
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2815Please respect copyright.PENANAEUvFmDzyoW
2815Please respect copyright.PENANAROV4SyTXuk
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2815Please respect copyright.PENANAyXU6mdtJ9j
2815Please respect copyright.PENANARUmHRIZxSR
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2815Please respect copyright.PENANAJOmrGyzlqr
2815Please respect copyright.PENANAMSpOlNkCmG
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2815Please respect copyright.PENANAYV2ipbum4U
2815Please respect copyright.PENANAxrm9GunUBM
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2815Please respect copyright.PENANARrXG62eDW0
2815Please respect copyright.PENANApfrsD175pY
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2815Please respect copyright.PENANAkOiSN5AtHh
2815Please respect copyright.PENANAgCmWA1OFhO
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2815Please respect copyright.PENANArTGWLO9Dhz
2815Please respect copyright.PENANAMDIQnZcZS6
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2815Please respect copyright.PENANAM2g1woxAng
2815Please respect copyright.PENANAMtAjnuEHBA
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2815Please respect copyright.PENANA6it2ldsynS
2815Please respect copyright.PENANA38PdWB7jfL
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2815Please respect copyright.PENANA8Hyey7OlKh
2815Please respect copyright.PENANAl9hmblpZEi
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2815Please respect copyright.PENANAnaGe51DTXW
2815Please respect copyright.PENANAbb97oSzR7H
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2815Please respect copyright.PENANAcZkwo9qNHu
2815Please respect copyright.PENANAfqDMKnDwWe
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2815Please respect copyright.PENANAb7viY4whaQ
2815Please respect copyright.PENANAAsDgUl8PJ5
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2815Please respect copyright.PENANAmftZvZqoe7
2815Please respect copyright.PENANA4oelJePx6o
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2815Please respect copyright.PENANAT5ztW824Jb
2815Please respect copyright.PENANAFas2Jjd1f4
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2815Please respect copyright.PENANAK0ANh46bKM
2815Please respect copyright.PENANAhKD68ViAdO
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2815Please respect copyright.PENANAguWoSoA5SF
2815Please respect copyright.PENANAD6kkAnQlNL
***2815Please respect copyright.PENANA0OQc42hI9L
2815Please respect copyright.PENANA478fNaIP91
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2815Please respect copyright.PENANAHiIYTUhERQ
2815Please respect copyright.PENANAhYQxjkAK4U
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2815Please respect copyright.PENANAcMr7O78YLb
2815Please respect copyright.PENANA3c9ab4euZ9
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2815Please respect copyright.PENANAM2I4pIwa0V
2815Please respect copyright.PENANAsJOaCMcjJG
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2815Please respect copyright.PENANAqykm8iIlJx
2815Please respect copyright.PENANAiEfDVKfWEW
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2815Please respect copyright.PENANAh6ScAugNWB
2815Please respect copyright.PENANAp5jGZd5htU
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2815Please respect copyright.PENANAzAvJUdDG8N
2815Please respect copyright.PENANAKxz4mXt8MW
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2815Please respect copyright.PENANABUpwGdnfdQ
2815Please respect copyright.PENANATc4fMGuYj3
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2815Please respect copyright.PENANAgbiOOhfb53
2815Please respect copyright.PENANAlNMfXiSsoZ
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2815Please respect copyright.PENANA7uSpAvQpwA
2815Please respect copyright.PENANADugP7EJSWa
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2815Please respect copyright.PENANA6oa95XfH65
2815Please respect copyright.PENANABQrMoS2Ca5
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2815Please respect copyright.PENANA7wfC5VbHww
2815Please respect copyright.PENANA8n0Uh8aD4O
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2815Please respect copyright.PENANAgh2uf8KSPk
2815Please respect copyright.PENANAcgb3sgB5wo
***2815Please respect copyright.PENANAXoYLNEFR08
2815Please respect copyright.PENANAy6IBVg1Qq7
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2815Please respect copyright.PENANAuqgsuaxtQV
2815Please respect copyright.PENANAlZaot5fD7J
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2815Please respect copyright.PENANAzgsv6VgThT
