
Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.
1074Please respect copyright.PENANAmAxtQX7XPW
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiters mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong, tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.
1074Please respect copyright.PENANAA10oR7Xxvz
Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini, terlihat dari jilbabnya yang lebar dan baju panjang yang ia kenakan. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak juga. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
1074Please respect copyright.PENANArUuvGywi9j
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya, ”Maaf, nona… Apakah anda sedang menunggu seseorang?”
1074Please respect copyright.PENANAWV9hDNnjH8
”Tidak!” jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
1074Please respect copyright.PENANAmlB6KIR3ve
”Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
1074Please respect copyright.PENANAjZS5z1vQXN
”Apakah tidak boleh?” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAcvPpfg7e0f
”Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukkan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
1074Please respect copyright.PENANAbYu9pvPAj1
”Maksud, bapak?”
1074Please respect copyright.PENANAHvgktKFF9i
”Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini.”
1074Please respect copyright.PENANAdrvagkZ7hd
”Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual,“ kata wanita itu dengan suara lambat.
1074Please respect copyright.PENANAwBVEvK1C6X
”Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini?”
1074Please respect copyright.PENANAZ5Uh6uA9Uz
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
1074Please respect copyright.PENANAVW8nRhWo8S
”Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti.”
1074Please respect copyright.PENANAFXAUqGAXVf
”Saya ingin menjual diri saya!” kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam ke arah si petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAVtOUF7A1LG
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan. ”Mari ikut saya,” katanya kemudian sambil memberikan isyarat dengan tangannya.
1074Please respect copyright.PENANA0M2WNLqBDS
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperatif karena ada secuil senyum di wajah si petugas satpam. Tanpa ragu dia melangkah mengikuti laki-laki itu.
1074Please respect copyright.PENANAi16UiiKfXq
Di koridor hotel terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
1074Please respect copyright.PENANALZWippMa1D
”Apakah anda serius?” tanya petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAN5mffjJxbg
”Saya serius!” jawab wanita itu tegas.
1074Please respect copyright.PENANAHvEND6dV0P
”Berapa tarif yang anda minta?”
1074Please respect copyright.PENANA4Dv8fyHKD7
”Setinggi-tingginya…”
1074Please respect copyright.PENANAqPehjzvfRy
”Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wajah si wanita.
1074Please respect copyright.PENANAUvG9dcktRp
”Saya masih perawan!” kata wanita itu, mengagetkan.
1074Please respect copyright.PENANA7fgSQE2sI1
”Perawan?” sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini, pikirnya.
1074Please respect copyright.PENANAtM0TU0zW0C
”Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
1074Please respect copyright.PENANA4qv8tYRN4R
”Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan… iya kan?”
1074Please respect copyright.PENANAle2EqNbcAk
”Kalau tidak terbukti?”
1074Please respect copyright.PENANATZtEHTlPYY
”Tidak usah bayar…”
1074Please respect copyright.PENANA6L0hibY9TB
”Baiklah,” petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
1074Please respect copyright.PENANApvghXtNtgl
”Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda.”
1074Please respect copyright.PENANACRhM0iTh2z
”Cobalah,”
1074Please respect copyright.PENANAo1JrdVlq3s
”Berapa tarif yang anda minta?”
1074Please respect copyright.PENANAxMXIaKH5Ww
”Setinggi-tingginya.”
1074Please respect copyright.PENANAPuugQ7vqj1
”Berapa?”
1074Please respect copyright.PENANAutOALVAkgC
”Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa,”
1074Please respect copyright.PENANAvuErqotvJK
”Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya…” petugas satpam itu berlalu dari hadapan si wanita.
1074Please respect copyright.PENANApXs8CIbE9a
Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah berseri. ”Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta lima juta rupiah. Bagaimana?”
1074Please respect copyright.PENANAZxvOsouGNP
”Tidak adakah yang lebih tinggi?”
1074Please respect copyright.PENANAK961MfccQD
”Ini termasuk yang tertinggi,” petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
1074Please respect copyright.PENANApLdZUDwSFz
”Saya ingin yang lebih tinggi…”
1074Please respect copyright.PENANAQFHgHHvnzR
”Baiklah. Tunggu disini…” petugas satpam itu berlalu.
1074Please respect copyright.PENANAoDVU4Lf1RS
Tak berapa lama dia datang lagi dengan wajah lebih berseri. ” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Enam juta rupiah. Bagaimana?”
1074Please respect copyright.PENANAkpGNK3aq2z
”Tidak adakah yang lebih tinggi?”
1074Please respect copyright.PENANAaFpoStaMd6
”Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang enam juta rupiah, anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh.”
1074Please respect copyright.PENANA2BnVm7PFDP
”Saya ingin tawaran tertinggi…” jawab wanita itu tanpa peduli dengan celoteh si petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANA8brKESvD7d
Petugas satpam itu terdiam, namun tidak kehilangan semangat. ”Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong lepas jilbab anda agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli.” kata si petugas satpam dengan agak kesal.
1074Please respect copyright.PENANA8inA8807Ot
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu, tapi tetap mengikuti langkah laki-laki itu memasuki lift. Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
1074Please respect copyright.PENANAYbzFngdrIP
”Ini yang saya maksud, Tuan. Apakah Tuan berminat?” kata petugas satpam dengan sopan.
