
#########
Cerita ini lanjutan jika Anda menolak menjadi gundik resmi si Pak Tua Trisno
Cerita ini singkat dan tidak ada kegiatan ena-ena di dalamnya karena part ini hanya untuk bridging cerita (jembatan)
167Please respect copyright.PENANAANvGAwwyhH
Seperti layaknya hidup dalam dunia nyata, setelah bertemu pilihan
Dalam waktu singkat, Hana dihadapkan dengan pilihan lain.
Meski pilihannya simple tapi dapat berdampak pada apa yang akan terjadi kepada si Nymphomaniac penyuka pria lansia kita ini.
167Please respect copyright.PENANA3CHMS4YLTY
Pilih dengan bijak
167Please respect copyright.PENANAcQkaVEInCf
#########
167Please respect copyright.PENANAOgbeQTTHQa
167Please respect copyright.PENANAzCGpoTKjy6
167Please respect copyright.PENANAsaoHpROvtV
167Please respect copyright.PENANAQOqYlbs3aC
167Please respect copyright.PENANAbZfb1PxLES
167Please respect copyright.PENANAkf7UJSRSpg
167Please respect copyright.PENANAdvsDDrEemz
167Please respect copyright.PENANA9lNSB4jymj
167Please respect copyright.PENANA7JcCGpSFgn
167Please respect copyright.PENANAkCu8nWpLCl
167Please respect copyright.PENANA5PJfpNFX8I
167Please respect copyright.PENANASWe1MvplTZ
167Please respect copyright.PENANAaMMhFeDSlh
167Please respect copyright.PENANAwo05KZCD9u
167Please respect copyright.PENANAuv4npvg6Ce
167Please respect copyright.PENANAUUdUKNJghZ
167Please respect copyright.PENANAKptQPSJm89
167Please respect copyright.PENANAEmyd9DiooF
167Please respect copyright.PENANAx2kFTFkLkI
167Please respect copyright.PENANA7HpUctkuKT
167Please respect copyright.PENANAxg693Qj181
167Please respect copyright.PENANAHlQx0A6IPU
167Please respect copyright.PENANAifRX4SCZHV
167Please respect copyright.PENANAQD8I292Xt1
167Please respect copyright.PENANAjByq7aHWCv
167Please respect copyright.PENANArIYgnF5UD4
167Please respect copyright.PENANAZNp7PF35yb
167Please respect copyright.PENANA7gra5hUjwo
167Please respect copyright.PENANAkAImQFsZTL
167Please respect copyright.PENANAOQATEaGzJP
167Please respect copyright.PENANAtPmcRayJO8
167Please respect copyright.PENANADud9gGsPcn
167Please respect copyright.PENANAGUWlWZz6E1
167Please respect copyright.PENANAgBMtwPveiN
167Please respect copyright.PENANAqjdm0B1yww
167Please respect copyright.PENANACVakFxnQb5
167Please respect copyright.PENANA3D19GickdL
167Please respect copyright.PENANALdNyBD5TYE
167Please respect copyright.PENANAWToGuQWtus
167Please respect copyright.PENANAq2Up0hupIF
Hana Masih Kepikiran Jawaban ke Pak Trisno
167Please respect copyright.PENANA8l5kiLdlng
“Maaf, Mas....Hana mau banget tapi Hana punya masalah besar dan memang rencana hanya beberapa hari saja, sekali lagi maafkan Hana ya, Mas”.
Teringat atas jawabanku saat itu ke Pak Trisno.
Bukannya aku tidak mau menjadi istrinya yang menemaninya setiap hari dan mempunyai ‘rumah’ kembali, tapi aku sangat takut kalau nanti terlacak dan Pak Trisno jadi terseret dengan masalahku.
Akhirnya aku kembali berpergian dan menginap berganti-ganti hotel dan berpindah-pindah area sampai sekitar 10 harian.
Aku mulai bingung apa yang harus kulakukan, apa hidupku akan terus menerus nomaden seperti ini?.
Aku mau mencari hotel yang agak jauh, jadi aku mampir ke warnet terlebih dulu.
