x
No Plagiarism!x7QoXK38NKnGxFe5XthAposted on PENANA "Kamu ini gimana sih? Umur sudah 20 plus tapi masih aja takut buat ciuman. Katanya pas kita semester 7 atau 8 kamu mau aku nikahi? Ku pastikan kita akan ngewe walau kita masih mahasiswa akhir kalau udah nikah," ucap Habib, pacar Indah.
Indah hanya tertunduk karena rasa takut menghantui soal perkataan pacarnya itu. Indah sudah yakin bahkan sudah ingin memasrahkan dirinya untuk diapakan saja oleh pacarnya itu apa lagi sudah dilamar olehnya beberapa bulan lalu saat libur semester 4 menuju 5.
Indah sudah tidak menolak jika bagian tubuh paling pribadinya disentuh pacarnya itu. Akan tetapi terkadang berusaha ditepisnya yang berujung pacarnya lebih memaksa untuk meremas tetek maupun memeknya lebih kuat dari luar gamis dan jilbabnya.
Sebenarnya Indah takut jika punya suami yang menjadikannya hanya budak seks jika dilihat ulah pacarnya yang akan jadi suaminya begini terus. Tetapi bagaimana pun dirinya menyadari jika urusan melayani seks ialah tugas perempuan, soal perempuan puas atau keenakan ialah nomor dua.
"Sayang aku ga bakal menjebol perawanmu sebelum kamu diserahkan sepenuhnya oleh ayahmu kok, tenang aja. Kontol ini sudah ku suruh menanti walau selalu ga sabaran," ucap Habib sambil mengelus memek Indah yang membuat terangsang dan terasa sedikit membasahi cd yang tertempel pantlyner. Sengaja Indah memasang pantlyner agar hal seperti ini yang membuatnya basah tak membuat basah ke mana-mana.
Habib mengelus sambil menunjukkan kontolnya dengan celana dan celana dalamnya yang diturunkan sedikit. Kontol itu tampak tegang yang terpaksa Indah pandang karena tangan kiri pacarnya itu memaksa kepalanya menoleh ke arah kelamin pacarnya itu yang suatu saat akan menghujam memeknya.
"Oh ya sayang, jangan lupa kamu harus belajar soal ranjang biar kamu tidak kaget nanti saat kita sudah menikah. Kamu juga ingin merasakan puas kan diranjang? Bukan sekadar memuaskanku saja," ucap Habib.
Ketakutan soal pelayanan ranjang saat nanti dirinya menikah pun diceritakan kepada ibunya.2210Please respect copyright.PENANAsIJsQ0wheF
"Bu, saat melayani suami di ranjang itu gimana sih? Sakit ga ya? Indah takut saat menikah nanti ga bisa melayani dengan baik," ucap Indah dengan raut wajah yang khawatir.
"Wah, kamu sepertinya sudah merencanakan untuk memberikan Ibu cucu tak lama usai kamu menikah nanti. Memang mulanya beranjang itu kita akan ada rasa takut karena belum pernah dan takut tak memuaskan. Tapi semakin sering kita akan terbiasa melayani dan akan menikmati peranjangan saat telah menikah Nduk,"
"Indah takut Bu. Ibu mau ga ngajarin Indah soal ranjang? Indah selama ini soal seks hanya diajarkan nama kelamin dan yang keluar dari keelamin indah dan seorang priaa saja. Katanya di ranjang itu penis akan masuk ke memek untuk menyeburkan sperma yang akan membuahi sel telur ya Bu? Indah takut dimasukin," ucap Indah.
"Ibu mau saja mengajarimu. Tapi bingung juga harus mengajarimu soal ranjang bagaimana. Rasanya tidak elok bila kamu melihat Ibu dan Ayah bersetubuh di depanmu. Ibu takut kamu menjadi sasaran Ayahmu padahal seharusnya perawan ini jadi suguhan bagi suamimu nanti," ucap Ibu.
"Hm... Ibu kemarin lihat info soal pondok yang mengajarkan seks bagi remaja. Mana ya, nah ini, sudah Ibu kirimkan ke WA kamu. Mana tau kamu tertarik untuk belajar seks di sana. Ibu kenal dengan Siti yang menderikan pondok itu, itu ada kontaknya kalau mau tanya dulu tak apa Nduk. Jangan takut yah nanti kalau sudah menikah, kita sebagai perempuan takdirnya memang untuk disetubuhi," peluk hangat Ibu kepada Indah.
Di dalam kamar Indah membaca informasi tentang pondok seks itu. Baginya sangat menjanjikan. Pasalnya menjajikan menjadi seorang akhwat yang dapat memuaskan suami di ranjang. Ya, walau baginya aturan pondoknya baginya terlalu menyimpang dari norma.
"Assalamulaikum, apa benar ini dengan Pondok yang mengajarkan seks? Saya Indah ingin memasaraahkan diri untuk masuk pondok ini," kirimnya kepada nomor WA Siti.
"Wah... benar sekali. Syukurlah kamu ingin belajar seks. Silakan datang sesuai tanggal ya. Kamu langsung diterima kok. Kamu hanya perlu mempersiapkan dirimu dan apa yang disyaratkan di info pendaftaran. Jangan lupa persiapkan fantasimu," balas Siti.
Indah pun dengan tatapan kosong meraba tubuhnya kembali seakan membayangnykan dirinya diremas, diraba oleh suaminya nanti.
"Ha? Apaan ini? Pondok seks?" ucap Karin dalam batinnya saat mengetahui info pondok seks. Info itu dikirimkan Indah. Sengaja Indah mengirimkan itu kepada sahabatnya dan memintanya untuk masuk ke pondok itu bersamanya. Setidaknya bila Karin masuk ada sahabatnya yang sama sepenanggungan di pondok itu.8964 copyright protection2206PENANADzxo8GMB74 維尼
"Kamu yakin Ndah memasrahkan dirimu untuk belajar seks? Bukanya seks itu natural aja apa lagi soal beraanjang. Kita pasrah di ranjang bisa isi juga kok perut ini dengan jabang bayi," ucap Karin.8964 copyright protection2206PENANA9wBx55x6zP 維尼
"Bukan begitu Rin, di ranjang kita masa ga punya fantasi? Apa kita mau terus-terusan merasa sakit tanpa kenikmatan? Kalau kita tidak merasa nikmat apa kita jadi mainan peranjangan bagi suami kita Rin? Apa iya kita tak menggodaa suami kita nanti untuk melepaskan hasrat seksnya Rin," kata Indah.8964 copyright protection2206PENANAx8CS7RSQdn 維尼
"Iya, juga. Jadi, apakah aku harus ikutan kamu memasrahkan diri? Aku belum ingin nikah dalam waktu dekat ini," jawab Karin.8964 copyright protection2206PENANAzrQbZcsiW8 維尼
"Lebih cepat kamu belajar seks maka kita akan lebih siap menikah. Kita ga akan tahu kapan kita tiba dilamar dan dinikahi, boleh jadi besok, minggu depan, tahun depan, kamu nikah dan akan menghadapi peranjangan Rin," yakinkan Indah kepada Karin agar juga masuk ke pondok itu.8964 copyright protection2206PENANAkG2JiRqbou 維尼
"Yaudaah deh, aku daftar aja dulu," ucap Karin tuk bahagiakan hati sahabatnya itu.8964 copyright protection2206PENANAyKvDJS0w36 維尼
172.69.58.110
ns 172.69.58.110da2