1074Please respect copyright.PENANApH70tRrCM8
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh si wanita, ”Berapa?” tanyanya kemudian.
1074Please respect copyright.PENANAXTpyRVbLKN
”Setinggi-tingginya,” jawab wanita itu dengan tegas.
1074Please respect copyright.PENANAYxxZAeYYYu
”Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang?” kata pria itu kepada sang petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAdpgqeg0RJP
”Enam juta rupiah, Tuan.”
1074Please respect copyright.PENANA0sosyFAO41
”Kalau begitu saya berani dengan harga tujuh juta untuk semalam.”
1074Please respect copyright.PENANAYA4Ugj9hwU
Wanita itu terdiam. Petugas satpam memandang ke arahnya, berharap ada jawaban bagus darinya. ”Bagaimana?” tanya si petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAMhAbpYwF9K
”Saya ingin lebih tinggi lagi…” kata wanita itu.
1074Please respect copyright.PENANAFpRls8G8Er
Petugas satpam tersenyum kecut.
1074Please respect copyright.PENANAO6K55BNpiE
”Bawa pergi wanita ini.” kata pria bermata sipit kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamarnya dengan keras.
1074Please respect copyright.PENANAHKWJW4QhXr
”Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar-benar ingin menjualnya?”
1074Please respect copyright.PENANA1rLLFuysGI
”Tentu!”
1074Please respect copyright.PENANAhPWbRGN2La
”Kalau begitu mengapa anda menolak harga setinggi itu?!”
1074Please respect copyright.PENANA3D5blAY0uX
”Saya minta yang lebih tinggi lagi…”
1074Please respect copyright.PENANAe0tIvKpfge
Petugas satpam menghela napas panjang, seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang. Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya. ”Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya.” kata petugas satpam.
1074Please respect copyright.PENANAIj0AwTKwca
Si wanita menurut.
1074Please respect copyright.PENANAQWUgJogCjE
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya, ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
1074Please respect copyright.PENANAILE04b1Y6p
”Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang dua puluh lima juta. Apakah itu tidak cukup?” terdengar suara pria itu berbicara. Wajahnya nampak masam seketika.
1074Please respect copyright.PENANAg3QmKGq5ag
”Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih kita nggak ketemu. Ya, Sayang?” tambah si pria.
1074Please respect copyright.PENANAkWo5UPfFqu
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita. Kemudian dilihatnya pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajahnya. Dengan tenang, petugas satpam berkata kepada Pria itu, ”Pak, apakah anda butuh wanita?!”
1074Please respect copyright.PENANADjYGxsUuQm
Pria itu menatap sekilas ke arah petugas satpam dan kemudian memalingkan
wajahnya.
1074Please respect copyright.PENANA5UWn2eNqDY
”Lihat wanita yang duduk disana,” petugas satpam menujuk ke arah wanita berjilbab tadi. “Dia masih perawan…” jelasnya, tidak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
1074Please respect copyright.PENANARGoeSLlEcq
Si Pria mendekati petugas satpam itu. Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ”Benarkah itu?” bisiknya.
1074Please respect copyright.PENANAEi0bmOLv9A
”Benar, Pak.” petugas satpam meyakinkan.
1074Please respect copyright.PENANAxgIoJ0zWbH
”Kalau begitu, kenalkan saya dengan wanita itu…”
1074Please respect copyright.PENANArsGIwVbnaE
”Dengan senang hati. Tapi, Pak… wanita itu minta harga setinggi-tingginya,”
1074Please respect copyright.PENANAnSN0G4ApoL
”Saya tidak peduli!” pria itu menjawab dengan tegas.
1074Please respect copyright.PENANACjfqtZK7Sb
Petugas satpam segera mengantarnya. Pria itu menyalami hangat si wanita begitu mereka bertemu.
1074Please respect copyright.PENANALJCxNrsYAS
”Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah…” kata petugas satpam dengan nada kesal.
1074Please respect copyright.PENANAUSzH9tsn4e
”Mari kita bicara di kamar saja.” kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada si petugas satpam. Wanita itu mengikuti pria itu menuju ke kamarnya.
1074Please respect copyright.PENANAj5s3VijG0m
Di dalam kamar …
1074Please respect copyright.PENANAxMe7b0fPCt
”Siapa nama kamu?” tanya si pria.
1074Please respect copyright.PENANA5H8BdFKoFY
”Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar…” kata wanita itu.
1074Please respect copyright.PENANAc97gK208KC
”Sepuluh juta?”
1074Please respect copyright.PENANA5swiq0jM5m
”Lebih tinggi lagi,”
1074Please respect copyright.PENANALlhriXg8Tk
”Baiklah, lima belas juta. Itu penawaran terakhir dariku.”
1074Please respect copyright.PENANAW8WR4VNszn
Si wanita tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk. ”Baiklah, saya setuju.”
1074Please respect copyright.PENANAOAQ0HKTKyE
Tersenyum, pria itu segera mengeluarkan setumpuk dari tasnya dan menaruhnya di meja. ”Ini bayaranmu. Sekarang, aku ingin mengambil hakku.” dia berkata sambil mendekati si wanita dan mulai merangkulnya.
1074Please respect copyright.PENANAoa2jqGP1Zd
”May.” wanita itu berkata saat si pria mulai mencium bibirnya. ”Namaku Mayyala.”
