
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2272Please respect copyright.PENANANnrD9GSemV
2272Please respect copyright.PENANAYQZQAzZA21
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2272Please respect copyright.PENANAIvceNtmALG
2272Please respect copyright.PENANAISW9RwyNwu
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2272Please respect copyright.PENANA3yO2DuySgd
2272Please respect copyright.PENANAg30uv9jpp4
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2272Please respect copyright.PENANApm6BpBIZgo
2272Please respect copyright.PENANAknzdgLDejl
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2272Please respect copyright.PENANAnmnA4KQBLY
2272Please respect copyright.PENANAN69EAfxBIP
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2272Please respect copyright.PENANAuakTU0xM1K
2272Please respect copyright.PENANAjRUcNPLllX
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2272Please respect copyright.PENANAzpi1ATAiHJ
2272Please respect copyright.PENANA17xQsFcl28
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2272Please respect copyright.PENANA6r26II0rIy
2272Please respect copyright.PENANAsgtlLk38gP
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2272Please respect copyright.PENANAdk2a4hSWpG
2272Please respect copyright.PENANAMmateOGpLW
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2272Please respect copyright.PENANAbkoTklRmsf
2272Please respect copyright.PENANAGyELAdcSVR
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2272Please respect copyright.PENANA4yKLXfifAp
2272Please respect copyright.PENANAupPlmVDsg2
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2272Please respect copyright.PENANAaSnn7cCbtM
2272Please respect copyright.PENANAhyWylV0dd3
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2272Please respect copyright.PENANAS0r4IVjGEb
2272Please respect copyright.PENANA3p2JdAM7lC
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2272Please respect copyright.PENANAzHMy7G0pBO
2272Please respect copyright.PENANAdAGXbInuu2
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2272Please respect copyright.PENANAOG9CGpSphn
2272Please respect copyright.PENANAgFH5whEV4y
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2272Please respect copyright.PENANAEu5TRL7Dd0
2272Please respect copyright.PENANAelh2gQVHZp
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2272Please respect copyright.PENANAZc9zddS0Zz
2272Please respect copyright.PENANAL10MUAWAJe
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2272Please respect copyright.PENANAJtAs6HXiZ4
2272Please respect copyright.PENANAcYverdFvor
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2272Please respect copyright.PENANAwZdi5pXIHb
2272Please respect copyright.PENANAWH8zprxCBj
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2272Please respect copyright.PENANAJnFiCUq41q
2272Please respect copyright.PENANA0dd6dPTyro
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2272Please respect copyright.PENANAKh3Ws9RQ88
2272Please respect copyright.PENANAngpGt4DWtK
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2272Please respect copyright.PENANA8WgR0dtSLy
2272Please respect copyright.PENANAQWU4SrWYu3
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2272Please respect copyright.PENANAmarIjD3zxl
2272Please respect copyright.PENANAWGorCAGbJg
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2272Please respect copyright.PENANAxehX8JmoFG
2272Please respect copyright.PENANAaK66ZH3b40
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2272Please respect copyright.PENANAXCHgJe41Cq
2272Please respect copyright.PENANAqthVH3uI5s
Aku tidak menjawab.2272Please respect copyright.PENANAP4f5jWDqhz
2272Please respect copyright.PENANAkduYHBqoMY
“Enak, tan?” cercanya.2272Please respect copyright.PENANA6QhHSBaKQJ
2272Please respect copyright.PENANAJt8mUQRfn0
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2272Please respect copyright.PENANAf1xpoMgjSt
2272Please respect copyright.PENANAWnJUnwSHEU
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2272Please respect copyright.PENANAUaEa74t92g
2272Please respect copyright.PENANAEzyZUFxsL2
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2272Please respect copyright.PENANAAAtgGTmqHJ
2272Please respect copyright.PENANAdQoNmvc2lC
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2272Please respect copyright.PENANACKcLXiCLw8
2272Please respect copyright.PENANAFCT62p8uOS
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2272Please respect copyright.PENANAffSXgrQgnu
2272Please respect copyright.PENANACqA84NTdkj
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2272Please respect copyright.PENANA6QTC1Wtid4
2272Please respect copyright.PENANA34uz0QAL8Q
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2272Please respect copyright.PENANAlByyl0Ruzh
2272Please respect copyright.PENANAcC1l1TnboO
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2272Please respect copyright.PENANAYg2H6KgQDC
