Sebagai rentenir kelas kakap di daerah kampung situ juga, pak Burhan sangat disegani karena tabiatnya yang keras dan penampilan yang terlihat cukup menyeramkan. Wajahnya hampir tidak pernah menunjukkan keramah tamahan, jarang sekali tersenyum apalagi tertawa. Matanya selalu menatap setiap orang yang diajak bicara dengan sangat tajam seolah ingin menembus benak pikiran lawan bicaranya. Disamping itu lirikannya selalu menampilkan kesan kejam dan bahkan tersembunyi kesan sadis, terutama jika menghadapi langganan yang mempunyai hutang padanya namun belum mampu membayar kembali karena bunga yang diajukannya memang amat tinggi.
11953Please respect copyright.PENANA6Qh2SIFGoS
11953Please respect copyright.PENANAsTKYITCpnV
Pakaiannya terlihat cukup rapih menutupi tubuhnya yang tegap dan dibalik pakaian itu tersembunyi banyak bekas Iuka, karena Burhan di masa muda sangat galak sering berkelahi. Bahkan ada periode dimasa mudanya Burhan hilang lenyap dari desa kelahirannya, tak satupun yang tahu dimana dan apa yang dilakukannya. Hanya Burhan sendiri yang menyimpan rahasia itu : ia merantau sebagai anak kapal di negara jiran, dimana di samping bekerja di sebuah perkebunan, ia juga memasuki kelompok penyamun yang di malam hari merampok penduduk, terutama orang tua yang tinggal seorang diri dan janda
11953Please respect copyright.PENANALeAVAPPJEY
kembang yang baru ditinggalkan suami. Bukan hanya harta yang dijadikan sasaran perampokannya, namun tak ada satupun janda kembang yanglolos dari perlecehan dan perkosaannya.
11953Please respect copyright.PENANAquq47MEB91
11953Please respect copyright.PENANAQzH6lsalmq
Setelah Burhan berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi yang memburunya bertahun-tahun, akhirnya ia memutuskan untuk menghilang lagi tanpa meninggalkan jejak dan muncul kembali sebagai rentenir. Ternpat bermukimnya sekarang berada di pulau Jawa, sedangkan Burhan sebenarnya berasal dari pedalaman Sulawesi. Tak heran jika semua orang di kampung dan sekelilingnya tak mengetahui asal usul latar belakang Burhan.
11953Please respect copyright.PENANArzAIcCRyfi
11953Please respect copyright.PENANA4YvvWM51cF
Setahun setelah bermukim di desa ini, Burhan menikah dengan seorang janda kembang. Namun ketika melahirkan anak mereka yang pertama, terjadi komplikasi yang tak terduga sehingga keduanya meninggal. Sejak saat itu Burhan belum lagi menikah, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa jika ada langganan yangbelum atau tak mampu membayar hutangkepadanya, maka Burhan selalu bersedia memberikan 'keringanan' dan menunda pembayaran berdasarkan 'syarat tertentu'. Burhan akan bermurah hati jika yang datang memohon penundaan bayaran hutang itu bukan si lelaki kepala keluarga, melainkan sang istri atau anak perempuan mereka.
11953Please respect copyright.PENANA4bpe5KGWN2
11953Please respect copyright.PENANAfnYNsDD2Eg
Sernakin cantik sang istri langganannya yang memohon, maka semakin senang hati rentenir cabul ini-apalagi yang datang menggantikan permohonan si kepala keluarga adalah anak perempuan yang baru meningkat dewasa berusia belasan belum memasuki dua puluhan. Selera Burhan terhadap wanita tidak pandang bulu : entah perempuan biasa dengan gaya hidup bebas maupun yang alim shalihah berjilbab atau bahkan memakai cadar, semua dimana ada kemungkinan dan kesempatan akan dijerat dan dijadikan mangsanya. Jika belum ada lagi mangsa yang dijeratnya maka Burhan memuaskan nafsu birahinya yang besar terhadap istri-istri tetangganya, terutama yang tak cukup dipuasi oleh suami sendiri, entah karena telah uzur atau ditinggal tugas terlalu lama.
11953Please respect copyright.PENANAPlDchlgwCP
Sebagai bahan 'jajanan' extra, maka Burhan juga sering melecehkan pembantu rumahnya yang memang janda kembang dan cukup manis bernama Marwati atau sering disebut Wati. Karena selalu diberikan bayaran ekstra jauh melebihi pendapatan seorang pembantu, maka Wati dengan senang hati menjadi kaki tangan Burhan untuk membantu menaklukkan calon mangsanya!
11953Please respect copyright.PENANAgjtYelatX1
11953Please respect copyright.PENANAmi1jWx64Np
Telah hampir setengah jam lamanya Farah duduk di ruang tamu menantikan kedatangan sang tuan rumah, pak Burhan yang diharapkan Farah akan bersedia untuk mendengarkan kesulitan yang sedang dihadapi oleh keluarganya. Farah telah merancang kalimat-kalimat paling bagus dan paling sopan dalam negosiasi dengan rentenir kakap di desa itu.
11953Please respect copyright.PENANAbshlCrAkFF
11953Please respect copyright.PENANAuABAnWwGme
Kalimat-kalimat yang dipertimbangkan oleh Farah akan menggugah hati pak Burhan, terutama jika mendengar bahwa ayahnya sakit dan masih membutuhkan biaya perawatan tak sedikit, sedangkan pemasukan berupa buku agama yang dikarangnya belum lagi diterima dan dipublikasikan oleh para penerbit. Demikian pula hasil jualan ibundanya hanya pas-pasan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, sementara tulisan ustadz Mamat masih belum tahu apakah akan berhasil dijual memasuki bulan puasa ini.
11953Please respect copyright.PENANA0XKfhsWoj3
11953Please respect copyright.PENANAxWjLdYHgsX
Sedemikian naif-nya jalan fikiran Farah yang masih membayangkan semua orang sejujur dan sepenuh hati untuk menolong sesamanya, padahal pak Burhan bersedia menerima kedatangannya di hari itu karena mempunyai maksud lain, ada udang di balik batu yang akan menjebaknya memasuki sebuah dunia lain : dunia gelap terselubung kabut tebal dan juga lumpur mengambang menanti mangsa yang jatuh tergelincir, yang akan sukar membebaskan diri lagi dari tarikannya yang semakin dalam.
11953Please respect copyright.PENANAudA84NArIl
11953Please respect copyright.PENANAmpX29uDxY4
Akhirnya pintu pemisah ruang tamu dengan ruang bagian dalam rumah pak Burhan kembali dibuka, namun yang muncul bukanlah pak Burhan sendiri melainkan wanita usia pertengahan tiga puluhan yang tadi membukakan pintu masuk ketika Farah baru saja datang, seorang wanita yang masih cukup cantik dalam usianya itu, terutama disebabkan dandanan yang cukup menor.
11953Please respect copyright.PENANAA1lQfLNIsx
"Pak Burhan sedang kurang enak badan, jadi beliau mohon maaf tak dapat menerima adik," demikian ujar si wanita yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Wati dan mengaku bahwa ia di rumah itu hanyalah seorang pembantu.