1074Please respect copyright.PENANA3pleGfRhyg
Laki-laki itu menghentikan ciumannya, dia memandangi wajah gadis muda yang ternyata bernama May itu dengan takjub. ”Namaku Bramantyo, tapi panggil saja Bram.” sambil berkata, tangannya mulai menggerayangi bagian-bagian tubuh May yang sensitif. Terutama payudaranya yang terlihat menggiurkan dengan bentuknya yang membulat kenyal meski tertutup baju panjang longgar.
1074Please respect copyright.PENANA2n93PGUTfp
May diam saja, dia tidak berusaha untuk menolak sentuhan Bram. Sesuai kesepakatan, dia sudah menggadaikan tubuh sucinya kepada laki-laki itu.
1074Please respect copyright.PENANA3JjpclPTTH
“May, gimana kalau kamu buka dulu celana dalammu? Aku pengen gosok-gosokin punyaku ke punyamu,” bujuk Bram dengan tangan sudah meraba-raba selangkangan May.
1074Please respect copyright.PENANANfICzXWe3t
May tersipu dengan gugup dan ragu-ragu, tapi setelah melihat tumpukan uang yang ada di atas meja, ia pun menurut untuk membuka celana dalamnya seperti yang diminta oleh Bram. “A-aku malu, Pak.” terdengar nada kuatir dari mulut manis May.
1074Please respect copyright.PENANAtSiZkJD47l
Bram yang memang cuma sekedar menguji segera menenangkannya. “Tenang saja, aku tahu kalau kamu masih perawan. Tidak langsung kumasukkan kok, cuma sekedar kutempel-tempelkan.” jawab Bram sambil juga menurunkan celana dalamnya, memamerkan batangnya yang sudah setengah tegang kepada gadis itu.
1074Please respect copyright.PENANAdkQXzYfeYo
May tersipu malu memandangnya. Ia pasrah saja saat tangannya diambil oleh Bram dan dibimbing untuk diletakkan di atas batang kemaluannya. Bram meminta May untuk memainkannya. Pelan May mulai mengocok batang itu meski dengan wajah kikuk. Ia nampak risih sekali karena baru kali ini melihat batang telanjang seorang laki-laki.
1074Please respect copyright.PENANAGGhPGMJBQ3
Keenakan menikmati kocokan gadis itu, sebelah tangan Bram terjulur untuk meremas-remas susu May yang bulat besar secara bergantian. Ia juga memainkan liang kemaluan May yang kini sudah tidak tertutup celana dalam. Diperlakukan seperti itu membuat May jadi memperlihatkan air muka khawatir, takut Bram akan segera menyetubuhinya dalam waktu dekat. Bram yang mengerti segera berusaha menenangkan gadis itu, kembali ia menyatakan kalau akan melakukan semua ini dengan pelan. Bram tidak ingin membuat May menjadi kesakitan.
1074Please respect copyright.PENANAvGkB4bOOU8
”Aku hanya akan menggesek-gesek ujung kemaluanku ke celah vaginamu, itu tidak akan sakit.” kata Bram meyakinkan.
1074Please respect copyright.PENANA33pyugNZxh
”Lalu kapan Bapak akan melakukannya?” tanya May, tetap terlihat khawatir.
1074Please respect copyright.PENANAwJRkT7ABiH
”Kalau kau sudah siap.”
1074Please respect copyright.PENANAardXm7sfpu
”Kapan itu?”
1074Please respect copyright.PENANAL42ltnV7Qi
”Kita akan mengetahuinya sama-sama.”
1074Please respect copyright.PENANAGZaeYDVOL2
Kocokan May terasa cukup enak bagi Bram, hingga meskipun penasaran untuk berlanjut lebih jauh, ia akhirnya bisa juga ejakulasi di tangan gadis itu. Air maninya tumpah menyembur-nyembur di wajah cantik May yang masih tertutup jilbab. Meski agak kaget saat awal-awal menerimanya, tapi May tetap berusaha untuk diam. Ia tidak ingin membuat Bram yang sudah membayarnya mahal-mahal, menjadi kecewa.
1074Please respect copyright.PENANAWDdtkUuAJW
“Huff, pinter kamu, May…” kata Bram memberi pujian, dengan gemas ia menyusupkan salah satu tangannya ke bukit kemaluan May yang berbulu jarang dan mengusap-usap lembut disana.
1074Please respect copyright.PENANAnOPZl78Pnp
May mengangguk malu-malu, tapi dalam hati senang juga karena sudah berhasil membuat Bram melenguh puas. Kini laki-laki itu memintanya untuk menaikkan baju panjangnya hingga ke pinggang, membuat Bram jadi lebih leluasa untuk bermain-main di liang kemaluannya yang terkuak lebih lebar. Diperlakukan seperti itu, May pun jadi tergoda. Secara otomatis tangannya terjulur untuk memegangi kemaluan Bram yang masih melemas dan kembali mengocoknya hingga tak lama, benda itupun menjadi tegang kembali. Saat itulah May segera menghentikan kegiatannya.
1074Please respect copyright.PENANAs0n5ZBoVgj
“Lho, kenapa nggak diterusin?” tanya Bram heran.
1074Please respect copyright.PENANAU08WVJrnQO
“Nggak ah, nanti Bapak jadi muncrat lagi.” jawab May tersipu.