Ya meski agak susah zaman sekarang untuk mencari warnet tapi aku masih bisa menemukannya.
Susah juga ya kalau tidak ada hp, mesti bertanya ke penduduk sekitar dan tentu kalau yang kutanya laki-laki, pasti ada saja modus mau mengantarku lah, mau nemenin aku lah, malah ada yang menawarkan rumahnya untuk tempat menginap.
Ya seenggaknya masih positif sih, karena gadis muda yang cantik dan dengan tubuh sintal pasti banyak yang mau bantu...hehehe...
Saat sedang mencari-cari hotel, aku membuka emailku, aku iseng mengirimi email ayahku untuk sekedar memberikan kabar bahwa aku baik-baik saja dan menanyakan kabarnya.
Huft, aku sudah melakukan ini berkali-kali tapi aku tidak pernah mendapatkan balasan.
Karena rasanya aku sudah jenuh mencari-cari hotel tiap saat, aku pun hanya merefresh page-page saja.
Halaman email juga aku refresh, tapi tiba-tiba ada angka 1 di inbox emailku.
“eh kok?”, aku penasaran. Aku klik inboxku.
“eh dari email ayahku...”.
“Hana sayang...
Maaf kalau kamu harus menerima pesan otomatis ini.
Ayah sudah mengurus permasalahan tentang orang yang ngejar-ngejar kamu.
Sudah selesai semua, kamu tidak akan dikejar-kejar lagi dan kamu tidak perlu hidup dalam pelarian lagi.
Semua sudah beres, kamu bisa melanjutkan hidup seperti biasanya.
Ayah di sini juga baik-baik saja, tapi maaf, Ayah masih belum bisa bertemu kamu karena suatu hal.
Pak Aryo pun sudah Ayah kabari.
Ayah kirimkan uang sisa dari urusan Ayah, sekitar 300 juta.
Sebenarnya Ayah ingin sekali bertemu kamu dan menemani kamu melanjutkan kuliah, tapi sepertinya Ayah baru bisa menemui kamu tahun depan.
Maafkan Ayah, tapi kamu sekarang bisa tenang dan melanjutkan pendidikan kamu.
Semoga kamu dan Ayah bisa bertemu secepatnya dan dalam keadaan sehat semua.
Mohon jangan di balas email ini karena Ayah tidak akan menggunakan email ini lagi.
Salam sayang sepenuh hati, Ayah...”.
167Please respect copyright.PENANAJGoXz8c8j5
Tanpa sadar, aku pun menitikkan air mata.
“Ayah....”, lirihku pelan seraya menutup mulut menahan suara tangis yang sekiranya bisa saja keluar dari mulutku.
“War is over....”, seakan potongan lagu tersebut menggambarkan kondisiku sekarang.
Aku segera mengatur nafas, menyeka air mata dan mengontrol emosi.
Namun, bukan emosi sedih atau gimana, lebih kepada emosi lega luar biasa.
“Mbak nggak apa-apa?”, tanya operator warnet ketika aku berdiri di depannya untuk membayar billing warnet, mungkin melihat mataku yang sembap.
“nggak apa-apa, Mas...ini air mata bahagia kok...”, jawabku dengan penuh senyuman lepas.
Dia sedikit terdiam namun dari ekspresinya sih, nampak terpana dengan senyumanku.
“Mbaknya sendiri aja?”.
“iyaa, Mas...”, jawabku sambil menunggu kembalian.
“bukan orang sini ya?”.
“iya, Mas...cuma habis liburan aja...”, jawabku dengan perasaan penuh lega.
“Mbaknya selebgram ya?”.
“Oh bukan sih, Mas, kenapa emangnya, Mas ?”.
“ah nggak, Mba. Soalnya Mba cantik banget...”, jawabnya terang-terangan.
“makasih loh, Mas...”, jawabku ramah.
Mungkin kalau aku belum terima kabar itu, aku bakal semprot si mas-mas satu ini.
“Saya boleh minta IG nya nggak, Mba ?”.
“oh boleh, Mas”.
Aku pun memberikan id IG ku karena mood hatiku sedang senang.
Keluar dari warnet, entah kenapa suasananya terasa lebih sejuk dan adem, udara terasa lebih hangat menenangkan.