11953Please respect copyright.PENANA9jSoqgd0An
11953Please respect copyright.PENANAMHv5wnW2rN
Farah menjadi semakin putus asa mendengar harapan kedatangannya akan sia sia, oleh karena itu ia berusaha menekan perasaannya dan bertanya, "Sakit apa pak Burhan? Apakah mbak Wati dapat menolong memberitahukan bahwa kedatangan saya karena ada urusan penting yang tak dapat ditunda. Apakah ada kemungkinan lain untuk bertemu pak Burhan, misalnya jika beliau sedang tidur, saya bersedia menunggu,"
11953Please respect copyright.PENANADG9pTad4QE
11953Please respect copyright.PENANAHuKBYbDiMC
Di dalam kegelisahannya itu, Farah tak sempat memperhatikan sedikit perubahan di wajah licik Wati yang memang telah bersepakat dengan pak Burhan untuk menjebak mangsanya. Ujung bibir Wati menyembunyikan senyum ibarat seringai mulut buaya yang telah melihat mangsanya.
11953Please respect copyright.PENANAQ7Ucvk7JhD
11953Please respect copyright.PENANATpCLuTwyOk
"Kalau begitu mari kita lihat bersama ke dalam, mungkin pak Burhan sudah bangun. Tadi beliau telah berpesan agar tak membangunkannya karena badannya terasa agak menggigil, tapi siapa tahu untuk mbak Farah beliau bersedia membuat perkecualian,"
11953Please respect copyright.PENANAM5cGzSwoim
11953Please respect copyright.PENANA66T8xS8ycG
Demikian pancingan Wati yang sebenarnya tak sukar untuk diduga apa maksudnya. Namun Farah yang sedang bingung memikirkan bagaimana nasib keluarganya tak berpikir panjang, hanya kepentingan keluarganya yang menjadi masalah dibenaknya saat itu.
11953Please respect copyright.PENANAXeqhOQ2ZAG
11953Please respect copyright.PENANA1XZy6fr5oR
"Kalau begitu baiklah, saya bersedia bersama ibu masuk ke dalam. Tolong ibu sampaikan bahwa saya selalu membawa balsem dan minyak kayu putih, mungkin beliau mau pakai dan siapa tahu akan sedikit meringankan sakitnya saat ini," demikian Farah yang selalu bermanis budi.
11953Please respect copyright.PENANA4Ookt7Rt1B
Wati mengangguk dan lalu masuk ke dalam diikuti oleh Farah yang berusaha menabahkan hatinya.
11953Please respect copyright.PENANAJ3xwbzsh1p
11953Please respect copyright.PENANAj9I5qa25f4
Setelah melewati hijab pemisah ruang tamu dan ruang dalam rumah, Farah merasakan ada bisikan yang memperingatkannya agar sebaiknya balik lagi dan meninggalkan ruangan, bahkan lebih baik lagi meninggalkan tempat itu secepatnya. Namun bisikan peringatan itu sangat terlambat karena pada saat Farah ingin memutar balik diri ke ruang tamu, dirasakannya sepasang tangan yang sangat kuat dan berbulu lebat membekap mulutnya sehingga tak dapat menjerit, sedangkan satu tangan lagi menelikung kedua tangannya ke punggung dan dipelintir keras ke atas hingga terasa sangat sakit.
11953Please respect copyright.PENANAvJx0DggAVv
11953Please respect copyright.PENANAuDYsfkpefz
Akibatnya Farah menghentikan rontaannya dan kini merasakan tubuhnya diseret ke arah bagian dalam rumah itu menjauhi hijab pemisah yang tadi dilewatinya. Kekasaran lengan dan tangan yang menelikungnya menyebabkan Farah sadar bahwa yang membekapnya pasti seorang lelaki, apalagi ketika tercium bau rokok dari dengusan nafas di samping telinganya.
11953Please respect copyright.PENANAYvNf7U1Hbn
11953Please respect copyright.PENANAmpsEeXK6Hc
"Hmmpf... 1-lepaskaan! Emmpfh... nggak m-mau! J-jangan!" Farah berusaha menjerit ketika merasakan tubuhnya kini diseret memasuki sebuah ruangan yang hanya diterangi lampu samar-samar, namun terlihat ada ranjang cukup besar dan di sudut ada lemari pakaian.
11953Please respect copyright.PENANA61B76tE7LM
11953Please respect copyright.PENANAlEmXR6Tq6z
"Sssh... jangan berontak. Percuma saja, anak manis. Bapak sudah lama dengar nama putri Ustadz Arief Ubaidillah yang pandai mengarang buku. Bapak hanya mau mesra-mesraan dengan gadis shalihah dan nanti kamu bisa ceritakan di buku kamu pengalaman dengan bapak dalam beberapa jam ini,"
11953Please respect copyright.PENANAuOaB4ZXKNE
11953Please respect copyright.PENANAOpumLvlcnO
Demikian suara pak Burhan yang berat dan serak disertai dengan dengusan nafasnya yang menggelitik telinga Farah. Dengan sengaja pak Burhan menghembuskan nafas panasnya ke telinga gadis itu sambil disusul dengan jilatan lidah hangatnya menyapu liang telinga Farah sehingga sang gadis jadi semakin meronta-ronta kegelian.
11953Please respect copyright.PENANAiiKilkOvS6
Tanpa berdaya untuk melawan, Farah terus didorong ke arah ranjang dan dihempaskan dalam posisi tengkurap, kemudian langsung dibalikkan sehingga telentang dengan kedua tungkainya masih tergantung di luar kasur. Farah berusaha segera bangun, namun pak Burhan yang agak gemuk dan berat sekali badannya langsung menindihnya sehingga gadis alim ini jadi tak mampu melawan.
11953Please respect copyright.PENANA2FdBCQNW0c
11953Please respect copyright.PENANAMyLcYDDI8a
Pak Burhan memang sangat senang menggagahi wanita alim shalihah, tapi berusaha selalu untuk membiarkan jilbab tetap selalu menutupi rambut korbannya. Mungkin itu obsesinya bahwa ia selalu bangga menaklukkan wanita alim yang di awal menolak keinginan hewaniahnya namun akhirnya akan dikalahkan keperkasaannya meskipun tetap memakai lambang 'kesucian dan kemurnian', yaitu jilbab yang menutupi kepala. Di dunia kriminalitas di pelbagai negara dengan mayoritas wanita berjilbab, fenomena ini bukan hal aneh, melainkan justru sering terjadi!
11953Please respect copyright.PENANA1o5dv0cMWE
11953Please respect copyright.PENANAe7KKUzoLX2
Farah mulai menangis terisak-isak menyesali kebodohannya bahwa ia akan mengalami aib yang sama sekali tak diharapkannya. Bukan seorang suami yang telah menikahinya setelah akad nikah ijab kabul dengan penuh kasih sayang dan pengertian akan merenggut mahkota kegadisan yang selalu dijaganya dengan penuh kesalehan. Harta tertinggi yang dimiliknya sebagai wanita muslim sebentar lagi direbut paksa oleh rentenier kelas kakap yang diharap untuk menolongnya.