1074Please respect copyright.PENANAqEtIqjCEkX
“Emang kenapa? Kamu jijik ya?” Bram kembali memainkan liang kemaluan May dengan tangannya.
1074Please respect copyright.PENANADwuCohMBsS
“Emm, bukan.”
1074Please respect copyright.PENANAyyQr7Fd7Op
“Lalu apa?”
1074Please respect copyright.PENANAJh8Tneyi5i
“Itu…” May menunduk, tak mampu menatap wajah Bram. ”A-apa Bapak… tidak ingin… memakai… milik May?!” tanya May lirih.
1074Please respect copyright.PENANATt5ttf9tqR
Bram tertawa. ”Tentu saja, Manis. Rugi dong aku bayar mahal-mahal kalau tidak bisa merasakan punyamu ini!!” seru Bram sambil menekan memek May gemas, yang ditekan jadi semakin malu karenanya.
1074Please respect copyright.PENANAG1V1Uf302Q
“L-lakukan, Pak. Saya sudah siap!” kata May lirih dengan muka masih tetap menunduk.
1074Please respect copyright.PENANAO1PKjUeNe1
Bram tersenyum penuh pengertian. “Tidak sekarang, aku masih ingin merasakan kocokan tanganmu. Ayo, lakukan lagi!” pintanya sabar.
1074Please respect copyright.PENANAee4VxTQSpJ
Tidak membantah, May segera meraih kembali penis Bram dan mulai mengocoknya lembut. Setelah ditumpahi sperma oleh laki-laki itu, May jadi sedikit lebih berani. Rangsangan demi rangsangan yang mereka lakukan membuat birahi keduanya mulai naik tidak terkendali. Bram segera membuka seluruh bajunya, ia telanjang bulat di depan May. Manja ia menaruh kepalanya di dada gadis itu.
1074Please respect copyright.PENANAkCes7gQW8U
“Pak, kena susu saya tuh!” tegur May tanpa nada marah sedikitpun.
1074Please respect copyright.PENANAHaGNnMeIFP
“Iya, enak banget, May… susumu empuk.” sahut Bram sambil menekan kepalanya lebih keras, merasakan betapa kenyal dan padatnya benda itu. May diam saja.
1074Please respect copyright.PENANAimD14gDSbJ
Merasa diberi jalan, Bram segera mengangkat kepalanya dan menyambar bibir tipis May yang berwarna merah dan langsung melumatnya dengan begitu rakus. “Ehmm… mmmh…” terdengar keluhan nikmat keluar dari mulut May.
1074Please respect copyright.PENANAl94KkcY1AJ
“Ah, Bapak nakal… mau nyium nggak bilang-bilang.” seru May saat Bram melepas pagutan lidahnya.
1074Please respect copyright.PENANAwGl4M8PKQE
Tidak menjawab, Bram cuma tersenyum pada gadis itu. Malah tangannya kini terjulur untuk meremas-remas lagi buah dada May yang bulat padat dari balik kaos merahnya yang terlapisi oleh jilbab putih. ”Berapa ukurannya?” tanya Bram penasaran, merasakan betapa dada May memenuhi seluruh telapak tangannya.
1074Please respect copyright.PENANAavCyGtWy6i
”34C, Pak!” jawab May malu-malu, saat itu Bram mulai menarik bajunya ke atas hingga terlihatlah BH berwarna pink miliknya, ada bordiran berbentuk bunga di cupnya yang sebelah kiri.
1074Please respect copyright.PENANAbhaOxMBqhh
”Wuih, putih sekali susumu, May. Montok banget!” seru Bram begitu BH May terlepas. Ia tak berkedip memandangi buah dada May yang tumbuh ke depan, sama sekali tidak kelihatan kendur seperti layaknya wanita yang sering ia tiduri. Tanpa membuang waktu -seperti kucing kehausan yang dikasih susu- langsung saja Bram menjilatinya. Dia pilin-pilin puting May yang mungil kemerahan dengan lidahnya sambil sesekali menghisapnya mesra.
1074Please respect copyright.PENANAtN3Dtp8nXn
“Sshh… geli, Pak! Ughhh…” May tentu saja mendesah menerimanya. Tubuhnya langsung menggelinjang saat bibir nakal Bram menggelitik bulatan payudaranya yang masih perawan, yang sama sekali belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Wajahnya berubah jadi memerah, entah karena malu atau karena nikmat.
1074Please respect copyright.PENANAOJTPM1TOk6
Kontol Bram langsung tegang sempurna begitu melihat May mendesah-desah dengan wajah polosnya. Dia segera menyuruh gadis itu agar melepas bajunya, juga jilbabnya, sembari tangannya tak henti-henti meremas buah dada May yang bulat padat. Ketika bajunya sudah terlepas, Bram melongo, air liurnya sampai menetes dari sudut bibir saat memandangi body May yang mulus sempurna, putih sekali, dengan kulit bersih yang halus mengkilat. Di mata Bram, May bagai bidadari surga yang turun ke bumi. Tak tahan lagi, dia pun segera mendorong gadis itu agar rebah di ranjang. May pasrah saja menerimanya, sebagai pengalaman pertamanya, dia masih bersikap pasif. Biarlah Bram saja yang menentukan langkah selanjutnya, May akan mengikuti semuanya.