2815Please respect copyright.PENANAlCEx64XDYo
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2815Please respect copyright.PENANAVau1Wyved5
2815Please respect copyright.PENANAdsAjNjjENC
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2815Please respect copyright.PENANALCfu37nlE2
2815Please respect copyright.PENANA0VmHxfo0EG
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2815Please respect copyright.PENANAVNwmLvxb45
2815Please respect copyright.PENANA5h4Mfdw5J5
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2815Please respect copyright.PENANAaeC3nO5QuO
2815Please respect copyright.PENANAgaLn9v8qw8
“Teras aja, Jar.”2815Please respect copyright.PENANAlYO42Y9Pct
2815Please respect copyright.PENANA6OZhKaML0Z
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2815Please respect copyright.PENANAMZkJ4qYDZs
2815Please respect copyright.PENANAsxS03MXfpU
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2815Please respect copyright.PENANAdjbHe07AUK
2815Please respect copyright.PENANABEoBx0Vs4G
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2815Please respect copyright.PENANA3DN92fYN47
2815Please respect copyright.PENANAsAcH9Tp12z
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2815Please respect copyright.PENANA7eZ8kHNRhq
2815Please respect copyright.PENANAqOV0IojwlE
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2815Please respect copyright.PENANA5fKEwj8523
2815Please respect copyright.PENANAxCqAFnOiHp
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2815Please respect copyright.PENANAImf08sCcYD
2815Please respect copyright.PENANA1LjGGh3MI9
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2815Please respect copyright.PENANAnasQHLnTtE
2815Please respect copyright.PENANAEBMJSt6y1n
“Bi, mana Adit,” kataku.2815Please respect copyright.PENANATis5IrulgP
2815Please respect copyright.PENANA9ylrud0Dpm
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2815Please respect copyright.PENANAtJlCTQfyoZ
2815Please respect copyright.PENANAhrX1AonPTn
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2815Please respect copyright.PENANAwK8SDEq7xC
2815Please respect copyright.PENANA8Qt8Sfjxm7
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2815Please respect copyright.PENANAOnhlYt83p0
2815Please respect copyright.PENANAugB6JsatXR
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2815Please respect copyright.PENANA55P2x2tl7B
2815Please respect copyright.PENANA3DHSpE7NpP
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2815Please respect copyright.PENANAJL6aTTnBww
2815Please respect copyright.PENANAsdDMJrflNm
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2815Please respect copyright.PENANA1VAcakUUh2
2815Please respect copyright.PENANAudAU6LtAfY
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2815Please respect copyright.PENANAzv3b5gkSSK
2815Please respect copyright.PENANAftnXvt1Bx2
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2815Please respect copyright.PENANAEB7UarKzTS
2815Please respect copyright.PENANAgQ9dykHMP2
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2815Please respect copyright.PENANAVPPBrAVSAD
2815Please respect copyright.PENANAvtlG8dxLuD
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2815Please respect copyright.PENANAO7GaFnMese
2815Please respect copyright.PENANASxKMmxoOkk
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2815Please respect copyright.PENANA9X8EfogygF
2815Please respect copyright.PENANAh5smTuArW8
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2815Please respect copyright.PENANAOZrLONCSXT
2815Please respect copyright.PENANAR8VFbUGNf7
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2815Please respect copyright.PENANAhBZqvKW5k9
2815Please respect copyright.PENANA12FSeBgJgm
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2815Please respect copyright.PENANAXgIvvOMF3w
2815Please respect copyright.PENANAZFqpdqGHxI
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2815Please respect copyright.PENANAJBrGffzAkp
2815Please respect copyright.PENANA85BFIOjSBb
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2815Please respect copyright.PENANAW2DIPi3qgq
2815Please respect copyright.PENANAPx5ERgFRxA
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2815Please respect copyright.PENANAMmbOJt4xu8
2815Please respect copyright.PENANAtr7CgIbv9b
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2815Please respect copyright.PENANAyJO94PHn7q
2815Please respect copyright.PENANAvlKhZ7GtSx
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2815Please respect copyright.PENANAOSa7XDgewI
2815Please respect copyright.PENANA3AlUonBift