11953Please respect copyright.PENANACtQRE8ywIj
11953Please respect copyright.PENANAt84kwkHTPz
Rasa ketidakberdayaan Farah semakin menjadi-jadi ketika dirasakannya ada sepasang tangan lain yang kini menarik dan merentangkan kedua pergelangan tangannya di atas kepala lalu diikat ke ujung pilar ranjang. Ternyata Wati kini telah ikut membantu majikannya untuk menaklukkan gadis malang itu-dan dengan keadaan Farah yang terentang terikat kedua tangannya di atas kepala, maka semakin mudah bagi pak Burhan untuk melanjutkan niat maksiatnya. Dengan sangat sigap karena ia memang sudah sering melakukan perbuatan tak senonoh ini, pak Burhan melepaskan jubah serta gaun panjang Farah tanpa memperdulikan makian dan rontaan korbannya.
11953Please respect copyright.PENANAgsqHTWGS0u
Di balik gaun panjang itu, ternyata Farah masih memakai lapisan semacam daster tipis berwarna merah muda yang juga langsung di tarik ke bawah dan dilepaskan sekaligus dengan kaus kaki panjang berwarna kuning muda agak krem. Wati yang rupanya juga telah sering membantu membantai mangsa majikannya ikut melepaskan kaitan BH Farah sehingga tampaklah kedua gunung buah dada yang sedemikian montok dan putih dengan kulit halus licin sehingga seekor semut pun akan tergelincir jika berusaha mendaki gunung daging tersebut. Di tengah kedua buah dada sekal montok itu, mencuatlah puting yang berwarna merah muda kecoklatan, menjulang ke atas bagaikan menantang dan mengundang setiap tangan lelaki untuk menjamah dan mengelus-ngelusnya.
11953Please respect copyright.PENANANu3Z3FuUhS
11953Please respect copyright.PENANAVQAop0h3ZX
Semakin Farah meliuk-liukkan dan menggeliatkan tubuhnya, maka semakin terlihat goncangan-goncangan kedua gunung itu, menyebabkan pak Burhan menelan ludahnya beberapa kali dan matanya semakin beringas menatap. Dengan penuh rasa gemas dan sadis, pak Burhan meremas bergantian kedua buah dada putih mulus itu. Diciuminya dengan rakus, dicupanginya ketiak Farah serta bukit susu kebanggaannya itu, kemudian dicaploknya kedua puting yang begitu peka, lalu dipilin dan digigitinya serta dihisap-hisapnya bagaikan bayi kehausan yang ingin menyedot susu segar langsung dari sumbernya.
11953Please respect copyright.PENANA7utkhLQCET
11953Please respect copyright.PENANAyikNithAGV
Setelah melepaskan BH Farah, maka Wati membantu pak Burhan untuk memegang kedua pergerangan kaki Farah yang masih berontak menendang kesana-sini. Dengan dipegangi kedua pergelangan kakinya oleh dua orang, maka dengan mudah pak Burhan kini menarik celana dalam Farah yang berwarna biru muda dan lalu membuangnya begitu saja ke lantai-sehingga gadis malang itu sempurna telanjang bulat, terkecuali jilbabnya.
11953Please respect copyright.PENANAbn4H1jY9Oj
11953Please respect copyright.PENANAa5kOS7bAxk
Sementara Wati sekuat tenaga memegang kedua pergelangan kaki Farah, maka pak Burhan berdiri dan dengan cepat melepaskan semua pakaiannya sehingga terlihatlah tubuhnya yang agak gemuk, hitam legam dan masih cukup kekar berotot meskipun telah memasuki usia lima puluhan.
11953Please respect copyright.PENANA17ihJpsWoi
Farah memalingkan mukanya ke samping sambil menangis terisak-isak karena merasa sangat malu dengan keadaannya yang telanjang bulat di hadapan mata lelaki asing. Seumur hidupnya Farah tak pernah membayangkan akan ada lelaki yang bugil di hadapannya terkecuali suami sendiri yang akan menagih haknya di malam kemantin. Namun yang terjadi saat ini adalah lelaki asing yang bukan suami, bahkan berusia jauh lebih tua, sambil tersenyum cabul penuh nafsu iblis tanpa ada rasa segan sedikitpun memperlihatkan batang kemaluannya. Farah hanya tahu bentuk penis lelaki dari keponakannya yang memang masih kecil ketika dibantunya mandi, tak pernah ia melihat penis orang dewasa, apalagi yang telah mulai menegang mengacung ke atas.
11953Please respect copyright.PENANAyrHf0qQDYh
11953Please respect copyright.PENANA2syyHacTwY
"Ayo lihat nih senjata ampuh bapak, udah enggak sabar lagi pengen ngerasain masuk ke memek bageur asli... pasti memek nduk belon pernah ngerasain alat paculan lelaki ya, mmh... memek gadis alim shalihah lagi, gimana rasanya ya?" pak Burhan kini berlutut disamping kepala gadis Farah yang melengos itu.
11953Please respect copyright.PENANAbfPBMddldU
11953Please respect copyright.PENANA36LeonVVmJ
Dicekalnya kepala dengan rambut ikal bergelombang namun masih terlindung jilbab itu, dan dengan sangat kasar dipencetnya hidung bangir Farah sehingga gadis itu langsung megap-megap mencari udara karena tak bisa bernafas. Setelah meronta-ronta dua menit tanpa berdaya memperoleh oksigen, maka Farah terpaksa bernafas melalui mulutnya, namun hanya dibukanya sedikit. Pak Burhan yang melihat hal itu, kembali muncul senyum iblisnya karena ia tahu bagaimana mengatasi pertahanan gadis yang masih malu dan murni ini. Satu tangannya yang berjari-jari kasar, dengan brutal meremas bukit kembar dada Farah sebelum kemudian ibu jari serta telunjuknya menjepit dan menarik puting susu kanan korbannya.
11953Please respect copyright.PENANAIq9oigYfqw
11953Please respect copyright.PENANADBUSBlgymR
Perlakuan sadis semacam ini tak pernah diduga sama sekali oleh Farah sehingga iapun tanpa sadar menjerit kesakitan dan membuka mulutnya, "Auw!! S-sakit... auuw... ughh... uhh... emmpfh!!" jeritan Farah hanya bergema beberapa detik karena mulutnya yang terbuka itu langsung disumbat dijejali oleh kemaluan pak Burhan yang terasa beraroma memuakkan.
11953Please respect copyright.PENANAyx7X77fWL6
"Ayo, neng manis. Buka mulutnya dong yang lebar, cobain nih singkong bapak... jangan kaget, neng, ntar makin lama makin gede... iya gitu, siip banget gadis Parahiangan begeur teuing... bapak ajarin jadi juara ngisep, bapak mau masukin lebih dalem lagi ya!" pak Burhan tanpa kasihan mendorong penisnya lebih dalam sambil menatap air mata yang mengalir di kedua pipi Farah yang halus itu.
11953Please respect copyright.PENANAITiHeMjH40
11953Please respect copyright.PENANAq5iGjmZKWA
"Aaah... anget bener nih mulut! Emang pinter si neng, punya bakat alami bisa nyepong kontol... iyah, teruus... kulum, jilat, awas jangan digigit... nih barang mahal, ntar lagi neng rasain dijebol ama lembing... aaah!!" Bagaikan kesurupan, pak Burhan merem melek merasakan kehalusan dan lembutnya bagian dalam mulut dan lidah Farah.
