Genap sudalah satu bulan Anisa bekerja sebagai pembantu untuk keluarga Pendeta Johan, hari ini adalah hari gajian pertama bagi Nisa, hari yang sangat dinantikannya dari jerih payahnya. Dalam pikiranya, dia juga akan mengirim setengah dari Gajinya untuk orang tuanya, untuk keperluan Putri kecilnya yang terpaksa berhenti diberi Asi oleh Nisa karna paksaan keadaan. Asifa Putrinya yang comel memang sesungguhnya masih butu ASI dari Ibunya, sebab usianya masih 4 tahunan. Akhirnya Susu Formula lah yang menggantikan ASI dari Nisa yang sangat kaya akan Nutrisi itu. Selama sebulan ini, Nisa memang kurang nyaman dengan buah dadanya yang masih mengeluarkan ASI, buah dadanya yang lumayan montok jika dibandingkan dengan tubuhnya. Selama sebulan Ini, Nisa pun harus berkali kali ganti BH setiap harinya karna basah akibat ASInya yang tumpah sendiri, apalagi produksi ASI miliknya memang sangatlah banyak, sehingga hal itu membuatnya kadang merasa sakit dan tak nyaman, sebab tak adal mulut mungil Putrinya yang menyedotnya.
181Please respect copyright.PENANACIcV4vABoH
Tibalah hari gajian, saat itu Diana, Putri dari Majikannya juga sedang berada di rumah, dia pulang di Jumat Sore dari Jogja, dan akan kembali di Minggu sore.
181Please respect copyright.PENANAMdgxpHL86y
Nisa pun di panggil oleh Diana
181Please respect copyright.PENANAlKqIXQ0lFj
"Nisa"
181Please respect copyright.PENANAfPXSJnaHf5
"Iya Teh" (sahut Nisa sambil melangkah ke depan)
181Please respect copyright.PENANA9NLrdjiziF
Disana, di ruang utama, Diana dan Pak Johan sudah ada, duduk di Sofa besar ruang utama rumah itu, disana juga ada Ibunda dari Diana, duduk di Kursi roda.
181Please respect copyright.PENANAiqX7ZfZT0x
"Sini Nis, duduk situ"
181Please respect copyright.PENANAaz2ESzvqgf
"Iya Teh, Nisa duduk disini saja, di bawah"
181Please respect copyright.PENANAF1KdyQF7HR
"Jangan dong! Di rumah ini gak bisa gitu, duduk di kursi sekarang"
181Please respect copyright.PENANAd1zxfMXMMI
Akhirnya dengan terpaksa, Nisa pun duduk di Sofa kecil ruangan itu, di Sofa yang berjarak satu meteran lebih dari posisi Keluarga Majikannya tersebut.
181Please respect copyright.PENANAs5Nn6zG2no
"Ini kan sudah satu bulan Pas Nisa kerja disini, gimana? Betah gak?
181Please respect copyright.PENANAOdB6ZcHaId
"Alhamdulillah, betah Teh" (ucap Anisa kepada Diana) dia memang diminta memanggil Teh oleh Diana, daripada memanggilnya dengan nyonya atau Non, sebab memang usia mereka terpaut 3 tahun lebih tua Putri bungsu dari Majikannya itu.
181Please respect copyright.PENANAr8k5jXqBph
"Oh iya Nis, gaji kamu mau kamu terima tunai semua atau mau disimpan sebagian?
181Please respect copyright.PENANArJOLDo3MFX
"Kalau bisa si Teh, Nisa minta tolong untuk di kirim ke kampung setengahnya"
181Please respect copyright.PENANAFYGQKCeQTy
"Oh gitu, ada emang nomor rekeningnya?
181Please respect copyright.PENANAAwQuwRAzol
"Ada Teh, rekrning Bapak Nisa"
181Please respect copyright.PENANAeLlG9NIbXZ
"Ya udah sini"
181Please respect copyright.PENANAHXg3V57qSu
Nisa pun memberikan nomor rekening salah satu Bank milik Pemerintah yang umum dipakai orang kampung milik Ayahnya. Diana kemudian langsung mentrasfernya setelah memperlihatkan nama penerima ke Anisa untuk memastikannya. Sebagian dari Gajinya itu pun Nisa terima tunai dan itu untuk kebutuhannya bulanan, untuk jajan, Nisa juga mendapat tambahan uang dari Diana, karna Nisa lanjut bekerja menjaga orang tuanya, dan dari apa yang diceritakan Papahnya, Pembantunya itu sangat cekatan bekerja, dan bahkan bisa mengalahkan Bi Darmi mantan pembantu mereka, Memang Diana bisa menilai itu, dengan melihat Rumahnya yang makin bersih dan juga pekarangan rumahnya yang terawat dan lebih segar karna ditanami bunga oleh Anisa.
181Please respect copyright.PENANA10PJo6QGwD
Setelah menerima gaji pertamanya, Nisa pun sangat bahagia, dia juga langsung mengabari Ibunya di kampung, kalau Nisa sudah mengirim uang dan agar di ambil, Nisa juga mengabari Suaminya akan itu, dan rasa syukur pun terpanjat dari Suaminya.
181Please respect copyright.PENANAomDEGdFW4O
Hari hari pun berganti, kebiasaan Johan untuk ikut menonton di ruang tengah menemani Nisa kembali terulang setelah Putri bungsunya yang masih di anggap kecil olehnya kembali ke Jogja. Diana memang sangat manja terhadap Papahnya itu, bahkan tak segan segan memeluknya, bagi Johan juga hal itu sangat wajar, sebab bagi seorang Bapak, selama Putrinya belum berumah tangga, tetaplah di anggap sebagai anak kecil.
