahnya. Ditengah laju mobil yang tergolong cepat. Tiba-tiba pak Beni mengucapkan sesuatu.
19969Please respect copyright.PENANAT4RjoNW0FT
“Pak, kalau misal mbak Nayla nanya, tolong jangan beritahu mbak Nayla darimana bapak mendapatkan info ini yah ?” pinta pak Beni yang khawatir.
19969Please respect copyright.PENANA5K6JWRKP2d
“Tenang pak… Saya janji gak akan bilang…” jawab Miftah yang terlihat khawatir.
19969Please respect copyright.PENANAePERYqboy7
Hampir 20 menit mereka berkendara, Miftah akhirnya tiba di halaman rumahnya. Sesuai dugaan, banyak kendaraan asing yang terparkir di rumahnya. Ia pun buru-buru memasuki rumahnya setelah mendengar suara desahan demi desahan yang semakin keras.
19969Please respect copyright.PENANAbNDtN2eUbB
Sementara itu, pak Beni yang baru saja keluar dari mobil langsung melihat sekitar. Kendaraan yang semakin ramai jelas menarik perhatian orang-orang. Ia diam-diam berjalan menyusuri jalan kecil yang ada di samping rumah Nayla untuk melihat keadaan di dalam secara sembunyi-sembunyi. Ia pun menuju jendela yang ada di kamar rumah Nayla agar dapat melihat langsung keadaan di dalam.
19969Please respect copyright.PENANAokP1hEdrJZ
Miftah yang gelisah buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Suara desahan yang semakin kencang membuat hatinya berdebar mengkhwatirkan keadaan istrinya. Langkah kakinya ia percepat. Tanpa menunggu lama, ia dengan segera memasuki kamar tidurnya.
19969Please respect copyright.PENANAXBuuYUS0xu
“Apa apaan ini ?” lirihnya saat melihat istrinya yang sedang menungging tengah disodok dari belakang dengan gaya anjing kawin.
19969Please respect copyright.PENANAKXJZ8Htxra
Ia melihat keadaan sekitar. Banyak sekali pria-pria tua yang sudah menanggalkan tubuhnya. Tubuh mereka tidak ada bagus-bagusnya sama sekali. Penis-penis mereka yang sudah melemas menandakan kalau mereka sudah berhasil melampiaskan nafsu seksualnya pada istri cantiknya.
19969Please respect copyright.PENANAIQ7zgQargv
“Aaaahhhhhhhh yaahhhh mbaaakkk… Sayaaaaa kellluuaaarrrrr !!!” Terdengar pria tua berpakaian lusuh itu menjerit keras saat menikmati kelezatan lubang sempit Nayla yang sudah bertelanjang bulat tanpa adanya satu helai pakaian sama sekali.
19969Please respect copyright.PENANAdOHZn4LXCr
“Akuu juga paakkk… Aaahhh enakk bangeett… Aahhh terusss… Aaahhhh kelluuaaaarrrr !!” Jerit Nayla tak lama kemudian.
19969Please respect copyright.PENANAMe77Dv05Ii
Mendengar jeritan istrinya yang tampak menikmati persetubuhan, ia dengan segera meneriaki istrinya yang membuat akhwat cantik yang sudah telanjang bulat itu menyadari kehadirannya.
19969Please respect copyright.PENANArayNTiu9l5
“Deeekkkk !!!” Teriak Miftah sekeras-kerasnya.
19969Please respect copyright.PENANATrd8pI27kJ
Sontak hal itu membuat mata Nayla terbuka. Tidak hanya Nayla, orang-orang yang berada di ruangan itu pun terkejut. Bahkan pak Urip yang sudah bertelanjang bulat sambil memegangi handycam-nya terkejut melihat majikannya berada tepat dihadapan matanya.
19969Please respect copyright.PENANAL899hG33w2
19969Please respect copyright.PENANAJ4rysI9hyZ
19969Please respect copyright.PENANApilVKZIM2y
19969Please respect copyright.PENANAWdNh0R3jgR
19969Please respect copyright.PENANANZN8eeJH1H
MIFTAH
19969Please respect copyright.PENANA0sTt7XVYNO
“Apa-apaan ini, dek ?” ucap Miftah sekali lagi.
19969Please respect copyright.PENANAbXifJCWJuU
“Pak Miftah !” Ujar pak Urip.
19969Please respect copyright.PENANAJAzOUnXpm3
“Mas Miftah ? Uuuuhhhhhhhhhhhh”
19969Please respect copyright.PENANAb1BRn7fp6H
Cccrrroottt… Crrrottt… Ccrroott…
19969Please respect copyright.PENANANOF5IBhprU
Baru saja Nayla menyadari kehadiran suaminya. Gelombang orgasme lebih dulu datang menyerangnya. Nayla pun mengerang keenakan. Matanya merem melek dengan cepat. Tubuhnya tersentak-sentak. Terlihat jelas wajah Nayla yang keenakan setelah mendapatkan orgasme dari pria tua lusuh yang terlihat seperti gelandangan itu di belakangnya.
19969Please respect copyright.PENANAXUPKEfqK3o
Tepat setelah itu, tangan pria tua berpakaian lusuh yang baru saja menyetubuhi akhwat cantik yang sudah telanjang bulat itu melepaskan pegangannya, Nayla pun ambruk dalam posisi menungging dengan kepala yang menempel pada ranjang sedangkan bokongnya masih terangkat tepat dihadapan gelandangan tua tersebut.
19969Please respect copyright.PENANAlR0jGk2EDF
“Aaahhhh puasnyaaa… Buwahahah… Nikmat banget pak, lontenya !” Ujar gelandangan itu yang belum menyadari situasi. Ia bahkan masih sempat mengelusi punggung mulus Nayla lalu meremasi payudaranya yang menggantung bebas sebelum memberikan kenang-kenangan berupa bekas memerah di leher jenjangnya.
19969Please respect copyright.PENANAKFPmUXb1No
“Lonte ? Lonte katamu ? Kamu menyebut istri saya LONTE ?!” Kata pak Miftah yang mengejutkan gelandangan tua itu.
19969Please respect copyright.PENANAf7j4Y8no5h
“APA MAKSUD SEMUA INI ? APA YANG KALIAN LAKUKAN DI RUMAH SAYA !” Teriak Miftah yang membuat seluruh tamu undangan ketakutan. Matanya melotot saat melihat satu persatu tamu asing yang berada di rumahnya. Mereka semua jadi terdiam. Mereka tak bisa berkata-kata lagi setelah ketahuan.
19969Please respect copyright.PENANAfLdpDzM8g1
“Kalian semua keluar ! KALIAN SEMUA KELUAAR !” Teriak Miftah dengan suara yang menggelegar.
19969Please respect copyright.PENANAHE8v7kXUzJ
Satu persatu dari mereka terpaksa keluar. Mereka mulai memunguti pakaian mereka termasuk pak Urip dan juga gelandangan tua yang baru saja menyetubuhi istrinya.
19969Please respect copyright.PENANApe2sGgBocZ
Ploppp !
19969Please respect copyright.PENANAuUAH7kdzjN
Penis berbau busuk dari pria lusuh itu terlepas dari lubang kenikmatan Nayla. Tepat setelah itu, spermanya dengan deras tumpah membasahi ranjang tidur milik akhwat yang sudah bertelanjang bulat itu. Gelandangan tua yang terlalu gemas itu sampai menampar bokong mulus Nayla sekali lagi sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan akhwat yang sudah tak berdaya itu.
19969Please respect copyright.PENANAvzUpUM1UTD
Plaaaakkk !
19969Please respect copyright.PENANAr4VOgYcBl3
"Aaahhhh pak" jerit Nayla dengan manja.
19969Please respect copyright.PENANAzsViZuytvH
Nayla lalu terdiam tak bisa berkata-kata. Tubuhnya sudah sangat lemah. Miftah yang melihatnya jadi campur aduk. Kesal, marah, tidak percaya. Bagaimana bisa istrinya yang cantik jelita, yang selalu menutupi sebagian wajahnya dengan cadar diperkosa oleh banyak pria-pria tua ?
19969Please respect copyright.PENANAY0hxC8LeuY
Diperkosa ? Sepertinya tidak, seperti apa yang baru dilihatnya. Miftah sangat yakin kalau istrinya itu tidak diperkosa karena tadi wajah istrinya terlihat sangat menikmati sodokan-sodokan mereka.
19969Please respect copyright.PENANA4KVPjQJTLJ
“Deekkk… Apa maksud semua ini deekk ? Kenapa adek jadi… Astaghfirullah… Istighfar dek !”
19969Please respect copyright.PENANA3831jqbqMW
Miftah ambruk ke lantai. Ia jatuh berlutut. Matanya berkaca-kaca. Ia mempertanyakan istrinya yang sampai berbuat seperti ini.
19969Please respect copyright.PENANAvPjONCom4w
Nayla tak tahu harus menjawab apa. Sebagian dari lubuk hati terdalamnya merasa menyesal. Namun rasa lelah mengalahkan semuanya.
19969Please respect copyright.PENANAkw0TckaVjI
Miftah menangis. Air matanya jatuh. Rasanya, hatinya sudah hancur, melihat istrinya diperlakukan selayaknya pelacur. Hatinya semakin patah setelah melihat tetesan sperma yang mengalir dari vagina istrinya. Miftah menggelengkan kepala. Tak cukup di wajah, bahkan vagina istrinya juga menjadi tempat pembuangan sperma.
19969Please respect copyright.PENANATPNonMcHz2
“Deeekkkkk” Jerit Miftah yang menangis histeris.
19969Please respect copyright.PENANA317XDcfxM9
Air mata mengalir ketika Miftah mengingat perjalanan cintanya bersama sang istri. Tatapan malu-malu yang istrinya tunjukkan kala itu. Hal itu lah yang membuatnya memutuskan untuk menikahinya. Ia sangat yakin kalau dirinya sudah memilih wanita yang tepat. Wanita baik-baik yang akan selalu patuh pada setiap perkataan & perbuatan.
19969Please respect copyright.PENANAXyxlvq2P0D
Akan tetapi, tahun berlalu. Kenapa tiba-tiba ia menemukan istrinya menjadi seperti ini ? Istrinya sudah bertelanjang bulat, dikelilingi oleh pria-pria tua yang juga sudah bertelanjang bulat. Terdapat pak Dikin dibelakang yang sedang asyik menyodok. Bahkan gelandangan tua yang sudah sangat dikenal oleh seluruh kompleks itu sampai menyebut istrinya sebagai lonte. Miftah jelas marah. Emosinya meledak-ledak. Rasa kecewanya meluap-luap. Namun ia mencoba menahan semuanya hingga mengakibatkan air matanya jatuh membasahi wajah tampannya.
19969Please respect copyright.PENANAaNWFEUCjXb
Suami dari akhwat cantik itu masih menunduk mengingat kenangan indah yang sudah ia jalani bersama sang istri. Ia kebingungan. Ia bingung memikirkan dimana letak kesalahannya. Dimana titik yang membuat istrinya menjadi seperti ini ? Apa penyebabnya ? Ia tak tahu. Otaknya buntu. Ia tak bisa memikirkan apa-apa lagi saat itu.