2272Please respect copyright.PENANAHTPRbfkQ3e
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2272Please respect copyright.PENANA81uODYV7Vm
2272Please respect copyright.PENANADncEOAVZxp
“Selamanya?”2272Please respect copyright.PENANAAbCEx9YulR
2272Please respect copyright.PENANAsEbf0I2Ifw
“Selamanya.”2272Please respect copyright.PENANAL8omldXrxb
2272Please respect copyright.PENANAAaHkK2MtdX
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2272Please respect copyright.PENANA0qEw7fRK7p
2272Please respect copyright.PENANACqfp8DeQK2
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2272Please respect copyright.PENANAONxUPk5ey8
2272Please respect copyright.PENANAqAQ8Fg5eFS
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2272Please respect copyright.PENANAAEg9m68vHj
2272Please respect copyright.PENANAZRDBvUyUy9
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2272Please respect copyright.PENANAYNhOcpFgWX
2272Please respect copyright.PENANAOiBJFTcSqS
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2272Please respect copyright.PENANAdDKsvuutjI
2272Please respect copyright.PENANAkijhA9prqs
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2272Please respect copyright.PENANAStPwi0MxaI
2272Please respect copyright.PENANAUXwXgZg2Oe
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2272Please respect copyright.PENANAXvJG6UR0Ll
2272Please respect copyright.PENANAl2fnJSVxNy
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2272Please respect copyright.PENANAicE5pcPFti
2272Please respect copyright.PENANATm0R2HUlca
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2272Please respect copyright.PENANAEnaUnFCtFx
2272Please respect copyright.PENANAgAUf5UF7EA
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2272Please respect copyright.PENANAAzjWAACwJo
2272Please respect copyright.PENANAD3TSNB2VHc
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2272Please respect copyright.PENANAtUJsFxLnji
2272Please respect copyright.PENANAkxmlpOGd06
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2272Please respect copyright.PENANAAp2t6qt6dP
2272Please respect copyright.PENANAyfaqkUXjcu
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2272Please respect copyright.PENANAAWQ1o9yZ40
2272Please respect copyright.PENANAPOt1dk1b2b
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2272Please respect copyright.PENANAkvXUvmjTmo
2272Please respect copyright.PENANAHene08HYDh
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2272Please respect copyright.PENANAHZdWvgItZJ
2272Please respect copyright.PENANATbjYnOy4M1
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2272Please respect copyright.PENANAY5q8ocTMED
2272Please respect copyright.PENANAVsRN7e7E8k
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2272Please respect copyright.PENANA3iiGrYUUy4
2272Please respect copyright.PENANATp47yjnzky
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2272Please respect copyright.PENANABYbtbqOeCW
2272Please respect copyright.PENANAPPmCbAn8cw
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2272Please respect copyright.PENANAMFi3MYJXNa
2272Please respect copyright.PENANA6lkbSQLmuL
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2272Please respect copyright.PENANA5mrGdsoOSs
2272Please respect copyright.PENANA5ahao7OL9f
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2272Please respect copyright.PENANA5GE1sHP5L9
2272Please respect copyright.PENANAPzrEBvqVWv
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2272Please respect copyright.PENANAvRVviiKK3L
2272Please respect copyright.PENANAuaddnM4WKL
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2272Please respect copyright.PENANAx35lsxS7mQ
2272Please respect copyright.PENANACxd0XwPxVV
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2272Please respect copyright.PENANAQMUXzciUE2
2272Please respect copyright.PENANAGAkd9sR3pv
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2272Please respect copyright.PENANAcA2zkRPrwk
2272Please respect copyright.PENANARqrW6gw9iE
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2272Please respect copyright.PENANA4qIrWoVvfK
2272Please respect copyright.PENANA03zKwJOeam
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2272Please respect copyright.PENANA26WKEujRTq
2272Please respect copyright.PENANAzOVibtkBxG
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2272Please respect copyright.PENANARBC2KXOUcb
2272Please respect copyright.PENANArKNhHISxUN
“Engga!”2272Please respect copyright.PENANAiCcxustRke
2272Please respect copyright.PENANAfU4ihifbgS
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2272Please respect copyright.PENANAkDorPhfUaB
2272Please respect copyright.PENANAp8YoUZ2QJq
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2272Please respect copyright.PENANAXJFDvWdPzJ
2272Please respect copyright.PENANAFaCCGvEjyW
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2272Please respect copyright.PENANAVvHQecrYOH
2272Please respect copyright.PENANAV1LP93fpzo