11953Please respect copyright.PENANAxzf75xRlMJ
11953Please respect copyright.PENANA17I69iDdIx
Dengan penuh nafsu pak Burhan kini memaju-mundurkan pinggulnya sehingga rudal dagingnya menggesek langit-langit mulut Farah. Beberapa kali pak Burhan memaksakan penisnya menusuk lebih dalam, namun karena memang terlalu besar dan panjang, maka hanya setengah saja yang dapat masuk dan telah menyentuh pintu gerbang awal tenggorokan Farah, menyebabkannya si gadis terbatuk-batuk dan ingin memuntahkan barang menjijikkan yang tengah merajahi mulutnya. Tapi tekanan tangan pak Burhan di kepalanya terlalu kuat sehingga kemaluan lelaki itu tetap saja bertahta dan berjaya di mulutnya, mengakibatkan rasa ingin muntah yang semakin menyiksa Farah.
11953Please respect copyright.PENANAPcdmODJvAD
11953Please respect copyright.PENANAiTAqUkZWN6
Sementara itu Wati telah berhasil merentangkan kedua paha Farah dan kedua pergelangannya yang langsing kini diikat pula di ujung-ujung ranjang, menyebabkan tubuh bugil Farah membentuk huruf X dan tak sanggup lagi untuk melawan atau memberontak sedikitpun. Setelah melaksanakan tugasnya itu, Wati tersenyum dengan penuh arti kepada pak Burhan dan meninggalkan kamar.
11953Please respect copyright.PENANAkwVdzW2Jfq
11953Please respect copyright.PENANAfbtID9Edgh
Melihat mangsanya kini terikat kaki tangannya ke ujung-ujung ranjang tak mampu melawan, maka pak Burhan merasa sangat puas dan segera melaksanakan langkah berikutnya. Sambil tak henti-hentinya meremas buah dada montok kesenangannya itu, pak Burhan berbisik ke telinga Farah, "Neng Farah pasti belum pernah senam olahraga di ranjang dengan lelaki kan? Nah,
11953Please respect copyright.PENANA9U4VswCYvl
sekarang udah waktunya belajar dari bapak, hehehe...Neng Farah kebetulan lagi subur nggak, mau nggak punya anak dari bapak? Pasti cakep lah kaya neng... bapak gali liang kegadisannya ya, hehehe..."
11953Please respect copyright.PENANAAZjDIu6u1f
11953Please respect copyright.PENANAIrIlDsp0zN
Tentu saja mendengar komentar cabul itu menyebabkan Farah sangat ketakutan, bukan hanya takut karena ia tahu bahwa selain sudah nasibnya sebentar lagi akan diperkosa habis-habisan oleh pak Burhan, namun bagaimana kalau sampai terjadi apa yang dikatakan oleh lelaki itu bahwa ia akan hamil? Farah mengingat-ingat bahwa memang benar dirinya sedang berada di masa subur sehingga kemungkinan ia akan hamil besar sekali.
11953Please respect copyright.PENANA5qSvvdntEj
11953Please respect copyright.PENANAHiWTeAqSIp
Sekuat tenaga Farah memberontak dan berhasil melepaskan wajahnya dari cengkeraman tangan pak Burhan dan ia langsung meratap tersedu-sedu, "Tolong, pak Burhan, kasihani saya... saya masih gadis, jangan dihamili, pak... tolong jangan berikan aib kepada saya, lepaskanlah saya... saya tak akan lapor kepada siapapun dan kemanapun... tolong, pak, jangan perkosa saya, jangan hamili saya..."
11953Please respect copyright.PENANAS0vYK66o0l
11953Please respect copyright.PENANAaI6zApRcpO
Senyuman iblis kembali muncul di wajah pak Burhan mendengar ratapan korbannya itu,karena tentu saja dia pun tak mau langsung mendapat beban bayi yang harus ditanggung-jawabkan. Pak Burhan ingin mengambil kegadisan Farah namun sebaiknya jangan dihamili dulu saat ini.
11953Please respect copyright.PENANAIKDZAJPhCg
11953Please respect copyright.PENANAT6WvmoUklA
"Hehehe, neng takut hamil ya? Emmh... kalau gitu bapak akan sumbangkan benih bapak yang mahal ini sementara di tempat yang kurang subur, tapi neng harus ikut kemauan bapak ya!"
11953Please respect copyright.PENANAjUnwXRxqso
11953Please respect copyright.PENANAl08CATLbRm
Farah tak langsung mengerti apa maksud kata-kata dan kalimat terakhir itu, juga sampai saat pak Burhan berubah menelungkup di atas tubuhnya sedemikian rupa sehingga selangkangan pak Burhan dengan penisnya yang gagah tegak dikhitan kembali berada dihadapan wajahnya. Sebaliknya pun wajah pak Burhan kini tepat berada di atas bukit kemaluannya dan apapun usaha Farah mengatupkan selangkangannya, tetap tak berhasil karena pergelangan kakinya
11953Please respect copyright.PENANAKzcnfHysur
terikat erat ke ujung ranjang, hingga nafas hangat pak Burhan kini terasa menghembus di bukit kewanitaannya yang gundul klimis tercukur rapih. Farah meronta-ronta bagaikan orang sekarat ketika dirasakannya jari tangan pak Burhan mulai mengusap-usap bibir luar kelaminnya.
11953Please respect copyright.PENANAKgSzwAabv8
11953Please respect copyright.PENANAAMTGZIuDN5
"Ayolah, neng manis... hisap, sepong dan kulum lagi barang antik bapak nih biar lama, coba rangsang sampai keluar pejuhnya, coba minumlah habis semuanya... kalau dah habis diminum kan nggak bisa nyiram dan nanam bibit lagi hari ini, hmm... tapi bapak juga mau coba gimana rasanya air madu neng, pasti manis kan... memeknya aja udah wangi begini, hehehe..." celoteh pak Burhan sambil melekatkan bibirnya yang tebal ke bibir kemaluan Farah.
11953Please respect copyright.PENANAQSgc5Qrqhz
11953Please respect copyright.PENANA2TznEY5gUV
Kini barulah Farah menyadari apa maunya pak Burhan : alat kejantanannya yang kaku tegak dihadapan wajahnya itu harus dikulum dan dihisapnya juga, dan jika sampai berhasil menyembur habis semua spermanya maka kemungkinan besar tak dapat membuahinya lagi.
11953Please respect copyright.PENANASsdNBVectN
11953Please respect copyright.PENANAjlhpyvn1wm
Selain itu siapa tahu jika sudah ejakulasi dan dihisap habis di dalam mulutnya, maka pak Burhan akan tak dapat ereksi lagi dan hal itu mungkin akan menyelamatkan selaput kagadisannya. Farah harus pilih dari dua kemungkinan yang buruk, namun daripada diperawani dan sampai hamii, maka lebih baik jika mengulum penis yang menjijikkan dan sangat dibencinya itu.
