Tak terasa hari hari pun berganti, hari ini adalah hari ulang tahun dari pembantunya itu. Seperti biasa, Johan pun pergi karna ada urusanya, memang Sebagai Pendeta, Johan sangat sering pergi untuk melayani para Jemaatnya, kadang ada yang melangsungkan pernikahan, kadang ada yang kedukaan, kadang ada acara syukuran dan yang lainnya.
76Please respect copyright.PENANAgqHLKwJMsp
76Please respect copyright.PENANAkEAHJzhyRX
Sekitar jam delapan malam akhirnya Johan pulang ke rumahnya, sebelumnya Johan tentu saja sudah menyempatkan diri untuk membelikan kue ulang tahun untuk Pembantunya itu, sebab Johan sendiri sudah menjanjikannya. Sesampai di rumah, Johan langsung mandi, setelahnya Johan langsung meninggalkan Istrinya yang sudah tidur lebih dulu di kamar.
76Please respect copyright.PENANA9sRG9qquK9
Johan melangkahkan kakinya ke ruang tengah sambil membawa kue ulang tahun yang Johan sempat siapkan di ruang depannya, kue itu sudah siap bahkan dengan lilin yang menyala, lilin dengan angka 19, sesuai dengan umur dari pembantunya yang bertambah 1 tahun di hari ini, di malam jumat ini.
76Please respect copyright.PENANAHgDkv1n5ok
"Selamat ualang tahun Dek Nisa"
76Please respect copyright.PENANAqZZVfWyLF0
Nisa yang sedang asyik menonton dan sesekali bermain ponselnya merasa kaget akan apa yang dibawakan oleh Majikannya tersebut, sebab Nisa tentu saja tak percaya dan tak terlalu berharap akan apa yang kemarin malam dijanjikan majikannya itu.
76Please respect copyright.PENANAb1Vutx5EiE
"Ayo diri dong Nis, lilinnya ditiup"
76Please respect copyright.PENANAdMxbCKc04b
Nisa pun terpaksa berdiri dengan wajah memerah.
76Please respect copyright.PENANADrlpnfiJqm
"Tiup lilinnya tiup lilinnya"
76Please respect copyright.PENANAfudeHQEq6h
Dengan malu malu akhirnya Nisa pun meniup lilin tersebut.
76Please respect copyright.PENANAuUUbpYnJ1T
"Selamat ulang tahun ya Cantik" (ucap Johan dan tampa permisi langsung mengecup kening dari pembantunya itu)
76Please respect copyright.PENANArwcUXkcwxI
Ucapapan kata Cantik untuk pembantunya itu pun untuk pertama kali keluar dari mulut Johan secara pangsung terhadap Nisa. Hal itu tentu saja semakin membuat wajah Nisa semakin memerah dan bulu romanya berdiri. bulu bulu halus memang cukup banyak tumbuh di tangan Nisa, demikian juga di atas bibir merah mungilnya seakan ada kumis tipis disana, tapi tentu tak setebal punya is dahlia.
76Please respect copyright.PENANATlybDhrKT8
"Maksih banyak Pak"
76Please respect copyright.PENANA97EQSEdSEh
"Ayo potong kuenya Nis, trus mau dikasih siapa duluan?
76Please respect copyright.PENANAZ942QwFMKv
Dalam pikiran Nisa tentu saja terhadap Majikannya itu, sebab hanya mereka berdua yang berada di ruangan tersebut
76Please respect copyright.PENANARjRKB6mbnX
"Hehehe... iya Pa
76Please respect copyright.PENANA8Gbwni0YrM
Nisa kemudian memotong Kue tersebut, lalu potongan itu dia berikan ke Majikannya, Nisa juga memakannya.
76Please respect copyright.PENANA4Qc20UbKjL
"Makasih banyak ya Pak" (ucap Nisa karna merasa terharu dan sangat bahagia)
76Please respect copyright.PENANABgnPZUqRXv
Ini adalah moment pertama kali Nisa meniup lilin ulang tahunnya yang ke 19 tahun ini, sesuatu yang sangat spesial dalam hidupnya.
