Nyot! Nyot!
3253Please respect copyright.PENANAWkBM6UAuf5
Dua benda kenyal itu sukses membuat jantungku ser-seran. Teror Aida terus berlanjut. Ia memanfaatkan kebiasaanya dalam meminta Salwa untuk kugendong. Orang-orang satu gang sini bahkan sepertinya sudah maklum sekali kebiasaannya itu dan menganggapnya biasa karena juga ia tidak sendiri di kerumunan kecil ibu-ibu yang kumpul minum jamu dari pedagang jamu keliling ketika aku dengan agenda rutinku membawa Salwa keliling gang.
3253Please respect copyright.PENANAivbBr4XHCy
Kembali lagi ke ‘Nyot! Nyot!’ tadi. Saat mengoper Salwa ke Aida, ia bahkan dengan sengaja menyentuhkan kedua gundukan payudaranya pada lenganku. Kejadian itu terjadi begitu cepat karena kondisinya cukup rapat agar aman saat proses pemindah-tanganan itu berlangsung. Betina satu itu tersenyum lebar dan aku asli salah tingkah.
3253Please respect copyright.PENANAJt0b9x7WDy
Salah tingkah merasakan kenyal nan empyuk itu tertekan lenganku walau sekejap saja. Seakan memberi sinyal ‘Ini loh yang akan abang dapatkan kalau menerima tawaranku, bahkan lebih hebat lagi berkali-kali lipat’.
3253Please respect copyright.PENANAAXgiLF86Gw
Aku sudah melihat isi dalam bra yang ia kenakan, tau betapa bulat sepasang gunung itu, tau warna puting susunya bahkan tau dimana posisi tai lalat yang ada di bawah payudara kanannya yang berjumlah dua biji berdekatan. Detail aku hapal semua!
3253Please respect copyright.PENANAdQssfo6meG
“Makanya, Da… Buat anak cepat… Taunya gendong Salwa terus, huh…” ledek salah satu ibu yang lumayan rumpi di gang ini.
3253Please respect copyright.PENANAhZmI7v2jsz
“Maunya loh, kak… Tau belom dikasih-kasih nih…” jawabnya melirikku sebentar. Sindiran halus. Aslinya belom dikasih anak samaa Tuhan, tetapi sebenarnya belom dikasih enak samaku.
3253Please respect copyright.PENANAjgh4s3gnyo
“Iya cuma goyang-goyang aja masak ga bisa, sih?” sambar ibu lain yang cukup vulgar. Kalau sesama ibu-ibu semua, mungkin omongan mereka lebih parah dari ini. Mereka pada tertawa mendengar guyonan ini. Termasuk nenek penjual jamu ini.
3253Please respect copyright.PENANA4gLQwQdjkN
“Ih… Udah jungkir-balik aku, buk… Gak dikasih juga… Padahal dah pengen kali aku punya anak kek si Salwa ini…” jawabnya lagi sambil tubuhnya bergoyang-goyang membuai Salwa membelakangiku. Yang kulirik malah goyangannya. Mampus!
3253Please respect copyright.PENANA6kdaj31ZBQ
“Nih, nduk jamu-mu… Wes cepet mbayek…” kata sang nenek penjual jamu bersepeda mengangsurkan sebuah gelas berisi cairan entah jamu apa.
3253Please respect copyright.PENANA79CVTgVQxB
Aida buru-buru mengembalikan Salwa padaku. Ia agak menunduk sedikit dan hasilnya aku dapat menyaksikan sedikit belahan dadanya dari kerah rendah berkancing terbuka baju daster bahan batik yang dikenakannya. Yang sudah kulihat jelas kemaren. Me-refresh memoriku akan keindahan kedua gunungan itu. Dan satu finishing touch. Ahh… Tangannya yang tiba-tiba dengan nakal mengelus Aseng junior-ku yang terstimulasi pemandangan barusan. Semuanya berlangsung dengan cepat.
3253Please respect copyright.PENANAbwbftSDC4s
Seolah itu semua terjadi dengan alami dan ia tidak menunjukkan perubahan air muka dan ekspresi sedikitpun, ia menerima gelas jamu itu lalu meminumnya. Lanjut obrolan para emak-emak lagi. Aku cepat-cepat melipir menjauh untuk menenangkan si Aseng junior yang berontak.
3253Please respect copyright.PENANAWkEZnwOeBW
—
3253Please respect copyright.PENANAvaeK6A57FC
“Pah… Titip Salwa bentar ya… Mama mau beli telor di grosir depan…” kata istriku sudah memegang kunci kontak motor. Anak sulungku senangnya cuma makan nasi pake telor. Bisa diceplok atau dadar, pokoknya telor.