19969Please respect copyright.PENANAmxtcS0A6zU
“Kenapa ? Kenapa kamu sampai kayak gini dek ? Mas tahu, ini bukan sekedar pemerkosaan aja, iya kan ? Tapi kamu yang ngerencanain semua ini kan ?” tanya Miftah terbata-bata.
19969Please respect copyright.PENANAX2E0Gv17I3
19969Please respect copyright.PENANAakfbdDMqwV
19969Please respect copyright.PENANAdV7IB9sSL4
19969Please respect copyright.PENANA7GiQPTCxbE
19969Please respect copyright.PENANAZ2nApItLqp
NAYLA
19969Please respect copyright.PENANAaZdgxasG8q
Nayla yang perlahan mulai mendapatkan energinya kembali mulai bangkit ke posisi duduk berlutut. Tubuhnya polos dengan sperma yang membalut wajah cantiknya. Wanita cantik itu lekas mengambil hijabnya lalu mengelap sisa noda sperma yang ada di wajahnya. Setelah itu, ia menggunakan hijab tipisnya untuk menutupi dada indahnya. Meski ia menyesali perbuatannya setelah mengkhianati cinta suaminya, ia sadar kalau dirinya sampai seperti ini juga bukan karena kesalahannya seorang diri.
19969Please respect copyright.PENANAAcO81PQPlE
“Kenapa mas ? Bukannya mas tahu sendiri jawabannya ?” Jawab Nayla yang membuat Miftah tersentak.
19969Please respect copyright.PENANAsaMJlaVTxM
“Apa ? Apa maksudnya dek ? Kenapa mas harusnya tahu ?” Tanya Miftah kebingungan.
19969Please respect copyright.PENANATxW7fP7Bjb
“Gak ada api kalau gak ada percikannya mas… Gak ada perkelahian kalau gak ada masalah yang memicunya, mas… Sama kayak permisalan itu, adek kayak gini juga bukan karena tanpa sebab mas… Semua juga karena mas… Karena mas yang gak pernah sanggup memuasi nafsu adek” kata Nayla sambil berkaca-kaca.
19969Please respect copyright.PENANAba7sViZdGw
“Karena hal seperti itu ? Bukannya kita selalu menikmati persetubuhan kita, dek ? Bukannnya adek sendiri yang bilang kalau adek selalu puas setiap kali kita bercinta, dek ? Kenapa tiba-tiba adek bilang kalau adek gak pernah puas tiap kali kita berhubungan badan?” tanya Miftah kebingungan.
19969Please respect copyright.PENANAdeSufb8IVA
“Maaf kalau adek harus mengatakan hal ini mas… Tapi mas itu terlalu naif… Harusnya mas sadar kalau mas itu gak pernah sanggup memuasi nafsu adek… Bahkan sejak pertama kali kita menikah dulu” jawab Nayla yang membuat hati Miftah terasa sakit.
19969Please respect copyright.PENANAktZgrHL9t7
“Terus kenapa adek berbohong ? Kalau mas tahu dari dulu… Mas pasti akan berusaha untuk memperbaikinya sehingga kejadian seperti ini gak perlu terjadi dek !?” Ujar Miftah dengan nada agak meninggi.
19969Please respect copyright.PENANAB8bZgyXaVS
“Emangnya mas kira bilang kayak gitu gampang bagi seorang istri, mas ? Aku gak mau ngeliat mas sedih atau kecewa karena mendengar keluhanku tentang mas yang gak bisa memuasiku ! Aku selama ini menanggung semua itu seorang diri mas… Harusnya kalau mas peka, mas pasti bisa ngeliat semua itu dari sikap & perbuatanku, mas ! Tapi kenapa mas malah seenaknya langsung tidur, tiap kali mas puas setelah menikmati tubuh adek ? Apa mas gak peka ? Atau jangan-jangan selama ini mas gak peduli selama mas bisa puas sendiri ?” tanya Nayla yang membuat Miftah tersentak diam.
19969Please respect copyright.PENANAJBtysVMBzY
Ditengah tangisannya yang semakin deras. Akhwat cantik yang sudah ternoda itu kembali berbicara.
19969Please respect copyright.PENANADK91497QZS
“Ditambah lagi, tau gak ? Kalau selama ini, dibelakang mas, pak Urip selalu memerkosa adek dengan beringas ?” tanya Nayla yang membuat mata Miftah membelalak kaget.
19969Please respect copyright.PENANA8KaPldFuy3
“Pak Urip ? Memperkosa adek ? Sejak kapan ?” jawab Miftah tak percaya.
19969Please respect copyright.PENANAPgjOhplvHF
“Tuh kan… Apa mas gak tau, betapa tersiksanya adek sewaktu dulu pas awal-awal pak Urip terus memperkosa adek ? Hampir tiap hari mas… Hampir tiap hari ketika adek bertemu pak Urip, ada rasa trauma yang membuat adek ketakutan… Adek sampai nangis terus mas ! Adek terus mikirin mas bagaimana kalau mas tahu, andai pembantu yang udah mas percayai itu diam-diam memperkosa adek ? Adek gak sanggup bilang, selain karena takut membuat mas sedih & kecewa… Pak Urip juga punya rekaman video yang mungkin bakal disebar kalau adek ngelaporin semuanya ke orang lain” Ujar Nayla yang semakin menangis kejer. Wajahnya menunduk. Kedua tangannya menutupi wajahnya untuk menyembunyikan air matanya.
19969Please respect copyright.PENANAsqjs2gGzNW
“Deekkk… Benarkah semua itu ?” tanya Miftah yang mulai berempati pada keadaan istrinya saat itu.
19969Please respect copyright.PENANALzLWNP8Hbh
“Tapi tau gak mas apa yang lucu setelah itu ?” tanya Nayla sekali lagi. Ia mencoba menahan air matanya. Ia kemudian menatap suaminya dengan tatapan kecewa.
19969Please respect copyright.PENANALzzYtfwCjo
“Lucu ? Maksudnya ?” Tanya Miftah tak percaya.
19969Please respect copyright.PENANApaa1tG7Ubf
“Lama-lama, rasa trauma yang selalu menghantui adek itu, perlahan menghilang tiap kali pembantu mas itu selalu berhasil memuasi nafsu adek !” Kata Nayla yang semakin mengejutkan suaminya.
19969Please respect copyright.PENANAk7mHVUYz4Z
“Hah… Kok bisa ?” Tanya Miftah terkejut saat mendengarnya.
19969Please respect copyright.PENANAxME3CvILRu
“Entahlah… Adek juga bingung… Tapi, tau gak mas ? Secara gak sadar, tiap kali pemerkosaan yang pak Urip lakukan ke adek, perlahan-lahan mulai mengubah orientasi seksual adek… Adek gak pernah bisa puas selama bukan pria-pria tua yang menyetubuhi adek, mas… Adek sampai ke psikolog mas… Adek sampai nanya ke psikiater, mas… Adek sampai mengidap gerontophilia, mas ! Nafsu adek gak bakal terpuaskan kalau belum disetubuhi sama pria-pria tua, mas !” teriak Nayla dengan jujur untuk melegakan rasa sesak yang terkurung di dadanya selama ini.
19969Please respect copyright.PENANABCi8bKUPVS
Miftah tersentak. Rasa amarah yang tadi melanda berubah menjadi rasa sedih karena sudah membiarkan istrinya menjadi seperti ini. Ia merasa gagal sudah menjadi seorang suami. Yang ia pikirkan hanyalah pekerjaan, yang ia pikirkan hanyalah untuk memenuhi nafkah lahiriah saja. Ia sampai lupa kalau dirinya belum cukup memberikan nafkah batin kepada istrinya.
19969Please respect copyright.PENANAhswCwr2RVZ
Seketika ia mencium aroma kuat yang begitu menyengat. Aroma yang membuatnya teringat akan waktu itu, dimana aroma kuat itu memenuhi ruangan kamarnya.
19969Please respect copyright.PENANAbYFFon3CFW
“Aroma ini ? Bau ini ?” Lirih Miftah sambil mengendus-ngenduskan hidungnya.
19969Please respect copyright.PENANAsePdUOKPHQ
“YA… Itu aroma pak Dikin, mas… Itu bau badannya… Ini bukan kali pertama adek disetubuhinya… Ini kali kedua, mungkin malah yang ketiga secara keseluruhan” kata Nayla yang membuat Miftah semakin lemas.
19969Please respect copyright.PENANAXSEc14QeaB
Miftah mulai menyadari kalau apa yang membuat istrinya menjadi seperti ini bukan karena kesalahannya seorang diri. Tapi dirinya juga salah. Dirinya juga patut disalahkan karena kurang memberikan perhatian pada istrinya. Bahkan ketika aroma menyengat itu tercium di masa lalu, bukannya mencurigai istrinya lalu menghentikannya. Ia malah acuh mengabaikan seolah istrinya tak pernah berbuat kesalahan. Ia yang mengira istrinya terlalu polos. Akhirnya harus membayar mahal karena kelengahannya.
19969Please respect copyright.PENANAj2qjP0N8r9
Nayla masih saja menangis. Sambil berlutut diatas ranjang tidurnya. Tangannya berulang kali menyeka air matanya. Wajahnya menunduk. Ia mencoba membuang beban yang mengganjal didadanya dengan tangisan keras yang membuatnya sampai terisak-isak.
19969Please respect copyright.PENANAjVHcSQkXMH
Miftah yang melihatnya jadi tidak tega. Meski ia masih kecewa. Ia pun beranjak berdiri lalu mendekati posisi duduk sang istri. Ia duduk di tepi ranjangnya. Tangan kanannya pun memeluk tubuh sang istri. Nayla yang menangis menjatuhkan kepalanya pada bahu sang suami. Mereka berdua menangis. Kekecewaan dan kesedihan terus mengiringi air mata mereka yang terus mengalir.
19969Please respect copyright.PENANAHyVFW2HF8E
“Maafin mas yah dek… Maaf karena mas kurang perhatian… Maaf karena mas kurang peka dengan situasi yang udah adek alami… Andai mas daridulu lebih peka… Mungkin adek gak perlu mengalami situasi seperti ini” Kata Miftah sambil memeluk tubuh sang istri.
19969Please respect copyright.PENANA6F15vUWN0L
“Adek juga salah mas… Maaf… Adek gak sanggup menahan diri… Adek kayak gini juga bukan karena ingin menduakan atau mentigakan mas… Tapi karena adek mau ngeluapin nafsu adek yang gak sanggup adek tahan, mas” ujar Nayla menyesali perbuatannya.
19969Please respect copyright.PENANATRJc5wbOHu
“Udah gapapa dek… Mas paham… Udah jangan nangis lagi… Mas berjanji akan menghentikan deritamu saat ini” Ujar Miftah terus menghiburnya.
19969Please respect copyright.PENANAYG6xLSx832
Namun air mata Nayla terus menangis. Ia yang merasa kalau ini adalah momen yang pas tiba-tiba ingin mengatakan sesuatu.
19969Please respect copyright.PENANAmBoHxJQrvL
“Mas… Adek boleh jujur ?” Tanya Nayla ditengah isak tangisnya.
19969Please respect copyright.PENANA3pGnZokowt
“Apa dek ? Kenapa ?” Tanya Miftah sambil membelai kepala mungil istrinya.