Mengetahui kalau sekarang aku sudah aman dan tak hidup dalam pelarian lagi, aku memutuskan satu hal yang langsung terpikirkan olehku, beli handphone lagi.
Aku segera pergi ke mall dan toko resmi offline untuk membeli handphone yang tidak terlalu bagus tapi tidak terlalu murahan juga, tier tengah lah pokoknya.
167Please respect copyright.PENANAMDJI7QTROE
Hana Bergegas ke Bandara
167Please respect copyright.PENANAvZFciGWZ1P
Kemudian, hal berikutnya yang langsung terpikirkan olehku yakni tempat tinggal.
Karena aku sudah singgah ke beberapa kota selama pelarianku, aku punya beberapa pilihan kota tapi aku sudah memutuskan untuk menetap di salah satu kota yakni kota yang terkenal sering hujan.
“Yosh...saatnya berangkat...”.
Aku pun segera ke bandara, beli tiket on the spot untuk berangkat ke kota tersebut.
Aku pun bisa tertidur di pesawat, pasti karena sekarang hatiku sudah merasa tenang sekaligus aman.
Sesampainya di bandara, aku pun beristirahat dulu di bandara, memesan taksi online dan menuju 3 lokasi perumahan yang sudah kucari sebelum naik pesawat.
Gila juga ya, langsung cari rumah di hari yang sama mendapatkan kabar, mungkin sangking muaknya hidup dalam pelarian.
Apalagi aku ada tabungan dari transferan Pak Aryo yang memang sengaja kutabung dan ditambah dengan transferan dari Ayahku sebesar 300 juta, berarti di tabunganku ada sekitar 1.2 M.
“Maaf ya, Pak Aryo. Uangnya aku pake dulu...nanti aku ganti secepet mungkin”.
Aku pun sampai di tempat perumahan cluster pertama yang kutuju.
Tentu bukan cluster yang mewah dengan rumah-rumah yang luasnya lebih dari 150m2, budget aku aja hasil dari pinjam uang Pak Aryo.
Dan aku berencana untuk membagi beli rumah cash sebesar 800 jutaan, motor listrik 30 jutaan dan sisanya untuk bertahan hidup karena aku tak tahu apakah Pak Aryo masih mengirimkan bantuannya atau tidak.
167Please respect copyright.PENANAbvoe2P13Rz
Yah, setelah bertemu dengan marketing 2 lokasi perumahan, sekiranya cukup untuk hari ini karena pas aku sampai tadi sudah tengah hari, jadi sudah lumayan sore saat aku selesai lihat-lihat di perumahan kedua, aku pun kembali menginap di hotel terdekat dari lokasi perumahan terakhir yang kukunjungi.
Esok hari pun menjelang, setelah sarapan, aku pun sedikit berolahraga di kamar.
Aku berdiri di depan kaca yang tingginya sebadan, mungkin karena hotel yang sedang kutempati sekarang cukup berkelas dan memang agak unik, aku agak kaget juga ternyata ada kaca sebadan di kamarnya.
Aku melihat diriku sendiri yang berkeringat karena habis berolahraga.
Bukan bermaksud aku narsis atau apa, tapi kulit putih mulusku berkemilauan cahaya dikarenakan keringat yang tersorot oleh matahari pagi.
Wajah cantik yang seperti model douyin China, aku pernah search ternyata wajahku mirip sekali dengan model China dengan nama panggung Mini Da Meng Meng, ditopang dengan tubuh yang sintal, lekukan tubuh jam pasir yang seakan memang diperuntukkan untuk para lelaki dengan nyaman dan pas saat memelukku.
Kedua bongkahan pantatku yang bulat kenyal dan terangkat ke atas.
Dan dilengkapi dengan senjata utamaku yakni sepasang payudara berukuran 36D yang terpampang bulat kenyal dan kencang seakan menantang pria untuk mengusel-uselnya.
Aku tahu, kalau payudara seukuranku biasanya tidak akan bulat menantang, tapi lebih kepada menggantung, ini semua berkat teknik pijatan Pak Karso.