3253Please respect copyright.PENANAmIXYwS6KEn
“Ya… Ti-ati…” jawabku singkat. Rio langsung nangkring di jok depan, ikut mamanya belanja telor. Pastinya minta jajanan lagi. Salwa hanya bengong ngeliatin mamanya nyetarter motor dan dadah-dadah padanya. Salwa dalam posisi duduk di baby walker beroda dan aku mengawasinya sambil mainan game HP di teras rumah yang berhadapan dengan halaman luas kami. Selayaknya di pinggiran kota begini, rumah jarang berpagar seperti yang kuterapkan pada rumah tinggalku ini.
3253Please respect copyright.PENANAclB2eBwHFx
Lagi asik-asik maen HP terdengar suara perempuan itu lagi dan begitu kutoleh, ia sudah berjongkok di depan Salwa. Entah dari mana ia datangnya. “Salwaaa… Ketemu lagi…” katanya tetap dengan nada cerianya. Ia membuat wajah-wajah lucu untuk sekedar membuat Salwa memperhatikannya.
3253Please respect copyright.PENANA8Mq84wspG9
Aida
3253Please respect copyright.PENANAAAwPWShVg0
3253Please respect copyright.PENANAIClymLoBMj
3253Please respect copyright.PENANAMu5rW5ylj4
Tapi bukan wajah lucunya yang membuatku melotot menatapnya, melainkan posisi jongkoknya itu loh. Ampun, mak!
3253Please respect copyright.PENANAK4bO6COuNx
Sekali-kali ia melirik padaku dan mengangkat alis kirinya memberi kode. Dari posisi jongkoknya aku bisa melihat semua isi dalam bagian rok daster itu. Paha putih mulusnya yang padat mengangkang hingga aku bisa melihat permukaan celana dalam berwarna krem-nya yang tebal tembem abis. Bahannya cukup tipis hingga sinar matahari sore cukup menerangi pemandangan indah yang spektakuler. Ingin kubernyanyi…”Disana… tempat lahir beta…” dengan suara nge-bass dan nyeruduk nyungsep di situ kalau gak ingat-ingat.
3253Please respect copyright.PENANAXlRguZyU73
Sambil terus bercengkrama dengan Salwa, Aida beberapa kali dengan sengaja menggaruk pahanya hingga ujung rok dasternya semakin bergulung naik. Makin mendidih kepalaku melihat atraksi itu. Aku makin gak konsen mengendalikan game racing di HP-ku ini. Mataku berpindah-pindah chanel dari layar HP ke CD Aida. Halah!
3253Please respect copyright.PENANAP2VGI3OsP1
“Bang Aseng? Pin BBM-nya berapa?” tanya Aida mengerti kegelisahanku. (Kejadian ini sudah lama, beberapa tahun yang lalu ya. Jadi masih pada maenan BBM) Ia merogoh ke dalam dadanya dan memegang sebuah HP. Tiba-tiba aku berharap aku bertukar tubuh dengan HP dengan banyak tombol itu.
3253Please respect copyright.PENANAN9JsidRSl3
“Aa…” aku terbengong untuk beberapa saat. Lama aku mencerna maksudnya karena masih fokus pada segitiga; sempak, belahan dada dan HP!
3253Please respect copyright.PENANAtWsT1kgPmE
“Pin-nya, bang? Biar gampang kita komunikasinya… Liatin apa sih?” ulang Aida masih terus memamerkan aset yang ditawarkannya dari bukaan kerah daster. Ia tersenyum simpul pada hasil jeratannya. Kenapa si Agus kimak itu gak bisa ngebuntingin betina satu ini sampek aku yang jadi kena getahnya. Kimak-kimak!
3253Please respect copyright.PENANASiVTNa5Bvf
Kusebutkan pin BBM-ku dan langsung dapat ping darinya. Kusimpan kontak Aida dan kuberi nama ‘Aida tetangga’. Selesai urusan dengan HP dan pemandangan itu kembali tersaji dengan kurang ajarnya di depan mataku. Ia apit-buka kakinya sambil terus bermain dengan Salwa. BAJINGAAAN!
3253Please respect copyright.PENANAtFGaYmTHZD
Terjadi kerutan di bahan katun lembut CD itu saat kakinya mengatup yang merupakan belahan isi sempak itu dan mengetat kembali kala ia membuka kakinya lebar. Kalau HP jaman itu sudah canggih teknologi kameranya seperti sekarang pasti sudah ku-zoom perbesar maksimal, andzink!
