(Di Tempat Keributan)172Please respect copyright.PENANAPyOgKaHFlU
172Please respect copyright.PENANA0NlQMPFyIq
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.172Please respect copyright.PENANAFZhIWuRDbs
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.172Please respect copyright.PENANAGHfqovJTIz
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.172Please respect copyright.PENANACmfZ0A8lag
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.172Please respect copyright.PENANAZMYEoiu3Fh
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.172Please respect copyright.PENANAybjE4cuqH3
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.172Please respect copyright.PENANA5rZmj566tR
172Please respect copyright.PENANAThdDtPcb0Z
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.172Please respect copyright.PENANA7xL5W4nhDn
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.172Please respect copyright.PENANAjxewjAhKqN
172Please respect copyright.PENANA3k83vMywpj
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.172Please respect copyright.PENANAVROeELhz1o
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.172Please respect copyright.PENANABHWaBVY65t
172Please respect copyright.PENANA6Myes4bkHq
Kraakkkk...172Please respect copyright.PENANASIzTazxyWz
172Please respect copyright.PENANA7BIwbwEulI
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.172Please respect copyright.PENANAdQ3IQQyZ7r
172Please respect copyright.PENANAoP7NuZ9zbI
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.172Please respect copyright.PENANAFmTEtwFg71
172Please respect copyright.PENANAUJrFLu42CO
Duaagggg..172Please respect copyright.PENANAmhXpIKnjaB
172Please respect copyright.PENANAwWg1LdQxbL
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.172Please respect copyright.PENANA3nJoF85Q9l
172Please respect copyright.PENANAeGXvFZTIgU
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.172Please respect copyright.PENANAc603uxcTL0
172Please respect copyright.PENANARi1HgTnMwJ
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.172Please respect copyright.PENANAgtkFs5qvgf
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.172Please respect copyright.PENANAzw9mtNiIel
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.172Please respect copyright.PENANAPQrhhLAl0F
172Please respect copyright.PENANADTB0jxJ4Vv
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.172Please respect copyright.PENANASa1qASGqRd
172Please respect copyright.PENANAY2r94nkbJG
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.172Please respect copyright.PENANArOdtP0Kpkr
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.172Please respect copyright.PENANAjLx4qV37Jy
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.172Please respect copyright.PENANAkwjE9bXs5m
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.172Please respect copyright.PENANASvgI7UNs4o
172Please respect copyright.PENANA44gZB3QyML
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.172Please respect copyright.PENANAOnwZhr0Rzp
172Please respect copyright.PENANAQtIiZ1ED0h
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.172Please respect copyright.PENANA43hFJIdQEZ
172Please respect copyright.PENANAX11C7E4sOE
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.172Please respect copyright.PENANAvtUpPL08Az
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.172Please respect copyright.PENANAAgYpR0wxXv
172Please respect copyright.PENANAUYqNYmjzCh
==========================172Please respect copyright.PENANA1kKcN3WxXm
172Please respect copyright.PENANA1iaflu2dBJ
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)172Please respect copyright.PENANAHNEHm3ZkC8
172Please respect copyright.PENANAKX7834FVe7
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.172Please respect copyright.PENANA9VH3pQSAUp
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.172Please respect copyright.PENANA75ZL3eAj3W
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.172Please respect copyright.PENANAb5dyFKFQg3
172Please respect copyright.PENANAyqnQvsCxV8
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.172Please respect copyright.PENANAIXl7YzdZkF
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.172Please respect copyright.PENANARQUGWzNpGf
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.172Please respect copyright.PENANAvjDPC2YE4t
172Please respect copyright.PENANAXBFBzM6FXY
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.172Please respect copyright.PENANAluhrOFGfcV
172Please respect copyright.PENANAreq9Tx1NQ2
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.172Please respect copyright.PENANACpfQaudhjO
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.172Please respect copyright.PENANAVtLFehVoQN
172Please respect copyright.PENANAkySDk6JLZz
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.172Please respect copyright.PENANAIq8uBQdN9u
172Please respect copyright.PENANAAKjO1gDAOX
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)172Please respect copyright.PENANAXRzUapa4N2
172Please respect copyright.PENANA7J7y0mTp6i
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.172Please respect copyright.PENANA9ml4GiccTD
172Please respect copyright.PENANAOWGrFuIKat
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.172Please respect copyright.PENANAUiGWXb2MFm
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.172Please respect copyright.PENANASoxCzd48qz
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.172Please respect copyright.PENANAQF5hbZPKIO
172Please respect copyright.PENANAk7AufTS9Bw
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.172Please respect copyright.PENANA263zL1fngK
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.172Please respect copyright.PENANADeMPjmNu8q
172Please respect copyright.PENANAT6WDkEvOsH
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.172Please respect copyright.PENANA47w8SlvCMZ
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.172Please respect copyright.PENANAoEeyxeV6VQ
172Please respect copyright.PENANAZ0g7SdoKZg
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.172Please respect copyright.PENANAjylBOY8j0a
172Please respect copyright.PENANAhd2TbVahD1
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.172Please respect copyright.PENANAOZJzaS1Sta
172Please respect copyright.PENANAisI1uJXae8
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.172Please respect copyright.PENANAtsMijscioz
172Please respect copyright.PENANAzryYrTihHy
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.172Please respect copyright.PENANAPRGLVxEnV8
172Please respect copyright.PENANAeLn9ETlkQ6
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...172Please respect copyright.PENANAn1HjWo596h
172Please respect copyright.PENANAxSF67qL1fZ
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.172Please respect copyright.PENANAp2K9UDpBQu
172Please respect copyright.PENANA7VAvocqF8K
=======================172Please respect copyright.PENANACwvWcRsWTj