11953Please respect copyright.PENANAOJNRCepMnP
11953Please respect copyright.PENANA4jCtX1I4EE
Disertai dengan linangan air mata, Farah membuka bibir mungilnya dan mulai mengulum penis besar berurat-urat yang memancarkan aroma tak menyenangkan, lalu dijilat dan dihisap kepala jamurnya. Tanpa sadar apa yang dilakukan, Farah kini menjilati lubang kencing pak Burhan!
11953Please respect copyright.PENANAb5xao7h8IA
11953Please respect copyright.PENANA540OTbiBfK
"Hmmh... sshh... ahhh... iya, ohhh... pinter! Teruus... bapak juga mulai cicipi air madu di celah memek yang rapet sempit milik neng, oooh... ntar dibelah ya, neng!" ujar pak Burhan sambil menjulurkan lidahnya menyelusup di celah vagina Farah yang mulai licin pula.
11953Please respect copyright.PENANAxSGKvtf2dC
Sangat terkejut dan malu Farah merasakan hembusan nafas panas pak Burhan di permukaan kulit bukit kemaluannya, selanjutnya kumis baplang pak Burhan mulai menggelitik bibir luar memeknya sehingga ia kembali meronta-ronta karena kegelian. Rasa geli itu bahkan terkadang membuat Farah lupa akan 'tugas' yang harus dilakukannya. Apalagi ketika dirasakannya lidah nakal pak Burhan mulai menyelinap masuk di celah kegadisannya, dan menyapu-nyapu dinding kiri-kanan, mendorong serta membelah ke atas mencari tujuan utamanya, yaitu daging kecil yang tersembunyi diantara lipatan labia-nya.
11953Please respect copyright.PENANAZ2qpZR053x
11953Please respect copyright.PENANAiF4pJSqRwX
Setelah ketemu yang dicarinya itu, maka pak Burhan dengan sengaja menjepit kelentit mungil itu diantara barisan gigi-giginya, kemudian digerakkannya rahangnya ke kiri dan ke kanan. Akibat gerakan rahang pak Burhan ini ternyata sangat luar biasa, Farah merasakan kelentitnya amat ngilu tapi juga geli dan sedikit sakit, sukarlah diuraikan dalam kalimat, sehingga ia hanya bisa menggeliat-geliat.
11953Please respect copyright.PENANAHtgYnM25iw
11953Please respect copyright.PENANAKk3zeUsFj3
"Auuh... iiih... j-jangan, aiih... emmpfh... geli, pak, udah... hentikan... auw, emmpfh..." Farah menjerit-jerit dan bagaikan sedang histeris sebelum kemudian mulai mengulum kemaluan pak Burhan, seolah ingin 'membalas' perbuatan pemerkosanya.
11953Please respect copyright.PENANAFuXGHYjiBk
11953Please respect copyright.PENANAT9KNyFSbSl
Sementara itu tentu saja pak Burhan juga meningkatkan usahanya untuk membuat gadis muda yang masih murni dan alim ini menjadi mangsanya yang selalu haus akan seks. Selain kumisnya menggelitik kulit halus Farah, juga digesek-geseknya ke permukaan klitoris bagaikan sapu ijuk yang menusuk nusuk. Selain itu jari-jari tangannya juga membuka paksa belahan bibir kemaluan Farah yang kemerah-kemerahan itu.
11953Please respect copyright.PENANAXu76unm2g5
11953Please respect copyright.PENANA6H7bop6WET
Kini terlihatlah bagian dalam kemaluan gadis itu yang masih tertutup selaput kegadisan tipis, dan juga lubang kencingnya yang kecil amat menggiurkan mata lelaki. Pak Burhan langsung menjadikannya sasaran, lidahnya mengusap dan mendorong-dorong selaput gadis pelindung kemurnian Farah hingga menyebabkan rasa ngilu nyeri agak sakit, sebelum ujung lidah itu menggelitik-
11953Please respect copyright.PENANAf34BSKnC7T
gelitik lubang kencing yang membuat pinggul Farah makin bergeser-geser memberontak kegelian.
11953Please respect copyright.PENANAdvIFTr5fA2
11953Please respect copyright.PENANAmuIEU1IZTD
Tak hanya bergeser ke kiri dan ke kanan, namun Farah tanpa disadari mulai mengangkat pinggulnya sejauh mungkin namun tidak bisa karena kakinya terikat erat, itu seolah-olah menunjukkan kalau Farah sudah ketagihan!
11953Please respect copyright.PENANAea8tf6ak9R
11953Please respect copyright.PENANA0feYgMQdME
Pak Burhan mengerti semua tanda ini : gadis alim shalihah ini mulai kehilangan rasa harga dirinya, ingin merasakan lebih banyak kenikmatan yang sedang menyiksanya. Selain itu Farah semakin mantap mengulum menyepong menjilat jilat ujung saluran kencing pak Burhan yang tadi sangat membuatnya jijik, namun kini tak diperdulikan lagi aromanya yang khas kelaki-lakian.
11953Please respect copyright.PENANAxGpiPYVlGa
11953Please respect copyright.PENANADaOjzS6VYs
Rentenir kelas kakap ini pun tak luput dari pengaruh mulut dan lidah serta gigi Farah, alat kemaluannya semakin tegang mengeras dan gejolak lahar di dalam biji pelirnya semakin mendekati titik mendidih untuk meluap. Pak Burhan menekan pinggulnya ke wajah Farah menyebabkan gadis malang ini semakin sukar untuk bernaas, masuk masuk masuk semakin dalam dan akhirnya dengan suara geraman bagai hewan terluka, pak Burhan menyemburkan spermanya.
11953Please respect copyright.PENANAnAWcAd9HSr
11953Please respect copyright.PENANAF2r1vO7m5d
"Ooooh... aaaah... iyaa, hisaap... hisaap... ayo terus, neng geulis manis, minum semua air mukjizat bapak... itu bagus untuk obat awet muda, aaah!!" teriaknya.
11953Please respect copyright.PENANAISPGXE1PMG
11953Please respect copyright.PENANANfgZQE8qGk
Surrrr... surrrr... jrooot... jrooot... surrrr... air mani pak Burhan dengan aroma khas lelaki menyembur memenuhi rongga mulut Farah, seolah-olah tak akan berhenti hingga menyebabkan Farah hampir tersedak dan terbatuk-batuk. Namun mengingat dan mengharapkan habisnya lahar panas dari biji pelir pak Burhan akan membuatnya tak mampu lagi ereksi untuk mengoyak selaput tipis kegadisannya saat itu, apalagi sampai menghamilinya, maka Farah berusaha terus menjilat mengulum dan menghisap kepala penis pak Burhan, meskipun lambungnya telah berontak dan rasa mualnya semakin menjadi-jadi menyebabkannya hampir muntah.
11953Please respect copyright.PENANAWpxJcghzJX
Untunglah rasa mualnya terganti dan bahkan terkalahkan oleh rasa gatal, geli dan nikmat di selangkangannya, karena pak Burhan disaat itu menggigit klitorisnya dengan sadis dan sekaligus tanpa diduga menusuk anusnya dengan jari tengahnya yang lebar dan kuku kasar tak terawat agak tajam.