3253Please respect copyright.PENANABxjWtAsV88
Aida tersenyum-senyum kembali penuh kemenangan atas berhasilnya ia menggodaku dengan aset-asetnya. Ia sama sekali tak melihatku saat mengerjaiku. Seolah ia hanya fokus bermain dengan Salwa dan tak sengaja melakukan ini semua. Diciumnya berulang-ulang pipi dan bibir Salwa. Dan siksaan berikutnya datang menghempas berikutnya.
3253Please respect copyright.PENANANCAWUFOcSX
Tangan kirinya yang berada di sisi luar dari gang yang ada di kanannya menelusup masuk. Masuk ke dalam CD-nya dan melakukan garukan erotis. BUJANK! PUKIMAK!
3253Please respect copyright.PENANAu3aMSPxurX
Tonjolan jari-jemarinya nampak bergerak-gerak perlahan menggaruk belahan isi surga dunia itu. Dari posisinya bergantian jari telunjuk dan jari tengahnya bergerak ritmis melakukan garukan. Aida tampak menggigit bibir bawahnya sambil terus bercanda dengan Salwa.
3253Please respect copyright.PENANAcjl9vU1SWG
Aku ternganga tentunya. Pemandangan ini terlalu erotis untuk mataku yang tiba-tiba kering. Gawat! Jangan sampe mata minusku kambuh lagi gara-gara ini. Dulu sewaktu SMP aku sempat berkaca mata minus dan sembuh ketika SMA.
3253Please respect copyright.PENANAnn6jwA0etY
“Ahhss…” desahnya lalu mengeluarkan jarinya dari CD. Ujung kedua jarinya melata perlahan seumpama slow motion dari paha, perut, dada, leher dan berakhir di depan hidungnya. Dihirupnya aroma bekas garukannya tadi. “Uhmm…” dengan penuh perasaan, lalu dimasukkan kedalam mulut. Dicecap dengan lidah. Seksi sekali. Semuanya dalam keadaan mata terpejam. Lalu ia membuka matanya yang berbinar-binar bahagia.
3253Please respect copyright.PENANAEJmppwCKvT
Ingin rasanya aku melompat dan menerkamnya. Melakukan apa yang ada di kepalaku saat itu juga. Hanya aktifitas di jalanan gang yang membuatku tetap waras dan urung melakukannya. Mataku belum segelap itu.
3253Please respect copyright.PENANAirYSmeuKyJ
Aida lalu mengangkat Salwa dari duduknya di baby walker. Kedua tangannya masuk di kedua ketiak Salwa dan keempat pasang jarinya menahan kepala bagian belakang bayiku agar tidak terdongak ke belakang. Ah… Aida makin pintar menggendong bayi sekarang. Kayaknya sudah cukup pantas untuk memiliki bayi sendi…ri. Apa? Kuenyahkan fikiran itu. Setidaknya kucoba.
3253Please respect copyright.PENANAzDmULWCQnl
Tanpa dinyana, ternyata perempuan itu sudah ada di depanku. Diserahkannya Salwa padaku. Ada yang basah-basah. “Salwa ngompol, tuh… Gantiin celananya… Hihihi…” gelak Aida lucu. Pantesan ia menggendong Salwa begitu, tidak menempel ke tubuhnya seperti biasa. Rupanya bayiku pipis.
3253Please respect copyright.PENANAVtDxYsvxeP
“Humph…” aroma ini? Dua jari kiri Aida menempel di bawah hidungku. Sontak aroma-aroma sedap semerbak menyeruak masuk ke rongga hidungku dan langsung disambar oleh kelenjar pembau yang ada di belakang mataku. Hinggap dan diproses oleh otakku sebagai bau vagina segar!
3253Please respect copyright.PENANARDbnxEkF3H
“Hihihiii… Enak, bang Aseng… Gatel tadi… Pengen digaruk… Bang Aseng gak pengen ngegaruk?” godaan setan ini semakin luar biasa binal. Ia mengemut dua jarinya itu dan membuat gestur binal-binal kucing gimana gitu. Aku geleng-geleng kepala.
3253Please respect copyright.PENANAMXPoa2Ya82
Jakunku naik-turun berulang kali karena aku meneguk ludah berkali-kali karena aku kehausan sekarang. Haus oleh yang enak-enak sekarang. Mama Salwa pulang akan langsung digas pol ini nanti sebagai pelampiasan. Aku langsung permisi masuk ke dalam untuk mengganti celana Salwa yang basah. Aida melirik-lirik ke bawah pada Aseng juniorku yang sudah membuat sebuah piramid horizontal di celanaku.