1074Please respect copyright.PENANAeyfU7PIZtL
Pelan-pelan Bram menunduk dan mulai mengecup lembut leher May yang jenjang, diikuti dengan remasan kedua tangannya di masing-masing bulatan payudara gadis itu. Tak lupa juga Bram menggesek-gesek bukit kemaluan May yang merah basah. Diperlakukan seperti itu tentu saja membuat May jadi merintih dan menggelinjang semakin keras.
1074Please respect copyright.PENANAMWuwD4HuNL
“Pak, ughh… punya Bapak sudah keras lagi!” katanya mengomentari kontol Bram yang menempel ketat di atas kulit pahanya.
1074Please respect copyright.PENANAtUVZxkCz1e
“Iya, sudah waktunya isinya ditumpahkan ke lobang yang ini,” jawab Bram singkat sambil menunjuk lubang kelamin May.
1074Please respect copyright.PENANA5wbiBQUXDb
May bersemu merah mendengarnya, antara takut melepas keperawanannya yang suci dan keinginan untuk merasakan nikmatnya persetubuhan untuk yang pertama kali.
1074Please respect copyright.PENANACSOmzWS2nR
Bram segera mendekap tubuh May yang montok erat-erat sambil mulai mencumbunya di seputar wajah dan leher. Ciumannya terus turun hingga tiba di bagian dada gadis itu. Segera dikecapnya bukit payudara May yang membulat kenyal kuat-kuat sambil tak lupa menghisap dan menggigiti putingnya berkali-kali. Bram membuka mulutnya lebar-lebar, seakan ingin memasukkan daging menonjol itu ke dalam mulutnya lalu menelannya bulat-bulat. Penuh nafsu ia menjilat dan mencucupi puting May.
1074Please respect copyright.PENANAB9gzo9E1sZ
May mengerang senang karenanya. “Ssh… ahh… geli, Pak!” ia merengek manja pada laki-laki setengah baya itu, membuat Bram semakin gemas dan bergairah dibuatnya. Air mukanya mulai memerah tanda sudah terangsang berat, sambil tangan dan mulutnya terus mempermainkan tubuh montok si gadis.
1074Please respect copyright.PENANAVHaZERMGWM
“Auw!!” May memekik saat Bram mulai menggosok-gosok klitorisnya sambil merosot ke bawah untuk memperhatikan benda itu lebih jelas lagi. “Ihh… Bapak mau apa?” tanya May bingung, dia terlihat sangat malu sekali karena sekarang Bram tengah memelototi lubang vaginanya yang sudah memerah basah. Tangannya segera bergerak mencoba menutup bagian itu, tapi dengan cepat disingkirkan oleh Bram.
1074Please respect copyright.PENANAfwgOi0xqaa
“Jangan ditutup, saya pengen lihat lubang kamu.” kata Bram beralasan, membuat May jadi tidak enak hati untuk menolak. Bagaimanapun Bram telah membayar mahal untuk tubuhnya.
1074Please respect copyright.PENANAfIIQaF1t3c
“P-punyaku jelek kok, Pak!” May mencoba berkilah.
1074Please respect copyright.PENANAmKb1nRcRtj
“Tidak, justru memek seperti ini yang dicari orang!” kata Bram meyakinkan, matanya masih tetap menatap nanar ke arah lubang itu sambil dua jarinya mengorek-orek liar disana, berusaha menguaknya sedikit lebih lebar lagi.
1074Please respect copyright.PENANA3fqwqiBclj
“Ah, pelan-pelan, Pak!” May memekik saat merasa kesakitan dengan ulah laki-laki itu.
1074Please respect copyright.PENANA2cmSJtAai2
“Punyamu bikin gemes, May. Belum pernah aku melihat yang seperti ini!” terang Bram.
1074Please respect copyright.PENANAKWjDLngLe5
”Memang istri Bapak dulu tidak perawan?” tanya May lugu.
1074Please respect copyright.PENANABZz1YJLOkC
Bram mengangguk. ”Saya tidak mempermasalahkannya karena saya dulu juga tidak perjaka.”
1074Please respect copyright.PENANAKPafZwmRfq
May terdiam, tak tahu harus bicara apa.
1074Please respect copyright.PENANASRJDEQsZu2
“Karena itulah saya berani membayar mahal untuk merasakan perawanmu. Saya penasaran. Lagian tubuhmu juga tidak terlalu mengecewakan. Kamu cantik, May.” puji Bram tulus.
1074Please respect copyright.PENANAVQvKCM4fvr
May kembali bersemu merah.
1074Please respect copyright.PENANA1gUvrGA7yP
Tidak berkata lagi, Bram tiba-tiba menunduk dan langsung menjilati celah kemaluan May. “Aduh, Pak! Geli! Saya tidak mau gitu!” May tentu saja kaget dibuatnya, ia ingin mencegah tapi kedua tangannya sudah lebih dulu dipegangi oleh Bram. Sesaat dia membelalak, seolah tak percaya ada laki-laki yang mau menjilati kemaluan perempuan. Itukan jijik, pikir May dalam hati. Tapi sebentar kemudian, dia terhempas ke ranjang dengan kepala mendongak dan menggeleng-geleng kesana-kemari. Dadanya yang bulat membusung kencang ketika kelentitnya tersengat geli oleh jilatan Bram yang menggiurkan.
