x
Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡViuIZUctq9
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYiCgxWzqM
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjGYGMhqRt
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGMT0zBnAG
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklmVWcidwx
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1PM2AV1AM
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQiKYsURsWD
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHKLLwcfkQg
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW2DShZDE8i
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUjAkgYJ8Pq
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr6yTgShDKl
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXF49DyQMDG
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZzKCgyuDS
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsuRBA4PYz
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1SdYlys0S
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtX4Djm50d
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgUoyRvDdj
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndoizggFrn
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxurgYs8BL2
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQeiduYRq3
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFDpZDe6P6
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAQ6z9LcPK
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVB2KUE8wzg
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCuUEd9NYl
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWc1ghLLIGt
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYWjP6Q6nVl
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCaGPEOFHye
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfNVAoFzq9
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBO5Y9LJWlZ
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm04CA86B2a
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRG2wffcqCB
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFi28hWqFgG
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7X4koDvmI
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnjWazwI4H
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG2csyFDCPD
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFU5k9wC4j
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFqkaFRcRf
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqOQJB0clu
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvYKYB549h
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjREGipGHvz
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2lIfcQoCfr
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXlGL78eLM
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6Mw8VLWv8
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjz4AkKr5ke
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdBZrXPLeg4
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡseqLewZz5z
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFUZ8pQnfP
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbgZ2fBHAr
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6fdFiaeVJ
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfHggh1t31W
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIV3CnaaAps
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOxiV1AFBZ
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsAcc8DbECe
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmx4v99aaE
"Muah muah muah."
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxgbJEGZdh0
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5iYuLQ9cg
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Zr7pjMgAJ
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4xlpQBDmT
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWvcGAQmOM
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMGewvoOQ8
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyk6oVB8O6P
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTotK3vuul
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡajSlGH5CYM
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIwGHQjaFpE
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsDGKurxmrO
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSKaWta2L8
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlcD1ENzCmC
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡidMo4gAzm0
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOCQV5eaHX
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfk3OISonf
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBd7wgbmi8
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxErGoD7sN
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu3xIxcMWLz
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYpo2XBWmu
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQ6NiVp2W1
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRO9BFiR4UP
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44OmpZk87r
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLPwGWlM5RO
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Gkt4cIj3L
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZ3SZ2iKyd
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHeK6AVbhmD
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFFpLuPCu6U
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xArSzQioH
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB7GepWicQ2
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMtUJVqrwp
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnY42BupwE
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVakwlvPw08
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqd83FhpaI
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5q5XHzlgE9
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnOPwaxMoO
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1SIu8kmrz
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ldq98Frcm
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ60zTPGXKLq
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUIXC010bw
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4QQmMccDM
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNAKj7UfTn
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4eWgiBmfJ
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9COehNq3Y
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2PkqehPk84
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4yVddjKOaC
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCoNNesbW2D
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhH3hoiVtjr
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ13q7IPlneD
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhZUkyw5e2
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA8T9Q6XypB
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtnkOou3FY
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKGaXwGq31
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡow2XN8XIeT
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhXdVcjIMP3
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzB9PNG67XZ
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjC1960zF7g
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG69hY8KKET
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkFM8BJXjC
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHsPwgaFJ7I
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUTIJP1ccs9
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTGwj7qqrT7
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5Dx8PoXTd
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4n1M5A23N8
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNO7DX0t3yf
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH0YgMs2f3q
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhqitJjbGK
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRBIgahP9ZW
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF8x1QWt8ht
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwN3RvZxF1
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58dIQymIrG
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
4155Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsX7ohvKXIp
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.
