Seorang wanita berusia hampir lima puluhan tampak sibuk di dapur menyiapkan makan malam. Wanita itu tidak menyadari kedatangan putri sulungnya yang kini berdiri tak jauh di belakangnya.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZFIYI0ePD
Andin yang baru saja tiba di rumah setelah menghabiskan waktunya di taman umum lantas memutuskan pulang saat matahari mulai terbenam.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODjG3KR8HX
"Ma." panggilnya lembut dengan senyuman.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSutdD5TCV5
Mendengar suara akrab itu, Sarah berbalik. Senyum keibuan tertampil di wajah tirusnya tatkala dia dapati sang putri telah pulang. "Ndin, kau mengejutkan mama. Tumben sekali pulang sangat awal. Apakah pesta ulang tahun temanmu sudah selesai?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUgiTs5nPOE
Tadi siang, Andin berpamitan pada sang ibu akan pergi ke rumah temannya yang sedang berulang tahun. Tentu saja alasan yang dibuatnya itu bohongan. Karena tak mungkin Andin berkata jujur pada sang ibu kalau dia akan pergi ke rumah sakit untuk memastikan tebakannya dalam beberapa hari belakangan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRa2TalfsiW
Saat Andin berjalan mendekat dan duduk di kursi, rasa sesak kembali menghantam dadanya. Mati-matian dia menahan tangisnya saat keinginan menyuarakan kebenaran tentang kehamilannya pada sang ibu begitu membuncah. Tapi dia seperti biasa harus menelan sendiri segala kesedihan dan kemalangan yang dia alami.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEIbPzaCcoW
Dengan kondisi kesehatan sang ibu yang buruk, tak mungkin baginya membeberkan kehamilannya di luar nikah pada wanita tersebut.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsj8zkmXJZ3
Siapa yang dapat menduga, bahwa gadis baik-baik, yang tidak pernah neko-neko dan jarang sekali terlibat dengan laki-laki harus mengalami kemalangan seperti itu. Hamil diluar nikah. Jika ibunya tahu tentang berita tersebut, bukan saja kecewa, kemungkinan ibunya sekarat pastilah tak terhindarkan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJ1GbXdxib
Melihat Andin sedang melamun, Sarah menjitak kening sang putri.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsBs8tpeX8
"Aduh."
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoUUYzae8c
"Apa yang kau lamunkan? Sampai-sampai tidak menjawab pertanyaan mama," Sarah menegur Andin seraya meletakkan sup panas di atas meja.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHTggybjiNa
Aroma harum kaldu ayam menyebar ke ruangan dan itu membuat perut Andin bergejolak, mau muntah.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0lCSLxqEK
"Ndin?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIHTiIwD7ZU
"A-Aku perlu ke kamar mandi. Sebentar Ma," ucapnya terdengar buru-buru sebelum kemudian pergi meninggalkan Sarah seorang diri di dapur.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIoQ8gOOmZP
Merasa khawatir dengan tingkah Andin yang tak biasa, Sarah pun mengikuti langkah Andin yang dilihatnya telah menghilang di dalam kamar mandi. Pintu tertutup rapat saat dia mendekat dan suara air yang mengalir hanya bisa didengarnya dari posisinya berdiri.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCYL1MBuQLQ
"Ndin, apa yang terjadi? Kau tidak apa-apa kan?" tanya wanita itu khawatir.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMvs8XjaLU
Tepat saat Sarah mengajukan pertanyaan, seorang gadis yang sedang menenteng tas di tangan kirinya memanggil. "Ma, apa yang kau lakukan di sana?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqSYlfbPIDS
Sarah berbalik, raut wajahnya yang cemas tidak disembunyikannya untuk dilihat sang putri. "Ada kakakmu di dalam. Mama khawatir padanya karena wajahnya tadi tampak pucat."
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3JHM5iVurc
Elsa tertegun, bolak-balik ia menatap pada pintu yang tertutup dan sang ibu. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian tadi siang dimana dia melihat kakak perempuannya baru saja keluar dari rumah sakit. Dan ruangan dimana kakak perempuannya keluar merupakan ruangan dimana seorang pasien berniat melakukan pemeriksaan kandungan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRp2LFlgyHB
"Jangan-jangan ...?" pikir Elsa berekspresi buruk.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTXFxuUsfK
Setelah keluarga yang terdiri dari tiga orang itu menyelesaikan makan malamnya, Elsa berdiri di depan pintu kamar kakak perempuannya. Gadis itu tampak ragu-ragu untuk memutuskan apakah mengetuk pintu itu atau tidak.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYmbbaqtd6
Mereka sudah selesai makan malam bersama dan sang ibu pun telah kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan dirinya yang memiliki banyak pertanyaan untuk diajukan pada Andin, kini berdiri di sana.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHRcu8xfKTS
Pada akhirnya, Elsa mengetuk sekali pintu itu, tidak menunggu sahutan sang kakak dan masuk begitu saja ke dalam kamar.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetxmpbQCLu
Begitu dia berada di kamar Andin, dia melihat kakak perempuannya meringkuk di atas tempat tidur dengan wajah pucat tak sehat.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0u6GKlPFfl
"Kakak?" Elsa berjalan mendekat.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvmNFHzfTr
"Kenapa kau belum tidur?" Andin yang terlambat menyembunyikan keadaannya yang tak nyaman, tidak lagi bersikap pura-pura dihadapan adik perempuannya.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa0e8x9h5aa
"Apa yang terjadi padamu?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHhmcRPukdt
"Tutup pintunya dan jangan berisik," perintah Andin begitu dia melihat pintu kamarnya terbuka. Dia tidak mau membuat sang ibu yang kini berada di kamar sebelah mendengar suara cemas Elsa.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2JTqEnjxXz