1074Please respect copyright.PENANAO8SA5Mgdyy
”Oughh… Pak! Ahhh…” May tak sanggup berkata, ternyata rasanya sungguh nikmat sekali! pantas saja Bram melakukannya. May terus merintih dan menggelinjang sampai akhirnya Bram melepaskan jilatannya tak lama kemudian, saat dirasanya vagina May sudah cukup basah dan lengket. Sekarang ganti dia yang minta dioral oleh May.
1074Please respect copyright.PENANAJsMIYUUSIN
”Ya, mau kan? Saya mohon!” Bram memelas.
1074Please respect copyright.PENANAcGPErZjoS7
May jadi tidak sampai hati untuk menolaknya. Dia sudah diberi kenikmatan oleh laki-laki itu, jadi tidak adil rasanya kalau dia tidak berbuat hal yang sama. Maka segera diraihnya penis Bram dan dimasukkan ke dalam mulutnya. May mulai mengulum dan menjilatinya meski dengan rasa mual yang amat sangat, ini adalah pengalaman baru baginya, mengoral penis laki-laki untuk yang pertama kali.
1074Please respect copyright.PENANAfxQZdjqiUS
Bram yang melihat May tersedak-sedak jadi kasihan, dia segera menyuruh gadis itu untuk berhenti. “Sudah, jangan lama-lama, nanti aku bisa keluar di dalam mulutmu.” kata Bram beralasan.
1074Please respect copyright.PENANAbXpCidPQfk
Dengan lega, May segera memuntahkan penis itu.
1074Please respect copyright.PENANAeNIxkDxxdj
”Ayo, kita masukka sekarang!!” ajak Bram dengan sabar.
1074Please respect copyright.PENANA9GMixZSR9Y
May cepat mengikuti perintah itu, ia segera berbaring telentang dan membuka kedua kakinya lebar-lebar. Dibiarkannya Bram yang mulai menindih tubuhnya, lalu diikuti dengan menyusupnya batang kemaluan laki-laki ke liang memeknya yang masih perawan. May meringis saat penis panjang Bram mulai terendam separoh, seperti ada yang menahannya, dan itu terasa sakit sekali bagi May.
1074Please respect copyright.PENANAdIVztcRfOe
”Tahan, Pak. Sakit!!” May merintih, benar-benar tak tahan dengan rasanya.
1074Please respect copyright.PENANAYs7YUKtFLe
Bram menahan tubuhnya, mengerti dengan apa yang sedang dialami oleh gadis itu. Pacarnya dulu juga begini saat pertama kali Bram mengambil perawannya. Bersetubuh dengan May membuat Bram jadi teringat masa-masa itu, ia jadi serasa muda lagi. Bedanya, sekarang yang ia setubuhi adalah May yang cantik dan montok, bukan Cindy yang kurus dan cerewet. Tersenyum gembira, Bram pun kembali mendorong penisnya pelan. Ia melakukannya sangat perlahan sekali hingga seperti tidak ada yang bergerak. Tapi meski begitu, tetap saja May dibuat menjerit karenanya.
1074Please respect copyright.PENANA5TQJsWsBtB
”Pak, ughhh! Sakit!” rintih gadis muda itu, tangannya mencengkeram bahu Bram kuat-kuat, nyaris mencakarnya.
1074Please respect copyright.PENANAyPEyWfwp7y
Tak kehilangan akal, Bram segera menyumbat mulut May dengan ciuman, sambil melumatnya penuh nafsu, ia mendorong kembali pinggulnya. Kali ini tidak pelan, melainkan sangat keras dan cepat. Bram menghentak kuat-kuat hingga dinding lunak yang menghalangi jalannya hancur berkeping-keping. May menjerit pilu, tapi Bram segera menyambar kembali mulutnya dengan ciuman. Tubuh May yang terkejang-kejang juga didekapnya erat-erat, ia tidak ingin usahanya menjadi sia-sia. Bram tidak ingin tautan alat kelamin mereka terlepas akibat rontaan gadis itu.
1074Please respect copyright.PENANAAz7h0UDYQO
Setelah satu menit berlalu, dan rintihan May perlahan mereda -yang digantikan oleh isak tangis pelan- perlahan Bram melepaskan pelukannya. Ia kecup mesra bibir May yang merah tipis untuk mengembalikan nafsu gadis itu. Nikmatnya jepitan liang memek May mulai terasa meresap di batang penisnya, Bram merintih dan mulai menggerakkan kemaluannya –tidak digoyang naik-turun, tapi cukup dikedut-kedutkan ke atas dan ke bawah. Begitu saja sudah membuat May menangis semakin keras.
1074Please respect copyright.PENANAQ5MSDVutsQ
”Ssh… sudahlah, saya jadi tidak tega kalau kamu begini.” kata Bram memprotes.
1074Please respect copyright.PENANAYr7M0el0PT
May segera menghapus air matanya dan berusaha untuk mengatur nafasnya yang memburu. Setelah agak tenang, baru ia tersenyum pada Bram dan berkata. ”Maaf, sungguh sakit sekali!”
1074Please respect copyright.PENANAEUwNKhijSU
”Iya, saya mengerti. Tapi saya mohon, tahanlah sebentar. Semakin cepat ini selesai, semakin cepat rasa sakitmu berlalu.” kata laki-laki itu.
1074Please respect copyright.PENANAZsK3X09mLT
May mengangguk mengerti.