181Please respect copyright.PENANA7sTU5xpJl8
Akhirnya selesai juga Sinetron tersebut, Nisa lalu pamit duluan untuk tidur, demikian juga dengan Johan, dia pun langsung ke kamarnya dan berbaring di samping Istrinya. Johan mencoba memejamkan matanya untuk tidur tapi tak bisa, disisi lain, Anisa juga demikian. Akhirnya Johan pun memberanikan diri mengirim pesan kepada Nisa, pesan WA.
181Please respect copyright.PENANAEyEAUHuRLG
"Nis, sudah tidur? Bapak gak bisa tidur nih, maaf ya Nis mengganggu"
181Please respect copyright.PENANAIAIGPfgk59
Cukup lama Nisa tak membalas pesan itu, walau akhirnya Nisa pu balas.
181Please respect copyright.PENANAdj7VPRRY7P
"Iya Pak, gak apa apa, emang kenapa Pak gak bisa tidur?
181Please respect copyright.PENANARiGL1K2Hh3
Mendapat balasan dari Pembantunya itu, Johan pun bersemangat untuk segera membalas, dan membalasnya dengan godaan, pujian.
181Please respect copyright.PENANA4O8L7AZ4NF
"Iya Nis, entah kenapa, Bapak merasa nyaman dan bahagia kalau dekat Dek Nisa"
181Please respect copyright.PENANAjwxpP7BFh6
Membaca pesan itu, Mata Nisa pun terbelak! Dia bingung akan maksut dari Majikannya itu,dia bingung membalasnya.
181Please respect copyright.PENANAPOT6IQp8XH
"Maaf Nis, saya harap Dek Nisa gak tersinggung, Bapak cuman mencoba berusaha jujur ke Dek Nisa"
181Please respect copyright.PENANAUeBB0kaDpv
Akhirnya Nisa pun membalas pesan dari Majikannya itu, membalasnya setelah dua kali pesan masuk.
181Please respect copyright.PENANAAlbLqu79zp
"Iya Pak, gak apa apa, Nisa menghargai kejujuran Bapak, tapi Pak maaf sebelumnya, Nisa kan Cuman Pembantu Pak"
181Please respect copyright.PENANAi3mX0jmme0
Sesungguhnya Nisa pun menyadari perubahan dari Majikannya itu, perhatiannya, dan kelembutannya, serta sudah beberapa malam ini selalu di temani saat menonton di ruang tengah. Nisa juga sesungguhnya merasa cemburu terhadap Diana putri Majikannya itu, Nisa rindu akan kasih sayang seorang Ayah, rindu kedekatan Seorang Ayah terhadap Putrinya. Memang walau Anisa masih punya Ayah dan sekarang sedang sakit sakitan di kampung, Nisa tak pernah mendapat kasih sayang dari Ayahnya itu, sebab selama ini, Ayahnya selalu bersama Istri keduanya, dan saat sakit inilah baru kembali ke rumah.
181Please respect copyright.PENANA53c0go3K6s
"Iya Nis, tapi Dek Nisa entah kenapa pikiran Bapak selalu ke Adek beberapa hari ini" (Johan sudah mulai berani memanggil Adek ke Nisa)
181Please respect copyright.PENANA8wLIEMeA3o
"Hemm.... gimana ya Pak, bagi Nisa sih Bapak sangat baik, bahkan kadang Nisa berpikir seandainya Nisa punya Ayah seperti Bapak" (sesungguhnya hati kecil Nisa juga mulai mengagumi Majikannya itu, bahkan mengagumi bukan hanya sebatas sebagai Ayah, tapi terbersit dalam pikirannya berandai andai Suaminya seperti Majikannya tersebut)
181Please respect copyright.PENANAik9wNcYeiZ
"Oh... gitu ya Dek Nisa, ya Bapak gak masalah kalau Dek Nisa menganggap Bapak sebagai Ayah, tapi kan gak salah juga kalau Bapak berpikir lain"
181Please respect copyright.PENANAekWTNixtic
"Berpikir lain maksutnya Pak"
181Please respect copyright.PENANAHEyzzsd2V2
"Menykaimu Nisa, menyayangimu melebihi kasih sayang ku ke Putri ku Diana"
181Please respect copyright.PENANA4rvRCJOt7S
Lagi lagi apa yang ucapkan oleh Johan bersayap bagi Anisa, Anisa tak sepenuhnya memahami isi dari pesan itu, Nisa memang senaang akan isi pesan itu, isi pesan yang diluar dugaannya mengatakan menyayanginya melebih Putrinya sendiri. Karna merasa bingung, akhirnya Nisa pun membalas pesan itu kembali tampa jelas.
181Please respect copyright.PENANAxMT7y7f4Du
"Pak, udah dulu ya, Nisa sudah ngantuk soalnya"
181Please respect copyright.PENANAnO2N2BGOe9
"Iya Dek Nisa, mat bobo ya, mimpi indah"
181Please respect copyright.PENANAGg5L8bWjv1
Memabaca balasan dari Pak Johan si Pendeta majikannya itu, Nisa pun akhirnya senyum sendiri.
181Please respect copyright.PENANArxSnsvDiC3
181Please respect copyright.PENANAox7NzxSxGn
181Please respect copyright.PENANA9HrsWqZsYW
181Please respect copyright.PENANAuBLIjTF4NU
181Please respect copyright.PENANAjgHlwOUBF8
181Please respect copyright.PENANApUtdrghL2w
181Please respect copyright.PENANAFGTR1A4R4X