76Please respect copyright.PENANAU7OfUMAWO2
"Jangan duduk di bawah dong Nis" (ucap Johan saat Nisa kembali berniat duduk di Karpet)
76Please respect copyright.PENANA7zcD4N1WMb
"Trus dimana Pak?
76Please respect copyright.PENANAo7qQ3ZInHq
"Ya di sofa, kan ada sofa ini, duduk samping Bapak aja sini"
76Please respect copyright.PENANAwdLngAYqCh
"Ahh... disini aja Pak"
76Please respect copyright.PENANARncQaZROmW
Ucap Nisa sambil kembali duduk di Karpet, Nisa tentu merasa kaget sebab Majikannya itu memintanya duduk di Sofa yang juga di duduki oleh Johan, Sofa yang muat untuk dua orang.
76Please respect copyright.PENANAUTiCye6Vk0
"Disini lah sama Bapak"
76Please respect copyright.PENANAJ2TsgduAYh
"Ah malu Pak, masa duduk bareng Bapak"
76Please respect copyright.PENANAkGhTOaTl4e
"Kok malu sih? Anggap aja Bapak seperti Ayah, kan Dek Nisa pernah bilang gitu"
76Please respect copyright.PENANANXZaIRJp61
"Hehehe... iya sih, tapi kan Pak"
76Please respect copyright.PENANAVwMXpXYAc6
Johan akhirnya berinisiatif menarik tangan Nisa agar mau berpindah, dan entah kenapa, Nisa juga tak menolaknya dan akhirnya duduk di samping Majikannya itu, duduk di sofa yang sama. Nisa tentu saja merasa canggung, karna posisi mereka yang rapat, apalagi Majikannya itu malah justru memepetnya sehingga tak ada lagi tempat untuk Nisa bergeser, sudah mentok di penghalang Sofa.
76Please respect copyright.PENANAlPVmrlu5Cb
"Pak, sempit Pak, Nisa duduk di bawah aja ya
76Please respect copyright.PENANALMf6xkGTvp
"Di sini bareng Ayah ya"
76Please respect copyright.PENANAiJTdbN0zdP
Nisa pun senyum tipis di tengah wajahnya yang menunduk dan semakin memerah, dan ini untuk pertama kali justru Majikannya itu mengatakan kata Ayah.
76Please respect copyright.PENANAneH9pBiFzb
"Jangan malu gitu dong Nis"
76Please respect copyright.PENANAdCwlGefGPe
"Abis Bapak gitu"
76Please respect copyright.PENANAhNIOwVc6iT
"Tapi kan Nis, Ayah justru senang sih lihat Nisa begitu, makin cantik Ayah lihat"
76Please respect copyright.PENANAKFGcYhhX79
Nisa pun tak menjawabnya, sebab yang ada malah semakin membuatnya gusar dan sedikit gemetar sebab tubuh mereka semakin rapat.
76Please respect copyright.PENANAqtype9Atlj
"Gimana Nis, senang gak ulang tahunnya di rayain?
76Please respect copyright.PENANAVm8uFddib9
"Hehehe... senang bangat Pak"
76Please respect copyright.PENANAY2Cc8899y2
"Jangan panggil Pak lah, Panggil Ayah aja, tapi maaf ya Nis, Ayah gak beliin kado buat kamu, soalnya Ayah gak tau apa yang Nisa suka"
76Please respect copyright.PENANAHGVmwvuucu
"Hihihi... gak usah Pak, eh maaf, Yah. Ni aja Nisa sudah sangat senang karna di beliin kue ualang tahun"
76Please respect copyright.PENANAwGuRCZf7nx
Lama kelamaan, hubungan mereka pun mulai cair, rasa canggung dang malu yang Nisa rasakan juga semakin berkurang.
76Please respect copyright.PENANAi8kZhtGhQI
"Nis, boleh Ayah peluk?