11953Please respect copyright.PENANAwRhyPZwxrG
11953Please respect copyright.PENANAdWSF8iLTGM
Hal ini sama sekali tak pernah diduga oleh Farah dan merupakan pemantik melewati batas daya tahannya sebagai gadis masih murni alim dan patuh pada agama. Ledakan orgasme tak dapat ditahan menjalar di seluruh tubuhnya. Bagaikan terkena aliran listrik, tubuh Farah yang demikian langsing semampai kini mengejang-ngejang melawan ikatan tangan dan kakinya. Jari-jari tangannya menutup membuat kepalan tinju, membuka, menutup-demikian pula jari-jari kakinya. Kepala Farah yang masih setengah tertutup jilbab ikut menengadah, menggeleng ke kiri dan ke kanan, lalu kembali menengadah. Sementara matanya seolah terbalik sehingga hanya terlihat bagian putihnya saja. Cuping hidungnya nan bangir mancung kembang kempis menyertai aliran deras air mata di pipinya sementara bibirnya terbuka lebar.
11953Please respect copyright.PENANAiWfiFqnkYG
11953Please respect copyright.PENANAGc12eYgxx3
"Aaah... aduh, aduduh... perihh... keluarin! Maluu... haram, pak! Aihh... oooh... t tolong, auw... auw... auw... ampun!!" jeritan dan lolongan Farah menggema menimbulkan iba bagi yang mendengar, namun tidak menggerakkan rasa belas kasihan untuk pak Burhan yang sudah kemasukan setan.
11953Please respect copyright.PENANAL4HaE5Z4CR
11953Please respect copyright.PENANAuMyBH8oSQY
Penuh kepuasan ia membaringkan dirinya di samping kanan tubuh Farah yang kejang-kejang terikat, mulutnya kembali menggigit puting buah dada kiri sementara tangan kirinya meremas dan mencubit buah dada kanan Farah. Tanpa memperdulikan Farah yang telah kehabisan tenaga serta lemas dilanda orgasme, tangan kanan pak Burhan tetap menjarah kemaluan mangsanya, dengan jari telunjuk dan ibu jari meraba, mengusap dan menjepit mencubit cubit kelentit Farah yang masih agak menonjol diantara bibir kemaluannya. Dengan demikian pak Burhan seolah-olah ingin merangsang terus dan mempertahankanagar Farah tiada henti dilanda orgasme yang menyebabkan ia lupa segalanya .
11953Please respect copyright.PENANAhZFYVOmkN3
Tujuan maksiat ini memang berhasil, Farah jadi meraung-raung, menjerit, meronta, dan menggeliat-geliat bagaikan kesurupan. "Udah, pak... oooh... udah, Farah nyerah... ampun... Farah pipis lagi, auw... auw... auw... ya llahi, tolong... aah, aiihh, oohh..." teriakan Farah semakin melemah dan akhirnya hampir tak terdengar karena gadis alim ini mencapai batas kemampuannya dalam mengalami orgasme dan sudah setengah pingsan.
11953Please respect copyright.PENANAiZ5HZVz8HC
11953Please respect copyright.PENANAfIOvC2Tmpq
Pak Burhan tersenyum bagaikan iblis karena telah mencapai kemenangan pertama-mangsanya telah kehabisan tenaga dan tergeletak terikat kaki tangannya dalam keadaan bugil telanjang bulat. Kini telah tiba saatnya untuk merenggut satu-satunya milik Farah yang selama ini dipertahankan dengan sebaik-sebaiknya oleh gadis itu dengan maksud untuk dipersembahkan di malam syahdu kepada suaminya yang sah.
11953Please respect copyright.PENANABKb46jnhtx
11953Please respect copyright.PENANAObrO6PGPle
Namun kini yang akan merenggut kegadisannya bukanlah sang suami, melainkan seorang lelaki jauh lebih tua yang ganas dan haus seks, seorang lelaki yang lebih pantas menjadi ayahnya. Tanpa upacara agama yang diharapkannya untuk meresmikan akad nikah, tak ada ijab kabul yang diucapkan dihadapan penghulu agama. Pak Burhan mana peduli, yang penting nafsu birahinya akan terpuaskan dengan menembus selaput dara Farah. Apakah sang gadis rela menyerahkan kegadisannya itu bukan urusan lagi, semakin tampak keputusasaan dan rasa sakit tercermin di wajah begitu cantik itu maka akan semakin puaslah pak Burhan.
11953Please respect copyright.PENANAkV8libZIBi
11953Please respect copyright.PENANAn2Uz5iBkk3
Penisnya yang besar hitam penuh dengan pembuluh darah telah menyemburkan mesiunya beberapa saat lalu ke dalam mulut Farah. Namun senjata kebanggaannya itu masih tegak kukuh berjaya bagaikan kayu pemukul kasti dan kembali siap maju untuk menghantam benteng pertahanan yang tersembunyi di tengah liang hangat yang mulai licin dengan air mazi lendir yang telah mengalir deras karena orgasme yang dipaksakan beberapa menit lalu...
11953Please respect copyright.PENANA5IyRUFrpE6
11953Please respect copyright.PENANA2SqjuGxlOo
Pak Burhan mengambil bantal guling yang agak keras diranjang itu lalu diletakkannya di bawah pantat Farah, menyebabkan bukit kemaluannya menonjol ke atas, terutama liang kewanitaan yang tampak berkilat basah kini
11953Please respect copyright.PENANAAArZvAefx2
muncul merekah. Dengan jari-jari tangan kirinya, pak Burhan kini menguakkan bibir kemaluan Farah, dan dengan tangan kanannya diarahkan kepala penisnya yang berbentuk topi baja seorang serdadu untuk meretas dan membelah memek idaman itu.
11953Please respect copyright.PENANA3GLFvrTeoS
11953Please respect copyright.PENANA7C7vHHJxDE
Keringat telah membasahi tubuh keduanya yang telah telanjang bulat, hanya perbedaannya adalah keringat Farah tetap tarasa harum di hidung pak Burhan, sebaliknya keringat pak Burhan yang menetes-netes dari dahinya ke perut Farah yang datar langsing itu terasa menyengat asam tak menyenangkan di penciuman gadis yang tengah dijarah. Tubuh Farah telah basah mengkilat dengan keringat yang keluar akibat semua daya upaya pergulatannya melawan orgasmenya, sedangkan keringat pak Burhan diakibatkan oleh usahanya merangsang dan menaklukkan gadis idamannya. Kini arus keringat yang membasahi tubuh Farah juga diakibatkan oleh rasa takut yang menyelubungi nuraninya karena sadar akan kehilangan milik satu-satunya yang paling berharga. Sebaliknya pak Burhan makin mengucur keringatnya karena berusaha menerobos lubang kenikmatan Farah yang masih sangat sempit dan beberapa kali penisnya terpeleset ke kiri dan ke kanan.