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2815Please respect copyright.PENANA3jkbTIv4CF
2815Please respect copyright.PENANASuB1ShKvvP
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2815Please respect copyright.PENANAFZssKjuO1I
2815Please respect copyright.PENANAJHsh8Kvz8f
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2815Please respect copyright.PENANALc9ar7mZMq
2815Please respect copyright.PENANAmf5x1AbMi1
“Boleh,” kataku agak tersipu.2815Please respect copyright.PENANArNBPTQANCr
2815Please respect copyright.PENANAE2s7WPEsfA
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2815Please respect copyright.PENANAM3u5vJJkJJ
2815Please respect copyright.PENANANN5DIozMjp
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2815Please respect copyright.PENANAnzQgbeMBb0
2815Please respect copyright.PENANAWIXYRUtIwW
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2815Please respect copyright.PENANAUDtwtaZFni
2815Please respect copyright.PENANAHgJwDt3tUZ
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2815Please respect copyright.PENANAvDleNyL8Id
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2815Please respect copyright.PENANAaxLiOExrFE
2815Please respect copyright.PENANAp0Igd0pBv1
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2815Please respect copyright.PENANA8A7bgxPFHX
2815Please respect copyright.PENANAdfwALzWkjw
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2815Please respect copyright.PENANAQcrk2Z6aiA
2815Please respect copyright.PENANAmCQ8Yxagry
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2815Please respect copyright.PENANABogPaBhBlH
2815Please respect copyright.PENANAZ3gsLoFSV5
“Fajar cinta sama tante.”2815Please respect copyright.PENANAZy6grVcP37
2815Please respect copyright.PENANAZVIPDYDAkC
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2815Please respect copyright.PENANANq0Tn4NE1W
2815Please respect copyright.PENANAYUuvEmy7sl
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2815Please respect copyright.PENANA4wSf9CfLkP
2815Please respect copyright.PENANAISNesVE6Vr
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2815Please respect copyright.PENANAhaZEXD5AyQ
2815Please respect copyright.PENANA7Kd5RdFTqh
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2815Please respect copyright.PENANAK0ABizxhyV
2815Please respect copyright.PENANAkR7hYOHph0
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2815Please respect copyright.PENANA548KSYOSon
2815Please respect copyright.PENANAEgZkoXTSrd
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2815Please respect copyright.PENANA1BuYywPCtm
2815Please respect copyright.PENANA32ypF7WGVv
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2815Please respect copyright.PENANAwwhh1eKPr1
2815Please respect copyright.PENANAHP0gP7qeTS
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2815Please respect copyright.PENANA8tTJIba56g
2815Please respect copyright.PENANABrwQcAMu9u
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2815Please respect copyright.PENANAiHMtTuvmLc
2815Please respect copyright.PENANA4TtNnh4yrr
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2815Please respect copyright.PENANANBhtlwxtcA
2815Please respect copyright.PENANAoJFTNozxFh
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2815Please respect copyright.PENANAeIxGjfkuSj
2815Please respect copyright.PENANAY6V2opfyw8
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2815Please respect copyright.PENANAAzZLTOlkuT
2815Please respect copyright.PENANAvLlzRxaUS2
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2815Please respect copyright.PENANAarKc35bMai
2815Please respect copyright.PENANAIvUjBnKbXP
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2815Please respect copyright.PENANAAUSypVSfrP
2815Please respect copyright.PENANAMCoNKHJjEZ
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2815Please respect copyright.PENANAat5meT2kkK
2815Please respect copyright.PENANAkbVa5cNiAj
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2815Please respect copyright.PENANAmuKLkLypUE
2815Please respect copyright.PENANAVlkUAEIdZV
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2815Please respect copyright.PENANAV08eNUhdJq
2815Please respect copyright.PENANA5veUVayLll
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2815Please respect copyright.PENANABW36WicvHL
2815Please respect copyright.PENANACGaqwdKwUx
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2815Please respect copyright.PENANAoIRK7Ra3VI
2815Please respect copyright.PENANAG11dh9vhhK
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2815Please respect copyright.PENANAdDPNY99qp7
2815Please respect copyright.PENANATSMdVyVR0o