76Please respect copyright.PENANAeleHAw7e30
"Jangan Yah, Nisa malu"
76Please respect copyright.PENANAdqTW2qvgrW
"Peluk sebentar aja kok Nis, Ayah sangat nyaman soalnya kalau dekat sama Nisa, boleh ya"
76Please respect copyright.PENANAvYZboj8cZ8
Tampa di beri ijin oleh Nisa, Johan malah langsung merangkul tubuh Nisa, membuat Anisa menjadi tegang dan kembali malu.
76Please respect copyright.PENANArY8YPhtgj7
"Rilex aja Nis, gak usah malu"
76Please respect copyright.PENANAwBmGGCFRvA
"Tapi Yah, udah ya Nisa malu soalnya dipeluk gini"
76Please respect copyright.PENANAbC54jJ6EF5
"Gak apa apa Nis, sini bersender sama Ayah" (ucap Johan sambil menarik dengan lembut kepala pembantunya itu untuk bersandar di dadanya"
76Please respect copyright.PENANAxwaumZbQlD
Nisa sesungguhnya ingin menolak hal itu, sebab tentu saja itu adalah sebuah dosa, jangankan menyandarkan tubuh ke tubuh yang bukan Muhrimnya bersalaman tangan dengan bersentuhan saja baginya itu adalah dosa, apalagi ini dengan sosok yang berbeda keyakinan dengannya. Tapi entah kenapa, Nisa tak menghindar dan tak menjauh saat tangan dari Majikannya itu menarik lembut tubuhnya untuk merapat dan akhirnya kepalanya yang ditutupi hijab itu bersandar di dada bidang sang Majikan.
76Please respect copyright.PENANAwLAkOZ4hE7
"Pak, Nisa takut"
76Please respect copyright.PENANAcXPy6mstXF
"Takut kenapa Sayang, Nisa merasa nyaman kan?
76Please respect copyright.PENANAybZKBaTUN2
Nisa pun tak membalas ucapan itu. Sekarang tubuhnya sudah berada di dalam pelukan sang Majikan, tangan dari Majikannya itu melingkar di tubuhnya.
76Please respect copyright.PENANAuqffODERf5
"Sayang, kangen kan berduaan dan di peluk seperti ini sama Suami mu? Ayah juga kangen soalnya meluk ibu dan bermesraan seperti ini, tapi ya keadaan Istri Ayah sekarang yang sakit, jadi gak bisa ngelakuinnya"
76Please respect copyright.PENANA5VDNWmxhPD
Nisa hanya terdiam dengan tubuh yang kaku dipelukan Majikannya dan bersandar ditubuh tinggi besar atletis sang Majikan. Memang Nisa merasakan kehangatan dan kenyamaan dengan itu, tapi tak mungkin dia ucapkan kepada Majikannya tersebut.
76Please respect copyright.PENANAi4PFYqngBv
Entah dengan sengaja atau tidak! Lengan Johan pun berkali kali bergeser dan mengenai gunung kembar Anisa, gunung kembar yang berisi Nutrisi berupa ASI yang mengumpul disana, sebab sesungguhnya Nisa memang masih menyusui Putri kecilnya, tapi karna keadaan sehingga terpaksa harus digantikan susu formula, sebab keberadaan Nisa yang terpaksa jauh dari Putri kecilnya karna desakan ekonomi.
76Please respect copyright.PENANAlpl1WBShQF
Nisa pun mulai tak nyaman, tak nyaman karna merasa sakit dieasakan di buah dadanya, sakit karna gesekan yang dia tak tau apakah disengaja atau tidak oleh Si Majikan.
76Please respect copyright.PENANAeOHUUTzm0J
"Pak"
76Please respect copyright.PENANAVUClfBsFBp
"Ya kenapa Sayang?
76Please respect copyright.PENANAAvePaJJhpX
"Ihh... jangan panggil sayang dong Pak, Nisa kan malu, Nisa kan cuman pembantu"
76Please respect copyright.PENANAd3WBp8MOgZ
Johan pun hanya senyum dan kemudin malah mengecup kening dari pembantunya itu tampa permisi lebih dulu.