11953Please respect copyright.PENANAXcYiHcC7Hg
11953Please respect copyright.PENANALnKXeygIRH
Namun dia tak mudah menyerah, dengan ibu jari dan telunjuk tangan kirinya, pak Burhan membuka celahan bibir kemaluan Farah. Tampaklah isi di dalamnya yang terkuak berwarna merah muda ibarat pepaya mengkal yang dibelah, di atasnya menonjol kelentit yang seolah malu-malu mengintip di antara lipatan bibir kemaluan. Mata pak Burhan yang telah terlatih dalam menilai liangkelamin wanita semakin mengarah ke bagian dalam vagina korbannya. Kira-kira sedalam satu ruas jari tengah, terlihatlah selaput dara Farah yang berbentuk buIan sabit tipis merayang penuh pembuluh darah sehalus rambut. Pak Burhan sangat puas melihat memang benar Farah masih utuh kegadisannya.
11953Please respect copyright.PENANAdMWJuQJCNH
11953Please respect copyright.PENANAuWd5AaCnuL
Pak Burhan hanyut dalam fantasi pikirannya bagaimana ia akan merasakan nikmatnya jepitan selaput perawan gadis alim ini. Namun sebelumnya ia akan berusaha kembali menghanyutkan Farah ke dalam arus gelora nafsu birahi, yang mana akan dirangsangnya lubang kencing Farah yang sangat mungil hampir tak terlihat di atas selaput daranya itu. Tak beda dengan lubang air seninya sendiri yang tadi dijilat dan dan disapu-sapu oleh lidah Farah, maka kini tiba gilirannya
11953Please respect copyright.PENANAbqO14QCTpp
untuk melakukan hal yangsama. Pak Burhan menekan sedikit perut Farah di atas tulang kemaluannya dan ini menyebabkan si kandung kemih agak menyeruak keluar menampilkan lubang yang amat mungil itu dan langsung disambut oleh lidah pak Burhan yang menggelitik tiada hentinya.
11953Please respect copyright.PENANAdq7P3cW1iq
11953Please respect copyright.PENANAjk2Dj7OVce
Pinggul Farah yang begitu bahenol bergoyang ke kiri-kanan menahan rasa geli diperlakukan oleh lelaki yang sangat berpengalaman itu, ditahannya semua siksaan yang sangat memalukan itu dengan tabah, hanya air matanya semakin membasahi pipinya dan mulutnya semakin terbuka.
11953Please respect copyright.PENANAn01sABJRPZ
11953Please respect copyright.PENANAkI3iVb7ffN
"Emmpfh... aaihh... oooh... ssssh... aaaah... j-jangan dijilat lagi... udah, pak, gelii... oooh... hiyahh... g-geli... ampuun!!" Farah menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, terkadang digigitnya bibirnya sendiri untuk menahan geli.
11953Please respect copyright.PENANAy0Dc02Nxku
11953Please respect copyright.PENANAVeYE7ZvRAH
"Uuh, basah banget... hangat, tapi sempit amat nih lobang... tahan sedikit ya, neng... memang sakit, tapi pasti nanti jadi enak bagaikan masuk ta man firdaus... hmmh... aah..." geram pak Burhan penuh nafsu, sambil berusaha merayu dan menghibur bidadari mangsanya yang akan segera diperawaninya.
11953Please respect copyright.PENANAObLCzsggUe
11953Please respect copyright.PENANAIF3MXFEmX1
Kini diarahkannya kepala penisnya ke tengah lipatan bibir kemaluan Farah, dan setelah beberapa kali gagal meleset, kini terjepitlah tombak pemecah selaput dara itu di celah surgawi tujuannya, dan dengan penuh rasa kepuasan pak Burhan mulai mendorong maju, menekan dan membelah...
11953Please respect copyright.PENANAaPTvvvD6NF
11953Please respect copyright.PENANAsjgeAb0rEF
"A-aduuh... auuww... a-ampuun, pak, h-hentikan! S-sakiit... udah... j-jangan dimasukin, pak... ampunn... aauuw!!" jeritan Farah menggema menyayat keheningan kamar, menimbulkan rasa iba bagi yang mendengar.
11953Please respect copyright.PENANABoVYG0GevG
11953Please respect copyright.PENANADkfbBHrz5k
Namun hal itu malah semakin memicu nafsu birahi pak Burhan. Tanpa rasa belas kasihan, sang rentenier kakap ini semakin memajukan pinggulnya, maju, menekan, mendorong, membelah sehingga akhirnya jebollah pertahanan selaput tipis di dalam liang vagina Farah, si gadis alim shalihah.
11953Please respect copyright.PENANAoSjYL8B3fc
Rasa ngilu dan sakit sedemikian mendera bagian kemaluannya bahkan terasa menusuk sehingga ke ulu hatinya, menyebabkan Farah tak mampu lagi mengeluarkan suara. Yang terlihat hanyalah mulut mungil dengan bibir basah setengah terbuka yang kembali diserbu diciumi sangat rakus oleh bibir tebal pak Burhan. Lidahnya yang sangat memuakkan itu kembali memasuki rongga mulut Farah, menyebabkan si gadis yang sedang disiksa ini semakin sesak nafasnya. Apalagi air liur pak Burhan penuh bau rokok keretek bertetesan mencampuri ludah Farah sehingga ciuman-ciuman pak Burhan terdengar berkecipak di tengah-tengah dengusan nafasnya.
11953Please respect copyright.PENANAzggB9ePmJw
11953Please respect copyright.PENANAZZm5bwcqSj
Laju, masuk, menusuk, mundur sejenak, kemudian masuk lebih dalam, bagaikan pisau menyayat sekaligus lebarnya kemaluan pak Burhan bagaikan pentungan satpam memenuhi dinding vagina Farah. Pentungan daging ini menerobos tak henti-hentinya dan setelah bermenit-menit yang dirasakan bagaikan berabad abad oleh Farah, maka terhentilah hantaman itu karena telah terbentur dan terhalang oleh mulut rahim.
11953Please respect copyright.PENANAVYkUVGVOFc
11953Please respect copyright.PENANAl2DO20kqtP
"Oooh... nikmaaaaatnya neng houri! Gimana, mulai biasa kan dengan lumpang sakti bapak? Kasihan... masih perih ya diperawani? Tapi sebentar lagi neng pasti merengek minta tambah... ayogoyang dongpantatnya, kan mojangparahiangan paling jago ngebor dengan pantat bahenolnya... goyang yang mantep, neng... iya, gituu... terus, neng, pinter!!" pak Burhan tak peduli bahwa Farah berusaha menggeser pinggulnya ke kanan dan ke kiri karena merasa ngilu kesakitan.
11953Please respect copyright.PENANAaccAr8NCkk
11953Please respect copyright.PENANAvS8LgsWSbx
Pak Burhan kini mulai lagi dengan meremas-remas buah dada Farah dengan penuh kegemasan, puting yang selalu mencuat itu kembali dijadikannya sasaran pilinan, pjitan, cubitan dan gigitan sadis.
11953Please respect copyright.PENANAPUZv6xyXsO
11953Please respect copyright.PENANAuUrSCnf1RT
"Hhhm... putihnya nih susu. Neng punya darah amoy kali ya, geli nggak neng dijarah teteknya? Belajar deh neng dari sekarang, siapa tahu neng ntar jadi bini bapak. Bangun pagi bapak paling seneng minum kopi susu asli, hhmm... nih puting, kenyal digewel-gewel..." Tak habis-habisnya pak Burhan memuji kedua bukit daging yang kini telah kemerahan penuh cupangan dan gigitan.