19969Please respect copyright.PENANAIpa04oFeNp
“Adek tahu, mungkin ini bakal terdengar berat… Tapi adek tetep ingin cerita, supaya adek bisa lebih plong lagi mas… Boleh ?” tanya Nayla dengan berat hati.
19969Please respect copyright.PENANA2Pn6cBE7dz
“Hmm apaan dek ?” Tanya Miftah setelah menyiapkan semuanya.
19969Please respect copyright.PENANArKGGx73r30
“Sebenarnya salama kita menikah, bukan cuma pak Urip yang udah menyetubuhi adek, mas… Pria-pria tua yang tadi mas lihat, mereka juga bukan pertama kali menyetubuhi adek mas… Sebelumnya, jauh-jauh hari, adek pernah bercinta dengan mereka semua mas” ucap Nayla mengejutkan Miftah.
19969Please respect copyright.PENANAJmVM1J1RoC
Nayla kemudian membocorkan siapa saja yang pernah menyetubuhinya. Setiap nama yang Miftah dengar membuat hatinya jadi semakin sakit. Tidak hanya satu, dua, tiga atau empat. Tapi lebih dari sepuluh nama sudah ia dengar dan itu membuat hatinya jadi semakin sakit.
19969Please respect copyright.PENANAZfK4E1UFD4
Meski ia tahu kalau ini bukan hanya karena kesalahan istrinya. Tapi bercinta dengan sepuluh lebih laki-laki yang berbeda itu benar-benar keterlaluan. Miftah gak sanggup mendengarnya. Ia pun meminta istrinya untuk berhenti bercerita.
19969Please respect copyright.PENANANzrck7DMmM
“Sudah dek… Mas gak kuat… Tolong jangan dilanjut lagi !” Kata Miftah sambil menatap kosong ke arah depan.
19969Please respect copyright.PENANADh7P5br1Bn
“Maaf mas… Bukan bermaksud… Tapi ini buat ngeplongin beban hati adek mas” jawab Nayla merasa tidak enak.
19969Please respect copyright.PENANAWSWeIZROeO
Mereka berdua pun hanya berpelukan setelah itu. Tidak ada kata yang terucap. Jemari lembut Miftah berulang kali hanya mengusap-ngusap punggung mulus istrinya. Miftah kecewa. Kepalanya menggeleng-geleng tak percaya.
19969Please respect copyright.PENANAY13FZdNY2O
Aku gak nyangka, selama ini istriku sudah disetubuhi oleh banyak laki-laki tua… Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Jujur aku gak terima istriku jadi seperti ini ? Aku mungkin gak akan sanggup untuk tinggal bersamanya lagi… Hmmm, haruskah aku menceraikannya ? Atau justru mempertahankannya ?
19969Please respect copyright.PENANAzHjYVUkVFe
Batin Miftah dalam hati.
19969Please respect copyright.PENANAW21kEUBgqL
"Maafkan saya karena sudah melaporkan ini ke suami mbak, andai saya lebih cepat lagi, mungkin mbak gak perlu dinodai oleh gelandangan tua itu atau bahkan pria-pria tua yang lainnya… Hah sial, saya terlambat… Mungkin, cara ini memang agak kejam… Tapi tolong pahami lah… Saya melakukannya demi kebaikan mbak… Saya gak mau ngeliat mbak semakin jatuh ke dalam jurang kemaksiatan lagi" ujar pak Beni yang terus mengamati dari jendela luar kamar Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAJCfhNrjZ4u
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
19969Please respect copyright.PENANA8basqLrVdi
Keesokan harinya, di pagi hari.
19969Please respect copyright.PENANA4wOOZPpD9M
Hari berlalu seperti biasa. Nayla sedang memasak sarapan untuk sang suami. Namun sejak kejadian kemarin, dirinya masih belum mendengar satu patah katapun dari mulut sang suami. Nayla merasa tertekan. Cobaannya semakin berat. Ia tahu kalau semua kejadian ini diakibatkan karena kesalahannya. Tapi dengan semua keheningan ini. Ia merasa tak sanggup. Rasanya, ia ingin bermanja-manjaan lagi bersama sang suami seperti diawal pernikahannya dulu. Ia ingin melakukannya lagi untuk menebus kesalahannya selama ini. Bisa kah ? Apa itu cukup ?
19969Please respect copyright.PENANAjruqXP5S8g
Kayaknya enggak deh !
19969Please respect copyright.PENANAcfKNgqIJnu
Lirih Nayla sambil melenguh pelan.
19969Please respect copyright.PENANAY5JKTgsyLW
Aku harus gimana yah untuk menebus dosaku ?
19969Please respect copyright.PENANANcz1csiKA6
Lirihnya kebingungan.
19969Please respect copyright.PENANAp8yziRWGPX
Nayla merasa penat. Kepalanya pusing. Ia membutuhkan angin segar untuk merefreshkan pikirannya kembali.
19969Please respect copyright.PENANAHNu7NH66cL
“Hmmm mas, adek mau beli wortel dulu yah di pasar… Wortelnya di kulkas udah abis” kata Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAbXTDUQab2f
“Hmm yaudah” jawab Miftah dengan dingin.
19969Please respect copyright.PENANA78qZmQi4G0
Mendengar jawaban suaminya yang dingin membuat Nayla jadi semakin menyesali perbuatannya kemarin. Ia pun heran sendiri, kenapa bisa dirinya sampai kepikiran untuk melakukan perbuatan sebejat itu. Nayla melenguh pelan. Ia pun melepas celemek yang ada di pinggangnya. Ia dengan segera berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya agar lebih sopan saat berbelanja di pasar.
19969Please respect copyright.PENANAhJVB9ZKdRs
Namun, baru beberapa langkah ia berjalan. Tiba-tiba ia memegangi perutnya saat merasakan ada sesuatu yang aneh disana.
19969Please respect copyright.PENANAkHYoFzYUbq
“Uhhuukk… Uhhuukkk” Nayla terbatuk-batuk lalu jatuh berlutut di lantai.
19969Please respect copyright.PENANAp2PfmFkHDw
Mendengar suara batuk istrinya. Miftah lekas datang menghampiri untuk menanyakan keadaan istri tercintanya.
19969Please respect copyright.PENANAUWZfuBowEB
“Dekk kenapa ? Perutnya kenapa ?” Tanya Miftah saat melihat tangan istrinya selalu memegangi perutnya.
19969Please respect copyright.PENANA4Qmu4HzNCM
“Gak tau mas… Perut adek gak enak banget… Rasanya mual kayak mau muntah ?” tanya Nayla sambil sesekali memejam lalu sesekali terbatuk untuk mengekspresikan rasa mual di perutnya.
19969Please respect copyright.PENANAgYmhhQYnEt
“Adek salah makan ? Mau mas anter ke dokter ?” Tanya Miftah perhatian. Meski dari kemarin ia merasa kesal pada istrinya. Meski dari kemarin ia berusaha untuk mendiamkan istrinya. Namun melihat istrinya tengah tersiksa dengan keadaan seperti ini membuatnya jadi tidak tega.
19969Please respect copyright.PENANAnOhItWLm0m
“Gak perlu mas… Mas tolong anterin adek ke kamar mandi… Adek mau muntah mas” Tanya Nayla yang membuat Miftah buru-buru membantu istrinya berdiri lalu mengantarnya ke kamar mandi.
19969Please respect copyright.PENANAvNHVXglQo6
Sesampainya disana, Nayla langsung memuntahkan isi perutnya. Nayla terus terbatuk-batuk yang membuat Miftah jadi penasaran dengan apa yang terjadi. Seingatnya, istrinya termasuk wanita yang sehat dan jarang mendapatkan penyakit. Tapi kenapa Nayla tiba-tiba jadi mual-mual seperti ini ?
19969Please respect copyright.PENANAni9UauvzDh
Kenapa yah ? Apa jangan-jangan ?
19969Please respect copyright.PENANAYi19UKHKgA
Batin Miftah saat teringat kejadian kemarin.
19969Please respect copyright.PENANA4UJCkTNmlm
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
19969Please respect copyright.PENANAEPrxJYkpn7
“Gimana sekarang dek ? Mendingan ?” Tanya Miftah setelah membaringkan istrinya di ranjang tidurnya.
19969Please respect copyright.PENANAMpdW6HiCLl
Semenjak kejadian kemarin, Miftah dengan sibuk membersihkan kamarnya mulai dari sprei, lantai dan lain sebagainya. Ia juga berusaha menghilangkan aroma busuk di kamarnya dengan menyemprotkan wewangian seorang diri. Ya, ia melakukannya seorang diri. Apalagi setelah ia mem-banned pak Urip agar tidak memasuki rumahnya lagi. Ia bahkan sampai mengambil cuti di hari ini untuk menemani istrinya yang sedang membutuhkannya.
19969Please respect copyright.PENANAFVIjDCAsNR
“Iya mas, untungnya perut adek udah mendingan… Tapi ada perasaan mau muntah lagi sih” jawab Nayla dengan nada lemas.
19969Please respect copyright.PENANAjkQBPjW92F
“Emang adek kenapa sih ? Salah makan yah ?” Tanya Miftah berbasa-basi terlebih dahulu.
19969Please respect copyright.PENANAbqpq1JNgN0
“Enggak deh mas… Adek jarang sakit perut kok kalau makan sesuatu”
19969Please respect copyright.PENANAlBtMYRSmAL
“Hmmm oh yah ? Apa jangan-jangan, adek hamil ?” Tanya Miftah to the point yang membuat Nayla langsung menoleh menatapnya dengan memasang ekspresi wajah terkejut.
19969Please respect copyright.PENANAqyjD5BJOuX
“Ehhh masa sih ? Gak mungkin deh mas hehehe” Jawab Nayla gak yakin.
19969Please respect copyright.PENANAoPrQ1xdxTa
“Tapi mengingat soal kemarin sama tanda-tanda tadi pas adek mual-mual… Bukannya adek itu lagi hamil ?” Tanya Miftah yang sebenarnya setengah tidak percaya kalau ini benar-benar terjadi.
19969Please respect copyright.PENANApvn2KgDYxl
“Tapii… Tapi adek kan…” Nayla kemudian terdiam. Ia menyadari kalau sudah banyak pria-pria tua yang menyimpan benih spermanya di rahim kehangatannya.
19969Please respect copyright.PENANAIoqi4fSHyB
Masa sih ?
19969Please respect copyright.PENANAP2Yufbghde
Batin Nayla tidak mempercayainya.
19969Please respect copyright.PENANAMJJ8Nj4wvb
“Hmmm kalau gitu, adek tunggu sini yah… Mas mau beli test pack dulu” ucap Miftah yang terlihat sedikit kecewa membayangkan andai istrinya hamil diakibatkan kejadian kemarin.
19969Please respect copyright.PENANAFOV047sNqz
“Iya mas” Jawab Nayla lemah. Sebagai seorang wanita, ia merasakan adanya tanda-tanda kekecewaan di wajah suaminya. Kalaupun ia benar-benar hamil. Nayla pun berharap agar dirinya tidak hamil akibat ulah pria-pria tua itu.