3253Please respect copyright.PENANAsTqFPw32NA
Sore-sore itu, istriku terheran-heran karena gak biasanya aku minta jatah. Biasanya juga malam atau pagi hari sebelum Subuh. Karena kedua anak kami masih terjaga, harus main quickie aja. Gaya debog pisang istilah istriku. Istriku tidur menyamping sambil menyusui Salwa, hanya menaikkan rok dasternya, lepas celana dalam, buat basah sebentar dan coblos. Di ruang tamu depan terdengar acara TV yang sedang ditonton Rio yang duduk anteng dengan jajanannya sementara kami di dalam kamar sedang ngos-ngosan.
3253Please respect copyright.PENANAoPSsGv0WFY
“Papa kenapa? Tumben sore-sore minta mensek (Istilah kami kalau bersenggama. Plesetan dari main seks) Ngebayangin siapa?” tanyanya belum bersih-bersih. Istriku hanya menurunkan kembali rok dasternya menutupi kakinya. Sebuah handuk kecil kami gunakan untuk sekedar mengelap sisa pergumulan kami. Ia sudah memakai kontrasepsi spiral tak lama setelah nifasnya selesai.
3253Please respect copyright.PENANAYdssOG0RxO
“Yaa ngebayangin kamu-lah, ma… Siapa pulak yang papa bayangin?” ngelesku gak berani menatap wajahnya. Aku memperhatikan Salwa yang masih menyusu pada mamanya. Nyot-nyot dikenyot-Nyot!
3253Please respect copyright.PENANAeZozmDbKtR
“Napa? Mau nyusu juga? Mau jadi saudara sepersusuan Salwa?” guyon istriku menyadari aku memperhatikan dadanya yang sedang dikenyoti Salwa. Aku malah teringat kala Salwa mencoba menyusu pada payudara Aida yang tak ber-ASI. Mengingat itu Aseng junior menggeliat bangun lagi. Hal itu disadari istriku. Ia sudah paham tabiatku. Aku meremas-remas pelan payudara yang tidak disedot Salwa. Padat dan penuh dengan ASI. Makanan bergizi bagi bayiku.
3253Please respect copyright.PENANAT9MJ6CS8gg
“Udah, pa… Masuk aja lagi… Minggu depan mama mulai halangan lagi, loh… Puas-puasin aja sekarang…” kata istriku menarik kembali rok dasternya ke atas hingga menampilkan kembali bagian bawah tubuhnya yang masih polos. Masih ada bekas permainanku sebelumnya disana. Pastinya akan melancarkan jalan masukku. Aku posisikan diriku kembali di depan istriku yang masih berbaring menyamping menyusui Salwa. Bayi kami sepertinya tak keberatan tempat tidur yang kami bagi bersama ini berguncang-guncang karena ulahku.
3253Please respect copyright.PENANALxVlOaT8D2
Kupuas-puaskan menikmati istriku sore ini. Lahan yang halal dan sah untuk kugarap sesuka kemauanku. Istriku juga lumayan menikmatinya walau sedikit menahan suara desahan karena ada Salwa disampingnya yang sudah tertidur. Total 4 kali ngecrot aku sore itu. Sebelum azan Maghrib aku dan istriku sudah mandi wajib.
3253Please respect copyright.PENANA6KvnRavEjs
Skip-skip
Lelah karena aktifitas seharian, istriku dan kedua anakku sudah masuk kamar jam setengah sembilan. Aku masih di depan TV gonta-ganti channel mencari acara yang menarik. Ada pilihan film di stasiun TV swasta yang sudah diputar 3724 kali dan acara variety show yang lumayan monoton dengan penonton bayaran yang cantik-cantik.
3253Please respect copyright.PENANAfZrI9YCvRm
Ping!
3253Please respect copyright.PENANArCXpBi3amS
Salah satu kontakku mengirimi Ping. Malas-malasan kuliat siapa? Jam 22.12 WIB. ‘Aida tetangga’ yang mengirim pesan ping. Belom tidur dia?
3253Please respect copyright.PENANAdQpqq949qe
Mulai komunikasi kami lewat BBM.
3253Please respect copyright.PENANAwP9DDDmzUZ
Aseng: blm tidor da?
3253Please respect copyright.PENANA0P0quEowZ9
Aida: blom bg aseng lge kepanasan ni.