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2272Please respect copyright.PENANAL25SrwyFtz
2272Please respect copyright.PENANA7oZsL012re
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2272Please respect copyright.PENANAKA0gIXFDVr
2272Please respect copyright.PENANAyOHmeK70fr
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2272Please respect copyright.PENANA4GPIU5wdlo
2272Please respect copyright.PENANAj7g8i1tcLa
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2272Please respect copyright.PENANAeB37G34IWv
2272Please respect copyright.PENANAp3YyaLVpum
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2272Please respect copyright.PENANAzeOPDk8roj
2272Please respect copyright.PENANA1hlGpXRsMz
***2272Please respect copyright.PENANAUAVCYqRLAf
2272Please respect copyright.PENANAL3XN4sDCib
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2272Please respect copyright.PENANA4Z9gNDwTM6
2272Please respect copyright.PENANAWHqBExt5A4
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2272Please respect copyright.PENANAEkHloALi3M
2272Please respect copyright.PENANAEdf5pxgDyA
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2272Please respect copyright.PENANAv6L8ENAaaY
2272Please respect copyright.PENANA07wJ11uG2c
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2272Please respect copyright.PENANAX83RpQOiMa
2272Please respect copyright.PENANAvqpkrX0g9X
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2272Please respect copyright.PENANAjAtd6AYyuQ
2272Please respect copyright.PENANAsiH6iEmjs6
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2272Please respect copyright.PENANAPV5rW9TvOS
2272Please respect copyright.PENANAjbcVLesvq7
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2272Please respect copyright.PENANAlctbYPHORX
2272Please respect copyright.PENANAhvTwkpLfRJ
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2272Please respect copyright.PENANAdo5HFXN2z7
2272Please respect copyright.PENANANIB4FFOvaF
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2272Please respect copyright.PENANA9QETsC6NRP
2272Please respect copyright.PENANAjs6aa1aEsu
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2272Please respect copyright.PENANAodYZBPbZJ2
2272Please respect copyright.PENANA1z5BPCOQJR
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2272Please respect copyright.PENANAJ4GVl1H3z7
2272Please respect copyright.PENANAKvl4TWyv0t
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2272Please respect copyright.PENANAihLCvgKzI8
2272Please respect copyright.PENANA5SgQ3mO2bz
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2272Please respect copyright.PENANASOtjcuNUzL
2272Please respect copyright.PENANAbTeFrBEvfX
“Jangan di tutupin, tan.”2272Please respect copyright.PENANA197gB4gJjd
2272Please respect copyright.PENANAvuzAX39U8i
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2272Please respect copyright.PENANASr3AvCcKUn
2272Please respect copyright.PENANA7zDMtYRME7
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2272Please respect copyright.PENANAzUNQMRwxQ2
2272Please respect copyright.PENANAc2hMFowxqi
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2272Please respect copyright.PENANAmR5fuDNWCM
2272Please respect copyright.PENANAOENnsxqp5r
Aku tidak menjawab.2272Please respect copyright.PENANAifZDssbYVq
2272Please respect copyright.PENANA9b3jTtwf9j
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2272Please respect copyright.PENANAfvRjNq6JM9
2272Please respect copyright.PENANAyPYF28lbqI
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2272Please respect copyright.PENANAIlt9ReERVA
2272Please respect copyright.PENANA1KxLNzrxg0
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2272Please respect copyright.PENANASDS93uLfy0
2272Please respect copyright.PENANA5kycUgz1RK
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2272Please respect copyright.PENANAKQSt3bbS5v
2272Please respect copyright.PENANABHzDK0YmSh
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2272Please respect copyright.PENANAorJwrFh4G6
2272Please respect copyright.PENANA6ArKY6ePjR
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2272Please respect copyright.PENANAu1NHvhDTYg
2272Please respect copyright.PENANAf7uJkPlC9K
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2272Please respect copyright.PENANABHbm6XX5KD
2272Please respect copyright.PENANAPDwlOmpwRF
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2272Please respect copyright.PENANA2FF9H6uJI6
2272Please respect copyright.PENANANU02mMdWGz
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2272Please respect copyright.PENANAwcsP2W8xQm
2272Please respect copyright.PENANAOZZqxyIDSH
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2272Please respect copyright.PENANA6K0oBIsXPB
2272Please respect copyright.PENANAN8Wid0410W
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2272Please respect copyright.PENANAeEMKIXXMfc
2272Please respect copyright.PENANArAJAJruNUg