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2815Please respect copyright.PENANAHY96JfYzuI
2815Please respect copyright.PENANAycFYsNkDgR
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2815Please respect copyright.PENANA0cG8WDuWZT
2815Please respect copyright.PENANA5EdtObNFiw
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2815Please respect copyright.PENANA9Gdbru6EtC
2815Please respect copyright.PENANAulF3nTQjI6
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2815Please respect copyright.PENANAgJffxRIAXV
2815Please respect copyright.PENANACBVvYPCST5
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2815Please respect copyright.PENANAxuVr8E6zHy
2815Please respect copyright.PENANAF0ROg4Z0h2
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2815Please respect copyright.PENANAzcmtl4sB50
2815Please respect copyright.PENANAqOBQJEVoxP
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2815Please respect copyright.PENANAy5a6o3q92g
2815Please respect copyright.PENANABNnjIPMtMj
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2815Please respect copyright.PENANAay8i0oLrK0
2815Please respect copyright.PENANAUSqRxwmMLB
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2815Please respect copyright.PENANAanrKsBBQXD
2815Please respect copyright.PENANAEElqDtefWx
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2815Please respect copyright.PENANAS12INVqwH3
2815Please respect copyright.PENANAECk5ysTunf
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2815Please respect copyright.PENANA0789h2vIJW
2815Please respect copyright.PENANAvcJeYzoDtz
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2815Please respect copyright.PENANAuKRafI2BF0
2815Please respect copyright.PENANANT0mIQqgur
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2815Please respect copyright.PENANA8rm0hjEK6I
2815Please respect copyright.PENANAdhhEpAXpCt
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2815Please respect copyright.PENANASjmRhwbeEs
2815Please respect copyright.PENANARXGuzcASTK
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2815Please respect copyright.PENANA7PV2NzMsZ4
2815Please respect copyright.PENANAGmnZj7F5j1
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2815Please respect copyright.PENANA6gfDNxaQet
2815Please respect copyright.PENANAVUGEhB6ShY
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2815Please respect copyright.PENANAfT3YBZCvzX
2815Please respect copyright.PENANAFeYNuImWo7
Aku menggangguk.2815Please respect copyright.PENANAfzCHs3s3o2
2815Please respect copyright.PENANA665kYvXJfH
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2815Please respect copyright.PENANAH1NQxe6H5I
2815Please respect copyright.PENANAfOyTHopAy9
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2815Please respect copyright.PENANAt09YVnI4Il
2815Please respect copyright.PENANACycd3UO6jz
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2815Please respect copyright.PENANADIu4f2Hlt7
2815Please respect copyright.PENANAKrXGOtyR4O
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2815Please respect copyright.PENANA1Ebb8m5hOI
2815Please respect copyright.PENANAgtstfLADmv
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2815Please respect copyright.PENANAgoropFu2ua
2815Please respect copyright.PENANADYBmX2U4mW
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2815Please respect copyright.PENANAop7hQPSsmP
2815Please respect copyright.PENANAUgOEWvrEeA
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2815Please respect copyright.PENANAoM2Frqtsp5
2815Please respect copyright.PENANAwWLPRhZ1aX
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2815Please respect copyright.PENANAkG2O5iPsBa
2815Please respect copyright.PENANAjgZzKxeBH5
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2815Please respect copyright.PENANAoaQGaRcsCW
2815Please respect copyright.PENANA8va56IlWPd
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2815Please respect copyright.PENANAAXq5FOPwcx
2815Please respect copyright.PENANAKSjZvZHjda
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2815Please respect copyright.PENANA9Rd825ukmB
2815Please respect copyright.PENANATqlCeDNecA
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2815Please respect copyright.PENANAivHYONRN4N
2815Please respect copyright.PENANAOn6Zu3XlBT
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2815Please respect copyright.PENANALvUqGlpdPq
2815Please respect copyright.PENANA5J14VO4Q9C
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2815Please respect copyright.PENANAdLxQwH3fkJ
2815Please respect copyright.PENANAOU7VNsXqEN
