
"Berapa umurmu?"
469Please respect copyright.PENANAHXapB1FzAy
"20 tahun nyonya."
469Please respect copyright.PENANAjtWUcN7q9Q
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
469Please respect copyright.PENANAZ9XKFMVDwp
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
469Please respect copyright.PENANAFbajqLG1oG
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
469Please respect copyright.PENANAl5nhKeQa5x
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
469Please respect copyright.PENANApRNdQbJi3N
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
469Please respect copyright.PENANAieq2zOKOeQ
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
469Please respect copyright.PENANAvMilNMvLgy
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
469Please respect copyright.PENANA5JvnZaWBtn
"Kenapa begitu?"
469Please respect copyright.PENANAvoAurJrlQM
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
469Please respect copyright.PENANARnpnjev9XK
"benarkah?"
469Please respect copyright.PENANAE7nwxBN0a7
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
469Please respect copyright.PENANAk4MCRWxNqC
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
469Please respect copyright.PENANAzkTL2b7NjU
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
469Please respect copyright.PENANAkSN4Rp8b9z
"Aku tidak sejahat itu."
469Please respect copyright.PENANAzTcRVWzFmA
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
469Please respect copyright.PENANArk1cVsFGZL
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
469Please respect copyright.PENANAM6yyMKdff4
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
469Please respect copyright.PENANAKaOP35xPaD
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
469Please respect copyright.PENANA042MW7n7nQ
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
469Please respect copyright.PENANAkLyKkLZ736
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
469Please respect copyright.PENANAWeNA6tbHuZ
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
469Please respect copyright.PENANAoMeMmL5uo9
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
469Please respect copyright.PENANAtEfkhhnhlY
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
469Please respect copyright.PENANAACnjj4jhj0
"Baiklah."
469Please respect copyright.PENANAKmjg7tRcKn
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
469Please respect copyright.PENANABMtX2hyEOR
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
469Please respect copyright.PENANA8KZoeDijHW
"Baiklah." kata Dinda patuh.
469Please respect copyright.PENANA7SubXDHHqH
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
469Please respect copyright.PENANAF2xIjBMbY9
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
469Please respect copyright.PENANAzAqX0iD6zJ
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
469Please respect copyright.PENANAryjiVCwgoz
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
469Please respect copyright.PENANAI1IUJlzsV1
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
469Please respect copyright.PENANA1VB8omMPJT
Klotak..Klotak..Klotak..
469Please respect copyright.PENANA9v1wa5Sff3
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
469Please respect copyright.PENANAtBWDV12jzP
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
469Please respect copyright.PENANAUEAGui7bwo
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
469Please respect copyright.PENANApM5K5daHSQ
"Duduklah." kata Arjun.
469Please respect copyright.PENANAmfXP556EKD
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
469Please respect copyright.PENANAmPrzcHSFIo
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
469Please respect copyright.PENANAZfqfNVPTEu
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
469Please respect copyright.PENANAEzeouvQQRr
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
469Please respect copyright.PENANAz7xD6Qgh2L
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
469Please respect copyright.PENANAwvKyPMmuxZ
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
469Please respect copyright.PENANAQRVZnh6eKY
“Nyonya mau rambutan itu?”
469Please respect copyright.PENANAott5RwflX5
"Boleh?"
469Please respect copyright.PENANAVO4yWC1YNk
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
469Please respect copyright.PENANABd102SyE8O
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
469Please respect copyright.PENANAUzzjLxbHna
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
469Please respect copyright.PENANAOx3Gouo3zi
"Sedang apa kamu?"
469Please respect copyright.PENANAysulAmQR1O
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
469Please respect copyright.PENANAsk8cuLiJSJ
"Apa perlu aku carikan tangga?"
469Please respect copyright.PENANAx16LWAIi5G
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
469Please respect copyright.PENANAA527b6KJ9b
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
469Please respect copyright.PENANAd8uIFfY3De
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
469Please respect copyright.PENANAZBqOiVQ3Y9
"Tuan.." kata Dinda lirih.
469Please respect copyright.PENANAD7fdqLi4b9
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
469Please respect copyright.PENANAQqXCSDQGuR
"Baik tuan."
469Please respect copyright.PENANAO7OptmkdKu
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
469Please respect copyright.PENANAPxZfDvKmfW
"Argh.. Aaaa.."
469Please respect copyright.PENANAObf9TnPnsz
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
469Please respect copyright.PENANAuwTQuk5zG9
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
469Please respect copyright.PENANA8hY9cNj11w
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
469Please respect copyright.PENANAa7fANyDFvl
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
469Please respect copyright.PENANAGG0LB779Sk
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
469Please respect copyright.PENANAXzZy66sV35
"Jadi kamu menungguku di sini?"
469Please respect copyright.PENANAP5v4At4rUG
"Iya nyonya."
469Please respect copyright.PENANALP874T1okx
“Kemarilah?”
469Please respect copyright.PENANAQ5PGIVJYFd
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
469Please respect copyright.PENANAb9OWODo3HI
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
469Please respect copyright.PENANAv42VXCzCAM
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
469Please respect copyright.PENANASOpORLvPup
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
469Please respect copyright.PENANA09HL62kA5t
"Atau apa nyonya?"
469Please respect copyright.PENANAVP7GOtPfb9
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
469Please respect copyright.PENANAxHBYmxtZLP
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
469Please respect copyright.PENANAdsabyindhf
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
469Please respect copyright.PENANAJhbXYepLqJ
"Baik nyo.."
469Please respect copyright.PENANAn8bFh8Aqs6
"Apa yang kamu katakan!!"
469Please respect copyright.PENANAyV0sMf6fnJ
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
469Please respect copyright.PENANAp7dw6lSwsN
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
469Please respect copyright.PENANAvR6DKqU5oO
“Kamu mau kemana Dinda?”
469Please respect copyright.PENANAPIgjpXopHr
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
469Please respect copyright.PENANAAXFvZTqHN1
"Tunggu biar aku antar."
469Please respect copyright.PENANAFJryolkk2r
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
469Please respect copyright.PENANAOVOc288Pg4
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
469Please respect copyright.PENANAyBXYeVw6xy
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
469Please respect copyright.PENANAycpYOnl905
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
469Please respect copyright.PENANA9YWvZ7tsGv
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
469Please respect copyright.PENANA9ZUlU0qaqR
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
469Please respect copyright.PENANAE9uOmooLdC
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
469Please respect copyright.PENANAmAZ9Xt6jKv
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns216.73.216.94da2