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2272Please respect copyright.PENANAwzuac0L11I
2272Please respect copyright.PENANAu4Vktisv5i
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2272Please respect copyright.PENANA2WRUDxNrb9
2272Please respect copyright.PENANALyavvfLPgW
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2272Please respect copyright.PENANAX98TuNRyuU
2272Please respect copyright.PENANAYaV3zsqJQo
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2272Please respect copyright.PENANAejumCHoZ6I
2272Please respect copyright.PENANAlIBf4pbAMf
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2272Please respect copyright.PENANAdOUaPRf9Vc
2272Please respect copyright.PENANA7IM8Ui6c63
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2272Please respect copyright.PENANAM6gqXmbctQ
2272Please respect copyright.PENANAyEdYuIHM4K
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2272Please respect copyright.PENANA6Zms7pbVJ4
2272Please respect copyright.PENANAKXDwRzIkai
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2272Please respect copyright.PENANAjHtvgZwXla
2272Please respect copyright.PENANAmmkqBeu7Br
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2272Please respect copyright.PENANAcVqfmmNVN3
2272Please respect copyright.PENANAJyqxdTiYSA
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2272Please respect copyright.PENANAr78Flq4acN
2272Please respect copyright.PENANA6qd8IbwhPK
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2272Please respect copyright.PENANA67fsiIg6eh
2272Please respect copyright.PENANAXfQAG3AkWf
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2272Please respect copyright.PENANAy7HVFuvjsC
2272Please respect copyright.PENANAf98v6S4Oem
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2272Please respect copyright.PENANAqdsD2daEaZ
2272Please respect copyright.PENANAUtJsxyPmeg
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2272Please respect copyright.PENANAkxFdTJWrdh
2272Please respect copyright.PENANACl3VuygtqS
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2272Please respect copyright.PENANAomjEJadVUU
2272Please respect copyright.PENANAN6nfgYfmNB
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2272Please respect copyright.PENANA1vgypudYaN
2272Please respect copyright.PENANA1KhqcwcyoR
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2272Please respect copyright.PENANAYr3dZcSXYC
2272Please respect copyright.PENANA9Cmg3rhjNc
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2272Please respect copyright.PENANA0KDkpCQAJn
2272Please respect copyright.PENANAlzCsYj2W6y
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2272Please respect copyright.PENANAo5k52vTzN2
2272Please respect copyright.PENANAptL4JKv15X
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2272Please respect copyright.PENANAfEEGaHPhfu
2272Please respect copyright.PENANAD28cw2I0cb
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2272Please respect copyright.PENANAaxh5V5MVmy
2272Please respect copyright.PENANAyO1JowU5hR
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2272Please respect copyright.PENANA6J3t9d7dpX
2272Please respect copyright.PENANAYzTy7bTc0q
“engga, Jorok!”2272Please respect copyright.PENANA6nFPNnQBCE
2272Please respect copyright.PENANAY9xZKb2Hdb
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2272Please respect copyright.PENANAGh5fLcb9fe
2272Please respect copyright.PENANAqAvgHXjzxi
“Kunci pintunya.” Kataku.2272Please respect copyright.PENANABJCCPbquyC
2272Please respect copyright.PENANAnuzUyjgFMP
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2272Please respect copyright.PENANAcr6Ha6bFVj
2272Please respect copyright.PENANAPkuWDgry7l
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2272Please respect copyright.PENANAnbRjKFapbb
2272Please respect copyright.PENANAEcGGNWOLG1
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2272Please respect copyright.PENANASeHrvx85ig
2272Please respect copyright.PENANAoXX0NTxk0t
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2272Please respect copyright.PENANAwMGIedgVg9
2272Please respect copyright.PENANA5kqPsun4v0
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2272Please respect copyright.PENANAaqDyNwBHi3
2272Please respect copyright.PENANAvYffOaIp2b
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2272Please respect copyright.PENANArQljCms4Lc
2272Please respect copyright.PENANAqRQpJbpDXB
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2272Please respect copyright.PENANAiJNyRMKkby
2272Please respect copyright.PENANAdHg4So3JaD
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2272Please respect copyright.PENANAuozEsTjI51
2272Please respect copyright.PENANAYNZkGJ1oID
“Masih lama gak?” tanyaku.2272Please respect copyright.PENANA2n4EIfllJb
2272Please respect copyright.PENANAF6sdmLBuda
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2272Please respect copyright.PENANAr06ymynyAi
2272Please respect copyright.PENANAlqk7iSTaiX