Menuruti perintah sang kakak, Elsa menutup kembali pintu. Ia kemudian duduk di sisi tempat tidur. Dengan perhatian dan wajah cemas, menyeka keringat di dahi Andin.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HUbWfn2Ln
"Apakah karena kau sakit, itulah mengapa aku melihatmu di rumah sakit tadi siang?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0SWZIzeNZ
"A-apa?" Andin yang mendengar kata rumah sakit langsung terkejut. Ia memaksakan diri mengangkat sedikit tubuhnya untuk menatap Elsa, "K-kau, kau melihat kakak di sana?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRVgEC7lEvO
Elsa mengangguk, sedangkan Andin kembali menjadi pucat dan keinginan untuk muntah kembali naik ke tenggorokan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BO3m7vKHV
***
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvFoREE00M
Keesokan harinya, Andin yang harus pergi bekerja mulai bersiap-siap. Tidak seperti biasanya wanita itu berangkat tepat pukul setengah delapan pagi apabila di shift awal, sosoknya sudah sibuk di kamar pagi-pagi sekali.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPKbpsdM6nI
Setelah tadi malam dia diberondong banyak pertanyaan oleh sang adik, ia tidak punya keberanian tinggal lebih lama di rumah dan bertemu dengan Elsa.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxUR5I1BquN
Fakta bahwa kebohongannya hampir terungkap, ia tidak bisa berlama-lama tinggal di rumah lagi.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeJ3MijQVx
Andin yang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas kemudian mendengar suara notifikasi dari pesan baru masuk. Ia mengambil ponselnya di nakas, membuka kunci dan melihat isi pesan yang dikirim oleh Nino.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKLCAxANSV4
"Untuk apa lagi pria itu menghubungiku?!" Andin mendengkus benci tatkala melihat nama Nino lah yang terpampang di layar.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzd1pU11pkO
Tidak menjawab pesan itu, Andin justru memblokir nomor Nino untuk yang ketiga kalinya. Dalam benaknya dia berpikir sudah saatnya untuk mengganti nomor.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6siIq9msRw
Setelah dia selesai bersiap-siap, ia melangkah keluar dari kamar dengan mengendap-endap. Ruangan keluarga tampak gelap dan gorden pun belum dibuka. Menandakan bahwa ibu dan adiknya belum bangun.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukcj4GGE6A
Berdiri di depan kamar sang ibu yang tertutup, Andin menempelkan dahinya di sana. Desahan lembut terdengar keluar dan gumaman maaf pun menyertai. "Tolong jaga kesehatan mama, aku akan segera kembali."
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ5EaS6JsyR
Ia sudah memutuskan masak-masak, bahwa dirinya tidak bisa tinggal lagi di rumah. Kehamilannya terlalu mustahil untuk bisa disembunyikan. Meski dia belum mengambil keputusan apakah mempertahankan bayi itu atau tidak, namun untuk sementara waktu, dia perlu menenangkan dirinya sendirian.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhfdfWhBoUz
Selepas Andin menyatakan perpisahan singkat pada keluarganya, sosoknya kemudian menghilang dari ruang keluarga.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ09kiGRIA6h
Di sisi lain, tepatnya di sebuah hotel mewah di ruangan staf, seorang pria tampak frustasi dikarenakan pesan serta panggilannya diabaikan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTUSFo0LvZv
"Apa Andin masih mengabaikan dirimu?" Ammar yang baru saja tiba menyapa temannya yang tampak linglung.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIZRddA3xC8
Nino memalingkan muka ke samping, kemudian mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan temannya.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5g9p1W65bH
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" bisik Nino mulai putus asa.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnoEEnqjCrA
"Kenapa kau tidak coba bujuk lagi Zara agar mau mengakui kejahatannya yang telah membius Andin. Jelas-jelas itu bukan kau yang melakukannya, tapi malah kau yang disalahpahami." Ammar mencoba memberikan saran.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYcusNge73
"Kau pikir Zara mau begitu saja mengakui kejahatannya pada Andin?"
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3HbjTDE9z
Ammar menggelengkan kepalanya pertanda tak yakin. Menilik sifat licik dan gila wanita itu, sangat mustahil bagi Zara untuk berkompromi.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp3ef1Wl6C2
Nino yang tadinya berdiri kemudian duduk di kursi panjang. Kedua tangannya menyangga kepalanya yang menunduk saat sakit kepala kembali kambuh.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡylvG0ak9bz
Dia tidak memberitahu Ammar bahwasanya Zara mau mengakui kesalahannya. Tapi dengan satu syarat. Syarat yang diminta wanita itu lah yang membuat dia benci sekaligus stres.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuBXzJ6yzH
Zara mengangkat dagunya berani. Senyum nakal terbit di bibirnya yang sexy saat dia berbisik tepat di bibir Nino. "Tidur denganku, dan aku janji akan menjelaskan masalah itu pada Andin."
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4EhzqHWhi
Geram, marah, tak berdaya bercampur di dalam diri Nino saat dia bingung mengambil keputusan. Seandainya dengan hanya penjelasan saja dapat membuat Andin percaya padanya, dia tak akan mungkin se-frustasi sekarang.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9cqSwyQcr
Kenyataannya, Andin malah berubah benci padanya akibat kesalahpahaman malam itu. Ia masih ingat dengan tatapan benci yang dilayangkan Andin padanya ketika berusaha menjelaskan. Hingga kini, dia belum berbaikan dengan Andin, wanita yang ia cinta lama sekali.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClHN3lXczM
Ammar ikut duduk di samping Nino, menepuk pelan bahu temannya itu sebagai tanda dukungan.
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl7GyawlvTB
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIY0qnurqHc
295Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3arM0LCN1s