19969Please respect copyright.PENANAa3mTAKEisk
Miftah pun pergi meninggalkan istrinya seorang diri. Ditengah kesendiriannya. Nayla merenung memikirkan masa depannya andai dirinya benar-benar hamil diakibatkan kejadian kemarin.
19969Please respect copyright.PENANAWEdZDMKfgZ
“Astaghfirullah inikah hukuman dari perbuatan dosa-dosaku di hari-hari sebelumnya… Tolong jangan biarkan aku hamil karena mereka… Andai aku hamil, semoga jabang bayi ini merupakan hasil dari hubunganku bersama suamiku” Ucap Nayla berdoa meski kemungkinan terkabulnya sangatlah kecil.
19969Please respect copyright.PENANAO79VntwgPi
“Hah” Miftah melenguh pelan saat mengeluarkan motornya dari gerbang rumahnya.
19969Please respect copyright.PENANAs1Z0Pes8Nz
Ia dengan lemas menaiki motornya lalu melajukan motornya dengan pelan untuk mencarikan test pack untuk istri tercintanya.
19969Please respect copyright.PENANAXyqapMqQUB
“Kenapa cobaan seperti ini datang dikehidupanku ?” Lirih Miftah saat mengendarai motornya.
19969Please respect copyright.PENANAlaBAaBxzZ8
Sedih, kecewa, kesal. Semua bercampur menjadi satu yang membuat hatinya terasa semakin hancur. Ia lagi-lagi mengingat kejadian kemarin. Melihat ekspresi wajah pak Dikin yang sangat menikmati persetubuhannya bersama istrinya membuatnya jadi semakin kesal. Emosinya meluap-luap. Rasanya, ia jadi ingin menepikan motornya lalu menghampiri dinding yang ada di sampingnya. Ia ingin meninjunya untuk meluapkan semua kekesalannya.
19969Please respect copyright.PENANAWJx5P9QFIY
“Hah, kurang ajar ! Dasar bangsat ! Bajingan !” seru Miftah untuk meluapkan emosinya.
19969Please respect copyright.PENANAO9Em2r6bQ3
Meski ia kecewa pada istrinya. Ia lebih kecewa lagi pada pembantu yang sudah ia percayai. Mendengar ceritanya kemarin, ia tak menduga kalau pak Urip sampai berani memperkosa istrinya menggunakan obat tidur dan juga obat perangsang yang membuat istrinya jatuh tak berdaya ke dalam jebakannya.
19969Please respect copyright.PENANAUcQCFBc4LJ
Ia menghantam stir motornya. Ia lalu menghentikan motornya di tepi jalan untuk menenangkan perasaannya sejenak. Saat sedang merenung, tiba-tiba ia mendengar suara bisik-bisik yang memaksa telinganya untuk mendengar setiap detil yang diceritakannya.
19969Please respect copyright.PENANApMjv3VVRhO
“Liat deh, itu kan pak Miftah, suaminya mbak Nayla” Ucap ibu-ibu tetangga yang sedang bergosip dengan keras.
19969Please respect copyright.PENANAHjZeXyZvCb
“Eh itu yah… Ganteng yah padahal… Tapi kok, kemarin ada banyak bapak-bapak aneh yang keluar dari rumahnya yah… Mana ada yang cuma pake celana lagi ?” ujar ibu-ibu lainnya.
19969Please respect copyright.PENANAhmbhwPzKBc
“Eh beneran ? Hm curiga deh… Apa jangan-jangan mbak Naylanya abis diapa-apain yah ?” ujar ibu-ibu lainnya.
19969Please respect copyright.PENANAvBZuShGTr1
“Pasti deh… Denger-denger cadarnya itu cuma buat nutupin nafsu gedenya aja deh… Emang, cewek yang suka pake cadar itu biasanya mah gitu… Nafsunya pada gede… Cadarnya itu cuma kedok aja biar keliatan alim”
19969Please respect copyright.PENANACWJ8sgZeHG
“Ah masa ? Tapi perasaan mbak Naylanya kalem loh pas ketemu”
19969Please respect copyright.PENANAlKIZOoZqjF
“Ya mana ada maling yang sopan pas ketemu… Pas ketemu emang sopan… Tapi di belakang ? diem-diem nyuri barang”
19969Please respect copyright.PENANAd9L7LUEtVo
“Hah, tapi masih gak percaya deh… Jadi mbak Nayla dikeroyok mereka dong ?”
19969Please respect copyright.PENANAkSD1COHPKK
“Iya bener, apalagi ada salah satu bapak-bapak yang bilang gini loh, ‘andai suaminya gak pulang duluan, kita pasti udah lanjut ke ronde kedua’”
19969Please respect copyright.PENANANJr0Jz35aK
“Hah… Astaghfirullah… Gak nyangka yah ternyata mbak Nayla diam-diam…”
19969Please respect copyright.PENANA4P38xOCIMf
Mendengar setiap gosip yang diarahkan ke istrinya membuat Miftah buru-buru melajukan motornya. Ia tak sanggup mendengar setiap detil dari pembicaran mereka. Ia tak menduga, kabar akan tersebar secepat ini. Meski terdengarnya baru seperti “rumor”. Namun rumor itu hampir pasti mendekati fakta yang selama ini hanya diketahui oleh dirinya, pak Beni dan para bapak-bapak tua yang kemarin telah menggarap istrinya.
19969Please respect copyright.PENANAucvpfJUKDO
Miftah hanya geleng-geleng kepala sambil sesekali meneteskan air matanya. Beban yang selama ini ia pendam tak sanggup untuk ia tahan. Air mata pun menjadi pelampiasannya. Ia dengan segera mencari test pack lalu memberikannya ke istri cantiknya.
19969Please respect copyright.PENANAUwIesGMOwY
“Kayaknya aku gak mungkin tinggal disini lagi deh !” lirihnya dalam perjalanannya.
19969Please respect copyright.PENANAzZEQ0c7u5h
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
19969Please respect copyright.PENANA5EKGOh8Dvw
"Ini, nanti dicoba yah" ujar Miftah sambil memberikan test pack itu pada istrinya.
19969Please respect copyright.PENANA0kLxZyztjy
Nayla dengan berat hati menerimanya. Berbagai pikiran pun hadir di benaknya membayangkan dirinya benar-benar hamil. Ia takut andai dirinya benar-benar diceraikan oleh suaminya. Nayla pun mengangkat wajahnya tuk melihat wajah tampan suaminya.
19969Please respect copyright.PENANA6uYPwINDrK
Hati Nayla semakin hancur saat melihat wajah laki-laki tampan yang sudah dinikahinya itu sembap seperti habis menangis. Nayla bertanya-tanya di dalam hati. Apakah suaminya baru menangis ?
19969Please respect copyright.PENANAFAq0NOAqNc
"Mas," tanya Nayla dengan suara lembut.
19969Please respect copyright.PENANAmvAS1e7VP2
"Iya dek ?" Jawab Miftah.
19969Please respect copyright.PENANACBpRqxPrSw
"Kalau adek beneran hamil, apa mas masih mau sama adek ?" Tanya Nayla yang namun tidak dijawab apa-apa oleh suaminya.
19969Please respect copyright.PENANAVmIvkE2e6V
"Kalau adek beneran hamil, terus bayi yang ada di rahim adek ini bukan berasal dari mas gimana ? Apa mas mau mengakui anak adek ini sebagai anak mas ?" Tanya Nayla sekali lagi. Namun lagi-lagi jawaban Miftah hanya diam membisu.
19969Please respect copyright.PENANAHMG7S5YcW3
"Mas, mas gak akan menceraikan adek kan ? Kita akan terus bersama selamanya kan ?" Tanya Nayla sekali lagi kali ini sambil menitikkan air mata.
19969Please respect copyright.PENANAi0dqf7GSSN
Nayla seolah paham kalau setiap pertanyaan yang diajukannya itu terlalu berat untuk suaminya jawab. Bayangan perpisahan mulai hadir di benaknya. Bayangan kalau dirinya akan menjadi single parent mulai menghantui pikirannya. Nayla menangis. Ia terus menangisi kebodohannya yang lebih memilih nafsu dari cinta suaminya.
19969Please respect copyright.PENANAlUzmscJY3R
"Tolong dicoba yah dek, mas pengen tau hasilnya" jawab Miftah sambil berkaca-kaca.
19969Please respect copyright.PENANAl36MF9gI58
Sama seperti istrinya. Bayangan perpisahan juga mulai tergambar di benaknya. Sejujurnya, meninggalkan istrinya yang begitu cantik sangat sulit untuk dilaluinya. Namun, kali ini istrinya benar-benar keterlaluan. Miftah pun mendengus pelan. Ia lalu pergi, meninggalkan istrinya sendirian di dalam kamarnya.
19969Please respect copyright.PENANAVhbGKsy6fU
Maafin adek yah mas… Adek udah bodoh karena lebih memilih nafsu dibandingkan cinta mas !
19969Please respect copyright.PENANAoH3gcAL1vN
Batin Nayla yang terus menangis. Matanya diam menatap punggung suaminya yang kian jauh darinya. Bayang-bayang perpisahan kembali datang menghantuinya. Ia kepikiran. Ia pun memegangi perutnya meski dirinya belum tau hasil dari test pack-nya.
19969Please respect copyright.PENANAlJMc1aIpPn
Tolong jangan tinggalin adek mas… Adek gak sanggup melalui ini seorang diri… Akan jadi apa adek mas kalau mesti mengurusi bayi ini seorang diri…
19969Please respect copyright.PENANAmD5igoxsRx
Batin Nayla yang seolah sudah sangat yakin kalau dirinya benar-benar hamil.
19969Please respect copyright.PENANA7lgLQSQnhU
Tak sanggup sendirian, Nayla mencoba turun dari ranjangnya untuk melihat keadaan suaminya di luar. Langkah demi langkah telah ia lalui hingga dirinya benar-benar tiba di pintu kamarnya.
19969Please respect copyright.PENANAkUUeSwPCI3
Kepalanya pun melongok ke luar. Betapa sakitnya hatinya saat mengetahui Miftah juga sedang menangis sambil menjambak-jambak rambutnya. Kepala Miftah menunduk, air matanya jadi semakin mudah untuk jatuh membasahi celana yang dikenakannya.
19969Please respect copyright.PENANAIAlJU8Lk03
Braaakkkk !
19969Please respect copyright.PENANA6t26NBTXMy
Nayla tersentak kaget.
19969Please respect copyright.PENANAi4bvvBrVDZ
"Apa yang kamu lakukan dekk ! Kenapa kamu kayak gini !"
19969Please respect copyright.PENANAx33uxJsINM
Pukulan kencang yang Miftah arahkan ke meja ruang tamu membuat Nayla terkejut. Miftah benar-benar kecewa. Ia menangis terisak-isak. Suaranya bahkan sampai meraung-raung yang semakin merobek-robek hati Nayla yang terus mengamatinya secara diam-diam.
19969Please respect copyright.PENANAkvNIXnvvZU
Nayla pun menutup pintu kamarnya. Nayla jatuh bersandar dibalik pintu sambil menutupi wajahnya yang sudah berlumuran air mata.
