(Di Tempat Keributan)115Please respect copyright.PENANA10jw1S5wCa
115Please respect copyright.PENANAaFOcrHvCru
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.115Please respect copyright.PENANApR2HCFSgsQ
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.115Please respect copyright.PENANA9IgHVtC2rt
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.115Please respect copyright.PENANA3ZsHyIo06G
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.115Please respect copyright.PENANArxoelZlhDV
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.115Please respect copyright.PENANAoCd9Estv0T
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.115Please respect copyright.PENANAeyLHSgjqqo
115Please respect copyright.PENANAxamVFFJoKm
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.115Please respect copyright.PENANAajnzmroymF
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.115Please respect copyright.PENANAlbD9B8Rczg
115Please respect copyright.PENANAgeOfAtyVab
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.115Please respect copyright.PENANAJnE4iAxuMW
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.115Please respect copyright.PENANA7YnCsRSfG5
115Please respect copyright.PENANAnZOpmuQtf9
Kraakkkk...115Please respect copyright.PENANAUnyk6QhdlP
115Please respect copyright.PENANAhNQwHgzbBF
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.115Please respect copyright.PENANAWS7CaseB3P
115Please respect copyright.PENANAMoBdM7ovYH
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.115Please respect copyright.PENANAxagmB1rwMe
115Please respect copyright.PENANAF3xrARqsk5
Duaagggg..115Please respect copyright.PENANASj8f9aBAJP
115Please respect copyright.PENANAvLWKcEONER
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.115Please respect copyright.PENANAmsP34ofAjr
115Please respect copyright.PENANAN2PECjHufl
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.115Please respect copyright.PENANAyroxrOskDW
115Please respect copyright.PENANAHqjVqm0aqV
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.115Please respect copyright.PENANAPw8qCzyMgm
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.115Please respect copyright.PENANAiBF2NOB7pK
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.115Please respect copyright.PENANAadP1B7W45i
115Please respect copyright.PENANAW0y5ZgworM
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.115Please respect copyright.PENANAKew1kjdhpX
115Please respect copyright.PENANAm1lwYKtN5c
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.115Please respect copyright.PENANA2yUEZJz19G
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.115Please respect copyright.PENANAo9wRVFg2rk
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.115Please respect copyright.PENANAX1hSCgMeiK
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.115Please respect copyright.PENANA560iNnGE9v
115Please respect copyright.PENANAEYnH1xtYOk
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.115Please respect copyright.PENANAMTSX9wH4bL
115Please respect copyright.PENANAV8YmAqULDd
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.115Please respect copyright.PENANAOX63g2C9jI
115Please respect copyright.PENANAyekVFuMVqF
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.115Please respect copyright.PENANAWsx80BI4Pu
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.115Please respect copyright.PENANAS5hVpysNaY
115Please respect copyright.PENANAbaIqA2aPeI
==========================115Please respect copyright.PENANAK4rlrcB3M2
115Please respect copyright.PENANA1ovggojiW6
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)115Please respect copyright.PENANA45f1tKwdvy
115Please respect copyright.PENANA1hHlJNUEzC
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.115Please respect copyright.PENANAQ1xpuZfdL0
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.115Please respect copyright.PENANAhj1P2W0xlJ
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.115Please respect copyright.PENANA2nRBEBb60i
115Please respect copyright.PENANAJV2Gu6T89k
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.115Please respect copyright.PENANA3vBv9FSZyS
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.115Please respect copyright.PENANAnp5Fvnb1yi
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.115Please respect copyright.PENANATb0z8Hsjid
115Please respect copyright.PENANAg2dux9Ynr2
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.115Please respect copyright.PENANAF50cDmo0qq
115Please respect copyright.PENANAhvdUQcACky
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.115Please respect copyright.PENANAhv2iVMxb34
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.115Please respect copyright.PENANAzppSWS7xld
115Please respect copyright.PENANA5St09wCvbe
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.115Please respect copyright.PENANA5pvxmoovWE
115Please respect copyright.PENANAtNqqMo1zjn
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)115Please respect copyright.PENANAzvIpzN13Sw
115Please respect copyright.PENANAI9yMcVBbzJ
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.115Please respect copyright.PENANAqxbBW1Two1
115Please respect copyright.PENANAVvv3tFRchw
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.115Please respect copyright.PENANABqfyfoTDpI
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.115Please respect copyright.PENANAggCVQIQcOY
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.115Please respect copyright.PENANAFw8JGLY25e
115Please respect copyright.PENANAf0uM77mSne
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.115Please respect copyright.PENANAoYPCoLEB3X
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.115Please respect copyright.PENANAIGEs7MsD3Z
115Please respect copyright.PENANAyv2XZ99r5C
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.115Please respect copyright.PENANAd5Uxncuqxd
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.115Please respect copyright.PENANAJx1WZCEz1f
115Please respect copyright.PENANAFJJ5SE38PP
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.115Please respect copyright.PENANAHe6anzp6Mi
115Please respect copyright.PENANABPcDoZGfAg
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.115Please respect copyright.PENANAqdYDHd6wxJ
115Please respect copyright.PENANAz6ZoTUVK1I
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.115Please respect copyright.PENANArqK3sEwd9Q
115Please respect copyright.PENANAZ8611XH6cx
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.115Please respect copyright.PENANAaXJqPc0YME
115Please respect copyright.PENANArvzRQvlUqc
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...115Please respect copyright.PENANAR2lTi7z6VN
115Please respect copyright.PENANASWtzBfXUSt
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.115Please respect copyright.PENANAsAjwKJQKtk
115Please respect copyright.PENANADFPNLOrI1N
=======================115Please respect copyright.PENANADNfKVbEEnp