1074Please respect copyright.PENANATfmGiWYXK0
Menahan nafas, Bram mulai memainkan batangnya, ia memompa liang kemaluan May pelan-pelan untuk mencari tempat gesekan yang paling nikmat. “Sssh… May, enak sekali punyamu… sempit banget!” puji Bram tulus.
1074Please respect copyright.PENANABLjwMhSC8d
May tertawa, ”Kalau tidak sempit, buat apa saya tawarkan mahal-mahal sama Bapak.” serunya dengan badan mulai melemas, tampaknya ia sudah mulai bisa menikmati persetubuhan itu.
1074Please respect copyright.PENANA15dz7j9777
Bram tersenyum menyadari ketololannya. Tapi memang benar, baru dua-tiga
gesekan saja, ia sudah gemetar karena jepitan memek sempit May. Benda itu benar-benar sangat nikmat. Muka Bram jadi memerah karenanya, apalagi saat bertatapan dengan mata May yang sendu namun terlihat mesra, ia jadi makin tak tahan dibuatnya. Semakin Bram memompa, semakin meluap kenikmatan memek gadis muda itu, ditambah May yang sekarang mulai memainkan pinggulnya, makin lengkaplah ’penderitaan’ yang dialami oleh Bram.
1074Please respect copyright.PENANAu4Kib7rsyF
“Aduh, May… pinter banget kamu! Bikin aku jadi kepengen cepat keluar!” Sudah terbata-bata suara Bram, tubuhnya gemetar hebat, sementara batang penisnya berkedut-kedut semakin cepat. Terasa cairan mani sudah terkumpul di ujung batangnya, siap meledak kapan saja. Berusaha untuk bertahan sedikit lebih lama, Bram segera mendekap tubuh bugil May erat-erat dengan sebelah tangan menahan pantatnya, sementara yang satu lagi meremas-remas gundukan payudaranya. May merintih, begitu juga dengan Bram yang kini tidak lagi menggesekkan alat kelaminnya, tapi menekan benda itu dalam-dalam sambil mengajak May berciuman. Si gadis menyambut ajakannya dengan balas mendekap, kedua kakinya naik membelit pinggang Bram erat-erat.
1074Please respect copyright.PENANATZTxbOIELM
“May, aku keluarin ya?” bisik Bram, meminta ijin untuk menyemprot di dalam.
1074Please respect copyright.PENANAMxSuEyrlTu
Sudah siap dengan segala resikonya, May pun menganggukkan kepala. ”Silahkan, Pak. Lakukan semua yang bapak mau.”
1074Please respect copyright.PENANATYiyaNwNcx
“Haghh! Ughhh! May… aduh! Aku… arrghhh!!!” begitu ijin sudah diperolah, Bram pun mengaduh sambil menyemburkan cairan spermanya berkali-kali di liang sempit May. Jujur, inilah orgasme ternikmat yang pernah dialami oleh Bram selama 40 tahun hidupnya di dunia ini. Begitu puasnya hingga ia tetap memeluk dan menciumi May bertubi-tubi sebagai rasa terima kasih ketika tubuhnya melemas tak lama kemudian.
1074Please respect copyright.PENANAOQGC8LQpwr
“May, tubuhmu kok nikmat sekali sih?! Bikin aku puas banget main sama kamu!” puji Bram tulus.
1074Please respect copyright.PENANAY5rcI8whT2
“Tidak rugi kan sama harganya?” May bertanya manja, ada nada bangga dalam suaranya.
1074Please respect copyright.PENANABFpbu6UO42
“Tidak sama sekali.” Bram ikut tersenyum dan kembali melumat bibirnya.
1074Please respect copyright.PENANAjFQA5jYbqP
May tertawa senang.
1074Please respect copyright.PENANA30rwawpyMy
“Emm, kalau boleh saya tahu… kenapa kamu melakukan ini?” tanya Bram kemudian, tangannya masih asyik bermain-main di gundukan payudara May yang bulat montok.
1074Please respect copyright.PENANAn4FdngRjwv
“Menjual tubuh, maksud Bapak?”
1074Please respect copyright.PENANAnP2hre1Y1d
Bram mengangguk. “Kenapa kamu begitu beraninya…”
1074Please respect copyright.PENANAeoeAk2L7t9
”Siapa bilang saya berani?! Justru saya takut sekali, Pak. Lebih dari seminggu saya mencari cara lain, tapi semuanya buntu. Hanya inilah satu-satunya yang bisa saya lakukan untuk menolong ibu saya.”
1074Please respect copyright.PENANArYdjFjvZUh
”Menolong ibumu?” tanya Bram tak mengerti.
1074Please respect copyright.PENANAYnvX2XAAyA
”Saya menjual tubuh seharga kesembuhan ibu saya dari penyakit.” jelas May sedih.
1074Please respect copyright.PENANAEVsPxO1rjd
”Maksud kamu?” Bram mulai bisa menebak kemana arah pembicaraan ini.
1074Please respect copyright.PENANAf6QFKWbYkp
”Saya menjual satu-satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih…”
1074Please respect copyright.PENANA3qODINeklW
”Hanya itu?”
1074Please respect copyright.PENANAKbKa352A9m
”Ya!”
1074Please respect copyright.PENANAZmeCTo4i6v
Bram memperhatikan wajah cantik May, gadis itu nampak terlalu muda untuk menanggung beban seberat itu. May tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Bram sadar, bahwa di hadapannya ada suatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. May tidak melawan gelombang laut, melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi.