19969Please respect copyright.PENANAY7Tiiayba6
"Maafin adek, mas"
19969Please respect copyright.PENANADPCkt3FaoC
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
19969Please respect copyright.PENANAgWSHm3dlCa
Di kamar mandi, Nayla benar-benar akan menguji kehamilannya. Jantungnya berdetak kencang. Tangannya memegangi test pack itu yang sudah terlumuri air seni. Berulang kali ia mengocok test pack itu ke kanan juga ke kiri. Ia benar-benar deg-degan. Ia begitu takut untuk melihat dua garis yang akan muncul di test pack itu.
19969Please respect copyright.PENANAornhjBVcp1
"Akhirnya keluar"
19969Please respect copyright.PENANAOBl6HuZF6L
Matanya fokus menatap hasil dari uji kehamilannya. Rasanya jantung seperti akan berhenti berdetak. Tangannya sampai bergetar. Nafasnya pun menderu-deru saat garis itu pun muncul di alat test pack itu.
19969Please respect copyright.PENANA8EchmqzHfk
"Aku… Aku… Aku, hamil" kata Nayla dengan nada bergetar.
19969Please respect copyright.PENANAYwBNKE1ys5
Setelah keluar dari kamar mandi. Nayla lekas mendatangi suaminya yang terlihat melamun menatap kosong ke arah televisinya yang tidak menyala. Nayla pun diam di ditempat. Keraguan muncul untuk mengabarkan hasil dari uji test pack-nya.
19969Please respect copyright.PENANAzEnHWx7PQY
Namun, keberaniannya pun muncul untuk mengabarkan kabar yang entah itu membahagiakan atau malah menyedihkan. Mulutnya lama-lama membuka. Suaranya yang lemah pun keluar untuk memanggil suaminya tercinta.
19969Please respect copyright.PENANAEABgxegD8W
"Mas," panggil Nayla yang membuat Miftah lekas menoleh.
19969Please respect copyright.PENANAZtC17IrN6t
"Iyya" jawab Miftah. Seketika matanya menangkap alat test pack yang dipegangnya. Ia dengan terburu-buru langsung bertanya untuk mengetahui hasilnya. "Gimana dek ?"
19969Please respect copyright.PENANAsutUPj9u6Q
"Aku, hamil mas" jawab Nayla sambil menunduk. Ia tak berani menatap wajah suaminya saat itu. Namun rasa penasaran mendorongnya untuk menatap wajah suaminya. Wajahnya terangkat. Matanya pelan-pelan melihat. Bukan ekspresi wajah kebahagiaan seperti yang biasanya pasangan suami istri harapkan.
19969Please respect copyright.PENANANPhujP4K5Q
Melainkan ekspresi wajah kekecewaan seperti yang ia duga sebelumnya. Bukan hanya kekecewaan malah. Tapi, benar-benar kecewa.
19969Please respect copyright.PENANAtETspBCLNs
Nayla pun melenguh sedih meratapi nasibnya saat ini.
19969Please respect copyright.PENANAnuTS5TT9pC
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
19969Please respect copyright.PENANAl2FDKJ7OmN
KEESOKAN PAGINYA
19969Please respect copyright.PENANA8YsO4K8Jzf
"Mas, adek mau pergi sebentar" ucap Nayla kepada suaminya.
19969Please respect copyright.PENANAUnzgMBhTfl
"Mau kemana ?" Tanya Miftah dengan dingin.
19969Please respect copyright.PENANAEDSB3I4UPN
"Adek mau beli sayur mas, buat masak hari ini" jawab Nayla sekali lagi karena kemarin belum sempat membeli bahan masakan.
19969Please respect copyright.PENANARBiqZti1qI
"Hmm yaudah, hati-hati" jawab Miftah seolah tak peduli.
19969Please respect copyright.PENANAm4BM1qydzb
Nayla yang mendengarnya hanya menunduk lesu. Apalagi semalam, dirinya terpaksa tidur sendirian karena suaminya lebih memilih tidur di sofa dibandingkan tidur bersamanya.
19969Please respect copyright.PENANAnAV5oi3GoY
Nayla seolah dapat melihat masa depannya. Bahtera rumah tangga yang baru saja dinaikinya berada diambang kehancuran. Bahtera itu nyaris tenggelam, semua karena kurangnya kepercayaan diantara nahkoda dan penumpangnya. Bisakah ia menyelamatkan bahtera rumah tangganya ?
19969Please respect copyright.PENANA5BQGTP5GCG
Entahlah.
19969Please respect copyright.PENANAVNZnHl2usO
Batin Nayla yang hanya bisa pasrah menerima keadaan.
19969Please respect copyright.PENANAJ2dxnyltAh
19969Please respect copyright.PENANAbeLSTCPXSD
19969Please respect copyright.PENANAuTYkOwB5RH
19969Please respect copyright.PENANALo4iwJ5nAH
19969Please respect copyright.PENANAa0DtP2xcQP
NAYLA
19969Please respect copyright.PENANAN7MhBNw6Hd
Sambil memasang helm di kepalanya. Akhwat cantik yang mengenakan pakaian serba merah merona itu mulai menaiki motor matic-nya.
19969Please respect copyright.PENANAc6NiqYa1xg
Namun, tak jauh setelah motornya melewati gerbang rumahnya. Terdapat ibu-ibu yang tiba-tiba menghadang laju motornya. Nayla yang kebingungan tak memiliki pilihan untuk menghentikan motornya. Wajah ibu-ibu itu terlihat tidak sedap. Perasaan Nayla pun mendadak menjadi tidak enak.
19969Please respect copyright.PENANA05yNnnHeeL
"Turun kamu !" Ujar salah satu dari dua ibu-ibu yang menghentikan motornya.
19969Please respect copyright.PENANAndGS5kfQbT
"Ke-kenapa yah bu ?" Jawab Nayla ketakutan saat melihat wajah ibu-ibu itu yang menyeramkan.
19969Please respect copyright.PENANAdA9yHKUGjE
"Kamu itu, mau mengotori kompleks kita yah ?" Kata ibu-ibu berambut pendek yang memiliki tubuh gembrot itu.
19969Please respect copyright.PENANAdyFTYINAOT
"Ma-maksudnyaa" jawab Nayla yang masih belum pahan maksud dari ibu-ibu gembrot itu.
19969Please respect copyright.PENANAzwAcu9JVRj
"Kamu itu malu-maluin… Percuma pake cadar kalau dalemannya kamu obral ! Dasar lonte hina… Kamu habis pesta ngentot kan kemarin ? Banyak bapak-bapak tua yang keluar dari rumahmu yang gak pake baju ! Gimana enak ? Enak digenjot mereka ? Hah ?" Ujar ibu-ibu satunya yang sudah beruban serta mengenakan kacamata itu.
19969Please respect copyright.PENANAxMuFClmQme
Nayla yang tak bisa berbohong langsung terkejut hingga kedua matanya melebar. Ia tak menyangka kabar itu cepat tersebar.
19969Please respect copyright.PENANAL4SOGhFDA8
"Eh maaf bu… Aku gak paham yah maksudnya" jawab Nayla berusaha menutupi kebohongannya.
19969Please respect copyright.PENANA98zmGdFyaA
"Dasar munafik ! Sok-sokan gak tau lagi ! Paling benci saya sama cewek murahan kayak gini ! Mending lepas aja hijabmu terus telanjang keliling kompleks" kata ibu-ibu gembrot itu saat menarik hijab Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAUnl0mhJhOp
"Aahhh buu jangaann… Jangan ditariikk" kata Nayla memelas.
19969Please respect copyright.PENANAv1URweyGCE
""Dih sok-sokan gak mau lagi ! Padahal kamu paling suka telanjang di depan bapak-bapak, iya kan ? Jangan bilang kamu pernah godain suami kita lagi !" Ujar ibu-ibu beruban itu.
19969Please respect copyright.PENANAIjWIH3PRJu
"Wah iya, jangan-jangan kamu pernah yah !? Dasar lonte murahan… Lepas hijabmu… Buka cadarmu !" Katanya sambil terus menarik lepas hijab Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAvVgB5OOz7c
"Ampunn… Amppuuunn bu… Jangaaannnn" jerit Nayla memohon.
19969Please respect copyright.PENANAex8y54i8FF
Suara teriakan Nayla yang keras membuat ibu-ibu kompleks lainnya pada keluar. Mereka pun berkerumun melihat apa yang terjadi pada Nayla. Sebagian ada yang mendukung dua ibu-ibu itu untuk menelanjangi Nayla. Sebagian ada yang merasa kasihan namun tak bisa berbuat apa-apa karena kalah jumlah.
19969Please respect copyright.PENANArdQZSycAzL
"Jangaann buu… Jangaaannn… Aku mohonn… Aaaahhhh" hijab Nayla terlepas. Cadarnya pun juga. Mereka yang baru pertama kali melihat wajah cantik Nayla jadi semakin marah.
19969Please respect copyright.PENANAIoSrvj9luZ
"Dasar ! Cantik-cantik tapi sukanya laki orang ! Cuihhh"
19969Please respect copyright.PENANALJgpiPKM5d
"Dah bugilin aja… Kita arak keliling kompleks !"
19969Please respect copyright.PENANAnTXNjl9Y8N
"Jangaannn… Jangaaannn" Nayla menangis saat resleting gamisnya diturunkan oleh ibu-ibu itu.
19969Please respect copyright.PENANA8oZIYFDmF6
Tidak ada yang merasa kasihan. Ibu-ibu yang mulanya mengasihani Nayla mulai beralih posisi saat membayangkan suami-suami mereka pernah digoda oleh akhwat secantik Nayla.
19969Please respect copyright.PENANA00ZLZyNDCa
"Jangaaaannn… Amppunn buu… Ampuunii akuuu"
19969Please respect copyright.PENANA8IjXQnxNkI
Gamis Nayla mulai diturunkan. Bahunya yang indah mulai terlihat. Belahan dadanya yang mempesona juga mulai terlihat. Kedua tangan Nayla yang dipegangi, membuat dirinya tak bisa berbuat apa-apa lagi saat ditelanjangi oleh kelompok ibu-ibu yang mengaku paling bermoral itu.
19969Please respect copyright.PENANAlWJ9yqTpIJ
Tubuh indah Nayla terlihat. Kulit indahnya yang mulus sekejap mempesonakan mata ibu-ibu itu. Pusarnya juga telah terlihat. Dalam sekejap Nayla sudah ditelanjangi hingga menyisakan beha serta celana dalamnya saja.
19969Please respect copyright.PENANAVx6fBFf1KD
"Puas ? Puas rasanya bisa telanjang ? Andai ada bapak-bapak, kamu pasti langsung terangsang kan ?" Ejek salah satu ibu-ibu itu.
19969Please respect copyright.PENANADrITHmwWDk
Nayla pun menangis saat jatuh berlutut sambil berusaha menutupi dada dan celana dalamnya. Pelecehan yang ia alami membuatnya hatinya menjadi semakin sakit. Ia paham kalau ini adalah akibat dari dosa terindah yang pernah dibuatnya. Namun ia sendiri merasa tidak sanggup. Ia tak disanggup dilecehi lebih daripada ini.
19969Please respect copyright.PENANANEyjjtr2iu
"Ayo kita telanjangi ! Kata ustadz Burhan, orang yang berzina harus dirajam kan ?" Tanya salah satu ibu-ibu yang membuat Nayla semakin takut.