Mungkin seharusnya kedua buah daging kembarku ini tidak sebesar ini, mungkin hanya sekepal nasi KFC saja, namun karena pijatan Pak Karso setiap hari dan dilanjutkan olehku sendiri, terbentuklah payudara indahku saat ini.
Tak heran meski berpakaian lengkap dan cukup tertutup, para pria melihatku seperti singa melihat daging segar karena wajah dan tubuh sintalku ini seakan memang tercipta untuk menjadi umpan menggiurkan sekaligus ‘hiburan mata’ bagi para lelaki.
Aku yakin sebenarnya aku bisa saja mengincar artis atau pengusaha, menjadi istri yang diratukan dan hidup mewah dengan penampilanku ini.
Tapi, aku teringat dengan pesan ibuku bahwa setidaknya di zaman sekarang, perempuan harus berpendidikan tinggi juga sehingga tidak dianggap remeh apalagi dengan suami nanti.
Dan, lagipula kan seleraku beda, para pria-pria di penghujung umur hehehe.
Selesai asik tenggelam di pikiranku sendiri, aku membalas pesan di IG ku dari sekian banyak yang mengajakku berkenalan.
Dan tak sedikit pula, ada pesan dari para lelaki yang kulihat di IG nya pun ada foto istri dan anaknya.
Dasar lelaki emang ya, lihat yang bening dikit, langsung saja tebar jaring.
Ada juga beberapa tawaran endorse.
Pesan IG yang kubalas cuma 2 jenis, yang tawaran endorse dan malah Om-Om yang IG nya agak norak, alias sebelum kaum milennial yang coba-coba pakai IG. Hehehe
167Please respect copyright.PENANASgixmgpYrF
Usai mandi dan bersiap, aku pun segera bergegas menuju 1 perumahan terakhir lagi yang menjadi incaranku.
Karena memang agak jauh, aku pun mesti berangkat dari pagi.
Aku menggunakan taksi online karena biasanya kalau aku menggunakan transportasi umum lainnya, pasti aku dilihati.
Mungkin disangka artis, influencer, atau semacamnya yang membuatku merasa agar tidak nyaman.
Memakan jarak tempuh sekitar 1 setengah jam dari hotelku, sepertinya perumahan ini memang cukup jauh dari mana-mana.
“Mba Hana ya?”.
“iyaa...ini Pak Rudi ya?”.
“yaa betul, Mba...sendiri aja, Mba? Nggak sama suami ?”.
“ah...saya belum nikah, Pak...”
“ooh kalo gitu...Mba lagi cari-cari rumah buat nanti sama calon ya?”.
“nggak juga sih, Pak...pacar aja nggak punya...”.
“waaw...berarti Mba Hana emang cari rumah buat sendiri gitu?”, tanyanya sambil senyum.
Entah kenapa, aku merasa kalau Pak Rudi seakan lega dan ada niatan tertentu setelah aku bilang masih sendiri atau memang marketing rumah seperti itu ya?
“kalau gitu...saya tahu tipe yang tepat untuk Mba Hana....”.
Aku pun ditemani Pak Rudi untuk melihat-lihat unit dengan tipe yang menurutnya cocok denganku.
Entahlah memang dia agak-agak mesum atau gimana, tapi dia selalu cari kesempatan untuk memegangku, lengan atau pundakku.
Terpaksa, aku agak menjaga jarak karena maaf ya, meski menyimpang yakni suka dengan lelaki di penghujung usia, tapi aku tidak suka jika baru pertama saja sudah mesum.
Mengkesampingkan itu, perumahan yang kukunjungi ini memang cukup jauh dari mana-mana tapi masih ada sih beberapa fasilitas seperti tempat ibadah, sekolah, minimarket, dan lain-lain, cuma hanya jauh dari pusat kota.
Untuk row jalan pun sangat lebar, bisa 3 mobil sekaligus.
Dan mungkin karena jauh dari pusat kota, untuk budget yang kupunya ternyata masih dapat unit dengan tipe luas tanah 120m2, lebar 8 dan panjang 15m dan 2 lantai pula.
“nanti berkabar ya, Mba...”.