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2272Please respect copyright.PENANAjpv43Cp15F
2272Please respect copyright.PENANAjJXzt0hPJo
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2272Please respect copyright.PENANAaf2T4gfa9b
2272Please respect copyright.PENANAVV1ALKc91w
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2272Please respect copyright.PENANAH6YAXqElAN
2272Please respect copyright.PENANAxPv3qwtX8z
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2272Please respect copyright.PENANAJtQg2XBUil
2272Please respect copyright.PENANAIHNvlGsJPw
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2272Please respect copyright.PENANAYC6J7Eri0F
2272Please respect copyright.PENANASS9WGP4Ivn
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2272Please respect copyright.PENANAYGY58isU6K
2272Please respect copyright.PENANAcv8Fcqrrt1
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2272Please respect copyright.PENANAT75jxDaZcM
2272Please respect copyright.PENANAfMnDSt0f7k
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2272Please respect copyright.PENANAD3l5UZ6GtO
2272Please respect copyright.PENANAppcW7MWUGv
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2272Please respect copyright.PENANA4MRe66sxhc
2272Please respect copyright.PENANAW1SFv2Llh2
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2272Please respect copyright.PENANAJs8aU0ZrIi
2272Please respect copyright.PENANAbsYSx9s9jd
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2272Please respect copyright.PENANAXFrWNlhp8w
2272Please respect copyright.PENANAHtbFg9NB3D
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2272Please respect copyright.PENANAuPi5YPMQoP
2272Please respect copyright.PENANANwgoQTF5FT
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2272Please respect copyright.PENANAEECOLQNiMd
2272Please respect copyright.PENANA6Rcxri8v3p
“Gak!” jawabku ketus.2272Please respect copyright.PENANAev0aL6pG1A
2272Please respect copyright.PENANA3xuu10xGrJ
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2272Please respect copyright.PENANA26TK3snUXR
2272Please respect copyright.PENANAFJxbayJdil
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2272Please respect copyright.PENANA8ajGrZGrE4
2272Please respect copyright.PENANAHqm7viugXc
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2272Please respect copyright.PENANA5HAXtWcT2f
2272Please respect copyright.PENANAMMnufYZ8HY
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2272Please respect copyright.PENANAFSTCgb8z33
2272Please respect copyright.PENANAgoXGOeR8Gm
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2272Please respect copyright.PENANAvxb04qHeGt
2272Please respect copyright.PENANAtCwYi2ZlKW
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2272Please respect copyright.PENANA6qcoZmTUPb
2272Please respect copyright.PENANAaXiNdONVhx
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2272Please respect copyright.PENANANrVt56kBVO
2272Please respect copyright.PENANAKjiSmnwXSN
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2272Please respect copyright.PENANAVtb2blPDIh
2272Please respect copyright.PENANAmkfOtTgTUf
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2272Please respect copyright.PENANABZIUhVjoYb
2272Please respect copyright.PENANASX3oyjknZj
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2272Please respect copyright.PENANAxtTxHGeyTS
2272Please respect copyright.PENANAWVnmb5pb0T
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2272Please respect copyright.PENANAc6SzZtZnV6
2272Please respect copyright.PENANAb0k0KElh3s
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2272Please respect copyright.PENANAcon4Gh6eyU
2272Please respect copyright.PENANAUiudpIWhzj
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2272Please respect copyright.PENANA925NhhVaOD
2272Please respect copyright.PENANAzYrujf8Kd4
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2272Please respect copyright.PENANAXlLcKaobeh
2272Please respect copyright.PENANAta35cuolCY
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2272Please respect copyright.PENANAOpMZBLS1n2
2272Please respect copyright.PENANAeUbFfXed7b
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2272Please respect copyright.PENANARXZTNyI0QX
2272Please respect copyright.PENANACWcokvGPiJ
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2272Please respect copyright.PENANAZ6g3gUIhnz
2272Please respect copyright.PENANAR642FbrEPW
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2272Please respect copyright.PENANAJEOgqMt0s1
2272Please respect copyright.PENANABcAiYzg1qK
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2272Please respect copyright.PENANABIzCSxzXYC
2272Please respect copyright.PENANAjVd3qXIFdX
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2272Please respect copyright.PENANAJxss51wQLj
Bersambung
2272Please respect copyright.PENANAqJ9lVxyrna
2272Please respect copyright.PENANAF3YPdlz9Nf
2272Please respect copyright.PENANAhESnoDxAVW