19969Please respect copyright.PENANAtC5PVHvqS7
"Betul, ayo kita singkirkan orang-orang yang suka bermaksiat di kompleks kita ini… Dasar pembawa sial ! Gimana kalau kompleks kita jadi sial gara-gara perbuatanmu itu !"
19969Please respect copyright.PENANAoOzfZqp5pA
"Dah ayo kita telanjangi, jangan banyak omong lagi !"
19969Please respect copyright.PENANA3nqKLwm6Mt
"Ayooo"
19969Please respect copyright.PENANA9z0x9N1YWE
"Jangaann… Jangaann buu aku mohonn" beha Nayla sudah dilepas, kedua susu yang menggantung itu pun sudah terlihat di depan mata mereka.
19969Please respect copyright.PENANA18MKpw8lLC
Sebagian ibu-ibu yang iri pada kecantikannya langsung menarik celana dalamnya agar semakin telanjang didepan mereka.
19969Please respect copyright.PENANAx1NXwHN5QS
"Heeeyy tunggguuu !!!"
19969Please respect copyright.PENANAJJ3sc0nlXq
Belum sempat celana dalam Nayla terlepas, terdapat suara laki-laki yang menggelegar yang menghentikan perbuatan ibu-ibu yang dipenuhi amarah itu.
19969Please respect copyright.PENANAOjuUetj0nw
Ibu-ibu itu pun langsung menjauh saat melihat seorang pria tua berbadan kekar yang tengah mengayunkan sapunya. Sementara dibelakangnya, terdapat pria tampan yang terkejut melihat keadaan Nayla saat ini.
19969Please respect copyright.PENANAeExTvofpyx
"Deeekk" ujar Miftah yang langsung melepas kemejanya lalu menutupi tubuh istrinya sebisanya.
19969Please respect copyright.PENANAvlNiUOPifb
"Apa yang kalian lakukan ? Berani sekali kalian main tangan seenaknya !" Ujar pak Beni yang berdiri didepan Nayla untuk melindungi.
19969Please respect copyright.PENANA7H0IUmZrYm
"Bapak juga ngapain ? Kok bapak belain ? Jangan-jangan bapak salah satu yang ikutan pesta kemarin yah ?"
19969Please respect copyright.PENANAqU3qnkEgSB
"Pesta ? Pesta apa ?" ujar pak Beni sambil berkecak pinggang.
19969Please respect copyright.PENANAeahtajwkw1
"Loh pura-pura gak tau yah ? Apa udah disuap memek makanya pura-pura gak tau ?" Kata ibu-ibu itu sambil tertawa.
19969Please respect copyright.PENANAIT905evp2w
"Memangnya kalau ada, kalian lihat ? Kalian liat kalau mbak Nayla seperti itu kemarin ?" Kata pak Beni yang membuat rombongan ibu-ibu itu terdiam.
19969Please respect copyright.PENANAPmQoxZo6eX
"Tapi kemarin saya liat sendiri kalau banyak bapak-bapak yang keluar bahkan gak pake baju dari rumah cewek murahan ini !"
19969Please respect copyright.PENANAScuoTyo0hL
"Oh gitu ? Kalau gitu, tadi pagi saya juga liat kalau ada bapak-bapak yang keluar dari rumah ibu, apa ibu baru aja berzina ?" Tanya pak Beni pada salah satu ibu-ibu.
19969Please respect copyright.PENANAxUW4Bjji5P
Sontak wajah ibu-ibu lainnya mulai menengok ke arah ibu-ibu yang ditunjuk oleh pria tua kekar itu.
19969Please respect copyright.PENANAZpxkxCNi3F
"Jaga omonganmu yah pak ! Saya sudah bersuami… Mana mungkin saya seperti itu !" Kata ibu-ibu itu membela.
19969Please respect copyright.PENANAe5AcHhQoKq
"Lantas apa ? Mbak Nayla juga sudah bersuami, bahkan dari pakaian kalian aja berbeda… Mbak Nayla lebih tertutup kenapa kalian nuduh seperti itu ?"
19969Please respect copyright.PENANA4yWdDpUnFY
"Lah lagian jelas yah kalau pak Qomar yang masuk ke rumah saya tadi pagi itu tetangga saya yang baru aja ngasih mangga yang tumbuh di halaman rumahnya !" Kata ibu-ibu itu membela.
19969Please respect copyright.PENANAysSlCqyZPA
"Tau dari mana saya kalau ibu di dalam cuma dikasih mangga ?" Kata pak Beni yang membuat semua ibu-ibu itu terdiam.
19969Please respect copyright.PENANA92RVXrNCqw
"Tolong, jangan bertindak sesukanya selama kalian belum ada bukti… Lagipula perbuatan kalian ini bisa saya laporkan ke polisi loh… Kalian mau masuk penjara gara-gara kena pasal pembullian ?" Ancam pak Beni yang membuat semua ibu-ibu itu ketakutan.
19969Please respect copyright.PENANAZBsJxmvGNf
Sementara Nayla yang masih menangis terus ditenangkan oleh suaminya. Miftah berulang kali mengusapi punggung istrinya lalu sesekali mengusap rambutnya untuk menenangkannya.
19969Please respect copyright.PENANAaomtjuC1S8
"Gak kan ? Kalian gak mau kan ? Dah sana bubar ! Memalukan ! Berani sekali kalian bertindak sesukanya !" Kata pak Beni yang akhirnya membuat kerumunan ibu-ibu itu pun bubar tanpa sempat mewujudkan keinginan mereka untuk mengarak Nayla telanjang.
19969Please respect copyright.PENANA5wKTVEeHv6
Setelah ibu-ibu itu bubar. Pak Beni pun mendesah pelan meratapi apa yang Nayla alami saat ini. Ia pun berbalik lalu berjongkok untuk menatap akhwat yang sudah hampir telanjang itu.
19969Please respect copyright.PENANAIfImWJFUx4
"Apa benar semua itu terjadi, enggak kan mbak ?" Tanya pak Beni berpura-pura tidak tahu.
19969Please respect copyright.PENANAG4vDzehkYP
Nayla yang masih menangis pun tak sanggup menjawab pertanyaan itu. Beruntungnya, Miftah dengan tegas membela istrinya yang sedang bersedih.
19969Please respect copyright.PENANAp22ov2ucSt
"Mana mungkin istri saya melakukan itu pak… Tapi terima kasih atas pembelaannya… Saya permisi dulu" kata Miftah sambil membawanya istrinya pulang serta pakaian yang tadi terlucuti.
19969Please respect copyright.PENANAdB3S89KfUA
Pak Beni hanya mengangguk pelan. Ia pun menatap sepeda motor yang tadi Nayla tinggalkan. Tanpa disuruh, Pak Beni pun mengantar sepeda motor itu menuju halaman rumah Nayla.
19969Please respect copyright.PENANA1l3mmdZnTe
Diperjalanan, pak Beni pun membatin sambil mengingat tatapan sedih dari akhwat cantik itu.
19969Please respect copyright.PENANAtZq63TO4P0
Yang sabar yah mbak… Mungkin ini salah satu dari sanksi masyarakat yang mbak terima… Tolong untuk akhir-akhir ini jangan keluar rumah dulu… Saya gak mau mbak bersedih lagi gara-gara omongan mereka… Sebisa mungkin kalau mbak dihina lagi, saya akan membela mbak meski saya tau, kalau apa yang terjadi pada mbak kemarin itu benar adanya… Pokoknya sebisa mungkin saya akan membela mbak dan mengatakan kalau semua itu cuma tuduhan yang tak berdasar !
19969Please respect copyright.PENANAIfVyH4HIqq
Batin pak Beni sambil mengantar sepeda motor Nayla.
19969Please respect copyright.PENANATz598JzD8M
Cerita ini dapat dibaca gratis di forum semprot
*-*-*-*
Bagi yang membaca ini dari situs berbayar, berarti anda telah ditipu oleh orang tersebut
19969Please respect copyright.PENANAb71ckD1yrq
Sesampainya mereka berdua di rumah.
19969Please respect copyright.PENANABbOsUBTlPE
“Maafin aku yah mas… Maaf udah bikin mas malu… Maaf udah bikin skandal di keluarga kita mas” kata Nayla sambil terus menangis.
19969Please respect copyright.PENANAsGUxwuZMfe
“Udah gapapa dek… Lupakan… Masa lalu ya masa lalu… Gak usah dipikirin lagi dek” Kata Miftah berusaha menghiburnya.
19969Please respect copyright.PENANApaDxV7tct0
“Tapi mas… Adek malu… Adek ngerasa gak enak sama mas… Adek nyesel banget mas… Adek nyesel udah bikin malu keluarga, mas” kata Nayla yang terus menangis.
19969Please respect copyright.PENANAr5kCwyX5cT
“Iyya mas tau… Tapi mau gimana lagi… Lebih baik adek istirahat dulu yah di kamar… Jangan keluar rumah dulu” kata Miftah sambil mengantar istrinya ke kamar.
19969Please respect copyright.PENANAlo08LmKnM5
“Makasih yah mas udah ‘selalu ada’ buat aku” Jawab Nayla saat merasakan perhatian suaminya.
19969Please respect copyright.PENANAKtZQDnSPyK
“Ini pakaiannya, dipake dulu yah” Kata Miftah sambil memberikan pakaian yang tadi terlucuti oleh ibu-ibu kompleks.
19969Please respect copyright.PENANAKnlRDzdz4W
“Iyya mas makasih” jawab Nayla sambil mengenakan pakaiannya kembali.
19969Please respect copyright.PENANAnmIxLexQbf
Diam-diam Miftah jadi semakin sedih pada nasib istrinya saat ini. Ia jadi semakin bimbang. Apa yang harus ia lakukan pada istrinya yang sudah bergelimangan dosa. Meski dirinya kecewa, meski dirinya masih dilanda amarah, melihat istrinya yang terlihat begitu membutuhkan dirinya membuatnya jadi tidak tega.
19969Please respect copyright.PENANAjRZcXPDOvD
Dalam diam ia mencoba mengingat semua kenangan indah yang sudah ia buat bersama istrinya. Tapi rasanya percuma, rasa sakit hatinya sudah melebihi batas maksimumnya. Apalagi dengan adanya jabang bayi yang berada di perut istrinya. Ia tak tahu siapa ayah dari bayi yang ada di rahim istrinya. Meski ada kemungkinan kalau bayi itu adalah darinya, rasa kecewanya akibat perbuatan istrinya kemarin masih belum bisa ia maafkan.
19969Please respect copyright.PENANATinJKqpmsc
Setelah Nayla sudah mengenakan pakaiannya lagi. Miftah pun memberanikan diri untuk berbicara kepada sang istri.
19969Please respect copyright.PENANApuSCeRL9Et
“Dek, mas mau ngomong sesuatu” kata Miftah yang membuat istrinya deg-degan.
19969Please respect copyright.PENANAoqqxzSsExg
Miftah pun duduk di tepi ranjang yang kemudian diikuti oleh istrinya.