76Please respect copyright.PENANALfkiVES5Ru
"Ihhh.... Pak"
76Please respect copyright.PENANAJaJZbNWO8j
"Nis, boleh Ayah pegang gak ini" (sambil jemari Johan menunjuk buah dada Nisa)
76Please respect copyright.PENANAvvTgDCGRFN
"Gak ah Pak, Nisa takut"
76Please respect copyright.PENANAyXFc8GF75E
"Takut apa Sayang, kan cuman berdua disini"
76Please respect copyright.PENANAGJn8tPCxLB
"Tapi Pak, kan ada Ibu"
76Please respect copyright.PENANAzWnZLRtuFX
"Ibu kan sudah tidur, lagian juga gak bisa turun sendiri dari ranjang kalau gak dibantu"
76Please respect copyright.PENANAoNvo60D1DJ
"Tapi Pak"
76Please respect copyright.PENANA2VsSnZTwr5
Iblis telah merasuki kedua insan itu, iblis telah menguasai keduanya untuk melangkah lebih jauh, untuk berbuat dosa nikmat duniawi.
76Please respect copyright.PENANASD17a9DPGT
"Pak! Sakit!!!"
76Please respect copyright.PENANAqXqZdx5HCT
Johan memang tiba tiba megang buah dada Nisa dan sedikit meremasnya, dan lagi lagi hal itu dia lakukan sebelum yang punya mengijinkan. Nisa sendiri juga hanya mengeluh sakit, tetapi tak berusahan mencegah ulah sang Majikan, sebab iblis juga sudah menguasainya.
76Please respect copyright.PENANAjqvXcDTUMO
Mendapat angin segar karna tak ada penolakan dari pembantunya yang cantik dan mungil itu, jemari Johan pun semakin berani, jemari itu mulai menyelusup ke dalam baju yang Nisa pakai dan langsung bersentuhan dengan pelindung dari buah dada Nisa, yaitu bh nya yang sedikit basah karna air susunya yang tumpah. Johan pun menyadari akan itu, lalu bertanya ke Nisa sambil jemarinya keluar dari dari balik pakaian pembantunya itu.
76Please respect copyright.PENANArbId7pSKAv
"Sayang, Anak kamu masih netek ya?
76Please respect copyright.PENANACIRyxWnjrz
Nisa hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah malu dan memerah.
76Please respect copyright.PENANAP4nHH3L6Xw
"Wah kasihan dong si kecil, siapa namanya si Cantik itu Sayang? Ayah lupa"
76Please respect copyright.PENANA90YlscF5Ix
"Sifa Pak, Asifa"
76Please respect copyright.PENANAfhUQmYAAe0
"Trus sekarang berarti jadinya minum susu formula dong?
76Please respect copyright.PENANAE3Lrny9D0o
"Iya Pak
76Please respect copyright.PENANAarXThmK2I2
"Kenapa Nisa gak beritahu Ayah? Kalau seandainya Ayah tau pasti Ayah akan kasih uang buat beliin susu formula buatnya"
76Please respect copyright.PENANAInOWN7iGl6
"Gak apa apa Pak, kan Gaji Nisa bisa kok beliinnya" (ucap Nisa dengan senyum, sebab dia merasa terharu saat Majikannya itu mengatakan membelikan susu formula untuk Putri kecilnya)
76Please respect copyright.PENANAuOOQTTUbMe
"Tapi gini gak baik loh Nis, bisa jadi penyakit kalau Asinya gak dikeluarkan, bisa jadi kanker penyudara" (ucap Johan sok tau)
76Please respect copyright.PENANALjocibbnm1
"Masa sih Pak? (Nisa merasa takut mendengar itu)
76Please respect copyright.PENANAG5YyroXWXT
"Iya Sayang" (kembali jemari Johan mulai menyelusup ke dalam pakain pembantunya itu dan bahkan langsung masuk mengenai putingnya yang mengeras dan basah)
76Please respect copyright.PENANAWdprl0Hu6R
"Pak, jangan Pak" (ucap Nisa tapi lagi lagi tak berusaha menghindar)
76Please respect copyright.PENANAGd3ZZxslmi