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2815Please respect copyright.PENANALPjtwYwJZ2
2815Please respect copyright.PENANArQuUBYFWW8
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2815Please respect copyright.PENANA8kRKLh7hyC
2815Please respect copyright.PENANA80NLam0D5i
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2815Please respect copyright.PENANAXTUDnyoAam
2815Please respect copyright.PENANAuKtac5bA5q
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2815Please respect copyright.PENANAEt0GcoT1zH
2815Please respect copyright.PENANATQyw93XLxh
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2815Please respect copyright.PENANASaloirG7l3
2815Please respect copyright.PENANAatUy9znxjc
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2815Please respect copyright.PENANAPFr8FFoEei
2815Please respect copyright.PENANArzIOIT3W4I
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2815Please respect copyright.PENANAXG8U91NT6B
2815Please respect copyright.PENANA2xkjvdE1H0
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2815Please respect copyright.PENANAzK1NxkRnTu
2815Please respect copyright.PENANAyZmBYt1JPE
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2815Please respect copyright.PENANAT2tPDW4pOi
2815Please respect copyright.PENANAz6KeAmmdGU
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2815Please respect copyright.PENANAWbRaOwzOsz
2815Please respect copyright.PENANAZvtNHyCNUb
“Bentar lagi, tan.”2815Please respect copyright.PENANArUdsQN3QCy
2815Please respect copyright.PENANAmPrSBmNuQ0
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2815Please respect copyright.PENANAHyPRaZm5us
2815Please respect copyright.PENANAMwmPknnV6g
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2815Please respect copyright.PENANAXxBtGOLWdC
2815Please respect copyright.PENANATVaSi13QI0
“Jangan,” kataku.2815Please respect copyright.PENANAujRdQHMYKB
2815Please respect copyright.PENANAnhI5VZHklR
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2815Please respect copyright.PENANAzuuA1cuLOT
2815Please respect copyright.PENANAHZPnxCTcN0
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2815Please respect copyright.PENANALZSJznQ3Q9
2815Please respect copyright.PENANAOnrn81HRZY
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2815Please respect copyright.PENANAWMr7iVDDsb
2815Please respect copyright.PENANAb837n1KSF0
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2815Please respect copyright.PENANAUxLyggUeNf
2815Please respect copyright.PENANAD1c8WiPsQE
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2815Please respect copyright.PENANAN9IjoSwdbL
2815Please respect copyright.PENANACZl8BsNcYg
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2815Please respect copyright.PENANAsQVwKDFoy8
2815Please respect copyright.PENANArTEvgYlMxc
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2815Please respect copyright.PENANAp0eNBmDSzC
2815Please respect copyright.PENANASm1jmJUsoS
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2815Please respect copyright.PENANALazZ6MyN2C
2815Please respect copyright.PENANAJwYolg7Qma
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2815Please respect copyright.PENANAou4fxnVBEi
2815Please respect copyright.PENANAF3ZhQd5Uc9
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2815Please respect copyright.PENANAi5mQXAYJhD
2815Please respect copyright.PENANAzbvRaZe1KB
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2815Please respect copyright.PENANAbxGBVejN0K
2815Please respect copyright.PENANADqhSYDJJF5
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2815Please respect copyright.PENANAkW0KtvWp62
2815Please respect copyright.PENANAiA5W6OWmaY
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2815Please respect copyright.PENANAz7XSW4C0wl
2815Please respect copyright.PENANAmdpJvxYjTT
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2815Please respect copyright.PENANA6RtQ8zVSHF
2815Please respect copyright.PENANABzXtQP6xau
***2815Please respect copyright.PENANAdK8bZsKEtb
2815Please respect copyright.PENANAt7A6v2Cvms
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2815Please respect copyright.PENANAaqD1gFvan3
2815Please respect copyright.PENANAcbkvWhn64g
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2815Please respect copyright.PENANA2QpssPxKGr
2815Please respect copyright.PENANAUoIeXk7y2e
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2815Please respect copyright.PENANAvbmfrCYCLc
2815Please respect copyright.PENANAyzo4E3vyPd
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2815Please respect copyright.PENANAYjj13QawoS
2815Please respect copyright.PENANAMJ7zEg3cQW