3253Please respect copyright.PENANAWwSXJumzAb
Aseng: napa? rusak kipas angin klen
3253Please respect copyright.PENANAJajtbcg5ES
Aida: gatel bg pengen digaruk
3253Please respect copyright.PENANAU2ykHzYZS8
Aseng: apa yg digarux
3253Please respect copyright.PENANA0OTsY5Zjd2
Gak lama ia mengirim gambar yang merupakan penampakan dada utuh Aida tanpa penutup sehelaipun. FAKK! Tanpa sadar tanganku merayap mencari jalinan kerjasama dengan Aseng junior.
3253Please respect copyright.PENANAbpa1d9ym3C
Aseng: apa tu? krg jelas
3253Please respect copyright.PENANAlXnJ5jg2sE
Tak lama masuk gambar satu lagi foto celana dalam yang mungil banget berwarna pink yang dikenakannya. Sontak aku mengelus-elus Aseng junior yang mendadak manja pengen disayang.
3253Please respect copyright.PENANAiVRJbnWchC
Aseng: lucu itunya. Lg?
3253Please respect copyright.PENANAyxbI18Qh47
Tanpa ba-bi-bu masuk foto ketiga yang lebih bombastis. Tepian celana dalam pink mungil itu ditarik kesamping dan menampakkan isinya yang kurindukan. Vaginanya mungil juga, belahannya agak merekah lembab. Ada titik genangan cairan bening di sekitarnya, kemungkinan keringat. Rambut hanya tumbuh di atas gundukan pubic seperti kumis Hitler. Makin kencang kubelai Aseng junior yang tercekik sampai ia megap. Urat-urat kebiruan muncul disekujur tubuh Aseng junior.
3253Please respect copyright.PENANA0rGqNjuPDA
Dan seolah melengkapi keindahan malam itu, masuk foto berikutnya. Dibukanya belahan vagina Aida hingga kelihatanlah semua keindahan masterpiece itu. Aku bisa meresapi gerinjal lekukan daging yang merupakan labia minora yang bermahkotakan klitoris mungil di atasnya. Cairan basah yang menggawangi lubang mungil yang mengintip terpaksa karena dibuka paksa oleh tangan pemiliknya. Lubang anusnya sedikit gelap dengan kerutan-kerutan halus di sekitarnya. Kulit halus dan putih selangkangannya serupa latar yang paling tepat untuk semua ini. Ini sempurna. Aku bahkan tidak pernah sedeg-degan seperti ini melihat kelamin wanita walau tak secara langsung, hanya lewat media.
3253Please respect copyright.PENANAwF5X5qPjIZ
Aida: gantian pls
3253Please respect copyright.PENANAwnT7EsfACG
Kukirimkan dua foto dengan interval setengah menit. Foto pertama sewaktu aku mencekik Aseng junior hingga urat-urat kasarnya bertonjolan. Foto kedua merupakan muntahan putih Aseng junior yang melumuri sekujur tubuhnya.
3253Please respect copyright.PENANAgFLIc3EjKx
Aseng: crot utk yg k5
3253Please respect copyright.PENANAC79rr0cz9H
Lama Aida tidak membalas chat dariku. Ada sekitar dua menit, yang kuhabiskan dengan memelototi ulang foto-foto berharga pribadi milik tetanggaku itu. Aseng junior tak kunjung lemas karena ia tetap tegak mengacung dielusanku.
3253Please respect copyright.PENANAK70MZ7DhOt
Aida: udh 5x? lemez dong
3253Please respect copyright.PENANAB63Ci5Yuxk
Aseng: mlm ini br 1x td sore 4x
3253Please respect copyright.PENANAt0eQrcaTgu
Aida: kuat y ngayalin Aida y?
3253Please respect copyright.PENANAyGw17ZjEex
Aseng: Aida g tgg jwb
3253Please respect copyright.PENANAo7qdXsCzDa
Aida: kan ad kakk smpe 4x lg hhh
3253Please respect copyright.PENANA3I5KNrsuur
Aseng: imut
3253Please respect copyright.PENANAVE0JezXEZc
Aida: apnya imut?
3253Please respect copyright.PENANAt4JYmYu3d6
Aseng: cdny wkwk
3253Please respect copyright.PENANAP6HQYv1OkB
Aida: gd y
3253Please respect copyright.PENANAtOg9KpZV0R
Aseng: gak ada ato apa
3253Please respect copyright.PENANA65LysrpJ3g
Aida: GEDE
3253Please respect copyright.PENANAjKDaaXcPTl
Aseng: woi capslock!
3253Please respect copyright.PENANAt57fW3ES7N
Aida: kmari bg kutunggu
ns 172.69.58.200da2