19969Please respect copyright.PENANAz6ah1DNCCQ
“Iyya mas, ada apa ?” tanya Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAeaSLHg75L1
“Mas udah mikirin ini dari kemarin, ditambah, situasi disini udah gak mungkin lagi, iya kan ? Mas cuma mau nyaranin, gimana kalau kita pindah dari sini ?” Tanya Miftah mengejutkan istrinya.
19969Please respect copyright.PENANA9TxG3V1bwX
“Pindah mas ? Kemana ?” Tanya Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAcnQMdIdPj3
“Entah dek, mas juga belum mastiin pindah kemana… Nanti mas mau cari-cari dulu… Oh yah, inget gak waktu kita ngobrol bareng di area persawahan pas kita di puncak ?” Tanya Miftah.
19969Please respect copyright.PENANAZfwi41Xr29
“Pas di puncak ? Oh yah adek inget… Yang mas bilang ‘gimana kalau kita tinggal di tempat yang punya lingkungan kayak gitu kan ?’” tanya Nayla.
19969Please respect copyright.PENANAHEId7ItQoE
“Ya, mas mau kita tinggal disana… Mas mau kita menghilang… Menjauhkan diri dari orang-orang… Mas pengen hidup tenang… Jujur, ini juga bikin mas pusing… Mas mau kita pergi sejauh-jauhnya dari sini… Gimana ?” tanya Miftah meminta pendapat.
19969Please respect copyright.PENANAIo3zwgfh6P
“Hmm adek ngikut mas aja… Selama ada mas, adek yakin, adek pasti bakal nyaman sama mas” jawab Nayla sambil memaksakan senyum.
19969Please respect copyright.PENANAK2RBAKgiHU
“Yaudah nanti mas cari tempatnya yah… Adek istirahat dulu” kata Miftah sambil membaringkan istrinya di ranjang.
19969Please respect copyright.PENANA0Lc785MwaC
“Maaf yah mas, sekali lagi, adek mau minta maaf karena udah bikin tetangga gempar” jawab Nayla yang masih merasa tidak enak.
19969Please respect copyright.PENANAQLmCB5QSh5
“Udah gapapa, istirahat aja yah pokoknya” Ucap Miftah sambil mencium kening istrinya meski rasanya tidak senikmat dulu saat sebelum aib istrinya terbongkar.
19969Please respect copyright.PENANAFwwU1s9PHK
Setelah itu, Miftah pun pergi meninggalkan istrinya sendirian di kamar. Belum sempat keluar dari kamar, Nayla tiba-tiba memanggil suaminya lagi.
19969Please respect copyright.PENANAfY5CwExXhc
“Mas,” panggil Nayla yang membuat suaminya berhenti melangkah.
19969Please respect copyright.PENANAhBx7dsEy5V
“Ada apa dek ?” tanya Miftah sambil menolehkan wajahnya.
19969Please respect copyright.PENANA4eOYob1lu6
“Kita bakal bersama selamanya kan ?” Tanya Nayla mengungkapkan kekhawatirannya.
19969Please respect copyright.PENANA0BmIDVPakq
Namun jawaban Miftah hanya tersenyum, Ia pun kembali melanjutkan perjalanan tanpa memberi jawaban yang jelas kepada istrinya.
19969Please respect copyright.PENANA9WtL4oB6EB
Tepat setelah keluar dari kamarnya, raut wajah Miftah yang tadinya tersenyum mendadak berubah menjadi merengut. Amarahnya memuncak melihat istrinya dilecehkan. Amarahnya memuncak setelah melihat air mata istrinya tumpah membasahi wajahnya. Amarahnya memuncak menyadari istrinya bukan lagi gadis polos seperti saat pertama kali bertemu dulu.
19969Please respect copyright.PENANAdAXI7q9ASh
“Sial !” Maki Miftah tuk meluapkan kekesalannya.
19969Please respect copyright.PENANAEtZe9K0652
“Hah… Hah… Hah” Ia terengah-engah. Tangannya gatal ingin mengantam sesuatu.
19969Please respect copyright.PENANAtF8cdYF500
Ditengah kekesalannya, ia jadi teringat akan omongan istrinya kemarin.
19969Please respect copyright.PENANAYGk8kIJ3nD
Apa mas gak tau, betapa tersiksanya aku sewaktu awal-awal pak Urip terus memperkosaku ?
19969Please respect copyright.PENANAYvD73VL7eM
“Pak Urip yah ? Si kurang ajar itu… Gara-gara dia istriku jadi seperti ini !” kata Miftah yang langsung keluar dari rumahnya untuk menuju rumah tetangganya.
19969Please respect copyright.PENANAq99UAMOTPc
Dengan amarah yang menggebu-gebu. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung masuk menuju rumah seseorang yang dahulu ia anggap sebagai pembantu.
19969Please respect copyright.PENANAjkjvbCpdTS
Pintu terbuka, mata Miftah langsung menoleh ke kanan lalu ke kiri untuk mencari kehadiran pria tua sialan itu.
19969Please respect copyright.PENANAATwWvca1Hi
“KELUAR ! DIMANA KAMU !” Teriak Miftah sambil mengepalkan tangan kanannya.
19969Please respect copyright.PENANAiauhsS0XaW
Mendengar suara yang amat keras, seorang pria tua yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung mendekati sumber suara bising itu.
19969Please respect copyright.PENANAcEPc27eh33
19969Please respect copyright.PENANA1R08XZq5Sh
19969Please respect copyright.PENANA6XtxvsVADO
19969Please respect copyright.PENANAzWJrj6S34p
19969Please respect copyright.PENANASL0xLWLQpM
PAK URIP
19969Please respect copyright.PENANAwAb0x9HxYH
“Pak Miftah ?” sebut pak Urip yang langsung segar setelah melihat wajah Miftah yang begitu murka.
19969Please respect copyright.PENANAgq7w3sWAOz
“Sini kamu !” kata Miftah bergegas menghampiri pria tua yang cuma memakai sarung itu.
19969Please respect copyright.PENANA3aJ6gSBsWU
“Tu-tunggu… Sayaaaa uuhhhhhhh” jerit pak Urip saat pipinya langsung ditinju oleh tangan kanan Miftah. Pak Urip tersungkur ke lantai. Hidungnya berdarah. Belum sempat bangkit, lehernya sudah dicengkram oleh tangan kiri majikannya itu.
19969Please respect copyright.PENANAKcmjvx5jRp
“Tunggu katamu ? Setelah semua yang kamu lakukan pada istriku ?” ujar Miftah yang kembali meninju wajah dari pria tua itu.
19969Please respect copyright.PENANAbvxYIUO6JJ
Bruuukkkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANAgQbG6qcAQB
“Aaaaaaaaa sakiiitttt !” Teriak pak Urip sambil memegangi wajahnya.
19969Please respect copyright.PENANAb3Diqho5fe
“Sakit katamu ? Tau apa kamu soal rasa sakit ?” kata Miftah yang kembali meninju wajahnya dari samping.
19969Please respect copyright.PENANAXIYHPtuyfY
Bruukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANAoSaSSdyMtw
“Aaaaaaaa” teriak pak Urip saat dihajar sekali lagi.
19969Please respect copyright.PENANAGSz6A5B00b
Bruuukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANA58FHeW7XCY
“Aaaaaaaaa”
19969Please respect copyright.PENANAkOjOPRh6uX
Brruukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANALN8pIIptQX
“Aaaaaaaaaa”
19969Please respect copyright.PENANArC7BJ2qhGP
Bruuukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANA2iRwzWyrCG
Berulang kali wajah pak Urip dipukul berkali-kali hingga wajah jeleknya itu semakin hancur oleh luka yang diberikan oleh majikannya.
19969Please respect copyright.PENANAwRDDKdATUm
Miftah pun menjambak rambut pria tua berpostur gemuk itu. Ia mengangkatnya lalu membantingnya ke lantai hingga kepala bagian belakang pak Urip terbentur ke lantai.
19969Please respect copyright.PENANAoqTajuqdAD
Bruuukkkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANASAKPM50Eoy
“Aaaaaaaa”
19969Please respect copyright.PENANAYkU1nOHGgl
Bruuukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANAsqR5VS0ocJ
“Aaaaaaaa”
19969Please respect copyright.PENANAtjXgzkRXgX
“Ayo berdiri !” kata Miftah sambil menarik rambut pak Urip lalu memaksanya berdiri dalam keadaan bersandar pada dinding rumah.
19969Please respect copyright.PENANAIpK8ejJkZi
“Sialan kamu… Dasar pembantu gak tau diuntung… Udah dipercaya tapi malah gini… Inikah balasanmu setelah bekerja dengan saya ?” Kata Miftah yang langsung meninju perutnya.
19969Please respect copyright.PENANAo6z2KGISHz
Brruuukkkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANA5TcvUtw3zN
“Uuhhuukkkk !” Pak Urip terbatuk darah.
19969Please respect copyright.PENANAYcV1VTAIcw
Brruuukkkk !!!
19969Please respect copyright.PENANAs09pHUTU9j
“Uhhukkk… Uhhuukkk” Pak Urip kembali terbatuk darah sehingga membuat tubuhnya lemas tak berdaya.
19969Please respect copyright.PENANARqIRXJRXme
“Dasar sialan ! Dasar kurang ajar ! Bajingan yah kamu !” Kata Miftah yang terus meninju perut pak Urip tuk melampiaskan semua kekesalannya.
19969Please respect copyright.PENANA8RqXJ1mys0
“Aaaaaa…. Sakittt aaa… Hakhakhakhak” tawa Pak Urip tiba-tiba yang membuat Miftah berhenti meninjunya.
19969Please respect copyright.PENANAF2MunCK3si
“Hah ? Masih bisa ketawa yah kamu… Dasar gila !” Kata Miftah yang hendak meninjunya lagi.
19969Please respect copyright.PENANAp1DTEN1QT7
“Tunggu dulu, hakhakhak” tawa pak Urip yang membuat Miftah mengurungkan niatnya.
19969Please respect copyright.PENANAZ9qSArdX0n
“Apa untungnya bapak memukuli saya ? Mau membunuh saya yah ? Terus, setelah itu ? Apa masalah selesai ? Apa aib istri bapak bakal hilang ? Jangan lupa, saya punya bukti rekamannya… Bahkan ada beberapa yang sudah saya upload di sebuah forum loh… Hakhakhak” tawa pak Urip yang membuat Miftah semakin kesal.
19969Please respect copyright.PENANAR6yCerK4AZ
Wajah Miftah mendidih. Mukanya berubah menjadi warna merah. Ia benar-benar kesal dan ingin segera menghabisi pria tua itu.
19969Please respect copyright.PENANAjiW3hUFc7r
“Saya tau, saya tau… Bapak pasti marah ke saya kan ? Gini aja… Saya punya penawaran… Bapak gak mau video istri bapak semakin tersebar luas kan ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum meski mulutnya dipenuhi oleh darah yang begitu segar.
19969Please respect copyright.PENANAAekyupqEHZ
“Apa maumu ?” Tanya Miftah yang sudah menghilangkan rasa hormatnya pada pria tua itu.
19969Please respect copyright.PENANAR8dw5uLcAJ
“Hakhakhak… Tolong bantu saya duduk dulu… Saya capek berdiri terus” Kata pak Urip yang mau tak mau akhirnya dituruti oleh pria tampan itu.