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2815Please respect copyright.PENANAzUL7ZF1pPO
2815Please respect copyright.PENANAuYCOOsOAL7
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2815Please respect copyright.PENANAFMObwdslws
2815Please respect copyright.PENANAAgc7IuEFV6
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2815Please respect copyright.PENANA1G9rqLKu7G
2815Please respect copyright.PENANAGYe0Wb6o6q
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2815Please respect copyright.PENANAuySWm45dKc
2815Please respect copyright.PENANAxw77NlbkqQ
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2815Please respect copyright.PENANAarE9AiYrsl
2815Please respect copyright.PENANAu6q8alJjnD
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2815Please respect copyright.PENANAeQvdbNMvEl
2815Please respect copyright.PENANAUI8UQtjFLo
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2815Please respect copyright.PENANAmXz9vLQ7N7
2815Please respect copyright.PENANAJa9g9PpzIJ
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2815Please respect copyright.PENANAi1V9LnRgBI
2815Please respect copyright.PENANAkRAP82Ld8u
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2815Please respect copyright.PENANA20qw6mvbLY
2815Please respect copyright.PENANANsontvBT5N
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2815Please respect copyright.PENANAzjvb7fEha9
2815Please respect copyright.PENANAwsXvCcUsRH
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2815Please respect copyright.PENANATHze7y6824
2815Please respect copyright.PENANAs8IBb5AakN
“Engga boleh!”2815Please respect copyright.PENANA16cPCCnziH
2815Please respect copyright.PENANAhdxMK7GwuX
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2815Please respect copyright.PENANAKRxknWARfI
2815Please respect copyright.PENANAbUdEQ0882c
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2815Please respect copyright.PENANAJSimGeEi51
2815Please respect copyright.PENANALi4SN8MHRw
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2815Please respect copyright.PENANAhy7sF3d5Z2
2815Please respect copyright.PENANAlALxJox9Gp
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2815Please respect copyright.PENANAmAdP3m9fIX
2815Please respect copyright.PENANAmtfONl3EVg
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2815Please respect copyright.PENANADou3VekK7x
2815Please respect copyright.PENANAf8YoJozAwT
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2815Please respect copyright.PENANAd6TMsmNmH7
2815Please respect copyright.PENANA88TWXQzOKy
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2815Please respect copyright.PENANAtejoMJB79V
2815Please respect copyright.PENANAw9l3SVIWi5
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2815Please respect copyright.PENANAzE2GPGajpX
2815Please respect copyright.PENANA0aNtjeOQ9W
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2815Please respect copyright.PENANAcGVMx7oG4c
2815Please respect copyright.PENANAwzAVMrJ4Rg
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2815Please respect copyright.PENANAnoWNfYKaKg
2815Please respect copyright.PENANAq3FjuBmRJs
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2815Please respect copyright.PENANAcf5z22yNmI
2815Please respect copyright.PENANA5ofs41XJSR
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2815Please respect copyright.PENANAD6CYpQ3xfH
2815Please respect copyright.PENANAq4swNjiIeh
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2815Please respect copyright.PENANAyhgpLAuMKa
2815Please respect copyright.PENANAJlvEyIPDHA
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2815Please respect copyright.PENANAtUaC47IbDE
2815Please respect copyright.PENANARBf7QTmfqj
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2815Please respect copyright.PENANAGhcggYhICb
2815Please respect copyright.PENANAVjMTtWFFfz
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2815Please respect copyright.PENANAKeIc3Vnulq
2815Please respect copyright.PENANAZpQgpQUFGj
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2815Please respect copyright.PENANAige5DTHXbW
2815Please respect copyright.PENANArHOjY5JGBP
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2815Please respect copyright.PENANAUYHOpr6iVb
2815Please respect copyright.PENANASbe6rYCF37
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2815Please respect copyright.PENANAv5v66GPSHy
2815Please respect copyright.PENANAU9yddxLrl0
Terdengar suara Adzan berkumandang.2815Please respect copyright.PENANAzLXsujvEDy
2815Please respect copyright.PENANAwIC6N62GJ3
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2815Please respect copyright.PENANA0mEqEDIjjN