“iya, Pak Rudi. Terima kasih ya untuk house tour nya....”.
“kalau Mba Hana juga butuh sekedar teman ngobrol atau teman ngopi...saya juga siap kok, Mba...”.
“aah...ii..ya, Pak...”, jawabku agak awkward.
167Please respect copyright.PENANAxcWUz0pttF
Secepat mungkin ku tinggalkan Pak Rudi karena beberapa kali kulihat dia curi-curi pandang kepadaku, dan sepertinya dia sangat ingin sekali ‘berkenalan’ lebih dekat dengan kedua daging kembarku yang kenyal menantang ini.
Hmmm...aku jadi bingung, dari ketiga area perumahan cluster tersebut, semuanya punya tipe yang masih budget dan sesuai keinginanku.
167Please respect copyright.PENANASMAXJxgdth
Lokasi pertama, terletak di dekat kawasan industri, dikarenakan aku tak tahu apakah dukungan finansial dari Pak Aryo atau Ayahku akan berlanjut atau tidak, lebih baik aku mencari kerja terlebih dahulu berbekal ijazah SMAku.
Siapa tahu karena lebih dekat dengan area industri, jadi ada pertimbangan positif ketika aku melamar.
Lokasi kedua, terletak dekat area kampus yang cukup terkenal di kota hujan ini dan cukup dekat antara versi negeri dan versi swasta nya.
Aku harus mengutamakan pendidikan dulu sehingga nantinya bisa lebih banyak pilihan ke depannya, aku tidak bilang pilihan jadi mudah ya, setidaknya aku bisa mempunyai cabang pilihan lain nantinya.
Lokasi ketiga, perumahan tadi, dengan marketingnya yang mesum, yang melihatku lebih sebagai ‘pabrik susu’ berjalan.
Mungkin, kalau kugoda dikit, dia bisa beri diskon lebih sehingga aku masih punya cukup uang untuk membeli mobil listrik, dan aku bisa menjadi taksi online seraya tetap melanjutkan pendidikan, mungkin dengan kelas malam atau sebaliknya.
Tapi ya itu, sangat jauh dari pusat kota, meski perumahan itu jatuhnya adalah cluster perumahan mandiri.
167Please respect copyright.PENANAUmh9RSBdAy
Jadi, tolong bantu aku, si Hana yang baru lepas dari pelarianku ini dan seperti terlahir dengan nafas baru untuk memiliki rumah tetap meski bukan di ibukota seperti dulu, perumahan mana yang harus kupilih.
167Please respect copyright.PENANAaIdhqIBCHU
Hana Pulang dari Kerja
167Please respect copyright.PENANAZPIXXGhkiU
1.Lokasi Pertama, kemungkinan aku bisa mendapatkan pekerjaan.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 40%,
Kemungkinan Bad Ending : 50%
)
167Please respect copyright.PENANAWLgKUAQxC6
167Please respect copyright.PENANAvQlbEHbj0g
167Please respect copyright.PENANAoYwiab2U0T
167Please respect copyright.PENANApjJG3VWwxw
167Please respect copyright.PENANAhGoFOj1fC1
167Please respect copyright.PENANAe5zZNNaS1t
Hana Kuliah
167Please respect copyright.PENANA1yi1QbRPUf
2.Lokasi Kedua, rumah yang cukup dekat dengan universitas ternama di kota hujan ini.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 95%,
Kemungkinan Bad Ending : 65%
)
167Please respect copyright.PENANALj8kIhv7KJ
167Please respect copyright.PENANAcUE09hz8nL
167Please respect copyright.PENANAfkpaoCibwT
167Please respect copyright.PENANATvADMNlagV
Hana di Rumah Mewah namun Jauh
167Please respect copyright.PENANAWvjWERefZ0
3.Lokasi Ketiga, jauh dari mana-mana namun mungkin aku bisa mendapatkan diskon lebih sehingga aku bisa membeli mobil listrik, bekerja sebagai taksi online sekaligus melanjutkan kuliah juga meski bukan di kampus ternama.
(
Kemungkinan Karakter Wanita Baru : 80%,
Kemungkinan Bad Ending : 85%
)