19969Please respect copyright.PENANAQbJYUq14QU
Setelah membantunya duduk di sofa rumahnya, pak Urip lagi-lagi mengucapkan keinginannya yang membuat Miftah berusaha sekuat mungkin untuk bersabar.
19969Please respect copyright.PENANAhqjQMT0Hc7
“Tolong ambirkan segelas air” pinta pak Urip yang masih terlihat acuh. Meski tubuhnya sudah hancur, ia masih merasa diuntungkan berkat adanya bukti rekaman itu.
19969Please respect copyright.PENANAu3WkijVPMR
“Ini, cepat apa yang kamu inginkan !” Kata Miftah setelah memberi segelas air itu.
19969Please respect copyright.PENANAIVAPKbV3pw
Pak Urip lekas berkumur-kumur menggunakan air itu lalu memuntahkannya kembali ke gelas. Setelah mulutnya terbebas dari darah segar, pria tua yang sudah menikmati seluruh lubang di tubuh majikan alimnya itu mulai berbicara.
19969Please respect copyright.PENANAVdcbKHFOBv
“Bapak gak mau bukti rekaman istri bapak kesebar kan ?” Tanya pak Urip sekali lagi.
19969Please respect copyright.PENANAMXPTkXzOfp
“CEPAT KATAKAN ! APA MAUMU ?” geram Miftah yang membuat pak Urip tersenyum.
19969Please respect copyright.PENANAuX9K1VDB4N
“Gini aja… Saya akan menghapus semua video yang pernah saya upload di forum itu… Sedangkan handycam yang saya gunakan untuk merekam persetubuhan saya dengan non Nayla akan saya serahkan ke bapak… Sebagai gantinya, saya cuma minta satu… Tolong ‘maafkan saya’ dan jangan bawa-bawa urusan ini ke kantor polisi, gimana ? Deal ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum.
19969Please respect copyright.PENANAM9JViOKthv
Miftah terdiam. Ia tak langsung menjawab. Memaafkan seorang pria tua yang sudah menzinahi istrinya lalu menyebabkan istrinya dilecehi oleh ibu-ibu kompleks ? Mana bisa ia melakukannya. Apalagi tanpa membawa urusan ini ke kantor polisi. Ia tak bisa melakukannya. Ia ingin menghukum pria jahannam ini tanpa harus memaafkannya.
19969Please respect copyright.PENANALtQF1tvKp4
“Gak mau yah ? Ya silahkan berbuat semaumu ? Mau ngebunuh saya ? Mau bawa saya ke kantor polisi ? Silahkan, saya akan menyerahkan buktinya ke bapak agar bapak semakin mudah memenjarakan saya… Tapi, video yang ada di forum itu akan semakin tersebar… Saya gak akan bertanggung jawab kalau tiba-tiba ada kenalan bapak yang melihat persetubuhan kami berdua… Hakhakhak” kata pak Urip yang membuat Miftah menarik nafasnya kuat-kuat.
19969Please respect copyright.PENANADdAXZ5bAB0
“Bajingan kamu yah !” maki Miftah yang membuat pak Urip semakin tertawa.
19969Please respect copyright.PENANA11uUo9VKo1
“Hakhakhak… Daripada bajingan, saya lebih suka dibilang cerdas… Meski kecerdasan saya gak tinggi-tinggi amat… Hakhakhak” tawa Pak Urip yang membuat Miftah mengepalkan kedua tangannya lagi.
19969Please respect copyright.PENANAzIAWxO4oWC
“Oke deal ! Sekarang hapus video itu !” Kata Miftah yang akhirnya terpaksa menyetujuinya.
19969Please respect copyright.PENANAQSLL0xTM1j
“Hakhakhak… Gak nyangka bapak baik juga yah ? Setelah saya menikmati semua keindahan yang ada di tubuh istri bapak, bapak masih mau memaafkan saya… Bapak baik banget yah… Hakhakhak” tawa pak Urip sambil mengelus-ngelus rambut Miftah untuk bertujuan memanaskan amarah majikannya itu.
19969Please respect copyright.PENANAXNWlSYoOwF
“CEPAT HAPUS !” Teriak Miftah sambil mencengkram leher pembantunya.
19969Please respect copyright.PENANA2lecWCTmyM
“Hakhakhak yang sabar dong… Sekarang ambil hape saya… Nanti saya hapus” kata pak Urip sambil meminta Miftah untuk mengambil hape yang ada di meja ruang tamu rumahnya.
19969Please respect copyright.PENANAk7tcVdGXl9
Tanpa menjawab, Miftah pun mengambil hape itu lalu buru-buru memberikannya kepada pak Urip.
19969Please respect copyright.PENANAmazAoQIoN0
“Hmm pertama masuk forumitu.com terus login, eh jangan liat !” Kata Pak Urip yang membuat Miftah semakin kesal.
19969Please respect copyright.PENANAC8cDbDonar
“Nih, sekarang boleh liat !” kata pak Urip sambil menunjukkan thread yang pernah ia buat. Ia lalu menghapus satu demi satu video yang pernah ia upload di forum itu.
19969Please respect copyright.PENANAF5HJMpUNCy
“Nah udah yah, deal kan ?” Tanya pak Urip sambil tersenyum.
19969Please respect copyright.PENANAjk6w9qn4jY
“Handycam-nya mana ?” Tanya Miftah yang kemudian membuat pak Urip tertawa.
19969Please respect copyright.PENANAFcJ9DecLHy
“Hakhakhak… Masih inget aja… Tunggu bentar” kata pak Urip sambil bangkit berdiri dari sofa rumahnya lalu berjalan dalam kondisi terpincang-pincang menuju kamarnya.
19969Please respect copyright.PENANAOVBdr52wJ7
Tak lama kemudian, pak Urip pun kembali sambil memberikan handycam itu kepada majikannya.
19969Please respect copyright.PENANAWvOGMVzPKg
“Nih, bisa dicek sendiri” kata pak Urip sambil tersenyum meski merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
19969Please respect copyright.PENANAhLR5VNHuV9
Miftah pun mengecek isi handycam itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat banyaknya video rekaman yang pernah dibuat bersama istrinya.
19969Please respect copyright.PENANA0X9eXiQTtt
“Oke, dengan ini bapak saya PECAT… Tolong jangan ganggu keluarga saya lagi !” Kata Miftah setelahnya. Ia pun langsung pergi tanpa menengok ke arah pria tua itu lagi.
19969Please respect copyright.PENANABaPCxGhwrb
“Hakhakhak… Sial, susah-susah ngerekam akhirnya diambil lagi… Mana video yang pernah saya upload dihapus lagi… Untungnya dia gak tau kalau yang dihapus itu cuma postingan di thread saya, video aslinya mah masih ada di server dood… Hakhakhak” tawa pak Urip puas.
19969Please respect copyright.PENANAe1hlk0yLCa
“Hah, jadi pengangguran deh sekarang… Kalau gini mesti nyari majikan baru nih… Kira-kira majikan mana yah yang butuh kerja keras saya yah ? Selain jago ngurus rumah, saya juga jago ngurus birahi non loh… Hakhakhak” tawa pak Urip yang belum kapok meski dirinya nyaris terbunuh ditangan mantan majikannya itu.
19969Please respect copyright.PENANAjejRoKnjvf
Sementara itu, Miftah sudah tiba kembali di rumahnya. Ia pun mendudukkan tubuhnya di sofa sambil menahan emosi yang masih meluap-luap. Wajahnya menunduk, tangannya mengepal lalu menghantam meja yang ada di depannya.
19969Please respect copyright.PENANAuLXNEPsr1R
“Siaaallll !” kata Miftah yang terpaksa damai dengan pak Urip daripada membiarkan video istrinya tersebar.
19969Please respect copyright.PENANAwDn8VSlRZr
Ia benar-benar kecewa karena perundingan yang baru saja ia lakukan tak menguntungkan dirinya. Tapi mau bagaimana lagi, dari awal saja posisinya sudah tidak menguntungkan. Ia pun pasrah dan berharap ini adalah pilihan yang terbaik untuk dirinya dan juga keluarga kecilnya.
19969Please respect copyright.PENANAXXUklxuKqy
Sambil menyandarkan tubuhnya, ia pun memeriksa satu demi satu video yang ada di handycam itu. Ia tak melihat seluruhnya, hanya setiap detik dari video lalu berpindah ke video selanjutnya. Setiap video yang ia tonton, rasa kecewanya semakin tumbuh kepada istrinya. Ia sangat menyayangkan istrinya lebih memilih menjadi pelacur daripada menjadi istri tercintanya.
19969Please respect copyright.PENANAPvEiglvfIg
“Separah itu kah dek ? Nafsu besarmu ?” tanya Miftah saat menonton Nayla yang memohon-mohon untuk terus digenjot oleh pembantu tuanya.
19969Please respect copyright.PENANAeLaqhiCHvS
Ia lalu menonton video selanjutnya. Ia melihat persetubuhan istrinya kemarin saat dikeroyok oleh banyak pria-pria tua. Miftah pun mencoba mengingat setiap wajah dari pria-pria tua yang pernah menikmati istrinya. Miftah terkejut saat melihat ada mang Yono dan pak Rudi yang ikut menyetubuhi istrinya. Bahkan seorang ustadz yang baru saja ia tonton ceramahnya di pagi tadi juga ikut menyetubuhi istrinya kemarin.
19969Please respect copyright.PENANAiPML406LgO
Miftah lemas. Ia menutup handycam itu lalu tak bisa berkata-kata lagi.
19969Please respect copyright.PENANAGLXw7yxJld
Ia pun merenung memikirkan masa depannya bersama istrinya. Ia mengingat kembali semua kebaikan istrinya kepadanya. Lalu ia mengingat lagi setiap persetubuhan yang baru saja ia tonton melalui kamera handycam-nya.
19969Please respect copyright.PENANAdJezFrU9AR
Setelah lama merenung, ia akhirnya memutuskan sesuatu. Ia pun mulai berbicara untuk memutuskan takdir istrinya kedepannya.
19969Please respect copyright.PENANAa2SQIZMnrt
“Aku ingin tau siapa ayah dari jabang bayi itu” kata Miftah yang mulai berbicara. “Kalau jabang bayi itu terbukti bukan dariku, maaf dek, mas gak sanggup untuk tinggal lagi bersama adek, mas gak sanggup membesarkan seorang anak yang bukan dari mas… Akan tetapi, kalau jabang bayi itu terbukti dariku… Aku akan berusaha tuk mempertahankanmu meski luka ini abadi karena aku tak sanggup menghapusnya dari hatiku” ujarnya.
19969Please respect copyright.PENANAudz9veKWF3
Miftah pun memejam sambil menyandarkan tubuhnya lagi. Takdir istrinya sudah ia buat. Semua tergantung hasil dari cek DNA yang akan ia lakukan.
19969Please respect copyright.PENANAR93Pqa3NgK
“Mas penasaran, bagaimana akhir dari perjalanan kisah cinta kita, dek ? Bisakah kita terus bersama ? Atau kisah kita hanya akan berakhir dengan luka” Lirih Miftah sambil memejam.
19969Please respect copyright.PENANAlZ16diVaGj