1074Please respect copyright.PENANAawxQaByKGx
”Hargamu terlalu murah. Kamu bukanlah sesuatu yang pantas untuk ditawar.” kata Bram kemudian.
1074Please respect copyright.PENANApkhyv30iYJ
“Maksud bapak?” sekarang ganti May yang kebingungan.
1074Please respect copyright.PENANALIAXfMclOJ
Tidak menjawab, Bram bangkit dari tidurnya dan menuju ke lemari. Diambilnya tas dari dalam sana dan dituangkan semua isinya ke meja. Lembaran uang dalam beberapa bendel tebal berjatuhan menindih uang lima belas juta milik May. ”Ambil semuanya. Ini semua milikmu!” kata Bram dengan raut muka -yang anehnya- terlihat begitu bahagia.
1074Please respect copyright.PENANAuiFmxAvYal
May bengong, tak tahu harus berucap apa.
1074Please respect copyright.PENANAQc6CMsRSdK
”Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit. Dan sekarang pulanglah!” kata Bram meyakinkan.
1074Please respect copyright.PENANAfIK6cbOV0i
”Saya tidak mengerti…” May masih takjub dengan apa yang baru saja ia saksikan.
1074Please respect copyright.PENANALogjvJfVVp
”Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar…” jelas Bram.
1074Please respect copyright.PENANADdWk8aqJdB
”Dan, apakah bapak ikhlas?” tanya May masih ragu.
1074Please respect copyright.PENANA2KFiVgtFKK
”Apakah uang itu kurang?” tanya Bram.
1074Please respect copyright.PENANA2LBPdifxaf
”Lebih dari cukup, Pak.” May mengangguk penuh rasa terima kasih dan lekas memakai pakaiannya kembali. Darah perawan dan sisa sperma Bram yang meleleh keluar dari dalam liang vaginanya ia usap dengan tisu yang ada di kamar mandi.
1074Please respect copyright.PENANArPlJWVIFRp
”Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal?” tanya Bram dari atas ranjang.
1074Please respect copyright.PENANA4Ns5XKqp0Q
”Silahkan, Pak.” May membenahi jilbabnya yang masih terasa miring.
1074Please respect copyright.PENANAqK5eN103x6
”Kamu tidak takut kehilangan perawanmu? Bagaimana kalau calon suamimu bertanya nanti?!”
1074Please respect copyright.PENANA0TQ1MylJL7
”Tidak ada cara lain, Pak. Yang penting ibu saya bisa sembuh. Saya mengambil keputusan ini bukan karena dorongan nafsu. Bukan pula karena pertimbangan akal saya yang `bodoh`. Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan…”
1074Please respect copyright.PENANAwDXV74ikjl
”Keyakinan apa?” tanya Bram penasaran.
1074Please respect copyright.PENANArtry7rY5w8
”Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu, orang yang melahirkan kita, maka Tuhan lah yang akan menggantinya. Saya yakin akan ada laki-laki yang menerima keadaan saya yang seperti ini.” May tersenyum dan kemudian melangkah keluar dari kamar. Sebelum sampai di pintu, ia berkata: ”Lantas apa yang bapak dapat dari semua ini?”
1074Please respect copyright.PENANAcfvgtQYyZp
”Sebuah kesadaran!!” jawab Bram, ada tetesan air mata di sudut matanya.
1074Please respect copyright.PENANAQPAuewrcYx
***
1074Please respect copyright.PENANA9gCZI0zsmg
Di sebuah pemukiman padat penduduk di pinggiran kota, seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
1074Please respect copyright.PENANApST0UiFVqu
”Kamu sudah pulang, Nak?” tanya ibu itu.
1074Please respect copyright.PENANACRxx7jHIGG
”Iya, Bu.” jawab sang anak yang tidak lain adalah May.
1074Please respect copyright.PENANAa1jIzSmW7u
”Kemana saja kamu, Nak?” tanya sang ibu.
1074Please respect copyright.PENANAKWcVScCzlf
”Menjual sesuatu, Bu.” jawab May kalem.
1074Please respect copyright.PENANA0r6OEzwtzh
”Apa yang kamu jual?” Ibunya menampakkan wajah keheranan. Tapi May hanya tersenyum …
1074Please respect copyright.PENANAcRDDpSDPSq
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi barang yang gratis, semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakkan. Tapi Tuhan memang Maha Memberi. Sama seperti saat ini, saat Tuhan memberi May rejeki yang tak disangka-sangka lewat tubuhnya.
1074Please respect copyright.PENANAgpRULCHvhP
”Kini saatnya ibu untuk berobat …” kata May sambil menggendong ibunya dari pembaringan, ”Dan tak cuma berobat, May akan membuatkan ibu rumah dan makanan enak. Setiap hari. May janji, Bu.” tambahnya dengan senyum ringan di bibir.
1074Please respect copyright.PENANAWbeVIKGjD7
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya sang ibu ke dalam dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi, ”Antar kami ke rumah sakit.“
1074Please respect copyright.PENANAIeJPOEZpZu
Taksi pun melaju pelan bersama harapan May yang melambung tinggi. Didekapnya uang 178juta hasil pemberian Bram dengan penuh rasa Syukur.
ns216.73.216.94da2