11953Please respect copyright.PENANAgGnJvpUwgu
Dengan keahliannya pak Burhan terus menerus memancing keluar hormon kewanitaan Farah yang biar bagaimanapun adalah wanita normal, tubuhnya sedang diperkosa habis-habisan, semuanya dirasakan bagaikan siksaan di neraka. Namun para iblis di neraka tak henti-hentinya menyebarkan jaringan dan jeratan rasa lain di tubuh Farah. Sakit, ngilu, perih tak hentinya, namun dari sudut dan dasar paling dalam di benaknya muncullah rasa lain; rasa panas, geli dan nikmat. Semua bercampur baur, bergantian menerpa ujung-ujung ribuan syaraf tubuhnya. Semua panca indera Farah yang semula hanya mengenal satu
: kemuakan dan kebencian terhadap si pemerkosa, perlahan-lahan di transformasi menjadi rasa keinginan untuk mempertahankan apa yang sedang dialami.
11953Please respect copyright.PENANAxSBooXwliN
11953Please respect copyright.PENANALbQRnB33f6
Telinga pak Burhan yang sudah sedemikian ahli menangkap perubahan dari jeritan dan rintihan sakit menjadi desah dan dengusan nafas memburu seorang wanita yang dipengaruhi rasa birahi!
11953Please respect copyright.PENANAxkPnA8zcsL
11953Please respect copyright.PENANAIr5vHoXwAN
"Mulai enak ya, neng? Ngaku lah, nggak ada salahnya jujur ama bapak. Ntar lagi neng akan masuk firdaus, bapak cepetin nih genjotannya. Bilang ya kalo udah mau nambah, hehehe..." ujar pak Burhan yang melihat tanda-tanda gadis yang telah diperawaninya itu mulai hancur pertahanannya yang terakhir. Oleh karena itu pak Burhan makin meningkatkan tempo genjotan dan tusukannya.
11953Please respect copyright.PENANA4ToNKe924y
11953Please respect copyright.PENANAuaspMxcyJV
"Hmmpfh... sssh... aaah... pak, ooohh... u-udah, pak... saya nggak kuat lagi, oooh..." Farah mulai hanyut terbawa arus godaan dan bujukan rasa hangat gatal di seluruh tubuhnya, terutama di bagian kemaluannya yang semakin lama semakin terasa panas akibat tergesek-gesek dengan batu lumpang daging.
11953Please respect copyright.PENANAAQOwDvoADV
11953Please respect copyright.PENANAY8bAxIGkpM
"Tahan dikit ya, neng, bapak mau nyumbang pejuh nih... siapa tahu ada buahnya, aaah... oooh... sempit amat... duh, angetnya nih memek mojang parahiangan tulen... iya gitu, goyang terus, terus... pijit-pijit batang pusaka bapak, oooh... bapak keluar nih..."
11953Please respect copyright.PENANA9yTRqevB8Z
Pak Burhan untuk kedua kalinya menyemburkan lahar panasnya dan kali ini menyiram mulut rahim korbannya, kemaluannya berdenyut-denyut kencang membuat Farah jadi menjerit histeris ketakutan.
11953Please respect copyright.PENANATTb7cPoGf1
11953Please respect copyright.PENANAd28F8rVOrx
"Aaih, sssh... keluarin, pak, jangan buang di dalam... ntar hamil, aauoh... shhh... ngilu, pak, udah dong... aauw, a-ampun!!" Kali ini Farah bagaikan disergap oleh gelombang tsunami menderu-deru di otaknya, hanya jutaan bintang berkunang kunang. Kepalanya terasa terputar-putar dan akhirnya semua mulai kabur, berwarna abu-abu dihadapan matanya dan hitam gelap pada saat Farah tak tahu apa-apa lagi karena jatuh pingsan...
11953Please respect copyright.PENANAOPDa7kJ7Ic
11953Please respect copyright.PENANAwzsfHkdL4a
Harapan Farah hanya sia-sia saja, pak Burhan ternyata sama sekali tidak berkurang daya kemampuannya setelah ejakulasi pertama di mulutnya tadi. Rentenir cabul ini tetap sanggup mempertahankan ereksi-nya, sehingga dapat menembus selaput kegadisan Farah. Bahkan setelah sempat menyemburkan spermanya ke dalam rahim Farah maka ia cukup beristirahat sebentar. Pada waktu mana Wati memberikan teh jahe dicampur ramuan-ramuan desa yang rupanya dalam waktu singkat dapat memulihkan daya kemampuannya memasuki ronde berikutnya.
11953Please respect copyright.PENANAtgWfsYuAGM
11953Please respect copyright.PENANAq8R4TGIOYw
Kali ini dengan penuh kemesraan pak Burhan memeluk tubuh Farah yang masih telanjang bulat dan setengah pingsan itu dalam posisi menyamping. Dalam posisi mana pak Burhan memeluk Farah dari arah belakang, nafasnya yang hangat menggelitik kuduk dan telinga Farah. Tangan pak Burhan yang besar dan kasar mengusap pundak, kedua buah dada nan montok dan dipilin-pilinnya puting yang kembali mengeras dan mencuat indah disertai lenguhan Farah secara tak sadar.
11953Please respect copyright.PENANAF1hT1rNqhR
11953Please respect copyright.PENANAMGrRQNS9u5
Tangan itu kemudian turun mencari celah kemaluan Farah yang masih basah licin karena campuran lendir vagina, sperma dan juga darah keperawanannya. Tak dapat menahan nafsunya, maka pak Burhan beberapa menit kemudian membalikkan tubuh Farah menjadi terlentang dan diperkosanya kembali. 'Luka' dinding memek Farah akibat proses penembusan selaput daranya kembali tergesek-gesek dan dirasakan sangat nyeri ngilu. Namun Farah sudah terlalu
11953Please respect copyright.PENANAXFR5I22GQq
lemah untuk protes apalagi melawan, ia hanya bisa menangis terisak tersedu sedu dan pasrah ditaklukkan si rentenir tua.
11953Please respect copyright.PENANAJrzKjP8WwZ
11953Please respect copyright.PENANAAvp5B2l2Zf
Pak Burhan menyetubuhinya tanpa rasa kasihan, sambil membisikkan sesuatu ke telinga Farah, menyebabkannya menggeleng kepalanya dan tangisannya semakin menimbulkan iba.
11953Please respect copyright.PENANAx4VaT8eDFX
11953Please respect copyright.PENANAxGOIaM5X9c
Namun sejak itu pak Burhan tak pernah lagi mempersoalkan hutang keluarga Ustadz Arief Ubaidillah, dan buku-buku karangan Farah dapat dirilis oleh percetakan lainnya...
11953Please respect copyright.PENANAffj4sNsQL0
11953Please respect copyright.PENANApxggf3BxKR
Beberapa bulan kemudian dirayakan sebuah pesta pernikahan besar di sebuah balai desa di luar kota Bandung. Siapakah pasangan mempelai itu-banyak pengunjung berbisik-bisik mengatakan bahwa pasangan pengantin yang duduk di pelaminan itu amat tidak serasi, baik usia maupun penampilannya.
11953Please respect copyright.PENANALgeCJ22goJ